Anda di halaman 1dari 16

NAMA ANGGOTA 1 : MUHAMMAD SYUKRI RAHMAN

NAMA ANGGOTA 2 : RAMA IDSAN


KELAS : 1DC02

JUDUL PROYEK

RANGKAIAN OP AMP KOMPARATOR

Link Video Youtube:


https://youtu.be/RiPHpt5eTsM
TEORI DASAR
A. Pengertian
Komparator adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk membandingkan dua
buah sinyal input analog (Volt). Kemudian berdasarkan perbandingan dua sinyal analog
tersebut akan dikeluarkan output berupa tegangan sesuai dengan nilai VCC.

Terlihat pada gambar diatas pada dasarnya Komparator ini menggunakan perangkat Op
Amp / Operational Amplifier yang digunakan untuk membandingkan dua tegangan yaitu V+
dan V-.
Kemudian terdapat sebuah rumus dasar yaitu :
 Apabila V+ > V-, output komparator adalah 1 atau senilai VCC
 Apabila V+ < V-, output komparator adalah 0
Fungsi Komparator
Seperti dijelaskan diatas fungsi utama dari komparator adalah untuk membandingkan dua
tegangan (V+ dan V-) dan mengeluarkan output berdasarkan perbandingan tegangan tersebut.
Contoh pemaparan

Seperti terlihat pada gambar diatas terlihat bahwa terdapat op-amp komparator dan dilakukan
perbandingan tegangan V+ = 5V dan V- = 3V.
Maka berdasarkan persamaan :
V+ > V- = VCC
5V > 3V = 12 Volt
Jadi output dari op - amp komparator diatas adalah 12 Volt DC.
Kemudian output 12 Volt DC tersebut akan dikonversi menjadi sinyal digital dalam bentuk
biner. Pada dasarnya bilangan biner ini mempunyai dua angka yaitu 0 dan 1.
Jadi persamaannya adalah :
 Apabila output 12 Volt maka dihitung sebagai 1 biner
 Namun apabila output 0 Volt maka dihitung sebagai 0 biner
Berdasarkan persamaan tersebut akan diperoleh suatu biner misalkan 11001 atau 00101 atau
00001 dan seterusnya.
pada dasarnya model rangkaian komparator ini dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut.

Gambar diatas merupakan 4 model rangkaian komparator yang terdiri dari :


1. Komparator dihubungkan dengan rangkaian pembagi tegangan, maka menggunakan
persamaan pembagi tengangan
2. Komparator dihubungkan dengan resistor variable ditengah, maka menggunakan
persamaan seperti diatas
3. Komparator dihubungkan dengan baterai DC, maka persamaannya adalah Tegangan
VRef = VBaterai
4. Komparator dihubungkan dengan dioda zener, maka persamaannya adalah Tegangan
VRef = VZ
B. Prinsip kerja rangkaian op amp komparator

Pada gambar diatas terdapat suatu persamaan dasar pada komparator yaitu :
 Jika V+ > V-, maka output komparator adalah 1 atau senilai VCC
 Jika V+ < V-, maka output komparator adalah 0
atau
 Jika Vin > VRef, maka output komparator adalah 1 atau senilai VCC
 Jika Vin < VRef, maka output komparator adalah 0

Jadi cara kerjanya adalah sebagai berikut.

Coba kita lihat, pada gambar diatas bahwa terdapat op - Amp komparator yang diberi 4 input
tegangan yaitu yang pertama 8Volt DC, kemudian 6Volt DC dan seterusnya.. Kemudian
terdapat tegangan referensi Vref / V- yaitu 5 Volt.

Selanjutnya berdasarkan input tegangan tersebut maka diperoleh nilai output :

 Input ke 1, adalah 8V > 5V, maka output 12 Volt


 Input ke 2, adalah 6V > 5V, maka output 12 Volt
 Input ke 3, adalah 4V < 5V, maka output 0 Volt
 Input ke 4, adalah 2V < 5V, maka output 0 Volt

Kemudian hasil output tersebut dikonversi dari sinyal analog (Volt) menjadi sinyal digital
(biner) yaitu sebagai berikut :
 Apabila output 12 Volt maka = 1 digit biner
 Apabila output   0 Volt maka = 0 digit biner
Jadi berdasarkan output tersebut secara berurutan dari input ke-1 sampai ke-4 adalah
12V, 12V, 0V, 0V maka dikonversi menjadi biner 1100.

