Anda di halaman 1dari 72

RESEARCH COURSES OF HOUSING

SANTUY
SOCIAL ARCHITECTURE &
NEIGHBORHOOD
FOR THE URBAN YOUTH

MODUL MATA KULIAH


MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
UNIVERSITAS INDONESIA
2024
RESEARCH COURSES OF HOUSING

SANTUY
SOCIAL ARCHITECTURE &
NEIGHBORHOOD
FOR THE URBAN YOUTH

MODUL MATA KULIAH


MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA
UNIVERSITAS INDONESIA
2024
PENANGGUNG JAWAB PROGRAM

Joko Adianto
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia

Hestu Prahara
Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia

PENYUSUN PROGRAM
Rossa Turpuk Gabe

TIM EDITOR: TIM RECEH

Penyelia Aksara:
Rossa Turpuk Gabe

KELOMPOK ILMU
Perumahan dan Permukiman Perkotaan,
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,
Universitas Indonesia
recehpol.eng@ui.ac.id
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
LATAR BELAKANG x

BAGIAN 1: DESKRIPSI PROGRAM RECEH


SANTUY: SOCIAL ARCHITECTURE &
NEIGHBORHOOD FOR THE URBAN YOUTH 2
DESKRIPSI PROGRAM 6
CAPAIAN PEMBELAJARAN 10
METODE 12
DESKRIPSI MATA KULIAH 14
PERSEBARAN CAPAIAN PEMBELAJARAN KRITERIA 18
DAN BOBOT PENILAIAN DESKRIPSI 20

BAGIAN 2: TEKNIS PELAKSAAN PROGRAM RECEH


PRASYARAT PROGRAM RECEH 24
ALUR PENYELENGGARAAN 25
SKENARIO SANTUY 26
SKEMA SANTUY 28
LAMPIRAN
30
DAFTAR PUSTAKA
33

BAGIAN 3: Buku Rancangan Pengajaran (BRP)


RECEH SANTUY 35
KATA PENGANTAR
Semiarto Aji
Dekan & Dosen Antropologi, Departemen Antropologi,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

S
etelah dipersiapkan selama satu semester yang lalu,
akhirnya modul untuk Mata Kuliah Penelitian mengenai
Perumahan ini akhirnya hadir untuk mengisi tawaran
kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sebagai
sebuah terobosan dalam pengelolaan matakuliah yang berfokus
pada isu penelitian, bukan pada birokrasi Program Studi,
Departemen, atau Fakultas, sebuah tim yang terdiri atas para dosen
arsitektur, psikologi, antropologi dan ekonomi bersepakat
menawarkan modul yang diberi nama RECEH atau Research
Courses of Housing. Inisiatif awal yang dicetuskan oleh Dr. Joko
Adianto, Dosen Arsitektur dengan kekhususan Perumahan dan
Pemukiman Perkotaan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, ini
disambut baik oleh para dosen dengan minat serupa di tiga fakultas
lain. Dengan demikian, modul yang ditempatkan di Program
Sarjana Arsitektur Fakultas Teknik ini nantinya akan dapat diakses
oleh mahasiswa dari empat fakultas yang terlibat. Ke depan, tentu,
mata kuliah yang ditawarkan akan semakin terbuka untuk
mahasiswa lain.

Saya menggarisbawahi pentingnya penelitian dengan perspektif


yang terbuka, berwawasan multidisiplin, dan mengedepankan
penyelesaian masalah praktis di lapangan. Pada saat yang sama,
penelitian demikian juga diharapkan memberi penjelasan dari
perspektif para aktor yang tengah kita amati.
i
Inisiatif dari Program Studi Arsitektur untuk melibatkan disiplin
ilmu lain dalam melakukan penelitian di perkotaan, khususnya
dalam hal perumahan sungguh tepat. Sekarang kita tidak lagi
bicara sektoral dimana suatu masalah dianggap sebagai bagian dari
satu ilmu atau satu instansi tertentu. Seakan-akan ada spesialisasi
tertentu yang mampu bekerja sendiri untuk memecahkan masalah.
Demikianlah, isu penataan kota, khususnya perumahan, bukan
lagi eksklusif milik para planolog perancang kota; atau para ahli real
estate yang mendesain satu pemukiman baru. Perumahan
semestinya dilihat sebagai tempat manusia tinggal, berhubungan
satu-sama-lain, mengembangkan satu tujuan bersama,
pendeknya, tempat manusia membangun komunitas.

Berbagai isu dari satuan hidup berwujud komunitas ini mesti


dilihat dari berbagai perspektif selain dari sudut pandang
arsitektur. Kita mesti memahami bagaimana identitas komunitas
berkembang; ini adalah perkara sosial budaya; bagaimana
komunitas menjamin kelangsungan hidupnya akan terkait dengan
strategi mata pencaharian; bagaimana komunitas menyesuaikan
diri dengan kondisi sosial, budaya, dan psikologi terkait dengan
keterbatasan fasilitas atau karena baru menempati suatu wilayah.
Suatu wawasan yang multidisiplin mesti dikembangkan dari awal
untuk melihat kompleksitas kehidupan di perumahan di perkotaan.
Melihatnya sebagai sebuah komunitas adalah sebuah pandangan
yang saat ini dianggap lebih komprehensif dibanding hanya
melihatnya sebagai sebuah pemukiman.

Terkait dengan tema penelitian untuk dikembangkan, mahasiswa


punya dua pilihan. Pertama, penelitian dasar untuk menghasilkan
data bagi pengembangan teori atau penjelasan atas satu masalah
konseptual. Dalam hal tertentu, walaupun bisa dilakukan, saya
akan menyarankan mahasiswa menjadi bagian dari sebuah tim
penelitian yang dipimpin oleh seorang dosen/peneliti senior yang
memiliki kapabilitas untuk itu. Tema penelitian yang lebih
memungkinkan digarap oleh mahasiswa adalah jenis yang kedua,
yaitu penelitian yang bermula dari masalah sehari-hari komunitas,
baik itu masalah sosial, psikologis, ekonomis, maupun fasilitas
teknis perumahan. Dengan pendekatan yang partisipatoris,
mahasiswa dapat diajak untuk memahami masalah dan
merumuskan alternatif penyelesaiannya bersama komunitas.

ii
KATA PENGANTAR
Bagus Takwin
Dosen Psikologi, Departemen Psikologi, Fakultas Psikologi,
Universitas Indonesia

P rogram Research Courses of Housing adalah sekumpulan


mata kuliah perumahan dan permukiman yang melibatkan
berbagai disiplin ilmu. Tujuan dari program ini adalah
produksi dan pengembangan pengetahuan dari jenis dan cara
kegiatan merumah, bertinggal, dan bermukim keseharian
masyarakat untuk dimanfaatkan dalam perumusan kebijakan,
peraturan, program, dan proyek perumahan serta permukiman
bagi masyarakat. Modul ini memuat penjelasan mengenai program
tersebut.

Program ini didasari asumsi bahwa perspektif transdisipliner


dibutuhkan untuk memahami persoalan permukiman dan
perumahan perkotaan di Indonesia. Oleh karena itu program ini
melibatkan para pengajar dari berbagai disiplin ilmu serta
mencakup mata kuliah dari berbagai fakultas di Universitas
Indonesia. Tim pengajar dan mata kuliah-mata kuliah yang
terhimpun dalam program ini berpadu untuk menghasilkan proses
pembelajaran yang kaya, melibatkan berbagai sudut pandang, dan
interaktif.

Pembelajaran yang berlangsung dalam program ini adalah


pembelajaran transdisipliner, dalam pengertian eksplorasi konsep,
isu atau masalah yang relevan yang mengintegrasikan perspektif
berbagai disiplin ilmu untuk menghubungkan pengetahuan baru

iii
dan pemahaman yang lebih dalam dengan pengalaman kehidupan
nyata. Pembelajaran transdisipliner memungkinkan mahasiswa
peserta didik untuk membangun konsep dan keterampilan di
seluruh bidang studi, daripada mempelajari mata kuliah secara
terpisah. Subjek yang berbeda, namun saling berhubungan,
memungkinkan pengalaman belajar holistik bagi mahasiswa
sehingga mereka dapat menerapkan apa yang mereka pelajari
dalam berbagai konteks.

