Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak rangkaian elektronika yang memerlukan penguatan tegangan
atau arus yang tinggi tanpa terjadi pembalikan (inversion) isyarat.
Peguat op-amp tak-membalik (noninverting op-amp) didesain untuk
keperluan ini. Rangkain ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat
AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase dengan masukan.
Impedansi masukan dari rangkaian ini berharga sangat tinggi dengan
nilai sekitar 100 MW. Dengan isyarat masukan dikenakan pada
terminal masukan noninverting, besarnya penguatan tegangan
tergantung pada harga in R dan F R yang dipasang. Isyarat keluaran
penguat ini diambil dari resistor L R (biasanya berharga sekitar 35-50
W).
Penguat non inverting ini memiliki masukan yang dibuat melalui input
non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan
satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian
penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti menganalisa
rangkaian inverting.Penguat ini dinamakan penguat non inverting
karena masukan dari penguat tersebut adalah masukan non inverting
dari Op Amp
.
1.2 Rumusan Masalah
1. Agar mahasiswa mampu mempelajari penguat non-inverting
2. Agar mahasiswa mampu mengetahui prinsip kerja penguat non-
inverting
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pembahasan
Op-Amp
Op-Amp adalah akronim dari Operational Amplifier. Op-Amp
merupakan rangkaian penguat tegangan dengan elemen tahanan,
kapasitor, dan transistor yang dibuat dalam bentuk Integrated Circuit
(IC)
Operational Amplifier
Penguat operasional atau sering disebut op-amp merupakan komponen
elektronika yang
berfungsi untuk memperkuat sinyal arus searah (DC) maupun arus
bolak-balik (AC). Penguat operasional terdiri atas transistor, resistor
dan kapasitor yang dirangkai dan dikemas dalam rangkaian terpadu
(Iintregated circuit). Gambar 1 menunjukkan symbol dari OP-AMP

Gambar 1. Simbol OP-AMP

Dalam penggunaannya op-amp dibagi menjadi dua jenis yaitu


penguat linier dan penguat tidak linier. Penguat linier merupakan
penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang
termasuk dalam penguat ini antara lain penguat non inverting,
penguat inverting, penjumlah diferensial dan penguat
instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier merupakan penguat
yang bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal
masukannya, diantaranya komparator, integrator, diferensiator,
pengubah bentuk gelombang dan pembangkit gelombang.
Rangkaian Penguat Noninverting

Pada rangkaian ini sinyal input diberikan pada terminal (+) (noninverting),
sedangkan invertingnya dihubungkan seperti pada gambar dibawah ini.

Rangkaian penguat noninverting


Karena pada masing-masing terminal amplifier (amp) tidak ada arus yang
diberikan, maka tegangan diferensialnya juga tidak akan ada (VS = 0). Dengan
demikian berlaku Ii = If dimana :
Ii = Vi / Ri dan
V0 = If / (Ri + Rf)
V0 = Ii (Ri + Rf)
Ii = V0 / (Ri + Rf)
Jadi dapat dijabarkan menjadi:
Vi / Ri = V0 / (Ri + Rf)
V0 / Vi = (Ri + Rf) / Ri
A = 1 + (Rf / Ri)
Oleh karena itu, besarnya penguatan pada rangkaian penguat noninverting
bergantung pada perbandingan antara tahanan feedback dan tahanan input,
kemudian ditambah satu.
Kesimpulan
Pada Rangkaian penguat dengan inverting maka besarnya penguatan yaitu
perbandingan antara tahanan feedback dengan tahanan inverting

A = - (Rf / Ri)

Pada rangkaian penguat noninverting besarnya penguatan bergantung pada


perbandingan antara tahanan feedback dan tahanan input, kemudian ditambah
satu.

A = 1 + (Rf / Ri
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan

Rangkaian non-inverting
1) Oscilloscope
2) Power supply
3) Fungtion generator
4) Multimeter
5) Modul praktek
6) Resistor
7) Ic 741
8) Resistor beda hambatan ( 2 buah)

3.2 langkah kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Merangkai alat dan bahan sesuai dengan modul praktek.
3. Menghidupkan osiloskop, lalu mengkalibrasi osiloskop.
4. Menghubungkan kutub positif op-amp ke ground.
5. Menghubungkan resistor input ke kutub negatif op-amp dan
function generator.
6. Menghubungkan channel 1 osiloskop ke resistor input .
7. Menghubungkan channel 2 osiloskop ke resistor feedback .
8. Menghidupkan rangkaian, lalu mengamati perubahan yang terjadi.
9. Melihat gelombang yang terbentuk pada osiloskop untuk mengetahui
nilai tegangan keluaran.
10. Setelah selesai, mengulangi langkah 2 sampai 9 untuk resistor
feedback yang berbeda.
11. Mencatat hasilnya ke data hasil percobaan.
BAB 4
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktek penguat non-inverting
adalah :
1. Tegangan input yang sama akan menghasilkan nilai output yang
berbeda apabila resistor yang menjadi feedback diubah.
2. jika sinyal input berupa tegangan DC, maka output dari op-amp
akan menghasilkan polaritasnya sesuai dengan inputan-nya dan jika
pada input tegangan AC maka output akan satu phasa.
3. Perbandingan antara perhitungan dengan pengukuran menggunakan
multitester di dapat hasil yang tidak terlalu jauh berbeda.
4. Kestabilan komponen dalam rangkaian sangat berpengaruh terhadap
suatu hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
http://webstudi.blogspot.co.id/2017/04/pengertian-rangkaian-penguat-
inverting-noninverting.html

https://depokinstruments.com/2016/03/01/op-amp-non-inverting-amplifier/

https://www.scribd.com/doc/299575163/Laporan-Praktikum-Penguat-
Inverting-Non-Inverting-dan-Diferensial

http://setiaagungw.blogspot.com/2014/04/penguat-inverting-non-
inverting.html

https://www.academia.edu/23683505/Laporan_Percobaan_1_Non_Inverting_
Amplifier_
LAPORAN RESMI
MATA KULIAH FUNDAMENTAL ELECTRICK
& ELECTRONICK
(NON-INVERTING)

KELOMPOK 2
NAMA ANGGOTA:

 AMRIO NANDA K.
 MOH.FATHOROSSI
 MOH.SAIFUDIN
 ARI DIETO K.

POLITEKNIK NEGERI MADURA


2017
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Kajian Pembahasan
Op Amp
Operational Amplifier
Penguat non Inverting
BAB 3 METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
3.2 langkah kerja
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai