Anda di halaman 1dari 13

MODUL 1

Dendri Fazillah (121110032)


Asisten : Wahyu Pratama (119110021)
Tanggal Percobaan: 26/04/2023
FI2232-Elektronika Lanjut
Laboratorium Fisika Instrumentasi - ITERA

Abstract
Abstrak
In advanced electronics
laboratory experiment module 1, Op- Pada percobaan modul 1 praktikum
Amp characteristics are investigated elektronika lanjut, tujuannya adalah
with the purpose of estimating the untuk mendeteksi arus bias input,
presence of input bias current, mengukur tegangan offset input,
measuring input offset voltage, CMRR, CMRR, dan melihat efek daya terhadap
and observing the effect of power bandwidth pada karakteristik Op-Amp.
supply on bandwidth. An electronic Suatu rangkaian elektronik
circuit requires a stable gain value that membutuhkan gain yang stabil dan
approaches reality (theory), while still mendekati nilai teoritis, dengan
taking into account compensation to memperhitungkan kompensasi untuk
approach the ideal state. Op-Amp mendekati kondisi ideal. Op-Amp
(Operational Amplifier) is a form of merupakan IC Linear yang berfungsi
linear IC that functions as an amplifier sebagai penguat sinyal listrik dan
of electrical signals. Typically, an Op- terdiri dari dioda, kapasitor, transistor,
Amp consists of diodes, capacitors, dan resistor yang terhubung dan
transistors, and resistors that are terintegrasi, sehingga menghasilkan
interconnected and integrated. This gain tinggi dalam rentang frekuensi
allows an Op-Amp to produce high yang luas. Pada praktikum ini,
gain in a wide frequency range. In this digunakan sumber tegangan 15 V,
experiment, several main components osiloskop, multimeter, generator,
were used, such as a 15 V power source, kapasitor (1μF,10μF), resistor
oscilloscope, multimeter, generator, (100Ω,1KΩ,100KΩ,200KΩ,1MΩ),
capacitors (1μF, 10μF), resistors serta Op-Amp tipe 741. Hasil
(100Ω, 1KΩ, 100KΩ, 200KΩ, 1MΩ), praktikum menunjukkan bahwa Op-
and an Op-Amp 741 unit. It can be Amp berfungsi sebagai pengindra dan
concluded from the conducted penguat pada sinyal input DC maupun
experiment that an Op-Amp in a circuit AC, dan faktor gain Op-Amp
functions as a sensor and gain ditentukan oleh resistor eksternal yang
amplifier of an input signal in the form terhubung antara input dan output
of both DC and AC signals. The gain rangkaian elektronik.
factor of an Op-Amp is also determined kata kunci: Arus, Bandwidth, Gain, Op-
by external resistors connected Amp,
between the input and output of an
electronic circuit.
Keywords: Current, Bandwidth, Gain,
Op-Amp

