Anda di halaman 1dari 7

Nama : UKHAIRI ALPATIH

Npm : 2009020048
1. Pengertian Hukum OHM
Hukum Ohm ialah suatu pernyataan bahwa besar arus listrik yang mengalir
melewati sebuah penghantar akan selalu berbanding lurus dengan beda potensial
yang diterapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar bisa dikatakan mematuhi
hukum Ohm jika nilai resistansinya tak bergantung pada besar dan polaritas beda
potensial yang dikenakan kepadanya. Walaupun hal ini tidak selalu berlaku untuk
semua jenis penghantar, namun istilah “hukum” tetap dipakai dengan alasan
sejarah.

komponen parameter dalam hukum OHM


Secara matematis hukum Ohm diekspresikan dengan persamaan :
V=IR
Keterangan :
I ialah arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar pada satuan Ampere.
V ialah tegangan listrik yang ada pada kedua ujung penghantar pada satuan volt.
R ialah nilai hambatan listrik (resistansi) yang ada pada suatu penghantar dalam
satuan ohm.
Hukum ini dicetuskan oleh Georg Simon Ohm, seorang fisikawan dari negara
Jerman pada tahun 1825 dan dipublikasikan pada sebuah paper yang berjudul The
Galvanic Circuit Investigated Mathematically tahun 1827
Bunyi Hukum OHM
Besar arus listrik (I) yang mengalir melewati sebuah penghantar atau Konduktor
akan slalu berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)

Agar lebih jelas mengenai Hukum Ohm, Bisa melakukan Praktikum dengan
sebuah Rangkaian Elektronika Sederhana seperti dibawah ini :

Hanya memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter,


Amperemeter, dan sebuah Potensiometer sesuai pada nilai yang dibutuhkan. Dari
Rangkaian Elektronika yang sederhana tersebut, Bisa membandingkan Teori
Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung
Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).
Rumus
Rumus menghitung Arus Listrik
I=V/R
Rumus menghitung Tegangan atau Beda Potensial
V = I x R.
Rumus menghitung Nilai Resistansi
R=V/I
2. Voltage Divider
 Voltage Divider atau Pembagi Tegangan adalah suatu rangkaian sederhana yang
mengubah tegangan besar menjadi tegangan yang lebih kecil. Fungsi dari Pembagi
Tegangan ini di Rangkaian Elektronika adalah untuk membagi Tegangan Input
menjadi satu atau beberapa Tegangan Output yang diperlukan oleh Komponen
lainnya didalam Rangkaian. Hanya dengan menggunakan dua buah Resistor atau
lebih dan Tegangan Input, kita telah mampu membuat sebuah rangkaian pembagi
tegangan yang sederhana.
Pengetahuan Pembagi Tegangan atau Voltage Divider ini sangat penting dan
merupakan rangkaian dasar yang harus dimengerti oleh setiap Engineer ataupun
para penghobi Elektronika.

Terdapat dua bagian penting dalam merancang Pembagi Tegangan yaitu


Rangkaian dan Persamaan Pembagi Tegangan.
Rangkaian Pembagi Tegangan (Voltage Divider)

Pada dasarnya, Rangkaian Pembagi Tegangan terdiri dari dua buah resistor yang
dirangkai secara Seri. Berikut ini adalah rangkaian sederhana sebuah pembagi
tegangan atau Voltage Divider.

Rumus/Persamaan Pembagi Tegangan (Voltage Divider)


