Anda di halaman 1dari 28

PENGUAT INVERTING

DAN NON INVERTING


DIDIK SUPRAYITNO, S.TP, M.Si
 Penguat operasional atau sering disebut op-amp merupakan
komponen elektronika yang berfungsi untuk memperkuat sinyal
arus searah (DC) maupun arus bolak-balik (AC).
KARAKTERISTIK  Penguat operasional terdiri atas transistor, resistor dan kapasitor
yang dirangkai dan dikemas dalam rangkaian terpadu (intregated
OP-AMP circuit)
 Dalam sistem instrumentasi Op-amp sering digunakan untuk
pembuatan pengkondisi sinyal
 Kenapa Op-amp dipilih?
 Bentuknya praktis (kecil), tidak memerlukan ruang yang
banyak
 Kehandalan tinggi
 Mudah digunakan
 Mudah diperoleh di pasaran
BLOK
DIAGRAM
PENGUAT  Blok diagram op-amp terdiri dari beberapa bagian, yang pertama
OPERASIONAL adalah penguat diferensial, tahap penguatan (gain), rangkaian
penggeser level (level shifter) dan penguat akhir yang biasanya
(OP-AMP) dirancang dengan penguat push-pull kelas B
SIMBOL
RANGKAIAN  Penjelasan:
OP-AMP  Non inverting input = masukan tak membalik
 Inverting input = masukan membalik
 +VCC = tegangan catu positip
 -VEE = tegangan catu negatip
 Vout = tegangan keluaran
RANGKAIAN
PENGGANTI  Penjelasan:

OP-AMP  V1 (+V) = non inverting input ( masukan tak membalik)


 V2 (-V) = inverting input ( masukan membalik)
 Rin = (Zin ) impedansi input
 Rout =(Zout ) impedansi output
 Vout = tegangan keluaran
 AVOL = penguatan loop terbuka
1. Penguatan loop terbuka tak terhingga, sehingga V+ = V−.
2. Impedansi input (Zin ) tak terhingga, sehingga op-amp tidak
KARAKTERISTIK menarik arus dari sumber.
IDEAL OP-AMP 3. Impedansi output (Zout ) nol, sehingga tegangan output konstan
meskipun beban berubah.
4. Penguatan loop terbuka (A) tak terhingga
1. Masukan V+ dan V− menghasilkan keluaran Vo = A(V+ − V−) dimana
penguatan loop terbuka A harganya terbatas dan berbanding
terbalik dengan frekuensi. Harga perkalian A.f berkisar antara 0,1
s.d 10 MHz
2. Impedansi masukan terbatas, sekitar 1 MΩ untuk IC bipolar atau
106 MΩ untuk IC-FET
KARAKTERISTIK 3. Pada saat V+ = V−, tegangan output tidak sama dengan nol.
Tegangan ini dikenal sebagai tegangan offset. Tegangan offset
REAL OP-AMP terjadi karena ketidak seimbangan arus dan tegangan di dalam
IC.
4. Masukan V+ dan V− tidak mengambil arus bias yang sama. Hal ini
juga menimbulkan tegangan offset.
5. Arus keluaran terbatas, berkisar antara 10mA pada tegangan Vo =
10 Volt.
 Parameter-parameter yang harus dipertimbangkan dalam
pemilhan Op-amp adalah:
1. Penguatan open-loop
2. Unity-gain frequency
PARAMETER 3. Slew rate
OP-AMP 4. Parameter CMRR
5. Op-amp ideal
 Op-amp idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak
terhingga
 Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki
PENGUATAN penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali
OPEN-LOOP  Dengan penguatan yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp
menjadi tidak stabil
 Input diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat
outputnya menjadi  saturasi
 Op-amp ideal mestinya bisa bekerja pada frekuensi berapa saja
mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt
 Parameter unity-gain frequency menjadi penting jika op-amp
digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu
 Parameter AOL biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC
UNITY-GAIN  Response penguatan op-amp menurun seiring dengan menaiknya
FREQUENCY frekuensi sinyal input
 Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain frequency sebesar 1
MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1 kali pada
frekuensi 1 MHz
 Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi, maka pilihlah
op-amp yang memiliki unity-gain frequency lebih tinggi.
 Slew Rate yaitu penormalan batas lebar bandwidth limitations
yang biasa disebut dengan "slew rate limiting" yaitu suatu efek
untuk membatasi rate maksimum dari perubahan tegangan
output piranti Op-amp
 Normalnya slew rate volt per mikro detik dan range-nya sebesar 1
volt per mikro detik sampai 10 volt per mikro detik
SLEW RATE  Efek lain dari slew rate adalah membuat bandwidth lebih besar
untuk sinyal output yang rendah dari pada sinyal output yang
besar
 Di dalam op-amp biasanya ditambahkan beberapa kapasitor
untuk kompensasi dan mereduksi noise
 Namun kapasitor ini menimbulkan kerugian yang menyebabkan
response op-amp terhadap sinyal input menjadi lambat
 Op-amp ideal memiliki parameter slew-rate yang tak terhingga.
Sehingga jika input berupa sinyal kotak, maka outputnya juga
kotak
 Tetapi karena ketidak idealan op-amp, maka sinyal output dapat
berbentuk ekponensial
 contoh praktis, op-amp LM741 memiliki slew-rate sebesar 0.5V/us.
Ini menujukkan perubahan output op-amp LM741 tidak bisa lebih
cepat dari 0.5 volt dalam waktu 1 us
 CMRR (Commom Mode Rejection Ratio) adalah suatu sifat yang
bertalian dengan penguat diferensial
 Bila tegangan-tegangan yang sama fasanya diumpankan ke
dalam masukan-masukan penguat, keluaran akan nol