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 1


1. PENDAHULUAN udara (vacuum tube) dengan diberi
Op-Amp (Operational tegangan 300 volt. Komponen ini
kemudian diperkenalkan sebagai
Amplifier) adalah salah satu jenis IC
sebuah penguat sinyal pada tahun 1947.
Linear yang memiliki fungsi utama
[2]
sebagai penguat sinyal listrik. Sebuah
Op-Amp (Operational
rangkaian penguat atau amplifier
Amplifier) adalah sebuah komponen
dapat menerima sinyal masukan dan
analog yang umumnya digunakan
menghasilkan sinyal keluaran yang
dalam rangkaian elektronika. Beberapa
tetap, termasuk amplitudo dari
aplikasi Op-Amp yang sering
rangkaian tersebut. Komponen
digunakan adalah rangkaian inverter,
elektronika ini memiliki dua bagian
non-inverter, integrator, dan
masukan, yaitu input inverting dan
differensiator. Op-Amp memiliki dua
input non-inverting, serta satu bagian
jenis umpan balik (feedback), yaitu
keluaran. [1]
umpan balik negatif dan umpan balik
Karakteristik dari komponen Op- positif. Namun, umpan balik negatif
Amp terletak pada faktor penguat memiliki peran yang lebih penting pada
(gain) yang dapat diatur melalui Op-Amp karena dapat menghasilkan
penggunaan resistor eksternal yang penguatan yang dapat diukur,
diletakkan di antara input inverting dan sementara umpan balik positif dapat
output. Konfigurasi umpan balik menghasilkan osilasi. [2]
negatif pada rangkaian tersebut akan
menyebabkan pengurangan pada faktor
penguat (gain). [1]
Berdasarkan sifat khusus yang
dimiliki oleh komponen Op-Amp
(Operational Amplifier) maka
dilakukan praktikum elektronika lanjut
modul 1 karakteristik Op-Amp dengan
beberapa percobaan dengan tujuan
sebagai berikut:
- Mencari arus bias input.
Gambar 1 Karakteristik Op-Amp
- Mengukur dan meng-nolkan
tegangan offset input. Pada Gambar 1 merupakan
- Mengukur CMRR. bentuk simbol standar karakteristik Op-
Amp di mana sebuah differential
- Mengamati efek pemberian daya amplifier (penguat diferensial) yang
pada bandwidth. memiliki dua masukan. Input
(masukan) Op-Amp ada yang
2. STUDI PUSTAKA
dinamakan input inverting dan non-
2.1 DASAR OP-AMP inverting [2].

2.2 KARAKTERISTIK OP-AMP


Pada tahun 1940, Jhon
Ragazzini melakukan percobaan untuk
Op-Amp (Operational
mempelajari Op-Amp atau penguat
Amplifier) adalah sebuah komponen
sinyal yang dibuat dari tabung hampa
yang memiliki kemampuan untuk

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 2


mendeteksi dan memperkuat sinyal disebut Common Mode Rejection Ratio
masukan, baik dalam bentuk tegangan (CMRR). [4]
DC maupun tegangan AC. Beberapa
karakteristik penting dari Op-Amp CMRR memiliki hubungan
antara lain: yang sebanding dengan penguatan
diferensial (DG) dan sebaliknya
Impedansi masukan yang berkaitan terbalik dengan penguatan
sangat rendah, sehingga arus masukan modus bersama (CMG). Nilai
dapat diabaikan. penguatan diferensial pada penguat
Penguat loop yang sangat tinggi. operasional ditentukan oleh beberapa
Impedansi keluaran yang sangat rendah, nilai tahanannya. Semakin tinggi nilai
sehingga keluaran penguat tidak CMRR, semakin baik kemampuannya
dipengaruhi oleh pembebanan. dalam menolak sinyal modus bersama.
Terminal-terminal masukan CMRR dihitung dengan
berada pada bagian atas segitiga, membandingkan penguatan modus
dengan masukan inverting (-) dan bersama (CMG) dengan penguatan
masukan non-inverting (+). Tegangan diferensial (DG), dan dapat dirumuskan
DC atau AC yang dikenakan pada dengan Persamaan (1) berikut ini:
masukan inverting akan menghasilkan
keluaran dengan fase yang berlawanan 𝐷𝐺
𝐶𝑀𝑅𝑅 = 𝐶𝑀𝐺 (1)
180°, sementara tegangan DC atau AC
yang dikenakan pada masukan non-
Kinerja CMRR (Common Mode
inverting akan menghasilkan keluaran
Rejection Ratio) pada frekuensi rendah
dengan fase yang sama. Terminal
sering dijumpai sedangkan pada
keluaran terletak di sisi atas segitiga,
frekuensi tinggi kinerja ini mulai tidak
sementara terminal catu daya dan kaki-
stabil karena adanya tegangan common
kaki lainnya untuk kompensasi
mode. [5]
frekuensi atau pengaturan nol
diperhatikan pada sisi atas dan sisi
2.4 SLEW RATE
bawah segitiga. Tipe Op-Amp atau
nomor produk biasanya terletak di Rangkaian internal Op-Amp
tengah-tengah segitiga. [3] kadang-kadang dilengkapi dengan
kapasitor tambahan yang berfungsi
2.3 CMRR untuk mengurangi noise, namun
Common Mode Rejection Ratio penambahan kapasitor ini dapat
(CMRR) adalah karakteristik yang menyebabkan penundaan dalam
terkait dengan penguat diferensial. Jika respons sinyal output terhadap sinyal
beberapa sumber tegangan dengan fasa input. Slew rate mengindikasikan
yang sama diumpankan ke dalam seberapa cepat sinyal output dapat
komponen masukan penguat, maka merespons perubahan sinyal input.
keluarannya akan menjadi nol, Slew rate diukur dalam volt per detik
sehingga hanya perbedaan tegangan (v/s). Dalam keadaan ideal, slew rate
masukan yang akan menghasilkan pada Op-Amp sangatlah besar (tak
keluaran. Kemampuan suatu penguat terhingga), sehingga sinyal output akan
operasional untuk menguatkan sinyal segera berubah saat sinyal input
diferensial dan pada saat yang sama berubah. Namun, dalam praktiknya,
menolak sinyal dengan modus bersama nilai slew rate pada Op-Amp
tergantung pada jenis Op-Amp yang

