Elektronika 1
Modul Praktikum
[Karakteristik OP-AMP]
Nama
NPM
Rekan Kerja
Kelompok
Hari
Tanggal
Modul Ke
Ko-PJ
Muhammad Azzam
Asisten Lab.
MODUL 5
KARAKTERISTIK OP-AMP
A. TUJUAN
1. Mencari arus bias input
2. Mengukur dan mengnolkan tegangan offset input
3. Mengukur CMRR
4. Mengamati efek pemberian daya pada bandwidth
B. PENDAHULUAN
Pada kenyataannya dipasaran sulit sekali didapatkan op-amp yang ideal. Untuk rangkaian
instrumentasi yang membutuhkan penguatan yang stabil dan mendekati nilai pada teori harus
dilakukan kompensasi sehingga didapatkaan performance yang mendekati keadaan yang
ideal.
Op Amp
Operational amplifier (OpAmp) merupakan komponen IC (komponen terpadu) dimana
rangkaian dalam komponen terpadu ini mengandung beberapa transistor, resistor, dioda, dan
capacitor yang dibuat dalam satu wadah (paket) dan hanya terminal yang perlu saja yang
dihubungkan keluar. Amplifier (penguat) adalah komponen yang dapat merubah suatu sinyal
dari suatu level tertentu ke suatu sinyal dengan level yang berbeda, dimana sinyal tersebut
bisa berupa sinyal tegangan atau sinyal arus. Komponen OpAmp yang paling dikenal adalah
OpAmp 741, dan semua OpAmp prinsip kerjanya sama seperti pada OpAmp 741. Kemasan
komponen OpAmp tersedia dalam 3 bentuk paket yaitu paket jalur ganda ( DIL package),
paket bundar (TO package), dan paket lempengan (Flat package).
Operational amplifier merupakan salah satu komponen analog yang sering digunakan
dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp yang paling sering
digunakan adalah rangkaian inverter, non-inverter, intregator dan differensiator. Pada op-amp
memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negative. Feedback negative
pada op-amp memegang peranan penting. Sedangkan umpan balik positif akan memberikan
osilasi dan umpan balik negative akan memberikan penguatan yang dapat diukur. Op-amp
memiliki 2 masukan. Input op-amp ada 2 macam yaitu input inverting dan non-inverting. OpModul 5 (Praktikum Elektronika 1)- Maya Apriliani N
amp ideal memiliki open loop gain yang tak terhingga besarnya. Contohnya adalah op-amp
741 yang memiliki tipikal open loop gain sebesar 104-105. Penguatan yang sebesar ini
membuat op-amp tidak stabil dan penguatannya menjadi tidak terukur. Dalam hal ini, peran
umpan balik negative diperlukan sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi dengan
niklai penguatan yan terukur.
Karakteristik Op-AMP
Pada dasarnya op-amp merupakan sebuah differensial amplifier yang memiliki 2 input
masukan yaitu inverting dan non inverting. Rangkaian dasar tersebut dapat dilihat melalui
gambar 1 berikut ini :
Pada rangkaian diatas dapat diketahui bahwa tegangan output (Vout) adalah Vout=A(V1V2) dengan A adalah penguatan dari penguat differensial. Titik input V1 dikatakan sebagai
input non inverting karena tegangan output satu fawse dengan V1. Sedangkan titik V2
dikatakan input inverting karena dengan berlawanan fase dengan tegangan output.
Karakteristik ideal dari op-amp adalah sebagai berikut :
Bersifat stabil
Arus bias input (Input bias current). Pada prakteknya akan ada aliran arus yang mengalir ke
dalam kedua input opamp. Arus ini adalah arus bias mundur transistor. Arus bias input
didefinisikan sebagai:
I bias = (I1 + I2 ) / 2
Arus Offset input (Input offset current). Arus offset input merupakan perbedaan arus bias
input dari kedua terminal input
I os = I1 I2
Tegangan offset input ( Input offset voltage). Bila V1 dan V2 berada pada tegangan yang
sama, tegangan output idealnya harus nol, karena Vo = Ad ( V2 V1). Tetapi pada
prakteknya akan ada tegangan pada output. Tegangan offset input didefinisikan sebagai
perbedaan tegangan yang harus disupplaykan pada kedua terminal input agar tegangan output
sama dengan nol.