Dalam program ini mahasiswa difasilitasi untuk mengetahui dan


memahami jenis dan cara merumah, bertinggal, dan bermukim
masyarakat yang sangat adaptif dan tangguh guna merespon
berbagai perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya skala
global, nasional, dan lokal yang tak terduga. Dengan pendekatan
dan metode pembelajaran transdisipliner, diharapkan mahasiswa
peserta program ini dapat memproduksi dan mengembangkan
pengetahuan yang kaya dan mencakup beragam perspektif yang
bersumber pada berbagai rumpun ilmu, mencakup sains dan
teknologi, sosial humaniora, serta ilmu kesehatan.

Program ini merupakan satu bentuk respon terhadap kebutuhan


pembelajaran transdisipliner, kebutuhan memahami persoalan di
masyarakat secara terpadu, serta kebutuhan untuk mendapatkan
manfaat praktis dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga
program ini dapat mencapai tujuan yang hendak dicapai dan
memberikan manfaat bagi para pesertanya, juga bagi masyarakat
luas di kemudian hari.

Selamat belajar.

iv
KATA PENGANTAR
Turro Selrits Wongkaren
Kepala Institute for Advanced Studies in Economics and Business
Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Indonesia

P roses demografi, yang terdiri dari kelahiran, kematian dan


mobilitas penduduk, mengubah jumlah, pertumbuhan,
komposisi usia dan struktur geografis penduduk. Indonesia,
misalnya, mengalami penurunan angka kelahiran dari sekitar 5,7
anak per ibu di tahun 1970an menjadi 2,4 per ibu di tahun 2020an.
Hal serupa terjadi pada angka kematian dan mobilitas penduduk.

Berbarengan dengan perubahan kualitas, khususnya dalam


kesehatan dan pendidikan, penduduk Indonesia di tahun 1970an
sangat berbeda dari tahun 2020an. Lima puluh tahun lalu,
penduduk Indonesia didominasi oleh penduduk usia muda. Ketika
usia mereka meningkat, mayoritas mereka menikah dan punya
anak. Kalau awalnya mereka masih menjadi bagian dari keluarga
asal dan tinggal di rumah yang sama dengan orang tua mereka,
sekarang mereka perlu punya rumah baru. Kalau tadinya suatu
keluarga membutuhkan area rumah yang cukup besar agar cukup
untuk anak yang banyak, sekarang mereka hanya perlu rumah
untuk dihuni oleh empat hingga lima orang saja. Tentu saja,
perubahan itu tidak hanya dari sisi area. Dari sisi desain, exposure
terhadap berbagai budaya lain menyebabkan interior luar maupun
dalam dari rumah tinggal sudah berbeda dibanding dengan masa
lalu.

Kebanyakan perubahan-perubahan di atas terjadi secara organik,


khususnya di Indonesia. Kecuali di beberapa tempat khusus, setiap
keluarga bebas untuk membangun atau memodifikasi rumah
mereka. Konsentrasi penduduk pun terjadi secara organik. Orang
pindah ke tempat di mana terdapat peluang untuk memperbaiki

v
hidup mereka. Peribahasa ‘ada gula ada semut’ berlaku pada pola
mobilitas Indonesia. Beberapa wilayah baru menawarkan
kehidupan kelas menengah yang menarik penduduk untuk datang
dan menetap di sana. Wilayah yang dulunya perdesaan menjadi
perkotaan. Secara administratif, beberapa wilayah juga berubah,
khususnya dari kabupaten menjadi kota.

Perubahan-perubahan di atas sering terjadi dengan sendirinya


secara organik, tanpa perencanaan. Atau, kalaupun ada rencana,
umumnya tidak secara konsisten diikuti. Akibatnya, tidak jarang
kita temui satu wilayah yang carut marut: area pemukiman dan
industri di satu wilayah. Ada pasar dan perkantoran di wilayah yang
seharusnya berfungsi sebagai wilayah hijau.

Semua perubahan di atas perlu dicermati dan disikapi. Untuk itu


diperlukan pengetahuan mengenai best practices agar perencanaan
yang dibuat berlandaskan pada evidence-based. Adalah tugas dari
perguruan untuk bisa menyediakan hal tersebut melalui penelitian
yang ada. Namun, dosen seringkali terperangkap pada berbagai
tugas administrasi sehingga mereka tidak dapat melakukan semua
proses penelitian. Di sini mahasiswa dapat berperan. Sebagai
bagian dari proses pembelajaran, mahasiswa dapat terlibat dalam
proses penelitian yang dilakukan dosen. Dengan belajar langsung
melalui pengalaman, mereka dapat lebih memahami konteks dan
memperoleh skill yang dibutuhkan di dalam pekerjaan mereka
nantinya. Sayangnya, seringkali proses pembelajaran formal di
kelas dan pengalaman melalui penelitian tidak terjadi. Kalaupun
terjadi, mereka dua hal yang terpisah: mahasiswa tidak
mendapatkan kredit untuk kontribusi mereka dalam penelitian,
dosen tidak mengaitkan apa yang mereka dapat dari penelitian
dengan pengajaran di kelas.

Apa yang dilakukan oleh RECEH merupakan upaya untuk


menjembatani gap tersebut. Tidak hanya mendapatkan kredit
akademik, di dalam konteks Kampus Merdeka mereka juga bisa
mengambil kuliah dari fakultas atau kampus lain yang bisa
memperkaya pengetahuan mereka. Oleh karena itu, saya
menyambut gembira adanya RECEH dan berharap prototype ini
bisa dikembangkan di fakultas-fakultas lain di Universitas
Indonesia dan kampus lainnya di Indonesia.

vi
“Kegiatan RECEH menyediakan kegiatan
pembelajaran yang belum pernah saya lakukan sebelumnya.
Kegiatan ini menjadi sangat menarik karena saya dapat terjun
langsung ke dalam isu permasalahan yang nyata terjadi di
perkotaan. Yang sebelumnya hanya belajar di kelas untuk
mendapatkan materi, di sini saya mendapat banyak
pembelajaran juga di lapangan.

Zalfa Salsabila - Mahasiswa Arsitektur UI

Secara garis besar, keseluruhan rangkaian kegiatan


RECEH-CORENG memberikan banyak pemahaman dan juga
perspektif baru mengenai kondisi bermukim dan perumahan
yang ada di setiap Kampung Kota di Jakarta. Tidak hanya
aspek bermukim saja, akan tetapi aspek ekonomi, sosial hingga
budaya turut dibahas secara komprehensif dan holistik.
Tentunya pemahaman yang didapat dari RECEH ini, dalam
jangka waktu panjang dapat menjadi "bekal" bagi kami agar
dapat menjadi praktisi yang lebih "peka" nantinya.

Rizki Hermawan- Mahasiswa Geografi UI

Program RECEH-CORENG 2023 telah memberikan


kesempatan yang berharga untuk mendapatkan pemahaman
yang mendalam mengenai perumahan dan bermukim dari
berbagai sudut pandang. Metode pembelajaran transdisiplin
yang diterapkan oleh RECEH-CORENG membuat program ini
semakin menarik. Selama mengikuti program, saya juga
mendapatkan pengalaman belajar yang seimbang antara teori
dan praktik lapangan. Program ini tidak hanya membantu saya
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan
untuk merumuskan solusi terkait isu perumahan dan
bermukim di kampung kota, tetapi juga memperluas perspektif
saya dalam melihat isu-isu atau fenomena lainnya.

Susan Fajar Alamislami- Mahasiswa Antropologi UI


vii
TESTIMONI
RECEH

Selama mengikuti Program RECEH - CORENG, saya


mendapatkan kesempatan terjun ke dalam lapangan dan
mempelajari banyak hal latar belakang masyarakat di kampung
kota. Teori yang diajarkan dari Program RECEH - CORENG
tidak hanya sebatas teori belaka, namun mendapatkan
pemahaman bagi saya terhadap isu pemukiman dan perkotaan
secara meluas dan juga manusiawi.

Stella Melviana Putri Beauty - Mahasiswa Arsitektur UP

“Melalui RECEH CORENG, saya belajar mengenal


kampung kota dari berbagai sudut pandang bersama dengan
teman-teman lintas jurusan dan universitas. Dan ketika di
kampung kota, saya bertemu warga, diskusi dan mendengar
cerita bagaimana mereka bertinggal di kampung kota telah
menjadi sebuah pengalaman berkesan untuk saya”

Ervin Syah- Mahasiswa Arsitektur UMJ

Kegiatan RECEH sangat berdampak signifikan


terhadap pribadi saya dari segi memahami kehidupan orang
lain, dan juga dari segi wawasan yang didapat mengenai
kehidupan merumah. Dalam proses membaur bersama
masyarakat ,saya merasakan pengalaman baru berkehidupan
bermasyarakat yang sangat berkaitan antar satu sama lain
yang bertolakbelakang dengan kehidupan masyarakat
individualis di lingkungan yang saya tempati selama ini.