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 3


digunakan. Sebagai contoh, Op-Amp pada hari Kamis, 27 April 2023 pukul
jenis LM741 memiliki slew rate 13.00 s.d 15.00 WIB dengan
sebesar 0,5 V/us, yang berarti menggunakan aplikasi goodle meet dan
perubahan sinyal output tidak dapat proteus 8 yang diadakan secara daring.
melebihi 0,5 V per 1 mikro detik. Slew
rate (SR) adalah kemiringan maksimal 3.2 ALAT DAN BAHAN
dari tegangan keluaran Op-Amp, hal ini Adapun alat dan bahan yang
menentukan stabilitas Op-Amp digunakan selama praktikum kali ini,
terhadap masukan berupa gelombang antara lain :
kotak. [6] ▪ Komputer (PC)
▪ Software Proteus 8
2.5 BANDWIDHT ▪ Sumber tegangan 15 𝑉
Bandwidth atau lebar pita ▪ Osiloskop
adalah rentang frekuensi di mana Op- ▪ Multimeter
Amp mampu melewatkan atau ▪ Generator Fungsi
menguatkan sinyal input. Dalam ▪ Op-Amp 741 dan Op-Amp
kondisi ideal, Op-Amp memiliki 709
bandwidth yang tak terhingga, ▪ Resistor
sehingga mampu melewatkan atau (100Ω, 1𝑘Ω, 100𝑘Ω, 200𝑘Ω da
menguatkan sinyal pada seluruh n 1𝑀Ω) serta variabel resistor
rentang frekuensi. Namun, pada 5𝑘Ω.
kondisi praktik, nilai bandwidth pada ▪ Kapasitor (1𝜇𝐹, 10𝜇𝐹)
Op-Amp terbatas tergantung pada jenis 3.3 PROSEDUR PERCOBAAN
Op-Amp yang digunakan. Sebagai
3.3.1 Percobaan Arus Bias Input
contoh, Op-Amp tipe 741 memiliki
1. Susun Rangkaian seperti
bandwidth sebesar 1 MHz, artinya
gambar II.1.
sinyal di atas rentang frekuensi tersebut
2. Atur osiloskop pada counting
akan diredam atau dilemahkan. [7]
DC teganagn yang rendah
Nilai bandwidth sendiri didapatkan diukur dalam orde mV.
dari selisih antara frekuensi cut-off 3. Catat tegangan pada kaki input
tinggi dan frekuensi cut-off rendah. inverting dan non inverting
Frekuensi cut-off merupakan batas serta tegangan output.2
frekuensi di mana sinyal akan 4. Matikan power ke op-amp dan
dikuatkan atau dilemahkan. Dalam ganti dengan op-amp yang lain.
praktiknya, frekuensi cut-off terjadi 5. Ulangi langkah 1 s/d 3.
ketika daya output telah turun sebesar 6. Hitung arus input pada kaki-
50% dari nilai awal, atau ketika kaki op-amp (dengan hukum
penguatan tegangan (A_v) telah turun Ohm) dan harga rata-rata dari
mencapai nilai 0,707 (-3 dB) dari nilai arus input tersebut disebut
awal. [8] sebagai arus bias input.
Berikut merupakan skema rangkaian
3. METODOLOGI percobaan 1 arus bias input dalam
aplikasi (software) Proteus 8.
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
PRAKTIKUM

Praktikum modul 1 berjudul


karakteristik Op-Amp di laksanakan

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 4


Gambar 2 Skema Percobaan 1
Gambar 3 Skema Percobaan 2
Pada gambar 3 merupakan susunan Pada gambar 5 merupakan rangkaian
rangkaian yang harus dibuat pada yang harus dibuat terlebih dahulu
percobaan 1 untuk memperoleh arus sebelum melakukan percobaan,
bias input. Adapun pada gambar rangkaian tersebut disusun kemudian
pertama menggunakan Op-Amp 741 dilakukan percobaan sesuai dengan
dan gambar ke 2 menggunakan Op- langkah-langkah pada gambar 4.
Amp 709. Adapun pada gambar pertama
menggunakan Op-Amp 741 dan
3.3.2 Percobaan CMRR
gambar ke 2 menggunakan Op-Amp
1. Susun Rangkaian seperti 709.
gambar II.2.
2. Beri sinyal input sebesar 1Vpp 3.3.3 Percobaan Tegangan Offset
dengan frekuensi 1KHz. Input
3. Catat tegangan pada kaki output 1. Susun rangkaian seperti pada
Vout. gambar II.3.

4. Matikan power ke op-amp dan 2. Catat tegangan pada kaki


ganti dengan op-amp yang lain. output Vout.

5. Ulangi langkah 1 s/d 4. 3. Hitung Vin dengan persamaan


Vin= -Vout/100.000, tegangan
Berikut merupakan skema rangkaian tersebut adalah
percobaan 2 mengukur CMRR dalam
aplikasi (software) Proteus 8. 1. tegangan offset input.
4. Untuk menghilangkan
tegangan offset input, berikan
variable resistor pada kaki 1
dan 5.
5. Atur variable resistor agar
tegangan output=0V.

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 5


6. Matikan power ke op-amp dan Berikut skema rangkaian percobaan 3
ganti dengan op-amp yang lain. mengukur slew rate dalam aplikasi
(software) Proteus 8.
7. Ulangi langkah 1 s/d 5.
Berikut skema rangkaian percobaan 3
tegangan offset input dalam aplikasi
(software) Proteus 8.

Gambar 5 Skema Percobaan 4 Slew


Rate
Adapun pada gambar pertama
menggunakan Op-Amp 741 dan
Gambar 4 Skema Percobaan 3 gambar ke 2 menggunakan Op-Amp
Tegangan Offset Input 709.
Adapun pada gambar pertama 3.3.5 Percobaan Bandwitch
menggunakan Op-Amp 741 dan 1. Susun rangkaian seperti gambar
gambar ke 2 menggunakan Op-Amp II.4.
709. 2. Beri sinyal sinusoidal dengan
frekuensi 1 KHz dan tegangan I
3.3.4 Percobaan Slew Rate Vpp.3
1. Susun rangkaian seperti pada 3. Perbesar frekuensi secara
gambar II.4. perlahan sehingga gelombang
mulai berbentuk segitiga
2. Catat pada tegangan kaki 4. frekuensi tersebut adalah
outpot Vout. bandwidth op-amp tersebut.
3. Hitunglah Vin dengan Catat frekuensi tersebut.
persamaan Vin = - Vout 5. Matikan power ke op-amp dan
/100.000, tegangan tersebut ganti dengan op-amp yang lain.
adalah 6. Ulangi langkah 1 s/d 4.
7. Berikut skema rangkaian
1. tegangan offset input. percobaan 5 bandwidth dalam
4. Matikan power ke op-amp dan aplikasi (software) Proteus 8.
ganti dengan op-amp yang lain.
5. Ulangi langkah 1 s/d 5