Differensial voltage gain ( Ad ). Merupakan gain bila perbedaan sinyal tegangan input
disupplaykan pada kedua terminal input.
Common mode voltage gain ( Ac ). Merupakan gain bila suatu sinyal input yang sama
disupplaykan pada kedua termi nal input opamp.
Common mode rejection ratio ( CMRR ). Merupakan perbandingan antara Ad dan Ac dalam
satuan dB. CMRR = Ad / Ac.
Supply voltage rejection ratio ( SVRR ). SVRR = Perubahan dalam tegangan supplay.
Perubahan dalam tegangan offset input
Slew Rate. Merupakan ukuran waktu yang dibutuhkan untuk mensaklarkan output dari
minimum tegangan negatip ke maximum tegangan positip. SR = V / T.
Full power bandwidth ( f FPBW ). f FPBW merupakan frekwensi terbesar dari tegangan
sinus penuh yang dapat di outputkan opamp tanpa terjadinya efek slew rate. Jika output,Vo =
Vom sin (2ft), maka gradinnya: dVo/ dt = 2f Vom cos (2ft). Gradien akan maximum bila
cos (2ft) = 1. Maka dVo/ dt = 2f Vom, dimana f adalah f FPBW. Jadi SR = 2 f FPBW
Vom. Dan f FPBW = SR / (2 Vom).
CMRR
Parameter CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) pada sebuah Op-Amp merupakan
salah satu parameter yang penting dan menentukan kualitas dari penguat operasional (OpAmp) tersebut. Dimana semakin tinggi nilai parameter CMRR (Commom Mode Rejection
Ratio) ini maka Op-Amp memiliki respon frekuensi yang semakin baik. Parameter CMRR
ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp tersebut. Op-amp dasarnya adalah
penguat diferensial dan mestinya tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan
antara input v1 (non-inverting) dengan input v2 (inverting). Karena ketidak-idealan op-amp,
maka tegangan persamaan dari kedua input ini ikut juga dikuatkan. Parameter CMRR
diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk menekan penguatan tegangan ini (common
mode) sekecil kecilnya. CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang
dinyatakan dengan satuan dB. Contoh penerapan CMRR adalah sebagai berikut : op-amp
dengan CMRR = 90 dB, ini artinya penguatan ADM (differential mode) adalah kira-kira
30.000 kali dibandingkan penguatan ACM (commom mode). Kalau CMRR-nya 30 dB, maka
artinya perbandingannya kira-kira hanya 30 kali. Kalau diaplikasikan secara real, misalkan
tegangan input v1 = 5.05 volt dan tegangan v2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan
diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan persamaan-nya (common mode)
adalah 5 volt.
CMRR yang makin besar maka op-amp diharapkan akan dapat menekan penguatan
sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-kecilnya. Jika kedua pin input
Modul 5 (Praktikum Elektronika 1)- Maya Apriliani N
dihubung singkat dan diberi tegangan, maka output op-amp mestinya nol. Dengan kata lain,
op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan semakin baik.
Formula CMRR Dalam desibel (dB) LM714 termasuk jenis op-amp yang sering
digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Contoh lain misalnya TL072 dan keluarganya
sering digunakan untuk penguat audio. Tipe lain seperti LM139/239/339 adalah opamp yang
sering dipakai sebagai komparator. Di pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling
baik pada saat mendesain aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik
opamp tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti current
sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp
untuk aplikasi khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi, open colector output, high power
output dan lain sebagainya.
Untuk 741C CMRR-nya adalah sebesar 90 dB pada frekuensi rendah. Pada sinyal yang
sama, satu sinyal adalah sinyal yang diinginkan dan yang lain adalah sinyal common mode,
sinyal yang diinginkan akan lebih besar 909 dB pada keluarannya daripada sinyal commonmode. Jika menggunakan angka, ini berarti bahwa sinyal yang diinginkan kira-kira akan
lebih besar 30.000 kali daripada sinyal common-mode. Pada frekuensi yang lebih tinggi, efek
reaktif menurunkan CMRR, seperti yang diperlihatkan pada gambar 7.2. Perhatikan bahwa
besar CMRR kira-kira 75 dB pada 1 kHz, 56 dB pada 10 kHz, dan seterusnya
Efek Pemberian Daya pada Bandwidth
Lebar bidang frekuensi yang menentukan ukuran bandwidth dari suatu respon frekuensi
dibatasi oleh f1 (atau fL) untuk frekuensi rendah dan f2 (atau fH) untuk frekuensi tinggi.
