PERCOBAAN TRANSFORMATOR
Disusun Oleh :
Michael Galileo Hasian
NIM 201344020
Instruktur :
Tata Supriyadi, ST., M.Eng.
Griffani Megiyanto R., S.ST., M.T.
Maya Rahayu, S.Pd, M.T.
𝑉𝑝 𝑁𝑝 𝐼𝑝 𝐿𝑝
= = =√
𝑉𝑠 𝑁𝑠 𝐼𝑠 𝐿𝑠
Dimana :
𝑉𝑝 = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
𝑉𝑠 = 𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝑁𝑝 = 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
𝑁𝑠 = 𝑙𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝐼𝑝 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
𝐼𝑠 = 𝐴𝑟𝑢𝑠 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
𝐿𝑝 = 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑝𝑟𝑖𝑚𝑒𝑟
𝐿𝑠 = 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑠𝑒𝑘𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟
Koefisien Kopling (k) :
𝑀
𝑘=
√𝐿𝑝𝐿𝑠
Dimana :
K = Koefisien kopling
M= Induktansi bersama
IV. Langkah Kerja
A. Respon frekuensi Magnitude
Respon frekuensi magnitude merupakan respon yang dihasilkan akibat perubahan frekuensi
pada besaran magnitude sinyal gelombang output terhadap input. Simulasi ini menggunakan
mode AC Analysis dengan membandingkan keluaran/output terhadap masukan/input.
2. Klik kanan voltage, advanced, pilih none, ketik pada small signal AC analysis (AC) : AC
amplitude sebesar 1
3. Berikan label net (klik F4 pada keyboard): in dan out seperti pada gambar berikut:
4. Klik simulate, edit simulation cmd, pilih mode AC analysis, isikan seperti berikut:
5. Jalankan simulasi (run), ukur tegangan di node out (klik node out), perhatikan hasil
simulasi seperti berikut:
6. Pada gambar di atas, left vertical axis (bagian kiri) merupakan respon frekuensi
magnitude, sedangkan untuk right vertical axis merupakan respon frekuensi phasa.
7. Untuk respon frekuensi magnitude, dapat diubah dalam 3 representasi berbeda. Sorot
pada axis bagian kiri, klik kanan, lalu akan muncul 3 buah representasi seperti di bawah
ini :
Respon frekuensi phasa hanya untuk representasi bode saja, dimana untuk simulasi yang
sama diperoleh hasil :
1. Pada right vertical axis (phasa) kemudian klik kanan. Dapat dinyatakan dalam 2
representasi yaitu phase dan group delay.
2. Phase :
3. Group Delay
Pada simulasi disini, yang akan dicari adalah respon frekuensi magnitudenya yang akan
meloloskan frekuensi rendah dimana untuk frekuensi yang lebih tinggi, respon magnitudenya
menjadi turun, dan akan dicari besar frekuensi cut off nya dimana frekuensi ini terjadi saat fungsi
transfer Vout/Vin sebesar 0,7017.
1. Buatlah rangkaian seperti di bawah ini!
2. Klik kanan voltage, advanced, pilih none, ketik pada small signal AC analysis (AC) : AC
amplitude sebesar 1
3. Klik simulate , edit simulation cmd, ac analysis, isikan seperti di bawah ini :
Pada grafik di atas diperoleh bahwa respon magnitude pada frekuensi rendah
maksimum sedangkan untuk frekuensi tinggi mengalami penurunan, termasuk filter
jenis LPF.
7. Klik kanan Right Vertical Axis (phasa) , klik don’t plot phase, double klik pada V(out) /
V(in), geser kursor 1 ke kiri kea rah frekuensi paling kecil, kemudian geser kursor 2
sampai diperoleh selisih 3 dB.
Lihatlah pada hasil pengukuran simulasi, berapa frekuensi cut offnya?
8. Bandingkanlah hasilnya dengan hasil perhitungan manual dan teori!
2. Klik kanan voltage, advanced, pilih none, ketik pada small signal AC analysis (AC) : AC
amplitude sebesar 1
3. Klik simulate , edit simulation cmd, ac analysis, isikan seperti di bawah ini :
4. Jalankan simulasi (run), ukur tegangan di node out
Pada grafik di atas diperoleh bahwa respon magnitude pada frekuensi rendah
maksimum sedangkan untuk frekuensi tinggi mengalami penurunan, termasuk filter
jenis LPF.
7. Klik kanan Right Vertical Axis (phasa) , klik don’t plot phase, double klik pada V(out) /
V(in), geser kursor 1 ke kiri kea rah frekuensi paling kecil, kemudian geser kursor 2
sampai diperoleh selisih 3 dB.
Lihatlah pada hasil pengukuran simulasi, berapa frekuensi cut offnya?
8. Bandingkanlah hasilnya dengan hasil perhitungan manual dan teori!
V. Hasil Data dan Analisis
5.1. Trafo Step Down
• Rangkaian Pengukuran
• Hasil Analisis AC
Berdasarkan hasil analisis AC, didapatkan nilai Vout sebesar 110 V dan nilai Vin
sebesar 220V, berdasarkan hasil analisis ini dapat terlihat bahwa terjadi penurunan
tegangan 0,5 kali atau 50%. Hal ini sesuai dengan salah satu persamaan dari
𝑉𝑝 𝐿𝑝
transformator yaitu = √ 𝐿𝑠 .
𝑉𝑠
5.2. Trafo Step Up
• Rangkaian Pengukuran
• Hasil Analisis AC
Berdasarkan hasil analisis AC, didapatkan nilai Vout sebesar 30 V dan nilai Vin
sebesar 10 V, berdasarkan hasil ini dapat terlihat bahwa terjadi penguatan
tegangan sebesar 3 kali dari Vin. Hal ini sesuai dengan salah satu persamaan dari
𝑉𝑝 𝐿𝑝
transformator yaitu = √ 𝐿𝑠 .
𝑉𝑠
5.3. Trafo dengan koefisien tidak ideal (k<1)
• Rangkaian Pengukuran
• Hasil Analisis AC
Simulasi untuk rangkaian ini menggunakan nilai koefisien kopling sebesar 0,3535
𝑀
yang didapatkan dari persamaan 𝑘 = . Berdasarkan hasil analisis AC,
√𝐿𝑝𝐿𝑠
didapatkan nilai Vout sebesar 3,53491 V dan nilai Vin sebesar 60 V. Jika kita
𝑉𝑝 𝐿𝑝
melakukan perhitungan untuk mencari nilai Vout dengan persamaan = √ 𝐿𝑠 ,
𝑉𝑠
maka didapatkan hasil Vout sebesar 42,426 V, hasil ini jelas berbeda jauh dengan
hasil simulasi. Perbedaan ini terjadi karena koefisien kopling dari transformator
yang digunakan tidak ideal (k<1) sehingga nilai efisiensi dari trafo tidak mencapai
100% atau dalam hal ini efisiensi dari trafo adalah sebesar 2,857%.
VI. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan praktikum kali ini didapatkan hasil dari praktikum dengan
perhitungan secara teori memiliki hasil yang sedikit berbeda denga perhitungan praktek,hal
tersebut dikarenakan perhitungan secara teori menggunakan pemacaan grafik yang tingkat
ketelitiaannya lebih rendah daripada secara praktikum. Namun hal tersebut tidak
berpengaruh banyak terhadap rangkaian dan outputnya.
Transformator bekerja berdasarkan hukum faraday yaitu arus listrik dapat
menimbulkan medan magnet dan sebaliknya. Bila pada salah satu kumparan pada
transformator diberi arus listrik bolak balik (AC) maka jumlah garis gaya magnet berubah
ubah akibatnya pada kumparan primer terjadi induksi. Kumparan sekunder menerima garis
gaya magnet dari kumparan primer terjadi yang jumlahnya juga berubah ubah. Maka pada
kumparan sekunder juga timbul induksidan akibatnya antara dua ujung kumparan terdapat
beda tegangan.
Pada praktikum kali ini, dilaksanakan pengujian terhadap trafo step down, trafo step
up, dan trafo dengan koefisien tidak ideal (k<1), sesuai dengan namanya, trafo step down
berguna untuk menurunkan tegangan AC, sedangkan trafo step up berfungsi untuk
menaikkan tegangan AC. Berdasarkan hasil praktikum, baik trafo step down dan trafo step
up didapatkan hasil yang sesuai dengan konsep transformator, sedangkan pada
transformator dengan koefisien tidak ideal terjadi beberapa kerugian salah satunya adalah
kerugian kopling. Kerugian kopling terjadi karena adanya aliran fluks magnet yang tidak
sempurna dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Salah satu cara untuk mengurangi
kerugian kopling adalah dengan dengan membuat kumparan primer dan kumparan
sekunder ditumpuk secara berlapis-lapis.
Daftar Pustaka
[1] T. Supriyadi, “Respon Frekuensi,” p. 2-9, 2021