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 6


15 0.04 0.5
53

Tabel 3. Teganga Offset Input


𝑉𝑖𝑛 (𝑚𝑉) 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑚𝑉)
1.05 1.94
9.9 9.9

Tabel 4. Slew Rate


𝑉𝑖𝑛 (𝑚𝑉) 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑚𝑉)
1.05 1.95
9.9 1.50
Gambar 6 Skema Percobaan 5
Bandwidth Tabel 5. Bandwith
Adapun pada gambar pertama Frequensi Tegangan Slow
menggunakan Op-Amp 741 dan Bandwith(𝑓) Peak(𝑉𝑝 ) Rate
gambar ke 2 menggunakan Op-Amp 1𝑘𝐻𝑧 10 62800
709. 1𝑘𝐻𝑧 10 62800

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.2 Pembahasan


Dari hasil eksperimen, didapatkan
4.1 HASIL nilai input bias sebesar 4,01 x 10^-5.
Adapun data dari hasil Nilai ini lebih besar daripada nilai
percobaan yang diperoleh selama teoritis yang terhitung di Spreadsheet,
percobaan adalah sebagai berikut: yaitu sebesar 2x10^-8. Perbedaan nilai
tersebut terjadi karena adanya
Tabel 4.1 Arus bias input ketidakakuratan pada komponen yang
𝑉−(𝑉) 𝑉+(𝑉) 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑉) 𝑖𝑏 digunakan dalam eksperimen. Setiap
−1.73 −1.44 4.01 4.01 komponen memiliki toleransi nilai
× 10−2 × 10−2 × 10−5 yang berbeda, sehingga dapat
−10.0 −9.87 4.01 4.01 mempengaruhi hasil yang diperoleh.
× 10−2 × 10−2 × 10−5
Resistansi sumber input juga dapat
mempengaruhi nilai input bias,
Tabel 2. CMRR sehingga perbedaan nilai resistansi
𝑉𝑖𝑛 (𝑉) 𝑉𝑜𝑢𝑡 (𝑉) 𝐴𝑐𝑚 (𝑉)𝐶𝑀𝑅𝑅 dapat menyebabkan perbedaan nilai
15 0.04 0.5 input bias yang diukur dengan nilai
13 teoritis yang sebenarnya. Oleh karena
itu, dalam perancangan rangkaian
elektronik, sangat penting untuk
memperhatikan nilai toleransi
komponen dan nilai resistansi sumber
input.
Dari percobaan yang dilakukan,
diperoleh hasil bahwa nilai CMRR

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 7


adalah 0,5 dB. Nilai ini lebih kecil pengukuran dan nilai-nilai yang diukur.
dibandingkan dengan nilai teoritis yang Selain itu, pengaruh dari komponen
tertera pada Spreadsheet OP-AMP tambahan pada rangkaian juga dapat
model LM741, yaitu 70 dB. memengaruhi nilai-nilai parameter Op-
Kemungkinan perbedaan nilai tersebut Amp, seperti ketika Op-Amp
dipengaruhi oleh model op-amp yang digunakan dalam rangkaian inverting
digunakan pada perhitungan teoritis. amplifier dibandingkan dengan non-
Model tersebut tidak sepenuhnya inverting amplifier. Nilai yang
merepresentasikan karakteristik tercantum dalam data sheet hanyalah
LM741 yang sebenarnya. Hal ini dapat nilai tipikal dan bisa bervariasi
mengakibatkan efek-efek non-ideal dalam praktiknya.
seperti noise, ketidakakuratan, atau Nilai slew rate yang didapatkan
perubahan suhu yang dapat pada percobaan lebih besar daripada
mempengaruhi kinerja LM741 dan nilai pada Spreadsheet OP-AMP model
nilai CMRR tidak terhitung dengan LM741 yang ditentukan secara teoritis.
baik. Selain itu, nilai komponen pada Perbedaan nilai tersebut dapat
rangkaian mungkin tidak sesuai dengan disebabkan oleh faktor lingkungan
nilai yang diharapkan pada perhitungan seperti suhu dan interferensi
teoritis, sehingga juga mempengaruhi elektromagnetik, yang dapat
hasil percobaan. Oleh karena itu, mempengaruhi performa LM741 dan
diperlukan perhitungan yang hati-hati mempengaruhi nilai slew rate yang
dan mempertimbangkan faktor-faktor diukur dalam percobaan. Selain itu,
non-ideal dalam merancang rangkaian perbedaan karakteristik sumber daya
elektronik. seperti tegangan, frekuensi, dan
Nilai yang diperoleh dari impedansi dapat mempengaruhi kinerja
eksperimen yaitu sebesar LM741 dan nilai slew rate yang diukur.
1.05 mV dan 1.05 mV, yang mana Oleh karena itu, dalam merancang
lebih kecil dari nilai maksimum pada rangkaian elektronik, perlu
Spreadsheet yang sebesar 6 mV. mempertimbangkan faktor-faktor
Perbedaan ini bisa disebabkan oleh lingkungan dan karakteristik sumber
keterbatasan peralatan pengukuran daya yang dapat mempengaruhi
yang digunakan dalam eksperimen, performa op-amp dan nilai slew
yang dapat mempengaruhi akurasi rate yang diukur