Istilah f1 dan f2 ini biasanya disebut dengan frekuensi corner, cutoff, break, atau half power
(setengah daya). Nilai penguatan pada titik f1 dan f2 ini adalah sebesar 0.707 Avmid. Faktor
sebesar 0.707 ini dipilih karena pada titik ini daya keluaran menjadi setengah dari daya
keluaran pada frekuensi menengah. Daya output pada frekuensi menengah, (POmid) :
kerugian. Kapasitor kompensasi perlu diisi dan dibuang muatannya. Ini menciptakan batas
kecepatan untuk seberapa cepat keluaran penguat operasional dapat berubah.
Anggap tegangan masukan penguat operasional adalah tegangan anak tangga positif,
transisi tiba-tiba dalam tegangan dari satu tingkat dc ke tingkat dc yang lebih tinggi. Jika
penguat operasional tersebut sempurna, kita akan memperoleh respons ideal. Sebaliknya,
keluaran adalah bentuk gelombang eksponensial positif seperti yang ditunjukkan. Ini terjadi
karena kapasitor kompensasi harus diisi sebelum tegangan keluaran dapat berubah ke tingkat
yang lebih tinggi. Kemiringan awal bentuk gelombang eksponensial ini disebut slew rate,
disimbolkan SR. Definisi slew rate adalah:
SR =
vout
t
D. PROSEDUR PERCOBAAN
I. ARUS BIAS INPUT
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 11.1
VCC
15V
R1
V1
1 Vpk
1kHz
0
200k
U2
3
6
R2
200k
2
4
741
R3
10k
VEE
-15V
2. Mengatur Osiloskop pada coupling DC dan tegangan rendah diukur dalam orde mV
3. Mencatat tegangan pada kaki input inverting dan nonoinverting serta tegangan output
4. Mematikan Power ke op-amp dan mengganti dengan op-amp lain
5. Mengulangi langkah 1 sampai 3
6. Menghitung arus input pada kaki-kaki op-amp (dengan hukum ohm) dan harga ratarata dari arus input tersebut disebut sebagai arus input bias
VCC
R1
5V
100k
U2
V1
6
2
0.5 Vpk
1kHz
0
R2
741
R5
100k
VEE
100k
-5V
R4
100k
15V
50 %
R1
15V
100
V1
2 Vpk
1kHz
0
Key = A
5k
U2
741
R4
1k
VEE
R2
-15V
R3
100
100k
10
U2
3
6
2
4
741
VEE
R2
V1
12 V
1k
R3
10k
-15V
R1
10k
11
V. BANDWIDTH
1. Menyusun rangkaian seperti pada gambar 11.4
VCC
XSC1
1V
7
U2
Ext Trig
+
6
2
741
VEE
V1
R2
1 Vpk 1k
1kHz
0
A
_
R3
10k
-1V
R1
10k
E. TUGAS PENDAHULUAN
6. Apa yang dimaksud dengan :
Tegangan offset
Slew rate
CMRR
Arus bias input adalah arus DC yang diperlukan oleh input amplifier untuk
mendapatkan titik operasi awal dan merupakan nilai rata-rata dari dua arus input,
karena dalam sebuah penguat operasional nilai dc sedikit berbeda dari tiap
transistor sehingga arus bias pun sedikit berbeda.
12
Tegangan Offset adalah tegangan yang terjadi akibat tidak samanya transistor Q1
dan Q2 pada differential amplifier yang merupakan bagian dari op-amp.
Tegangan offset merupakan tegangan DC yang timbul pada output meskipun di
input tidak ada sinyal atau input di groundkan. Hal tersebut bisa terjadi karena
tidak samanya arus kolektor pada Q1 dan Q2. Tegangan offset juga merupakan
tegangan yang timbul pada keluaran saat nilai inputannya nol. Tegangan ini
digunakan untuk menentukan suhu terendah yang bisa dibaca alat ukur
ini.Tegangan yang harus diterapkan dalam terminal input untuk menggerakkan
output ke nol adalah tegangan offset input.
Slew Rate adalah perubahan pada tegangan keluaran dibagi dengan perubahan
pada waktu. Slew rate mewakili respons tercepat yang dimiliki penguat
operasional.
7. Apa yang menimbulkan arus bias input dan tegangan offset pada sebuah op-amp?
Arus bias input ditimbulkan karena perubahan tegangan input diferensial. Arus
bias input dan tegangan offset input yang akan menyebabkan tegangan keluaran
error (tanpa tegangan input yang dimasukan). Sedangkan tegangan offset terjadi
karena tidak samanya transistor Q1 dan Q2 pada differential amplifier yang
merupakan bagian dari op-amp dank arena hambatan pada tiap kolektor yang
13
8. Berapa nilai arus bias input, tegangan offset, slew rate, dan CMRR dari data
spesifikasi op-amp 741?
Tegangan offset : 2 mV
CMRR : 90 dB
14
Simulasi
XSC1
VCC
U1
+
0.011
15V
V
R1
Ext Trig
+
U2
200k
DC 10MOhm
V1
3
+
1 Vpk
1kHz
0
U4
R2
200k
741
R3
10k
VEE
14.114
DC 10MOhm
-15V
U3
+
0.013
DC 10MOhm
15
XSC1
R3
100k
VCC
R1
Ext Trig
+
5V
_
B
100k
U2
V1
741
R5
100k
VEE
100k
U1
DC 10MOhm
+
R4
-5V
V
-
R2
3.889m
0.5 Vpk
1kHz
0
6
2
100k
16
XSC1
VCC
R5
VCC
15V
50 %
R1
15V
100
V1
2 Vpk
1kHz
0
Key = A
5k
_
B
U2
Ext Trig
+
741
R4
1k
VEE
R2
-15V
R3
100
100k
U1
DC 10MOhm
1.030
17
XSC1
VCC
Ext Trig
+
15V
7
U2
A
+
3
6
VEE
R2
V1
12 V
1k
R3
10k
-15V
R1
U1
DC 10MOhm
14.114
741
V
-
10k
18
VCC
XSC1
1V
7
U2
Ext Trig
+
6
+
741
VEE
V1
R2
1 Vpk 1k
1kHz
0
R3
10k
-1V
R1
10k
19
LAPORAN AKHIR
A. DATA PENGAMATAN
Vinput
1.0 Vpp
1.0 Vpp
Vout
850 mVpp
740 mVpp
Frekuensi
1000 Hz
1000 Hz
= 1177.6
() = 20 1177.6
= 61.4
= 1352.7
() = 20 1352.7
= 62.6
CMRR rata-rata dari 741 =
61.4 +62.6
2
= 62 dB
20
Vout
Vin
741 (1)
9.3 V
741 (2)
17 V
Frekuensi
1 kHz
1 kHz
Vout
68.5 mVpp
74.5 mVpp
Slewrate
1.36 V/uS
1.57 V/uS
B. ANALISIS
Percobaan yang berjudul Karakteristik OP-AMP yang dilakukan oleh
praktikan memiliki tujuan untuk mencari arus bias input, mengukur dan
mengnolkan tegangan offset input, mengukur CMRR, dan mengamati efek
pemberian daya pada bandwidth. Terdapat 5 percobaan yang seharusnya
dilakukan oleh praktikan yaitu arus bias input, mengukur CMRR, tegangan offset
input, slew rate, dan bandwidth, namun karena keterbatasan waktu, beberapa
percobaan tidak sempat untuk dilakukan. Berikut ini merupakan analisis dari 3
percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan.
Percobaan pertama adalah mengukur arus bias input. Percobaan kali ini
tidak sempat dilakukan oleh praktikan sehingga tidak ada data percobaan yang
dihasilkan. Namunpada simulasi dan secara teori, percobaan ini menggunakan 2
op amp sebagai pembanding yaitu op-amp 741 (1) dan op-amp 741 (2). Op-amp
memiliki tipe yang sama namun kedua op-amp tersebut berbeda. Berdasarkan
simulasi, tegangan input yang dihasilkan sangat kecil. Tegangan input tersebut
adalah Vin inverting dan Vin non inverting. Pada Vin non inverting mengalir
Modul 5 (Praktikum Elektronika 1)- Maya Apriliani N
21
reverse bias maka nilainya mendekati nol. Hal tersebut mengakibatkan arus bias
input yang mengalir pada rangkaian juga mendekati nilai nol.