Muhammad Osama - Mahasiswa Arsitektur Unindra


ix
LATAR BELAKANG
Kata “RECEH” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia merujuk
pada konsep “uang” alat tukar yang nilai nominalnya kecil atau
tidak berarti. Kata ini mengalami transformasi makna dalam
bahasa keseharian masyarakat Indonesia, khususnya anak
muda yang menandakan ketidakbermaknaannya sesuatu
karena rendah kualitas.

Namun dalam konteks program ini, kata “RECEH” merupakan


singkatan dari “REsearch CoursEs of Housing” (mata kuliah
Perumahan dan Permukiman) yang berupaya memproduksi dan
mengembangkan pengetahuan dari jenis dan cara kegiatan
merumah, bertinggal, dan bermukim keseharian masyarakat yang
kerap dianggap “sudah biasa” sehingga nakfianretkualitas dan
makna dalam kehidupan.

Anggapan ketidakbermaknaan dan minimnya kualitas


pengetahuan dari jenis dan cara kegiatan merumah, bertinggal,
dan bermukim keseharian masyarakat menjadi justrifikasi
penafikannya dalam kerangka berpikir penyusunan kebijakan,
peraturan, program, hingga proyek perumahan dan permukiman
dalam skala global, nasional, hingga lokal. Pemberhalaan mimpi
utopis mengenai kondisi perumahan dan permukiman yang ideal
didasari oleh asumsi teknokratik yang mengabaikan operasi sosio-
spasial kehidupan dan penghidupan masyarakat, menjadi titik
awal formulasi serangkaian instrumen pembangunan, termasuk
perumahan dan permukiman. Program 1000 Menara hingga Sejuta
Rumah adalah sedikit dari hasil mimpi ini, yang sayangnya
kandas terhantam kenyataan kegiatan merumah, bertinggal, dan

x
SELAMAT DATANG DI
MODUL RECEH !

bermukim masyarakat yang “RECEH”; tidak bermakna dan


minim kualitas pengetahuannya. Ketidaksesuaian harga rumah dan
sistem subsidi yang tersedia dengan kemampuan dan kemauan
membayar, hingga tipe hunian dengan kegiatan dan kebutuhan
keseharian adalah hantaman kenyataan yang dianggap
“RECEH” dan kini me”RECEH”kan program-program tersebut.
Rendahnya jumlah kepemilikan rumah yang layak dengan
harga terjangkau dan meningkatnya luasan permukiman tidak
layak huni, sebagaimana terekam laporan kinerja Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2021 adalah
bukti otentik kemampuan “RECEH” untuk me”RECEH”kan. Oleh
karenanya jenis dan cara merumah, bertinggal, dan bermukim
masyarakat sangat penting untuk dipelajari ke“RECEH”annya
guna meproduksi pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi
formulasi kebijakan, peraturan, program, dan proyek
perumahan dan permukiman yang tidak “RECEH” bagi
masyarakat.

Salah satu faktor ter”RECEH”kannya beragam program tersebut


adalah pemberhalaan disiplin ilmu pengetahuan yang eksklusif
berakar pada rumpun sains dan teknologi. Pemberhalaan ini
justru me”RECEH”kan instrumen ilmiah untuk mengetahui dan
memahami jenis dan cara merumah, bertinggal, dan bermukim
masyarakat yang sangat adaptif dan tangguh guna merespon
berbagai perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya skala
global, nasional, dan lokal yang tak terduga. Untuk itu, produksi
pengetahuan dari jenis dan cara merumah, bertinggal, dan
bermukim masyarakat juga membutuhkan beragam perspektif
disiplin ilmu pengetahuan yang bersumber pada rumpun sosial
humaniora, bahkan ilmu kesehatan.
xi
DESKRIPSI PROGRAM RECEH

SANTUY
SOCIAL ARCHITECTURE &
NEIGHBORHOOD FOR THE URBAN YOUTH
SANTUY
SOCIAL ARCHITECTURE & NEIGH BORHOOD
FOR THE URBAN YOUTH

Dewasa ini, pembangunan perkotaan di era persaingan global


berorientasi pada kemajuan ekonomi. Orientasi ini bertujuan
untuk meningkatkan kegiatan pertukaran barang dan jasa
skala internasional yang digunakan untuk memperbaiki
kualitas lingkung bangun bertaraf mancanegara. Namun
orientasi ini memperlebar jurang kesenjangan akses
pemenuhan kebutuhan dasar warga kota, dan perumahan
layak huni adalah salah satunya. Harga tanah dan rumah
yang kian tak terjangkau bagi banyak warga kota,
menyebabkan permukiman padat kumuh menjadi pilihan
terbaik bagi mereka untuk bertahan hidup di kota besar
seperti Jakarta.

Perbaikan kampung kumuh padat telah menjadi salah satu


program pembangunan kota-kota besar di Indonesia.
Sayangnya, beragam program yang telah dijalankan seperti
penggusuran paksa, rumah susun sederhana sewa dan milik,
bantuan rumah swadaya hingga kampung deret belum
membuahkan hasil yang diharapkan. Hal ini dikarenakan
perbaikan fisik lingkungan dan rumah yang dilakukan tidak
menyelesaikan beragam masalah esensial seperti status tanah
yang berkaitan dengan keamanan bermukim. Selain itu,
berbagai program yang dijalankan pemerintah bersifat top-
down sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

2
Guna mengatasi hal tersebut, perancangan partisipatif
diterapkan sebagai salah satu metode perencanaan
program perbaikan kampung kumuh padat. Idealnya,
metode ini memberi kesempatan bagi masyarakat untuk
berpartisipasi dalam seluruh tahapan penyusunan
program. Program yang tersusun tidak hanya berisi
perbaikan lingkungan, tetapi juga sosial dan ekonomi
seperti status tanah, hingga kegiatan ekonomi skala
rumah tangga. Dengan demikian, program perbaikan
kampung kumuh padat sesuai dengan kebutuhan
masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Desain partisipatif adalah suatu pendekatan untuk


mendesain suatu produk dengan melibatkan pengguna
dalam proses desain untuk memastikan produk yang
didesain memenuhi kebutuhan pengguna dan dapat
digunakan. Metode desain partisipatif pada awalnya sering
digunakan pada penelitian- penelitian yang sering disebut
dengan Riset Partisipatif atau Action Research. Peneliti
bekerja sama dengan klien untuk menyelesaikan
permasalahan dan banyak berkembang untuk
menyelesaikan isu politik dan perkotaan.

3
Metode ini dianggap sangat efektif untuk menemukan masalah
dan penyelesaiannya yang berhubungan dengan komunitas.
Informasi yang tepat dan berguna mengenai kebutuhan pengguna
akhir dapat diperoleh dengan melibatkan pengguna akhir dalam
proses perancangan produk, yang seringkali tidak dapat diperoleh
dengan metode pengumpulan data seperti survei, wawancara,
atau kuesioner.

Kegiatan perancangan partisipatif dengan penelitian aksi ini


bertujuan untuk menemukenali dan memformulasi masalah dan
solusi sosio-spasial yang dialami oleh sebuah kampung kota,
khususnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Luaran dari
kegiatan ini adalah rancangan fasiiras umum yang dapat
dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
berdasarkan pengetahuan bersama mengenai ruang hidup
mereka.

4
5
DESKRIPSI
PROGRAM
Bauran antara penelitian dan
pengajaran adalah bentuk umum
dari program “RECEH” yang
berlangsung selama 1 (satu)
semester dengan bobot 18 sks.
Oleh karenanya, program ini
Nama Program Studi
terdiri dari 1 (satu) modul sesuai Arsitektur
dengan kalender akademik yang
berlaku di Universitas Indonesia.
Dosen Pengampu
Program SANTUY (Social
Joko Adianto
Architecture & Neighborhood for Hestu Prahara
the Urban Youth) terintegrasi
dengan program Merdeka Belajar
Kampus Merdeka (MBKM)
Mitra
Universitas Indonesia.
Karang Taruna Pondok Cina,
Depok
Merancang partisipatif
merupakan tema riset di
semester genap tahun 2023 ini

6
Nama Program
Research Courses of Housing (RECEH)
SANTUY
(Social Architecture &
Neighborhood for the Urban Youth)

Semester SKS Pelaksanaan


RECEH SANTUY - (structured form) 2024
semester 6 18 sks Februari-Mei

Program MBKM RECEH SANTUY mengasup


tahapan pembelajaran bagi peserta didik lintas
disiplin ilmu, program studi, dan perguruan tinggi
sebagai sebuah manifestasi nyata peleburan tridharma
perguruan tinggi (pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
masyarakat).

7
PENDEKATAN TRANSDISIPLIN
ILMU REKAYASA-SOSIAL HUMANIORA

Ilmu antropologi serta arsitektur akan berkontribusi dalam


program yang berbasis pada kegiatan riset ini.

Dalam proses pembelajaran program SANTUY ini,


peserta didik diperlengkapi dengan forum diskusi kritis dari
perspektif perumahan kota dan ilmu geografi. Keterlibatan
dalam diskusi kritis ini sangat penting untuk mengasup
pengetahuan mengenai pustaka ilmiah dan metode penelitian
kepada peserta didik.

Deskripsi tersebut menjelaskan bahwa workshop dalam


program MBKM Riset Keilmuan RECEH SANTUY adalah
integrasi pengasupan pengetahuan dan keterampilan peserta
sebelum dan saat melakukan pengambilan data primer dalam
sebuah kegiatan penelitian.

8
Mengkonstruksi Merumuskan gagasan
pengetahuan lanjut berbasis data/fakta
terkait topik lapangan
penelitian

KAJIAN PERANCANGAN KAJIAN


MANDIRI ANTROPOLOGI LAPANGAN

Menganalisis praktik
perancangan
partisipatif

Keterlibatan mahasiswa dalam program akan membekali


mahasiswa dengan kemampuan dan keterampilan yang
diperlukan saat menghadapi tantangan nyata di dunia kerja dan
masyarakat.

9
CAPAIAN
Pembelajaran
Mahasiswa yang mengikuti program terlebih dahulu akan dibekali
pengetahuan dasar berbagai disiplin tersebut dan selanjutnya akan
ikut terlibat langsung dalam kegiatan riset untuk dapat
menemukenali persoalan, mengkonstruksi pengetahuan serta
memformulasikan solusi inovatif dari persoalan.

PENGE-
PRAKTIK
TAHUAN
RISET
DASAR

Manfaat bagi peserta adalah memperkaya pengetahuan dan


keterampilan peserta untuk memproduksi pengetahuan mengenai
jenis dan cara merumah, bertinggal, dan bermukim masyarakat
yang selama ini dianggap “RECEH” sehingga dapat secara kritis
berkontribusi pada penyempurnaan kebijakan, peraturan, program
dan proyek penyediaan atau peningkatan kualitas perumahan dan
permukiman di Indonesia.

10
Kegiatan dalam program RECEH memanfaatkan moda daring
maupun luring. Media teknologi yang digunakan untuk moda
daring berupa sinkronus maupun asinkronus menggunakan
Massive Open Online Courses (MOOCs), EMAS, Miro dan Video
Conference. Sedangkan moda luring dapat dilakukan di Universitas
Indonesia maupun pada lokasi penelitian. Bahasa yang digunakan
adalah Bahasa Indonesia.

CO-CREATION LEARNING
deskripsi metode
Metode pembelajaran yang digunakan
berbasis pada co-creation
learning.

Shared
Partnership
Value

Reflective Refinement

Mahasiswa Dosen

Vision Challenge

Stakeholders
(eksternal)

Pendekatan Co-creation learning melibatkan tidak hanya


mahasiswa namun juga tim pengajar sebagai pembelajar untuk
mengkonstruksi pengetahuan bersama dari riset yang dilakukan.

11
METODE
CCL SCAL
Pendekatan metode pembelajaran yang digunakan adalah student-
centered active learning (SCAL) serta co-creation learning (CCL).

Pendekatan metode SCAL digunakan pada forum diskusi.

Dengan menggunakan pendekatan metode SCAL, mahasiswa


berperan sebagai subjek pembelajaran yang aktif dan mandiri
membangun pengetahuan yang sesuai dan dibutuhkan oleh
setiap individu.

Metode pembelajaran yang diterapkan di setiap kelas berupa


collaborative learning dan problem based learning.

12
Selain itu, pendekatan metode CCL digunakan pada dua
mata kuliah riset: Kajian Lapangan dan Kajian Mandiri.
Dalam pendekatan ini partisipasi mahasiswa memberi
kontribusi yang setara dengan tim dosen pengampu maupun
pemangku kepentingan penelitian dalam membangun
pengetahuan bersama. Mahasiswa, tim dosen dan pemangku
kepentingan bertanggung jawab bersama menentukan tujuan,
memproduksi pengetahuan dan menghasilkan karya kreatif
sebagai penerapan keilmuan secara nyata.

KAJIAN
LAPANGAN

Student- Co-
PERUMAHAN Centered Creation
z
KOTA Active
Learning
Learning
(SCAL) (CCL)

KAJIAN
MANDIRI

13
DESKRIPSI
MATA KULIAH
Program SANTUY terdiri dari 18 (delapan belas)
SKS dengan kelas yang berperan mengasup
pengetahuan teoritis yang kritis untuk
mengetahui dan memahami jenis dan cara
merumah, bertinggal, dan bermukim kelompok
sosial masyarakat pada paruh awal penelitian.

Dengan demikian, modul ini mendukung peserta


untuk menyusun kerangka teori dan kerja dari
beragam perspektif ilmu pengetahuan pada tahap
awal penelitian.

Untuk menyelaraskan asupan pengetahuan teoritis


dan empirik peserta sesuai dengan tahap analisis dan
sintesis penelitian yang diikutinya, sebagai rangkaian
program SANTUY dilanjutkan dengan 2 (dua) kegiatan
kajian yang mengedepankan penelusuran teoritis
yang kritis mengenai topik yang sesuai dengan
penelitian yang diikuti oleh peserta mengenai
Social Architecture & Neighborhood for the Urban
Youth.

14
K ep Dep
lo r OG N

A t. t.
A

JI An G
I
G

SI an

A tr eo
N

I
U

N op gr
FI d
t A A RO CA

po tu L

P
gi FT

LA olo afi
ro ek O
D De NT AN

nt rsit P

PA gi F FM
A ER

N ISI IPA
G P
P

A da
N n
ep pt

SANTUY
18 SKS
Dua kegiatan kajian
SI an I
gi FT IR

berbasis riset ini menjadi


D

I
U
FI d

dasar penilaian peserta -


po tu N

P
ro ek A
nt rsit M

bagaimana peserta
lo r
N
A

mampu menerapkan
D De JI
tA A
A

pengetahuan dari kelas


ep pt
K

teori di dalam penelitian


lapangan

15
Program SANTUY dengan bobot 18 (delapan belas) sks
merupakan integrasi materi arsitektur, antropologi, dan
geografi. Adapun ditawarkan dalam 2 (dua) kegiatan kajian,
yaitu:

Kajian Lapangan
Kegiatan kajian ini memfasilitasi peserta dengan
pengetahuan dan keterampilan saat mengumpulkan data
primer dan sekunder jenis dan cara merumah, bertinggal,
dan bermukim yang meruang mewujud dalam rumah saat
melakukan penelitian;

Kajian Mandiri
Kegiatan kajian ini memfasilitasi peserta dengan
pengetahuan dan keterampilan melakukan analisis dan
sintesis data primer dan sekunder mengenai jenis dan cara
merumah, bertinggal, dan bermukim yang meruang mewujud
dalam tipe rumah.

Sebagai asupan pengetahuan sebagai dasar kegiatan kajian,


peserta memperoleh pengetahuan dalam forum diskus;

Perancangan Antropologi
Kelas ini bertujuan untuk membekali peserta dengan
pengetahuan mengenai jperancangan partisipatif diterapkan
sebagai salah satu metode perencanaan program perbaikan
kampung kumuh padat.