yang akurat dan dapat diandalkan.


5. PENUTUP Hasil pengukuran nilai CMRR
5.1 Kesimpulan pada rangkaian elektronik yang
menggunakan model op-amp LM741
Dalam melakukan percobaan lebih kecil dari nilai teoritis sebesar 70
untuk mencari arus bias input, nilai dB yang dihitung dengan Spreadsheet
input bias yang diukur adalah 4,01 x OP-AMP model LM741. Perbedaan
10^-5, yang lebih besar dari nilai nilai ini disebabkan oleh efek non-ideal
teoritis yang dihitung pada Spreadsheet seperti noise, ketidakakuratan, atau
yaitu sebesar 2x10^-8. Penting untuk perubahan suhu yang tidak
memperhatikan nilai toleransi terperhitungkan dalam perhitungan
komponen dan nilai resistansi sumber teoritis, serta kemungkinan nilai
input dalam perancangan rangkaian komponen dalam rangkaian tidak persis
elektronik agar menghasilkan hasil sesuai dengan nilai yang digunakan

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 8


dalam perhitungan. Oleh karena itu, yang memiliki dua masukan. Input
perhitungan yang hati-hati dan (masukan) op-amp ada yang
mempertimbangkan faktor-faktor non- dinamakan input inverting dan
ideal diperlukan dalam perancangan non-inverting.,” Teknologi
rangkaian elektronik. Elektro, vol. 3, no. Universitas
Hasil pengukuran eksperimen Mercu Buana, pp. 20-25, 2012.
menunjukkan nilai yang lebih kecil dari [3] E. Dasar, “Filter (Tapis) dalam
nilai maksimum pada Spreadsheet yaitu penyearah gelombang (rectifier),”
6 mV. Perbedaan ini dapat disebabkan October 2015. [Online].
oleh keterbatasan peralatan pengukuran Available: https://elektronika-
yang digunakan dalam eksperimen dan dasar.web.id/filter-tapis-dalam-
pengaruh dari komponen tambahan penyearah-gelombang-rectifier/.
pada rangkaian. Selain itu, nilai yang [4] R. Y. ,. A. M. Dyah Retno Palupi,
tercantum dalam data sheet hanya nilai “perancangan dan analisis
tipikal dan bisa bervariasi dalam rangkaian rectifier pada rectenna,”
praktiknya. media peneliti, vol. I, p. 1,
Slew rate yang diukur dalam Februari 2018.
percobaan lebih besar daripada nilai [5] C. G. dan S. Winder, Operational
yang ditentukan secara teoritis pada Amplifier, Jakarta: Erlangga,
Spreadsheet OP-AMP model LM741. 2004.
Perbedaan nilai ini dapat disebabkan [6] U. M. Malang, “shunt clipper,”
oleh faktor lingkungan seperti suhu dan review and rangking, vol. IV, p. 6,
interferensi elektromagnetik, serta agustus 2019.
perbedaan karakteristik sumber daya [7] C. R. Nave, HyperPhysics -
seperti tegangan, frekuensi, dan Operational Amplifier, Georgia :
impedansi yang dapat mempengaruhi Department of Physics and
kinerja LM741 dan nilai slew rate yang Astronomy, 2006.
diukur. Oleh karena itu, perlu
[8] A. Malvino, Electronic Principles,
mempertimbangkan faktor-faktor
New York: McGrawHill, 2007.
lingkungan dan karakteristik sumber
daya dalam merancang rangkaian
elektronik agar dapat menghasilkan
performa op-amp dan nilai slew rate
yang diukur secara akurat.

Daftar Pustaka

[1] Z. ,. U. S. Atmam, “Pelatihan


penggunaan komponen dioda pada
rangkaian elektronika bagi
mahasiswa fakultas ilmu
komputer universitas lancang
kuning pekanbaru,” pengabdian
kepada masyarakat, vol. II, pp.
124-128, juni 2018.
[2] M. Buana, “sebuah differential
amplifier (penguat diferensial)

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 9


LAMPIRAN 0.62
𝐴=
Rumus yang digunakan 30
𝑉𝑏 ±
𝐴 = 0.02067
𝑖𝑏 = 0.02067
𝑅 𝐶𝑀𝑅𝑅 =
4.13 × 10−2
𝐴 𝑉 𝐶𝑀𝑅𝑅 = 0,5
𝑐𝑚= 𝑜𝑢𝑡𝑃𝑃
𝑉𝑖𝑛𝑃𝑃

𝐴 = 𝐴(𝑉+ − 𝑉−) + ((𝐴𝑐𝑚 /2)(𝑉+ + 𝑉_ ) 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑝


𝐴𝑐𝑚 =
𝐴 𝑉𝑖𝑛 𝑝𝑝
𝐶𝑀𝑅𝑅 = 0.68
𝐴𝑐𝑚 𝐴𝑐𝑚 =
15
𝑆𝑅 = 2𝜋𝑓𝑉𝑝 = 0.0453
Tabel 1. 𝐴
𝐶𝑀𝑅𝑅 =
𝑉𝑏 ±
𝐴𝑐𝑚
𝑖𝑏 = 𝐴𝑐𝑚
𝑅 𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐴(𝑉+ − 𝑉−) + (( )(𝑉+
𝑉𝑏 = 𝑉𝑏𝑏 − 𝑉𝑏𝑒 2
+ 𝑉−)
= 4.01 − 0 0,68 = 𝐴(15 − (−15))
1 1 1 −0.02
𝑅𝑝 = = + +( ) (15
𝑅 200𝑘 200𝑘 2
+ (−15))
2 1
= + 0,68 = 𝐴(30) + 0
200𝑘 100𝑘 0.68
𝑅𝑝 = 100𝑘 𝐴=
30
4.01 𝐴 = −0.0226
𝐼𝑏 = −0.0226
100𝑘 𝐶𝑀𝑅𝑅 =
4,53 × 10−2
𝐼𝑏 = 4.01 × 10−5 𝐶𝑀𝑅𝑅 = 0,5

Tabel 2. Tabel 5.
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑝
𝐴𝑐𝑚 = 𝑆𝑅 = 2𝜋𝑓𝑉𝑝
𝑉𝑖𝑛 𝑝𝑝
0.62 𝑆𝑅 = 2 × 3.14 × 1000 × 10
𝐴𝑐𝑚 =
15
= 4.13 × 10−2 𝑆𝑅 = 62800
𝐴
𝐶𝑀𝑅𝑅 =
𝐴𝑐𝑚
𝐴𝑐𝑚
𝑉𝑜𝑢𝑡 = 𝐴(𝑉+ − 𝑉−) + (( )(𝑉+
2
+ 𝑉−)
0.62 = 𝐴(15 − (−15))
4.13 × 10−2
+( ) (15
2
+ (−15))
0.62 = 𝐴(30) + 0

Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 10


Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 11
Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 12
Laporan Praktikum Elektronika Lanjut - Laboratorium Fisika Instrumentasi – ITERA 13

Anda mungkin juga menyukai