C. Komponen penyusun
Berikut merupakan beberapa penyusun rangkaian komparator:
1. IC LM 324
IC LM324 adalah salah satu contoh op-amp yang sering digunakan dalam berbagai
aplikasi. LM324 adalah sebuah op-amp quad, yang berarti IC tersebut terdiri dari
empat op-amp dalam satu paket. Setiap op-amp di dalam LM324 memiliki input
inverting (input negatif), input non-inverting (input positif), dan output.

Bentuk fisik IC LM 324

IC LM324 sering digunakan dalam berbagai aplikasi elektronik, seperti penguat


sinyal, komparator, filter, osilator, dan banyak lagi. Keandalannya, ketersediaan yang
luas, serta harga yang terjangkau menjadikannya populer di kalangan hobiis dan
profesional elektronika. Namun, penting untuk merujuk pada datasheet resmi IC
LM324 untuk memahami karakteristik dan spesifikasi yang lebih rinci serta
penggunaan yang tepat sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang diinginkan.

2. Dioda LED
Dioda LED (Light Emitting Diode) adalah jenis dioda semikonduktor yang dapat
menghasilkan cahaya saat arus mengalir melalui material semikonduktor di dalamnya.
Dioda LED umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Gallium Arsenide
(GaAs), Gallium Phosphide (GaP), atau Gallium Nitride (GaN).
Berikut merupakan contoh fisik diode LED

Prinsip kerja dioda LED adalah berdasarkan fenomena yang disebut sebagai "efek
fotoluminesensi." Ketika arus listrik mengalir melalui dioda LED dalam arah maju
(dari terminal anoda ke terminal katoda), energi listrik yang dibawa oleh arus tersebut
mendorong elektron-elektron di dalam struktur semikonduktor untuk berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Ketika elektron-elektron ini kembali ke tingkat energi
yang lebih rendah, mereka melepaskan energi berupa foton cahaya. Warna cahaya
yang dihasilkan bergantung pada material semikonduktor yang digunakan dalam
dioda LED.

3. Resistor
Resistor adalah sebuah komponen elektronika yang terdiri dari dua pin yang berfungsi
sebagai alat untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik.

Semua peralatan elektronik memang membutuhkan arus listrik dengan kapasitas


tertentu. Sehingga alat tersebut bisa dialiri dengan tegangan yang cukup besar dari
sumber listrik utama. Dengan begitu maka arus listrik yang mengalir pada rangkaian
pun akan diterima dalam jumlah besar pula.

Oleh karenanya diperlukanlah komponen listrik yang berfungsi untuk menghambat


tegangan yang bernama resistor. Hal ini supaya arus tegangan listrik yang mengalir
pada rangkaian jumlahnya dapat disesuaikan dengan kapasitas dari alat tersebut.

Berikut merupakan contoh fisik resistor


Adapun beberapa fungsi dari resistor adalah:
 Resistor merupakan komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi tegangan
dan arus listrik.
 Apabila dalam sebuah rangkaian elektronika dimasuki tegangan dengan jumlah besar,
maka resistor berfungsi untuk menurunkan tegangan, begitupun sebaliknya.
 Fungsi resistor adalah mengatur jumlah arus yang masuk pada suatu komponen
nantinya akan dibagi nilainya. Sehingga dapat disesuaikan dengan arus yang
dibutuhan oleh perangkat tersebut.
 Pada sebuah rangkaian, resistor juga berfungsi sebagai pembangkit frekuensi. Hal ini
berlaku baik itu untuk jenis frekuensi tinggi ataupun rendah.
 Resistor berfungsi untuk menjaga alat elektronik dari kerusakan akibat lonjakan
tegangan yang terlalu tinggi atau rendah.

4. Variabel Resistor (Potensiometer)


Potensiometer adalah salah satu jenis resistor tiga terminal yang berfungsi untuk
mengatur tegangan, arus dan resistensi listrik dalam sebuah rangkaian.