16
LOKASI
PENELITIAN
Kegiatan penelitian RECEH SANTUY akan dilaksanakan di
wilayah Pondok Cina, Depok, Jawa Barat.

17
PERSEBARAN CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Mampu mengaplikasikan metode
penelitian etnografi untuk memperoleh
pemahaman mendalam mengenai
dinamika sosio-ekonomi dalam konteks
kampung kota;
CPL

Mampu merancang dengan pendekatan


partisipatif untuk memahami kebutuhan
dan tantangan masyarakat perkotaan
mencapai konsensus.
CPL

Mampu menerapkan berbagai metode


fasilitasi dalam konteks perancangan dan
pembangunan lingkungan perkotaan termasuk
cara memimpin diskusi, mengelola dinamika
kelompok, dan mencapai konsensus.
CPL

18
SUB-CPMK 1

Mahasiswa mampu menelaah (C4)


konsep-konsep utama merancang
partisipatif secara khusus pada
persoalan kampung kota.

SUB-CPMK 2
CPMK
Mampu memformulasi (C5)
rancangan dengan Mahasiswa mampu
pendekatan partisipatif yang menyusun (C4) alat
mampu mengakomodasi dan instrumen
kebutuhan ruang hidup pengumpulan data
masyarakat perkotaan dan primer kelompok
mendokumentasikannya sasaran.
melalui publikasi ilmiah.

SUB-CPMK 3

Mahasiswa mampu mengajukan (C5)


rancangan fasilitas umum dengan
pendekatan partisipatif.

19
KRITERIA, INDIKATOR DAN
BOBOT PENILAIAN

Pengalaman belajar KAJIAN LAPANGAN KAJIAN MANDIRI


pada mata kuliah inti
disusun menggunakan
format orientasi, ORIENTASI
latihan dan umpan 20%
balik dengan proporsi
latihan yang paling
besar, lebih dari 50%. KERJA MANDIRI
PRAKTIK 50%
LAPANGAN 100%
Namun format ini
disusun lebih dinamis
untuk memfasilitasi
kebutuhan kegiatan UMPAN BALIK
lapangan. 30%

KAJIAN MANDIRI KAJIAN LAPANGAN

Presentasi Internal 30% Laporan survei 20%

Presentasi Internal
Presentasi Eksternal 35%
35% (Peer)
(Dosen)

Participation
Presentasi Eksternal 35% 30%
assessment
(Peer)
Presentasi Eksternal
15%
(Dosen)

20
Kegiatan Evaluator Bentuk Bobot
Evaluasi
EKSTERNAL
Mitra/ penerima mid & final
manfaat: masyarakat/ 30%
industri/ pemerintah
presentation

INTERNAL mid & final


Kajian Dosen 35%
presentation
Mandiri
INTERNAL mid & final
Mahasiswa 35%
presentation

EKSTERNAL
Mitra/ penerima participation
manfaat: masyarakat/ 30%
assessment
industri/ pemerintah

INTERNAL
Dosen logbook 15%
Kajian
Lapangan
INTERNAL
Dosen
laporan survei 20%

INTERNAL self and peer


35%
Mahasiswa assessment

21
TEKNIS PELAKSANAAN & PENILAIAN

SANTUY
Social ARCHITECTURE &
NEIGHBORHOOD FOR THE URBAN
YOUTH
PRASAYAT
PROGRAM
Ÿ Pendaftar merupakan mahasiswa aktif pada program studi
Arsitektur, Antropologi, Sosiologi, Psikologi, dan Geografi.

Ÿ Peserta minimal mahasiswa semester 6 dengan IPS pada


semester sebelumnya minimal 3.00

Ÿ Pendaftaran MBKM dilakukan di website marketplace CIL


https://cil.ui.ac.id/marketplace/login

Ÿ Berkas pendaftaran yang perlu diunggah untuk pendaftaran


adalah "Surat Pernyataan Mengikuti Program MBKM" dan
"Surat Rekomendasi Mengikuti Program MBKM" (template
terlampir)

Ÿ Mahasiswa memenuhi persyaratan mengambil jumlah sks


(maks 21 sks) di semester berlangsung dan disetujui oleh PA

Ÿ Transkrip MBKM dikeluarkan oleh CIL yang kemudian


dilakukan transfer kredit pada program studi mahasiswa
berasal.

24
ALUR PENYELENGGARAAN
PROGRAM RECEH
Center for Mahasiswa TIM MBKM Fakultas/Prodi Asal
Independent Mahasiswa
Learning (CIL)

CIL membuka Mahasiswa


pendaftaran berkonsultasi Disetujui PA
program RECEH dengan PA

mahasiswa
mendapatkan
rekomendasi
dari PA dan CIL
untuk mengikuti
program MBKM

Mahasiswa
mendaftar di Mengisi IRS
website CIL

Tim
menyeleksi
calon peserta

Pengumuman
peserta

Penerbitan Penyelenggaraan
transkirp kuliah

Transfer kredit

25
RECEH santuy
SKENARIO

Januari
1 SOSIALISASI

PENDAFTARAN
Proposal, kuota dan wawancara
2 Januari-
Februari

Februari
3 BRIEFING

STUDI LAPANGAN
4 Maret-
April

5
Semester MASA PERKULIAHAN
GENAP
Perumahan Kota+ Kajian Lapangan
Februari- + Kajian Mandiri (18 sks)
Mei

26
Secara garis besar, skenario pelaksanaan program RECEH
SANTUY terdiri dari 5 (lima) tahap utama yang berlangsung
dalam 1 (satu) semester masa perkuliahan, antara lain:

1Merupakan
Sosialisasi RECEH
tahapan 3 Merupakan
Briefing RECEH
tahap persiapan
pengenalan program bagi mahasiswa yang telah
SANTUY yang terbuka bagi mendaftar dan memenuhi
mahasiswa arsitektur, persyaratan.
antropologi, sosiologi, dan
geografi lintas universitas
4 Studi Lapangan
Merupakan tahap
2 Masa Pendaftaran RECEH
Merupakan tahapan awal
dimulainya awal dari riset
yang dilakukan pada
untuk mengikuti program SANTUY. Studi lapangan
SANTUY yang berlangsung dimulai pada awal semester
di masa pengisian IRS.

Mahasiswa melalui prosedur


pendaftaran dengan adanya
5 Merupakan
Masa Perkuliahan RECEH

persetujuan/rekomendasi berlangsungnya Semester


oleh dosen pembimbing. genap dimana mahasiswa
mengikuti perkuliahan
SANTUY dengan beban 18
sks, yang berfokus pada
praktik riset.

27
RECEH SANTUY
SKEMA

SOSIALISASI PENDAFTARAN

Tim RECEH mengadakan


sosialisasi mengenai
persyaratan, term and
1 CIL membuka program
RECEH SANTUY
2
condition, proses
administrasi dalam Mahasiswa (yang memenuhi
rangkaian program persyaratan mengambil
RECEH
jumlah sks) mendaftar
Prasyarat: membuat esai 500
Calon peserta kata : pengetahuan/
mempersiapkan berkas pengalaman tentang
persyaratan perumahan perkotaan dan
motivasi mengikuti program

Tim RECEH menyeleksi


berdasarkan esai dan kuota
yang telah disepakati

Pengumuman mahasiswa
yang masuk program

28
Briefing program
Menjelaskan teknis
program, proses
perkuliahan, riset, dan
penilaian secara
keseluruhan

Mahasiswa mengisi Sistem, proses, dan


IRS untuk matkul ketentuan studi lapangan

4
berbasis pada riset yang

3
program RECEH yang
dilaksanakan oleh sedang/akan berlangsung
prodi asal mahasiswa

STUDI MASA
BRIEFING LAPANGAN PERKULIAHAN

Penyelenggaraan program RECEH SANTUY


5
Akhir semester: Setiap penilaian dari seluruh mata kuliah
dikumpulkan oleh tim RECEH, dilakukan penilaian bersama
berdasarkan presentasi hasil studi lapangan dan riset

Penilaian diteruskan ke CIL untuk dikeluarkan transkrip

CIL mengeluarkan transkrip

Mahasiswa mengurus transfer kredit di masing-masing prodi

Mahasiswa mendapatkan sertifikat RECEH SANTUY

Evaluasi Program keseluruhan

29
LAMPIRAN

30
Lampiran 2: Usulan Surat Rekomendasi Mengikuti Program MBKM
*Bagi mahasiswa UI, surat ditandatangani Kepala Center for Independent Learning UI
Bagi mahasiswa non-UI, surat ditandatangani Pimpinan Unit

SURAT REKOMENDASI
No: ....................................... .