Percobaan kedua yang dilakukan praktikan adalah mengukur CMRR.
Sinyal input yang diberikan melalui osiloskop pada rangkaian adalah 1 Vpp
dengan frekuensi 1 kHz. Percobaan dilakukan 2 kali pada 2 op-amp yang berbeda
namun memiliki tipe sama. Pada op-amp 741 yang pertama, Vin yang diberikan
adalaah 1.0 Vpp, frekuensi 1000 hz, dan memiliki Vout sebesar 850 mVpp.
Sedangkan pada op-amp 741 yang kedua, Vin yang diberikan adalah 1.0 Vpp,
frekuensi 1000Hz, dan memiliki Vout sebesar 740 mVpp. Data tersebut
menunjukkan bahwa op-amp yang pertama memiliki Vout yang leboh besar dari
op-amp yang kedua. Berdasarkan data yang telah didapatkan, dapat dihitung
melalui perhitungan rumus untuk mengetahui CMRR pada rangkaian. Rangkaian
dengan op-amp 741 yang pertama memiliki nilai CMRR sebesar 61.4 d,
sedangkan rangkaian dengan op-amp 741 yang kedua memiliki nilai CMRR
sebesar 62.6 dB. Sehingga dari kedua nilai CMRR tersebut, dapat ditarik nilai
rata-rata untuk CMRR op-amp 741 adalah 62 dB.
Percobaan ketiga yang dilakukan praktikan adalah menentukan tegangan
offset input. Seperti pada percobaan sebelumnya, percobaan ketiga juga dilakukan
2 kali pada op-amp yang berbeda namun memiliki tipe yang sama. Pada op-amp
741 yang pertama, tegangan pada kaki output yang terukur adalah -9.3 Volt.
Sedangkan pada op-amp 741 yang kedua, tegangan kaki yang terukur adalah -17
Volt. Perbedaan yang terjadi pada hasil tegangan kaki dari op-amp 741 tersebut,
bisa disebabkan karena adanya kealahan praktikan saat membaca hasil
pengukuran dan kurang telitinya praktikan dalam menyusun rangkaian pada
multimeter untuk melihat hasil pengukuran. Dengan menggunakan rumus =
100.000, makan didapatkan hasil untuk Vin pada op-amp 741 yang pertama
adalah 0.000093 V dan Vin pada op-amp 741 yang kedua adalah 0.00017 V.
Percobaan keempat yang dilakukan oleh praktikan adalah menentukan
nilai slew rate pada rangkaian. Percobaan ini juga dilakukan dua kali dengan
menggunakan 2 op-amp 741. Pada rangkaian dengan tipe op-amp 741 yang
pertama, didapatkan hasil tegangan pada kaki output (Vout) sebesar 68.5 V
Modul 5 (Praktikum Elektronika 1)- Maya Apriliani N
22
Jika
C. TUGAS AKHIR
1. Sebutkan perbedaan nilai arus bias input, tegangan offset, slewrate, dan
CMRR dari spesifikasi op-amp 741?
Arus Bias Masukan
Tegangan offset
CMRR
Slewrate
Literatur
80 nA
2 mV
90 dB
0.5 V/S
Hasil Percobaan
0
9.3 V
62 dB
1.36/S
2. Jika suatu op-amp mempunyai slew rate 2V/s, tentukan waktu yang dibutuhkan
untuk tegangan output berubah dari -10V ke 10V.
Modul 5 (Praktikum Elektronika 1)- Maya Apriliani N
23
SR = V/T , V= 10-(-10) = 20 V
20
T = V/SR = 2 /
T = 10 s
3. Hitung bandwidth 5 Vpp dari op-amp yang memiliki slew rate 5V/s.
5
=
=
2
2(5)
= 0.16
4. Dari data percobaan III cari arus yang terbesar lalu hitung tegangan jatuh pada
hambatan 100 pada gambar II.3
=
9,3
=
= 0.093
100
D. KESIMPULAN
Arus bias masukan pada rangkaian percobaan diatas adalah mendekati nol
Nilai CMRR pada percobaan adalah 61.4 dB (op-amp 741 {1}) dan 62.6 dB (op-amp
{2})
E. REFERENSI
Malvino, Albert Paul & David J. Bates. 1999. Electronic Principles Seventh Edition.
United States of America: The McGraw-Hill Companies.
24