PARAMETER  Parameter ini cukup penting untuk menunjukkan kinerja op-amp


tersebut
CMRR  Op-amp dasarnya adalah penguat diferensial dan mestinya
tegangan input yang dikuatkan hanyalah selisih tegangan antara
input V1 (non-inverting) dengan input V2 (inverting)
 Karena ketidak-idealan op-amp, maka tegangan persamaan dari
kedua input ini ikut juga dikuatkan
 Parameter CMRR diartikan sebagai kemampuan op-amp untuk
menekan  penguatan tegangan ini (common mode) sekecil-
kecilnya
 CMRR didefenisikan dengan rumus CMRR = ADM/ACM yang
dinyatakan dengan satuan dB
 Contohnya op-amp dengan CMRR = 90 dB, ini artinya penguat­an
ADM (differential mode) adalah kira-kira 30.000 kali dibandingkan
penguatan ACM (commom mode)
 Kalau CMRR-nya 30 dB, maka artinya perbandingannya kira-kira
hanya 30 kali
 Kalau diaplikasikan secara real, misalkan tegangan input V1 = 5.05
volt dan tegangan V2 = 5 volt, maka dalam hal ini tegangan
diferensialnya (differential mode) = 0.05 volt dan tegangan
persamaan-nya (common mode) adalah 5 volt
 Dengan CMRR yang makin besar diharapkan akan dapat menekan
penguatan sinyal yang tidak diinginkan (common mode) sekecil-
kecilnya
 Jika kedua pin input dihubung singkat dan diberi tegangan, maka
output op-amp seharusnya nol
 Dengan kata lain, op-amp dengan CMRR yang semakin besar akan
semakin baik
 Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier 
(penguat diferensial) yang memiliki dua masukan
 Input (masukan) op-amp dinamakan input inverting dan non-
inverting

OP-AMP  Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka)


yang tak terhingga besarnya
IDEAL  misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak
praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop
gain sebesar 104 ~ 105
 Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak
stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite)
 peran rangkaian negative feedback (umpanbalik negatif)
diperlukan, sehingga op-amp dapat dirangkai menjadi aplikasi
dengan nilai penguatan yang terukur (finite)
 Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga,
sehingga mestinya arus input pada tiap masukan­nya adalah 0
 Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi
input  Zin = 106 Ohm
 Nilai impedansi ini relatif sangat besar sehingga arus input op-
amp LM741 seharusnya ada meskipun sangat kecil.
RANGKAIAN  Dalam penggunaannya op-amp dibagi menjadi dua jenis yaitu
penguat linier dan penguat tidak linier
PENGUAT  Penguat linier merupakan penguat yang tetap mempertahankan
NON bentuk sinyal masukan, yang termasuk dalam penguat ini antara
lain penguat non inverting, penguat inverting, penjumlah
INVERTING diferensial dan penguat instrumentasi
UNTUK  Sedangkan penguat tidak linier merupakan penguat yang bentuk
sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukannya,
PENGKONDISI diantaranya komparator, integrator, diferensiator, pengubah
bentuk gelombang dan pembangkit gelombang
SINYAL
RANGKAIAN
PENGUAT Sinyal input

 
Sinyal output

NON
INVERTING
 Penguat ini dinamakan penguat non inverting karena masukan
dari penguat dimasukan pada kaki non inverting dari op-amp.
 Sinyal keluaran yang dihasilkan oleh penguat jenis ini sefasa
dengan sinyal masukannya
 Untuk menghitung nilai penguatan penguat non inverting dapat
dilakukan sebagai berikut
 vin = v+
 v+ = v- = vin

MENGHITUNG  tegangan jepit pada R2 adalah


 vout – v- = vout – vin
NILAI
 atau iout = (vout-vin)/R2
PENGUATAN  tegangan jepit pada R1 adalah
PENGUAT  v- = vin
NON  atau iR1 = vin/R1
INVERTING  iout + i(-) = iR1
 i(-) = 0
 iout = iR1
 (vout – vin)/R2 = vin/R1
 Vout = Vin (1 + R2/R1)
 Jika penguatan G adalah perbandingan tegangan keluaran
terhadap tegangan masukan, maka didapat penguatan op-amp
non-inverting
RANGKAIAN
PENGUAT Sinyal input
 
Sinyal output
 

INVERTING
UNTUK  Penguat ini dinamakan penguat inverting karena masukan dari
PENGKONDISI penguat dimasukan pada kaki inverting dari op- Amp
 Sinyal keluaran yang dihasilkan oleh penguat jenis ini berbeda
SINYAL fasa 1800dengan sinyal masukannya
 Untuk menghitung nilai penguatan penguat inverting dapat
dilakukan sebagai berikut
 v- = v+ = 0
MENGHITUNG  tegangan jepit pada R1 adalah vin – v- = vin
NILAI  tegangan jepit pada reistor R2 adalah vout – v- = vout
PENGUATAN  iin + iout = i- = 0 arus masukan op-amp adalah 0.
PENGUAT  iin + iout = vin/R1 + vout/R2 = 0
INVERTING  Selanjutnya
 vout/R2 = - vin/R1 …. atau
 vout/vin = - R2/R1
 Jika penguatan G didefinisikan sebagai perbandingan tegangan
keluaran terhadap tegangan masukan, maka dapat ditulis
 G=Vout/Vin=-R2/R1
 sehingga Vout = -(R2/R1).Vin
TUGAS
Rangkaian penguat non inverting
1. Hitung besar Vo soal gambar 3.7, jika R1=1KΩ, R2 = 10KΩ dan
Vi= 100mV
2. Hitung besar Vo, jika R1=1KΩ, R2 = 10KΩ dan Vi= 1V

Rangkaian penguat inverting


SAMPAI JUMPA
MINGGU DEPAN

Anda mungkin juga menyukai