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama
Jabatan
NIP/NUP

Dengan ini memberikan rekomendasi kepada:


Nama
NPM
Program Studi
Departemen
Semester
IPK [terakhir]

Untuk dapat mengikuti Program MBKM berikut:


Nama Program
Lokasi & Nama Mitra
Jangka waktu

Dengan ini kami menyatakan bahwa yang bersangkutan benar-benar terdaftar sebagai
mahasiswa aktif kami Tahun Akademik ..../.... Dan kami merekomendasikan yang
bersangkutan untuk mengikuti seleksi program MBKM ini dengan mempertimbangan
yang bersangkutan memiliki prestasi akademik serta berperilaku baik dan dapat
bertanggung jawab.

Demikian surat rekomendasi ini kami sampaikan untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Depok, ............................. 2022


Kepala Center for Independent Learning UI/
Pimpinan Unit*

[ ...................................... ]
NIP....................................... .

31
Buku Rancangan Pengajaran (BRP)

SANTUY
Social Architecture &
Neighborhood for the Urban Youth
BUKU RANCANGAN PENGAJARAN
RESEARCH CENTER OF HOUSING:
SANTUY (SOCIAL ARCHITECTURE & NEIGHBORHOOD FOR
THE URBAN YOUTH)

oleh

Hestu Prahara, Ph.D.


Joko Adianto, ST., M.Ars., Ph.D.
Rossa Turpuk Gabe, S.Ars., M.Ars.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka


Riset Keilmuan
Universitas Indonesia
Depok, Januari
2024

1
1. Informasi Umum

UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS TEKNIK
ARSITEKTUR
Tanggal penyusunan: 13 Januari 2024

MK yang menjadi Menjadi prasyarat


Mata Kuliah (MK) Program Riset Keilmuan - MBKM Integrasi Antar MK
prasyarat untuk MK

Kode -
- - -
Rumpun MK (RMK) -

Dosen Pengembang
Bobot (SKS) 18 Koordinator RMK Direktur CIL
BRP

Semester 6

Hestu Prahara, Ph.D. - -


Dosen Pengampu Joko Adianto, ST., M.Ars., Ph.D.
Rossa Turpuk Gabe, S.Ars., M.Ars. Joko Adianto, ST.,
M.Ars., Ph.D
Perbaikan kampung kumuh padat telah menjadi salah satu program pembangunan kota-kota besar di Indonesia.
Deskripsi Mata Kuliah Sayangnya, beragam program yang telah dijalankan seperti penggusuran paksa, rumah susun sederhana sewa dan milik,
bantuan rumah swadaya hingga kampung deret belum membuahkan hasil yang diharapkan. Hal ini dikarenakan

2
perbaikan fisik lingkungan dan rumah yang dilakukan tidak menyelesaikan beragam masalah esensial seperti status
tanah yang berkaitan dengan keamanan bermukim. Selain itu, berbagai program yang dijalankan pemerintah bersifat
top-down sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Guna mengatasi hal tersebut, perancangan partisipatif diterapkan sebagai salah satu metode perencanaan program
perbaikan kampung kumuh padat. Idealnya, metode ini memberi kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
seluruh tahapan penyusunan program. Program yang tersusun tidak hanya berisi perbaikan lingkungan, tetapi juga sosial
dan ekonomi seperti status tanah, hingga kegiatan ekonomi skala rumah tangga. Dengan demikian, program perbaikan
kampung kumuh padat sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup.

Kegiatan perancangan partisipatif dengan penelitian aksi ini bertujuan untuk menemukenali dan memformulasi masalah
dan solusi sosio-spasial yang dialami oleh sebuah kampung kota, khususnya untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Luaran dari kegiatan ini adalah rancangan fasilitas umum yang dapat dibangun untuk meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, berdasarkan pengetahuan bersama mengenai ruang hidup mereka. Program ini diampu oleh Tim RECEH
bermitra dengan Tim Peneliti dari Departemen Antropologi FISIP UI; Departemen Sosiologi FISIP UI; Departemen
Psikologi FPsiko UI dan Departemen Geografi FMIPA UI.

Metode pembelajaran yang digunakan berbasis pada student-centered learning serta co-creation learning dengan
menggunakan collaborative learning dan research-based learning. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia.

Tautan Kelas Daring -

CPL-PRODI (Capaian Pembelajaran Lulusan Program Studi) yang dibebankan kepada MK


1. Mampu mengaplikasikan metode penelitian etnografi untuk memperoleh pemahaman mendalam mengenai
dinamika sosio-ekonomi dalam konteks kampung kota;
2. Mampu merancang dengan pendekatan partisipatif untuk memahami kebutuhan dan tantangan masyarakat
CPL perkotaan;
3. Mampu menerapkan berbagai metode fasilitasi dalam konteks perancangan dan pembangunan lingkungan
perkotaan termasuk cara memimpin diskusi, mengelola dinamika kelompok, dan mencapai konsensus.

3
Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)
Mampu memformulasi (C5) rancangan dengan pendekatan partisipatif yang mampu mengakomodasi kebutuhan
CPMK
ruang hidup masyarakat perkotaan dan mendokumentasikannya melalui publikasi ilmiah.
Sub-CPMK
Mahasiswa mampu menelaah (C4) konsep-konsep utama merancang partisipatif secara khusus pada persoalan
Sub-CPMK1
kampung kota.
Sub-CPMK2 Mahasiswa mampu menyusun (C4) alat dan instrumen pengumpulan data primer kelompok sasaran.
Sub-CPMK3 Mahasiswa mampu mengajukan (C5) rancangan fasilitas umum dengan pendekatan partisipatif.
Korelasi CPMK terhadap Sub-CPMK
Sub-CPMK1 Sub-CPMK2 Sub-CPMK3
CPMK √ √ √

Bahan Kajian: 1. Merancang partisipatif


Materi pembelajaran 2. Antropologi dan merancang
3. Metode penelitian
4. Kampung urban: warga, lingkungan dan dinamika bermukim

Daftar Pustaka 1. Simonsen, J., Robertson, T. (2013) Routledge International Handbook of Participatory Design. London:
Routledge.
2. Miller, C. (2018) Design + Anthropology: Converging Pathways in Anthropology and Design. London:
Routledge.
3. Leavy, P. (2017) Research Design: Quantitative, Qualitative, Mixed Methods, Arts-Based, and
Community-Based Participatory Research Approaches. New York: The Guilford Press.
4. Guinness, P. (2009) Kampung, Islam, and State in Urban Java. Honolulu: University of Hawai’i Press.
5. Müller, F. (2021). Design Ethnography: Epistemology and Methodology. Zurich: Springer.

4
2. Rencana Pembelajaran
Penilaian Metode Pembelajaran*; Materi
Pengalaman Belajar dalam moda Asinkron dan Pembelajaran Bobot
Minggu ke- Sub-
Teknik dan Sinkron (O – L – U)** Penerapan
atau Topik CPMK Indikator
Kriteria [Rujukan] (%)
Daring (Online) Luring (Offline)
[Minggu 1] Sub-CPMK 1 Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [1]
Kelompok-1: O: Pengantar topik [30
Penilaian: Asinkronus menit]
Logbook 6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
harian materi topik [90 menit]
individu, Kerja dan Diskusi U: Umpan balik atas diskusi
Gagasan Bibliografi Kelompok-2: topik [30 menit].
mengenai beranotasi Asinkronus
merancang individu, 6x50 menit Pertemuan 2: Kelompok
partisipatif Presentasi O: Pengantar diskusi [30
kelompok, Tugas terstruktur menit]
[18x60 menit] L: Diskusi kelas terhadap
Kriteria: tulisan mahasiswa [90
Review dan Kerja Mandiri menit]
[18x60 menit] U: Umpan balik atas diskusi
umpan balik
topik [30 menit].

[Minggu 2] Sub-CPMK 1 Penilaian: Kerja dan Diskusi [2]


Pertemuan 1: Kelas besar
Logbook Kelompok-1:
O: Pengantar topik [30
harian Asinkronus
Antropologi menit]
6x50 menit
individu, L: Diskusi kelas terhadap
dan
Bibliografi materi topik [90 menit]
merancang Kerja dan Diskusi
beranotasi U: Umpan balik atas diskusi
Kelompok-2:
individu, topik [30 menit].
Asinkronus
Presentasi 6x50 menit
kelompok, Pertemuan 2: Kelompok

5
Tugas terstruktur O: Pengantar diskusi [30
Kriteria: [18x60 menit] menit]
Review dan L: Diskusi kelas terhadap
umpan balik Kerja Mandiri tulisan mahasiswa [90
[18x60 menit] menit]
U: Umpan balik atas diskusi
topik [30 menit].

