Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM DASAR ELEKTRONIKA dan DIGITAL

MULTISTAGE AMPLIFIER dan OPERATIONAL


AMPLIFIER
A. Judul Percobaan

Multistage Amplifier dan Operational Amplifier

B. Tujuan
 Memahami multistage amplifier
 Memahami pengertian kopling antar tahap
C. Dasar Teori

Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang


terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting
dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk
mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp).
Pada dasarnya operasional amplifier

(Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.
Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau
dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai
rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen
elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki
simbol sebagai berikut :

Rangkaian Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp) Penguat Diferensial

Pada penguat diferensial diatas terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2.
Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal
ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan
keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0. Apabila terdapat perbedaan
antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya
perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga
Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor. Untuk memperbesar
penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat
diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan
begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial
pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).

Dasar Op Amp

Sebuah op amp adalah penguat tinggi dc yang berbeda penguatan (berbeda


maksudnya bahwa beberapa sinyal yang tidak sama pada kedua inputannya adalah penguat
yang baik). Sebuah op amp tediri dari beberapa transistor dan komponen lainnya yang
terintegrasi menjadi sebuah single chip. Yang kita butuhkan tidak hanya mempertimbangkan
komponen dalam chip, tetapi bentuk sederhana dari karakteristik terminal. Fokus pada
kelakuan dari op amp memberikan kita untuk melihat banyak aplikasi pada rangkaian ini
dalam bioinstrumentation. Pada gambar 2.3 dapat dilihat rangkaian ekivalen dari sebuah op
amp. Dapat dilihat symbol dari op amp. V1 dan V2 adalah untuk input, Vo adalah output, dan
V+ dan V- adalah positip dan negatip sumber tengangan. Gain, yang juga disebut penguatan,
adalah definisi sebagai penambahan dari tegangan oleh penguat, yang ditunjukkan dengan
perbandingan dari output ke input.

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp)

membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila
kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat
perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output.
Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai
penguat operasional ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai
berikut :

 Impedansi Input (Zi) besar = ∞


 Impedansi Output (Z0) kecil= 0
 Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
 Band Width respon frekuensi lebar = ∞
 V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.
 Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur
suhu.

Penguatan Tegangan Lingkar Terbuka

Penguatan tegangan lingkar terbuka (open loop voltage gain) adalah penguatan
diferensial Op Amp pada kondisi dimana tidak terdapat umpan balik (feedback) yang
diterapkan padanya seberti yang terlihat pada gambar 2.2. Secara ideal, penguatan tegangan
lingkar terbuka adalah:

AVOL = Vo / Vid = - ¥

AVOL = Vo/(V1-V2) = - ¥

Tanda negatif menandakan bahwa tegangan keluaran VO berbeda fasa dengan tegangan
masukan Vid. Konsep tentang penguatan tegangan tak berhingga tersebut sukar untuk
divisualisasikan dan tidak mungkin untuk diwujudkan. Suatu hal yang perlu untuk dimengerti
adalah bahwa tegangan keluaran VO jauh lebih besar daripada tegangan masukan Vid. Dalam
kondisi praktis, harga AVOL adalah antara 5000 (sekitar 74 dB) hingga 100000 (sekitar 100
dB). Tetapi dalam penerapannya tegangan keluaran VO tidak lebih dari tegangan catu yang
diberikan pada Op Amp. Karena itu Op Amp baik digunakan untuk menguatkan sinyal yang
amplitudonya sangat kecil.

Tegangan Ofset Keluaran

Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO adalah harga tegangan keluaran
dari Op Amp terhadap tanah (ground) pada kondisi tegangan masukan Vid = 0. Secara ideal,
harga VOO = 0 V. Op Amp yang dapat memenuhi harga tersebut disebut sebagai Op Amp
dengan CMR (common mode rejection) ideal. Tetapi dalam kondisi praktis, akibat adanya
ketidakseimbangan dan ketidakidentikan dalam penguat diferensial dalam Op Amp tersebut,
maka tegangan ofset VOO biasanya berharga sedikit di atas 0 V. Apalagi apabila tidak
digunakan umpan balik maka harga VOO akan menjadi cukup besar untuk menimbulkan
saturasi pada keluaran. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu diterapakan tegangan koreksi
pada Op Amp. Hal ini dilakukan agar pada saat tegangan masukan Vid = 0, tegangan
keluaran VO juga = 0.

Hambatan Masukan
Hambatan masukan (input resistance) Ri dari Op Amp adalah besar hambatan di
antara kedua masukan Op Amp. Secara ideal hambatan masukan Op Amp adalah tak
berhingga. Tetapi dalam kondisi praktis, harga hambatan masukan Op Amp adalah antara 5
kW hingga 20 MW, tergantung pada tipe Op Amp. Harga ini biasanya diukur pada kondisi
Op Amp tanpa umpan balik. Apabila suatu umpan balik negatif (negative feedback)
diterapkan pada Op Amp, maka hambatan masukan Op Amp akan meningkat. Dalam suatu
penguat, hambatan masukan yang besar adalah suatu hal yang diharapkan. Semakin besar
hambatan masukan suatu penguat, semakin baik penguat tersebut dalam menguatkan sinyal
yang amplitudonya sangat kecil. Dengan hambatan masukan yang besar, maka sumber sinyal
masukan tidak terbebani terlalu besar.

Hambatan Keluaran

Hambatan Keluaran (output resistance) RO dari Op Amp adalah besarnya hambatan


dalam yang timbul pada saat Op Amp bekerja sebagai pembangkit sinyal. Secara ideal harga
hambatan keluaran RO Op Amp adalah = 0. Apabula hal ini tercapai, maka seluruh tegangan
keluaran Op Amp akan timbul pada beban keluaran (RL), sehingga dalam suatu penguat,
hambatan keluaran yang kecil sangat diharapkan. Dalam kondisi praktis harga hambatan
keluaran Op Amp adalah antara beberapa ohm hingga ratusan ohm pada kondisi tanpa umpan
balik. Dengan diterapkannya umpan balik, maka harga hambatan keluaran akan menurun
hingga mendekati kondisi ideal.

Lebar Pita

Lebar pita (band width) BW dari Op Amp adalah lebar frekuensi tertentu dimana
tegangan keluaran tidak jatuh lebih dari 0,707 dari harga tegangan maksimum pada saat
amplitudo tegangan masukan konstan. Secara ideal, Op Amp memiliki lebar pita yang tak
terhingga. Tetapi dalam penerapannya, hal ini jauh dari kenyataan. Sebagian besar Op Amp
serba guan memiliki lebar pita hingga 1 MHz dan biasanya diterapkan pada sinyal dengan
frekuensi beberapa kiloHertz. Tetapi ada juga Op Amp yang khusus dirancang untuk bekerja
pada frekuensi beberapa MegaHertz. Op Amp jenis ini juga harus didukung komponen
eksternal yang dapat mengkompensasi frekuensi tinggi agar dapat bekerja dengan baik.

Waktu Tanggapan

Waktu tanggapan (respon time) dari Op Amp adalah waktu yang diperlukan oleh
keluaran untuk berubah setelah masukan berubah. Secara ideal harga waktu respon Op Amp
adalah = 0 detik, yaitu keluaran harus berubah langsung pada saat masukan berubah. Tetapi
dalam prakteknya, waktu tanggapan dari Op Amp memang cepat tetapi tidak langsung
berubah sesuai masukan. Waktu tanggapan Op Amp umumnya adalah beberapa mikro detik
hal ini disebut juga slew rate. Perubahan keluaran yang hanya beberapa mikrodetik setelah
perubahan masukan tersebut umumnya disertai dengan oveshoot yaitu lonjakan yang
melebihi kondisi steady state. Tetapi pada penerapan biasa, hal ini dapat diabaikan.

Karakteristik Terhadap Suhu

Sebagai mana diketahui, suatu bahan semikonduktor yang akan berubah


karakteristiknya apabila terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Pada Op Amp yang ideal,
karakteristiknya tidak berubah terhadap perubahan suhu. Tetapi dalam prakteknya,
karakteristik sebuah Op Amp pada umumnya sedikit berubah, walaupun pada penerapan
biasa, perubahan tersebut dapat diabaikan.

D. Alat dan Bahan


 Function generator
 Osiloskop
 Voltmeter
 Amperemeter
E. Langkah Kerja

Gambar 1. Skema rangkaian stage A

Stage A

1. Matikan catu daya


2. Hubungkan function generator(+) ke titik 69 dan function generator(-) ke titik 70.
3. Hubungkan osiloskop (+) ke titik 71 dan osiloskop (-) ke titik GND.
4. Nyalakan semuanya
5. Aturlah function generator sehingga mengeluarkan sinyal sinus 12.5 mV dengan
frekuensi 1kHz
6. Gambarkan sinyal yang kelihatan di osiloskop, kemudian tentukan gain nya

Gambar 2. Skema rangkaian stage B

Stage B

1. Matikan catu daya


2. Hubungkan function generator(+) ke titik 71 dan function generator(-) ke titik GND.
3. Hubungkan osiloskop(+) ke titik 72 dan osiloskop (-) ke titik 73.
4. Nyalakan semuanya
5. Aturlah function generator sehingga mengeluarkan sinyal sinus 12.5 mV dengan
frekuensi 1kHz
6. Gambarkan sinyal yang kelihatan di osiloskop, kemudian tentukan gain nya
Full Stage

1. Matikan catu daya


2. Hubungkan function generator(+) ke titik 69 dan function generator(-) ke titik 70.
3. Hubungkan osiloskop(+) ke titik 72 dan osiloskop (-) ke titik 73.
4. Nyalakan semuanya
5. Aturlah function generator sehingga mengeluarkan sinyal sinus 12.5 mV dengan
frekuensi 1kHz
Gambar
6. 3. Skema
Gambarkan rangkaian
sinyal yang Operational
kelihatan diAmplifier
osiloskop, kemudian tentukan gain total nya

Operational Amplifier

1. Matikan catu daya


2. Biarkan titik 76 dan 77 terbuka
3. Hubungkan titik 74 dan 75 ke GND
4. Aturlah offset dengan mengubah potensiometer agar di dapat output 0 volt. Gunakan
voltmeter di titik 78 dan 79
5. Jika output 0 volt tidak bisa diperoleh, carilah yang paling mendekati dengan 0,
kemudian catatlah
6. Sambungkan titik 76 dan 77, kemudian ukurlah tegangan outputnya dengan voltmeter

F. Data Hasil Percobaan

Gambar 4. Sinyal input Gambar 5. Pengaturan sinyal input


Gambar 6. Sinyal input dan pengaturannya Gambar 7. Sinyal output stage A

Gambar 8. Pengaturan sinyal output stage A Gambar 9. Sinyal output stage A dan pengaturannya

Gambar 11. Pengaturan sinyal output stage B


Gambar 10. Sinyal output stage B
Gambar 12. Sinyal output stage B dan Pengaturannya Gambar 13. Sinyal output multistage dan pengaturannya

Gambar 14. Sinyal output multistage Gambar 15. Pengaturan sinyal output multistage

G. Analisis Data
1. Multistage Amplifier

a. Sinyal input
Dari gambar 4 berupa sinyal input dapat diketahui analisany dari gambar 5. bahwa,
 time/div = 0,5 ms
 volt/div = 5 mV
 Vmaks = 2,6 div
 Vin= 2,6 × 5 = 13 mV

Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui bahwa tegangan input sebesar 13 mV.
b. Stage A
Dari gambar 7 berupa gambar sinyal stage A, dapat diketahui bahwa,

 Time/ div = 5 ms
 Volt/div = 0,5 V
 Vmaks = 2,2 div
 V out = 2,2 div × 0,5 V/div
= 1,1 V =1100 mV

Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui bahwa Vout dari Stage A adalah 1,1 Volt.
sehingga, Gainnya dapat diketahui sebesar :

A=

c. Stage B
Dari gambar 10 berupa gambar sinyal output dari stage B dapat diketahui,
 Time/div = 5 ms
 Volt/div = 0,5 V
 V maks = 1.5 div
 Vout = 1,5 div × 0,5 V/div
= 0.75 V= 750 mV

Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui bahwa Vout sebesar 750 mV. Sehingga,
Gainnya dapat diketahui sebesar :

A=

d. Full stage
Dari gambar 14 berupa gambar sinyal output dari full stage dapat diketahui,

 Time/ div = 5 ms
 Volt/div = 0.5 V
 V maks = 1,8 div
 Vout= 1.8div × 0.5 V = 0,9 V
Dari perhitungan diatas dapat kita ketahui bahwa Vout sebesar 900 mV. Sehingga Gain
arusnya dapat diketahui sebesar,

A=

2. Operasional Amplifier
Pada output Op-Amp dapat diketahui mendekati 0. Hal ini Op-Amp dapat
disimpulkan memiliki nilai yang sangat kecil namun tidak mempengaruhi perhitungan.
Dan arus yang mengalir melalui satu terminal input ke amplifierpun mengalir sangat kecil
Karena perbedaan antara tegangan masukan penguat operasional praktek nol dengan
resistansi masukan internal yang sangat besar .karena perbandingan resistansi terlalu besar
maka aliran arus akan sangat kecil

Output tanpa menyambungkan titik 76 Output dengan menyambungkan titik


dengan 77 76 dengan 77
0V 0V
Pada saat mengatur offset dengan mengubah potensiometer hingga menghasilkan
output 0 Volt. Setelah penyambungan titik 76 dengan 77, output diukur kembali namun tetap
bernilai 0 Volt.

H. Kesimpulan

Tidak terdapat gain pada percobaan Operational amplifier namun multi stag amplifier terdapat Gain
sehingga dapat menguatkan sinyal tegangan.
DAFTAR PUSTAKA

Yeyes, sharem. 2013. Penguat Amplifiers.(Online)


http://www.sharemyeyes.com/2013/06/penguat-amplifier.html#ixzz2ipgkjyE1. Diakses
pada 1 November 2015.

--------. 2012, Operasional Amplifier (Op-Amp) .(online). (http://elektronika


dasar.web.id/teori-elektronika/operasional-amplifier-op-amp/. diakses 1 November 2015)

Anda mungkin juga menyukai