Aturan Pembagi Tegangan sangat sederhana, yaitu Tegangan Input dibagi secara
proporsional sesuai dengan nilai resistansi dua resistor yang dirangkai Seri.
Vout = Vin x (R1 / (R1+R2))
Contoh Kasus Perhitungan Rangkaian Pembagi Tegangan
Berikut ini adalah beberapa contoh kasus perhitungan pada Rangkaian Pembagi
Tegangan sehingga kita mendapat tegangan yang diinginkan saat merancang
sebuah rangkaian elektronika.
Contoh Kasus 1
Sebagai contoh, kita memberikan tegangan input sebesar 9V pada rangkaian
pembagi tegangan tersebut dengan nilai R1 adalah 1000 Ohm dan R2 adalah 220
Ohm berapakah Tegangan Output pada R1 yang kita dapatkan ?
Diketahui :
Vin = 9V
R1 = 1000 Ohm
R2 = 220 Ohm
Vout = ?
Penyelesaian :
Vout = Vin x (R1 / (R1+R2))
Vout = 9 x (1000/(1000+220))
Vout = 9 x (1000/1220)
Vout = 9 x 0.82
Vout = 7,38 Volt
Jadi Tegangan Output dari rangkaian Pembagi tersebut adalah 7,38 Volt.
Contoh Kasus 2
Pada saat kita merancang suatu rangkaian Elektronika, kita ingin mendapat
tegangan 2,5V dari tegangan Input 9V dengan menggunakan rangkaian dasar
Pembagi Tegangan. Berapakah nilai R1 dan R2 yang kita perlukan untuk
mendapatkan tegangan yang kita inginkan?
Diketahui :
Vin = 9V
Vout = 2,5V
R1 = ?
R2 = ?
Penyelesaian :
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan Total nilai R yang
diinginkan, contoh 1000 Ohm atau R = R1 + R2 = 1000 Ohm. Perlu diketahui
bahwa Rasio R1:R adalah sama dengan Rasio V1:V. Dalam kasus ini, V1 = 2,5V,
jadi V1:V = 2,5V/9V= 0,28. Oleh karena itu, perbandingan rasio R1:R juga harus
0,28. Karena total nilai R yang kita tentukan adalah 1000 Ohm maka
perbandingannya juga harus R1/1000=0,28. Hasilnya, R1=280Ohm. Untuk
mendapatkan nilai R2, cukup dengan melakukan pengurangan yaitu 1000 Ohm –
280 Ohm = 720 Ohm.
Jadi Nilai R1 dan R2 yang diperlukan adalah :R1 = 280 Ohm
R2 = 720 Ohm
3. Operational Amplifier
Pengertian Op-Amp (Operational Amplifier) – Operational Amplifier atau lebih
dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah satu dari bentuk IC Linear yang
berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-Amp terdiri dari beberapa
Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang terinterkoneksi dan terintegrasi
sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan Gain (penguatan) yang tinggi
pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa Indonesia, Op-Amp atau
Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat Operasional.

Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat terdiri
dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa
rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat
dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga
IC yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama
lainnya.

Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran).
Sebuah Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya
positif dan satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah
Segitiga dengan garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar
dibawah ini. Salah satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC741.

Bentuk dan Simbol IC Op-Amp

Berikut dibawah ini adalah Simbol dan bentuk IC Op-Amp pada umumnya.
Terminal yang terdapat pada Simbol Op-Amp (Operational Amplifier/penguat
operasional) diantaranya adalah :

1. Masukan non-pembalik (Non-Inverting) +


2. Masukan pembalik (Inverting) –
3. Keluaran Vout
4. Catu daya positif +V
5. Catu daya negatif -V

Karakteristik Op-Amp (Operational Amplifier)

Karakteristik Faktor Penguat atau Gain pada Op-Amp pada umumnya ditentukan
oleh Resistor Eksternal yang terhubung diantara Output dan Input pembalik
(Inverting Input). Konfigurasi dengan umpan balik negatif (Negative Feedback) ini
biasanya disebut dengan Closed-Loop configuration atau Konfigurasi Lingkar
Tertutup. Umpan balik negatif ini akan menyebabkan penguatan atau gain menjadi
berkurang dan menghasilkan penguatan yang dapat diukur serta dapat
dikendalikan. Tujuan pengurangan Gain dari Op-Amp ini adalah untuk
menghindari terjadinya Noise yang berlebihan dan juga untuk menghindari respon
yang tidak diinginkan. Sedangkan pada Konfigurasi Lingkar Terbuka atau Open-
Loop Configuration, besar penguatannya adalah tak terhingga (∞) sehingga
besarnya tegangan output hampir atau mendekati tegangan Vcc.

Secara umum, Operational Amplifier (Op-Amp) yang ideal memiliki karakteristik


sebagai berikut :
 Penguatan Tegangan Open-loop atau Av = ∞ (tak terhingga)
 Tegangan Offset Keluaran (Output Offset Voltage) atau Voo = 0 (nol)
 Impedansi Masukan (Input Impedance) atau Zin= ∞ (tak terhingga)
 Impedansi Output (Output Impedance ) atau Zout = 0 (nol)
 Lebar Pita (Bandwidth) atau BW = ∞ (tak terhingga)
 Karakteristik tidak berubah dengan suhu

Pada dasarnya, kondisi Op-Amp ideal hanya merupakan teoritis dan hampir tidak
mungkin dicapai dalam kondisi praktis. Namun produsen perangkat Op-Amp
selalu berusaha untuk memproduksi Op-Amp yang mendekati kondisi idealnya ini.
Oleh karena itu, sebuah Op-Amp yang baik adalah Op-Amp yang memiliki
karakteristik yang hampir mendekati kondisi Op-Amp Ideal.

Anda mungkin juga menyukai