[Minggu 3] Sub-CPMK 1 Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [3]


Kelompok-1: O: Pengantar topik [30
Penilaian: Asinkronus menit]
Logbook 6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
harian materi topik [90 menit]
individu, Kerja dan Diskusi U: Umpan balik atas diskusi
Bibliografi Kelompok-2: topik [30 menit].
Metode beranotasi Asinkronus
penelitian individu, 6x50 menit Pertemuan 2: Kelompok
Presentasi O: Pengantar diskusi [30
kelompok, Tugas terstruktur menit]
[18x60 menit] L: Diskusi kelas terhadap
Kriteria: tulisan mahasiswa [90
Review dan Kerja Mandiri menit]
[18x60 menit] U: Umpan balik atas diskusi
umpan balik
topik [30 menit].

[Minggu 4] Sub-CPMK 1 Penilaian: Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [4]
Logbook Kelompok-1: O: Pengantar topik [30
Kampung harian Asinkronus menit]
urban: warga, individu, 6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
lingkungan Bibliografi materi topik [90 menit]
dan dinamika beranotasi Kerja dan Diskusi U: Umpan balik atas diskusi
Kelompok-2: topik [30 menit].
bermukim individu,
Asinkronus
Presentasi 6x50 menit
kelompok, Pertemuan 2: Kelompok

6
O: Pengantar diskusi [30
Kriteria: Tugas terstruktur menit]
Review dan [18x60 menit] L: Diskusi kelas terhadap
umpan balik tulisan mahasiswa [90
Kerja Mandiri menit]
[18x60 menit] U: Umpan balik atas diskusi
topik [30 menit].

[Minggu 5] Sub-CPMK 2 Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [3,6]


Kelompok-1: O: Pengantar diskusi [30
Asinkronus menit]
Penilaian: 6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
Logbook alat dan instrumen
harian Kerja dan Diskusi penelitian [90 menit]
individu, Kelompok-2: U: Umpan balik terhadap
Pengumpulan Bibliografi Asinkronus alat dan instrumen
6x50 menit penelitian [30 menit].
data primer – beranotasi
pembuatan individu,
Tugas terstruktur Pertemuan 2: Kelompok
instrumen Presentasi O: Pengantar diskusi [30
[18x60 menit]
penelitian kelompok, menit]
Kerja Mandiri L: Diskusi kelas terhadap
Kriteria: alat dan instrumen
[18x60 menit]
Review dan penelitian [90 menit]
umpan balik U: Umpan balik terhadap
alat dan instrumen
penelitian [30 menit].

[Minggu 6] Sub-CPMK 2 Penilaian: Diskusi dan evaluasi [3,6]


lapangan-1: Kajian Lapangan:
Logbook
Pengumpulan Asinkronus Survei lapangan* [6x50
harian
data primer – 6x50 menit menit]+ [18x60 menit] ~ 4
individu,
Studi lapangan hari (3hari weekday + 1 hari
progress weekend)
mingguan,

7
catatan Diskusi dan evaluasi Penyusunan logbook
lapangan lapangan-2: harian** [18x60 menit]
Asinkronus
Kriteria: 6x50 menit *setara dengan tatap muka
Review dan dan tugas terstruktur
umpan balik **setara dengan kerja
mandiri
[Minggu 7] Sub-CPMK 2 Penilaian: Diskusi dan evaluasi Kajian Lapangan: [3,6]
Logbook lapangan-1: Survei lapangan* [6x50
harian Asinkronus
menit]+ [18x60 menit] ~ 4
individu, 6x50 menit
hari (3hari weekday + 1 hari
progress weekend)
Pengumpulan Diskusi dan evaluasi
mingguan, Penyusunan logbook
data primer – lapangan-2:
catatan harian** [18x60 menit]
Studi lapangan Asinkronus
lapangan 6x50 menit
*setara dengan tatap muka
Kriteria: dan tugas terstruktur
Review dan **setara dengan kerja
umpan balik mandiri
[Minggu 8] Sub-CPMK 2 Penilaian: Diskusi dan evaluasi Kajian Lapangan: [3,6]
Logbook lapangan-1: Survei lapangan* [6x50
harian Asinkronus
menit]+ [18x60 menit] ~ 4
individu, 6x50 menit
hari (3hari weekday + 1 hari
progress weekend)
Pengumpulan Diskusi dan evaluasi
mingguan, Penyusunan logbook
data primer – lapangan-2:
catatan harian** [18x60 menit]
Studi lapangan Asinkronus
lapangan 6x50 menit
*setara dengan tatap muka
Kriteria: dan tugas terstruktur
Review dan **setara dengan kerja
umpan balik mandiri

8
[Minggu 9] Sub-CPMK 2 Penilaian: Diskusi dan evaluasi Kajian Lapangan: [3,6]
Logbook lapangan-1: Survei lapangan* [6x50
harian Asinkronus
menit]+ [18x60 menit] ~ 4
individu, 6x50 menit
hari (3hari weekday + 1 hari
progress weekend)
Pengumpulan Diskusi dan evaluasi
mingguan, Penyusunan logbook
data primer – lapangan-2:
catatan harian** [18x60 menit]
Studi lapangan Asinkronus
lapangan 6x50 menit
*setara dengan tatap muka
Kriteria: dan tugas terstruktur
Review dan **setara dengan kerja
umpan balik mandiri
[Minggu 10] Sub-CPMK 2 Penilaian: Diskusi dan evaluasi Kajian Lapangan: [3,6]
Logbook lapangan-1: Survei lapangan* [6x50
harian Asinkronus
menit]+ [18x60 menit] ~ 4
individu, 6x50 menit
hari (3hari weekday + 1 hari
progress weekend)
Pengumpulan Diskusi dan evaluasi
mingguan, Penyusunan logbook
data primer – lapangan-2:
catatan harian** [18x60 menit]
Studi lapangan Asinkronus
lapangan 6x50 menit
*setara dengan tatap muka
Kriteria: dan tugas terstruktur
Review dan **setara dengan kerja
umpan balik mandiri
[Minggu 11] Sub-CPMK 2 Penilaian: Diskusi dan evaluasi [3,6]
Kajian Lapangan:
Logbook lapangan-1:
Survei lapangan* [6x50
harian Asinkronus
menit]+ [18x60 menit] ~ 4
Pengumpulan 6x50 menit
individu, hari (3hari weekday + 1 hari
data primer –
progress weekend)
Studi lapangan Diskusi dan evaluasi
mingguan, Penyusunan logbook
lapangan-2:
catatan harian** [18x60 menit]
Asinkronus
lapangan 6x50 menit

9
*setara dengan tatap muka
Kriteria: dan tugas terstruktur
Review dan **setara dengan kerja
umpan balik mandiri

[Minggu 12] Sub-CPMK 1 Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [1,2,3,4,5,6]
Sub-CPMK 2 Kelompok-1: O: Pengantar diskusi [30
Sub-CPMK 3 Penilaian: Asinkronus menit]
Logbook 6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
harian progress laporan [90 menit]
individu, Kerja dan Diskusi U: Umpan balik terhadap
Perancangan Kelompok-2: progress laporan [30 menit].
progress
partisipatif, Asinkronus
mingguan, 6x50 menit Kajian Mandiri:
penyusunan
laporan Penyusunan laporan* [3x50
laporan
rancangan menit]+ [18x60 menit]
rancangan dan
naskah ilmiah Kerja mandiri** [18x60
Kriteria: menit]
Review dan
umpan balik, *setara dengan tatap muka
borang laporan dan tugas terstruktur
**setara dengan kerja
mandiri
[Minggu 13] Sub-CPMK 1 Penilaian: Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [1,2,3,4,5,6]
Sub-CPMK 2 Logbook Kelompok-1: O: Pengantar diskusi [30
Sub-CPMK 3 Perancangan harian Asinkronus menit]
6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
partisipatif, individu,
progress laporan [90 menit]
penyusunan progress Kerja dan Diskusi U: Umpan balik terhadap
laporan mingguan, Kelompok-2: progress laporan [30 menit].
rancangan dan laporan Asinkronus
naskah ilmiah rancangan 6x50 menit Kajian Mandiri:
Penyusunan laporan* [3x50
Kriteria: menit]+ [18x60 menit]

10
Review dan Kerja mandiri** [18x60
umpan balik, menit]
borang laporan
*setara dengan tatap muka
dan tugas terstruktur
**setara dengan kerja
mandiri

[Minggu 14] Sub-CPMK 1 Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [1,2,3,4,5,6]
Sub-CPMK 2 Kelompok-1: O: Pengantar diskusi [30
Sub-CPMK 3 Asinkronus menit]
6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
progress laporan [90 menit]
Penilaian: Kerja dan Diskusi U: Umpan balik terhadap
Logbook Kelompok-2: progress laporan [30 menit].
harian Asinkronus
individu, 6x50 menit Kajian Mandiri:
Perancangan
progress Penyusunan laporan* [3x50
partisipatif,
mingguan, menit]+ [18x60 menit]
penyusunan
laporan Kerja mandiri** [18x60
laporan
rancangan menit]
rancangan dan
naskah ilmiah *setara dengan tatap muka
Kriteria:
Review dan dan tugas terstruktur
umpan balik, **setara dengan kerja
borang laporan mandiri

*setara dengan tatap muka


dan tugas terstruktur
**setara dengan kerja
mandiri

11
[Minggu 15] Sub-CPMK 1 Kerja dan Diskusi Pertemuan 1: Kelas besar [1,2,3,4,5,6]
Sub-CPMK 2 Kelompok-1: O: Pengantar diskusi [30
Sub-CPMK 3 Asinkronus menit]
Penilaian: 6x50 menit L: Diskusi kelas terhadap
Logbook progress laporan [90 menit]
harian Kerja dan Diskusi U: Umpan balik terhadap
individu, Kelompok-2: progress laporan [30 menit].
Perancangan
progress Asinkronus
partisipatif,
mingguan, 6x50 menit Kajian Mandiri:
penyusunan Penyusunan laporan* [3x50
laporan
laporan menit]+ [18x60 menit]
rancangan
rancangan dan Kerja mandiri** [18x60
naskah ilmiah menit]
Kriteria:
Review dan
umpan balik, *setara dengan tatap muka
borang laporan dan tugas terstruktur
**setara dengan kerja
mandiri

[Minggu 16] Sub-CPMK 1 Penilaian: [1,2,3,4,5,6]


Sub-CPMK 2 laporan akhir Pertemuan 1: Kelas besar
Sub-CPMK 3 (kelompok) O: Pengantar diskusi [60
Penyusunan
dan naskah menit]
laporan
ilmiah L: Diskusi kelas terhadap
rancangan dan laporan akhir [180 menit]
(individu)
naskah ilmiah U: Umpan balik terhadap
Kriteria: laporan akhir [60 menit].
borang laporan

12
3. Rancangan Tugas dan Latihan

Minggu Ke/ Sub- Cara Luaran Tugas yang


Nama Tugas Penugasan Ruang Lingkup Batas Waktu
Topik CPMK Pengerjaan Dihasilkan
Konsep-konsep
Memahami konsep
Bibliografi utama tentang
Sub- utama terkait disain
Minggu 1-3 beranotasi 1- disain partisipatif Kerja mandiri 3 minggu Progress mingguan
CPMK 1 partisipatif dan
3 dan Kampung
Kampung urban
urban
Konsep-konsep
Memahami metode
Bibliografi Sub- utama tentang
Minggu 4 pengambilan data Kerja mandiri 1 minggu Progress mingguan
beranotasi 4 CPMK 2 pengambilan data
primer
primer
Penyusunan
Penyusunan Penyusunan alat
instrumen Sub- instrumen Kerja Presentasi Progress
Minggu 5 pengambilan data 1 minggu
pengumpulan CPMK 3 pengumpulan data kelompok mingguan
data primer primer
primer
Observasi langsung
Pengumpulan Sub- Pengumpulan data dan wawancara Kerja Presentasi hasil survei
Minggu 6-11 6 minggu
data primer CPMK 3 primer mendalam kelompok lapangan
informan
Perancangan Kerja
Perancangan Sub- Perancangan partisipatif dan kelompok dan 4 minggu Presentasi mingguan
Minggu 12-15
partisipatif CPMK 3 partisipatif penelitian
kerja mandiri
terkaitnya
Sub-
CPMK 1 Presentasi laporan
Perancangan Kerja
Sub- Perancangan rancangan akhir
Perancangan partisipatif dan kelompok dan 1 minggu
Minggu 16 CPMK 2 (kelompok) dan naskah
partisipatif partisipatif penelitian
Sub- kerja mandiri
terkaitnya ilmiah (individu)
CPMK 3

4. Kriteria Penilaian (Evaluasi Hasil Pembelajaran)

Instrumen Penilaian
[Frekuensi] Bobot Penilaian
Bentuk Evaluasi Sub-CPMK Tagihan (bukti)
(%)
Formatif Sumatif

Presentasi anotasi bibliografi Review dan umpan File naskah yang


Sub-CPMK 1 Rubrik penilaian 30%
(Kajian Mandiri) balik [4 kali] diunggah ke Gdrive

Progress hasil lapangan Review dan umpan File progress yang


Sub-CPMK 2 30%
(Kajian Lapangan) balik [6 kali] diunggah ke Gdrive

Review dan umpan File presentasi yang


Perancangan partisipatif Sub-CPMK 3 Rubrik penilaian 40%
balik [6 kali] diunggah ke Gdrive

Total 100%

14
5. Rubrik Penilaian
Konversi nilai akhir (nilai kelulusan mahasiswa) mengikuti ketentuan konversi nilai yang berlaku di Universitas Indonesia sebagai
berikut:

Nilai Angka Nilai Huruf Bobot


85—100 A 4,00
80—<85 A- 3,70
75—<80 B+ 3,30
70—<75 B 3,00
65—<70 B- 2,70
60—<65 C+ 2,30
55—<60 C 2,00
40—<55 D 1,00
<40 E 0,00

Adapun rubrik penilaian bentuk-bentuk evaluasi yang diadakan dalam mata kuliah ini adalah sebagai berikut:

A: jika menjalankan proses penelitian dengan lengkap dan menghasilkan sistem rancangan lengkap yang mampu menyelesaikan
dilemma secara kreatif dengan muatan kajian kritis
B: jika menjalankan proses penelitian dengan lengkap dan menghasilkan sistem rancangan lengkap yang mampu menyelesaikan
dilemma dengan muatan kajian
C: jika tidak menjalankan proses penelitian dengan lengkap dan menghasilkan sistem rancangan tidak lengkap atau hanya
menyelesaikan dilemma dengan muatan kajian
D: jika telat mengumpulkan tugas dari tenggat waktu pengumpulan tugas yang ditetapkan
E: jika tidak mengumpulkan tugas hingga saat presentasi yang ditetapkan

15
6. Lampiran

Bagan Alir Kompetensi:

CPMK:
Mampu memformulasi (C5) rancangan dengan pendekatan partisipatif yang mampu mengakomodasi kebutuhan ruang hidup masyarakat
perkotaan dan mendokumentasikannya melalui publikasi ilmiah.

Sub-CPMK 3:
Mahasiswa mampu mengajukan (C5) rancangan fasilitas umum dengan pendekatan partisipatif.

Sub-CPMK 1:
Sub-CPMK 2:
Mahasiswa mampu menelaah (C4) konsep-konsep utama
Mahasiswa mampu menyusun (C4) alat dan instrumen
merancang partisipatif secara khusus pada persoalan kampung
pengumpulan data primer kelompok sasaran.
kota.

16
Peta Proses Pembelajaran

Sub-CPMK 1:
Metode pembelajaran: Penilaian:
Mahasiswa mampu menelaah (C4) konsep-konsep
Workshop, diskusi kelompok, Progres mingguan
utama merancang partisipatif secara khusus pada
kerja kelompok Kriteria: review, umpan balik
persoalan kampung kota.

Sub-CPMK 2:
Metode pembelajaran: Penilaian:
Mahasiswa mampu menyusun (C4) alat dan
Workshop, diskusi kelompok, Progres mingguan
instrumen pengumpulan data primer kelompok
kerja kelompok Kriteria: review, umpan balik
sasaran.

Sub-CPMK 3: Penilaian:
Metode pembelajaran:
Mahasiswa mampu mengajukan (C5) rancangan Laporan analisis
Workshop, diskusi kelompok,
fasilitas umum dengan pendekatan partisipatif. Kriteria: rubrik penilaian
kerja kelompok
presentasi

17

Anda mungkin juga menyukai