Contoh penerapannya yaitu pada tombol radio. Jadi, saat kita mengatur frekuensi
radio melalui tombol tersebut, maka akan terjadi perubahan resistensi atau hambatan
pada rangkaian listriknya.

Perubahan itu membuat penangkapan frekuensi pada radio pun berubah. Beberapa
contoh penggunaan potensiometer lainnya dapat Anda temui pada pengatur volume
Walkie Talkie, DCD Player, atau Tape Mobil.

Berikut merupakan contoh fisik potensiometer

Potensiometer (POT) ini juga bisa dibilang termasuk ke dalam jenis resistor variabel.
Hal itu dikarenakan cara kerja potensiometer dapat mengatur nilai resistensi secara
variatif.
Beberapa fungsi potensiometer adalah:
 Potensiometer berfungsi untuk mengatur besar tegangan Power Supply (Catu Daya).
 Untuk mengatur tingkat volume pada peralatan audio maupun video.
 Fungsi potensiometer juga untuk membagi tegangan arus listrik yang masuk.
 Berfungsi untuk melakukan pengendalian untuk setiap level sinyal.

Cara kerja potensiometer adalah dengan mengendalikan besar hambatan atau


resistansi pada sebuah rangkaian elektronika. Semakin besar hambatan yang diterima,
maka besar tegangan yang dikeluarkan semakin kecil. Begitu pun sebaliknya.
Wiper bertugas dalam mengendalikan besar hambatan tersebut. Posisi wiper yang
berubah-ubah akan menentukan besar luaran yang dihasilkan. Maka, cara
menggunakan potensiometer yaitu dengan menggeser wiper agar hasilnya sesuai
dengan yang Anda inginkan.

D. Karakteristik op amp komparator


Op-amp komparator memiliki beberapa karakteristik penting, antara lain:
1. Gain Open-Loop Tinggi: Op-amp komparator umumnya memiliki gain open-loop
yang sangat tinggi, sehingga memastikan bahwa perbedaan tegangan yang sangat
kecil antara input inverting dan non-inverting dapat menghasilkan perubahan besar
pada output.
2. Response Time Cepat: Op-amp komparator memiliki waktu respons yang sangat
cepat, sehingga mampu menghasilkan output yang responsif terhadap perubahan input
dalam waktu singkat.
3. Tegangan Threshold: Op-amp komparator memiliki tegangan threshold atau tegangan
pembanding, yang merupakan perbedaan tegangan minimum yang diperlukan antara
input inverting dan non-inverting untuk mengubah output. Tegangan threshold ini
dapat diatur dengan memilih nilai resistor pada pembagi tegangan.
4. Hysteresis: Beberapa op-amp komparator dapat dilengkapi dengan fitur histeresis.
Histeresis adalah fenomena di mana tegangan threshold untuk perubahan output
berbeda saat input naik atau turun. Fitur histeresis ini memastikan kelancaran dan
ketepatan operasi op-amp komparator dalam kasus sinyal input yang fluktuatif atau
noisy.
APLIKASI RANGKAIAN

Berikut adalah lima pengaplikasian umum dari rangkaian op-amp komparator beserta
penjelasannya:
1. Detektor Ambang (Threshold Detector)
Rangkaian op-amp komparator dapat digunakan sebagai detektor ambang untuk
memonitor tegangan atau arus dan menghasilkan output digital ketika sinyal melewati
ambang batas tertentu. Misalnya, dalam aplikasi sensor suhu, op-amp komparator
dapat digunakan untuk mendeteksi jika suhu melebihi nilai ambang tertentu dan
menghasilkan output logika tinggi atau rendah sesuai dengan kondisi tersebut.
2. Pengendali Level (Level Controller)
Op-amp komparator digunakan sebagai pengendali level untuk mengatur atau
mengendalikan suatu proses berdasarkan ambang batas tertentu. Misalnya, dalam
sistem pengisian tangki air, op-amp komparator dapat digunakan untuk mendeteksi
jika level air mencapai batas atas atau batas bawah, dan mengaktifkan pompa air
untuk mengisi atau mengosongkan tangki.
3. Alarm dan Proteksi
Rangkaian op-amp komparator digunakan dalam aplikasi alarm dan proteksi untuk
mendeteksi perubahan atau kondisi tertentu dan menghasilkan output alarm atau
tindakan proteksi. Contohnya, dalam sistem kebakaran, op-amp komparator dapat
digunakan untuk mendeteksi adanya asap atau suhu yang tinggi dan mengaktifkan
alarm atau sistem pemadam kebakaran.
4. Pendeteksi Gelombang (Waveform Detector)
Op-amp komparator dapat digunakan sebagai pendeteksi gelombang untuk mengubah
sinyal analog menjadi sinyal digital berdasarkan ambang batas tertentu. Misalnya,
dalam aplikasi pendeteksi pulsa atau pendeteksi gelombang, op-amp komparator
digunakan untuk mendeteksi kenaikan atau penurunan tajam pada sinyal input dan
menghasilkan output logika sesuai dengan kondisi tersebut.
5. Konversi Analog ke Digital (Analog-to-Digital Converter)
Op-amp komparator juga digunakan dalam rangkaian konversi analog ke digital
(ADC) yang sederhana. Dalam metode konversi sederhana, op-amp komparator
digunakan untuk membandingkan tegangan input dengan sejumlah tegangan referensi
yang dikalibrasi. Berdasarkan hasil perbandingan, kode digital dapat dihasilkan
sebagai representasi digital dari sinyal analog.
TUTORIAL
Berikut adalah tutorial langkah demi langkah untuk membuat rangkaian op-amp komparator di
Proteus:
A. Masuk ke software Proteus 8 professional:
1. Pada saat awal masuk, anda bisa memilih opsi “New Project” untuk membuat project terbaru.

2. Lalu beri nama file yang ingin anda buat contohnya “OP AMP KOMPARATOR” karena disini
kita ingin membuat rangkaian tersebut. Dan yang dibawah pilih untuk tempat penyimpanan
anda Lalu klik “next.”

3. Pilih opsi “Create a schematic from the selected template” karena kita ingin membuat
rangkaian schematicnya. Lalu pilih saja default dan klik “next.”
4. Lalu pilih opsi “Do not create a pcb layout” karena kita tidak akan membuat jalur pada pcb.
Dan setelah itu klik saja “next.”

5. Lalu langsung saja di next.

6. Setelah disini langsung saja tekan “finish”


B. Menyusun komponen rangkaian Operasional Amplifier Komparator:
1. pilih pada menu di samping kiri atas huruf P berwarna biru untuk mencari komponen komponen

2. Setelah itu, untuk mencari komponen pertama yaitu Battery. Lalu klik OK

3. Komponen yang kedua yaitu resistor, sama seperti sebelumnya mencarinya pada symbol P, lalu
ketik resistor

4. Komponen selanjutnya yaitu LED Blue


5. Komponen selanjutnya adalah potensiometer

6. Komponen yang terakhir adalah OP AMP yang beridentitas LM324

7. Setelah semua komponen terkumpul, kita meletakkan komponen pada tempatnya


8. Tekan tombol kanan pada resistor, lalu klik Rotate Clockwise agar resistor menjadi berubah
arahnya.

9. Setelah itu, kita Menyusun semua komponen agar terhubung satu sama lain dengan cara
menekan ujung komponen, lalu ditarik ke ujung komponennya.

10. Lalu tekan kanan dan Edit Properties untuk mengubah nilai resistor menjadi 1K dan Battery agar
menjadi 9V
11. Lalu kita tambahkan “DC Voltmeter” pada bagian sebelah kiri yang berjejer, lalu kita seret “DC
Voltmeter” sebagai pembanding tegangan pada setiap aliran listrik

12. Lalu untuk mengoperasikannya, kita tinggal menekan tombol play yang terdapat di pojok kiri
bawah

Berikut link untuk mendownload Software Proteus 8 Professional:


https://drive.google.com/file/d/1V-gfnWQh59gp0o7ybujlr7yeVVDShBUt/view

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat membuat dan mensimulasikan rangkaian op-
amp komparator di Proteus. Pastikan untuk memilih komponen yang sesuai dan menghubungkannya
dengan benar untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Hasil OUTPUT
Tegangan positif lebih tinggi

Tegangan sama.

Tegangan negatif lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai