Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

REV : 00

Percobaan No. 4
Pengukuran Karakteristik RF Mixer

Oleh :
Kelompok IV / Kelas 3NK-1
Firdaus Surya Pratama - 201344013
Ihsan Anugerah - 201344015
Iqbal Dzhurfan Hidayat - 201344016

Tanggal Percobaan : 05/09/2022


Tanggal Pengumpulan : 12/09/2022

PRODI TELEKOMUNIKASI – TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
SEPTEMBER 2022/2023
1. Percobaan No : 4
2. Judul Percobaan :
 Pengukuran Karakteristik RF Mixer
3. Tujuan :

 Memahami karakteristik RF Mixer, sifat dan penggunaannya


 Mengukur spectrum frekuensi mixer
 Mengukur conversion loss
 Mengukur isolasi RF – LO, IF – LO

4. Teori Pendahuluan :

Mixer adalah sebuah sistem non-liner yang berfungsi mencampur dua buah sinyal
dalam rangka untuk mendapatkan komponen frekuensi jumlah atau selisih. Mixer
memiliki tiga buah port yaitu kanal RF, IF dan LO. RF atau radio frequency merupakan
frekuensi dari sebuah pemancar radio yang akan dicampurkan dengan LO atau Local
Frequency untuk menghasilkan IF atau intermediate frequency. LO berfungsi untuk
membangkitkan gelombang listrik kontinu dengan frekuensi tertentu.

Gambar 4.1 Diagaram Skematik Mixer


Output yang dihasilkan adalah dua sinyal dengan frekuensi yang berbeda, salah satu
sinyalnya merupakan penjumlahan dari dua frekuensi input, sedangkan satu sinyal lainnya
merupakan selisih dari frekuensi dua buah input. Hal ini sesuai dengan rumus:
IF  LO  RF
Sebuah mixer memiliki karakteristik diantaranya adalah convertion loss, faktor isolasi
RF-LO dan IF-LO, juga frekuensi bayangan dari output mixer.
Conversion loss adalah perbandingan daya output mixer (Daya IF) terhadapt daya
input mixer (Daya RF). Input moxer berasal dari osilator ataupun frekuensi radio. Nilai
konversi ini diukur dalam dB. Mixer dapat digunakan dengan bentuk aktif atau pasif, jika
mixer digunakan berupa mixer aktif maka akan menghasilkan gain. Sedangkan, jika
digunakan sebagai mixer pasif akan menghasilkan Loss. Rumus yang digunakan untuk
menentukan nilai convertion loss :
Faktor isolasi merupakan kemampuan tiap port mixer untuk mengisolasi atau
membatasi kontak antar port agar daya dari sinyal-sinyal yang berada dalam port tersebut
tidak tercampur. Faktor isolasi diukur dalam dB. Semakin besar nilai isolasi, maka
kualittas mixer semakin baik dalam mencegah kebocoran daya dari sinyal yang ada di tiap
port.
Dua faktor isolasi yang diukur di RF Mixer
- Faktor isolasi LO-IF
- Faktor isolasi LO – IF

Frekuensi bayangan merupakan faktor utama yang menyulitkan proses pencampuran


frekuensi. Frekuensi bayangan tidak bisa dibedakan dari sinyal-sinyal pada frekuensi
selanjutnya. Nilai frekuensi bayangan dapat diukur dengan menggunakan rumus:

FIM = FRF  2(FIF).

5. Setup Pengukuran :
5.1.Pengukuran Conversion Loss
5.2.Pengukuran Faktor Isolasi
5.2.1. Isolasi LO-RF

5.2.2. Isolasi LO-IF


5.3.Pengukuran Frekuensi Bayangan

6. Alat / Bahan yang diperlukan :


1. Signal Generator
2. Mixer ZAD-1 15542
3. Digital Spectrum Analyzer
4. Kabel Coaxial
5. Terminator 50Ω
6. Komputer
7. Software Signal Hound
7. Metoda Percobaan :
7.1 Menentukan nilai RF dan menghitung frekuensi LO1 dan LO2
1. Menentukan nilai RF

Menentukan besarnya frekuensi RF pada Band FM 88MHz-108MHz, pada kali


ini frekuensi RF yang digunakan sebesar 106.3 MHz.
2. Menghitung frekuensi LO1 dan LO2 dengan rumus sebagai berikut :
FLO1 = FRF + FIF
FLO2 = FRF - FIF
Dengan telah mendapatkan nilai RF dan IF yang telah ditentukan sebelumnya,
maka:
FLO1= 106.30+10.7=117MHz
FLO2= 106.30-10.7=95,6MHz

7.2 Menentukan nilai daya RF


1. Rangkailah Setup pengukuran nilai daya RF.
2. Hidupkan PC dan buka aplikasi sinyal hound, setting REF 0.0 dBm, RBW 50KHz
,SPAN 26MHz, ATTENUATOR 10dB.
3. Ubah frekuensi center pada aplikasi sinyal Hound menjadi 106.3MHz.

4. Amati level daya pada aplikasi signal Hound, lalu atur level daya pada signal
generator hingga mendapatkan nilai -30dBm dengan pada frekuensi RF 106.3
MHz dengan cara klik tombol incr.set lalu set menjadi +0.1 dBm agar dapat dinaik
atau diturunkan setiap kelipatan 0.1 dan atur hingga 4.2 dBm.
7.3 Convertion Loss
1. Rangkailah setup pengukuran convertion loss seperti yang ditunjukan pada
gambar dibawah . Tujuannya adalah untuk melihat berapa perubahan pada level
daya RF yang hilang setelah dirubah ke IF.
2. Catat level daya setelah men-set frekuensi center pada aplikasi signal hound
sebesar 10.7MHz.
3. Dengan mengetahui frekuensi center sebesar 10.7MHz dengan level daya -
50dBm, maka nilai Convertion Loss dapat diketahui dengan rumus:

7.4 Isolasi LO-RF dan LO-IF


1. Isolaso LO-RF
Rangkailah setup pengukuran seperti pada gambar 3. Rangkaian LO-RF
bertujuan untuk mengukur besarnya daya yang bocor dari level daya LO yang
tercampur dengan level daya RF. Set frekuensi center sebesar IF (10.7MHz) pada
aplikasi signal Hound, kemudian catat level dayanya.
2. Isolasi LO-IF
Rangkailah setup pengukuran seperti pada gambar dibawah. Rangkaian LO-IF
bertujuan untuk mengukur besarnya daya yang bocor dari level daya LO yang
tercampur dengan level daya IF. Set frekuensi center sebesar IF (10.7MHz) pada
aplikasi signal Hound, kemudian catat level dayanya.

7.5 Image Frequency Rejection (IM)


1. Jika memancarkan sinyal RF pada band frekuensi 88MHz-108MHz, maka akan
ada sinyal yang masuk sehingga terdapat 2 frekuensi lain yang disebut frekuensi
bayangan, pada percobaan kali ini, frekuensi RF yang digunakan sebesar 106.3
MHz, untuk mengetahui frekuensi bayangan pada RF sebesar 106.3 MHz, dapat
dihitung dengan rumus :
IM1 = RF + 2IF
= 106.3 + 21,4 = 127,7 MHz
IM2= RF - 2IF
= 106.3 - 21,4 = 84,9MHz

2. Rangkailah setup pengukurn Image Frequency Rejection seperti gambar dibawah.


Dengan nilai RF 127,7 MHz dan LO 117 MHz, sedangkan untuk IM2 84,9 MHz
nilai LO 95,6 MHz, nilai penjumlahan atau pengurangan dari RF dan LO harus
menghasilkan frekuensi IF.

3. Set frekuensi center pada aplikasi signal hound sebesar IF atau 10.7MHz,
kemudian catat level dayanya.

8. Hasil dan pembahasan :


Pada praktikum ini nilai Frekuensi RF yang digunakan sebesar 106,3 MHz dan Daya
RF sebesar -30 dBm. Output dari Mixer (IF) adalah 10,7MHz. Maka digunakan 2 nilai FLO
yaitu FLO1 dan FLO2 dengan persamaan FLO = FRF ± FIF.
Sehingga :
FLO1= 106.30+10.7=117MHz
FLO2= 106.30-10.7=95,6MHz

8.1 Conversion Loss


Pada gambar spektrum FIF didapatkan level sinyal IF untuk FLO atas adalah -37,5 dBm.
Sehingga:
38,5
8,5
30
8.2 Pengukuran Faktor Isolasi
Dengan set-up pengukuran Faktor Isolasi untuk LO-RF menggunakan FLO1
yang bernilai 117 MHz :

Gambar 8.1 Spektrum sinyal isolasi LO-RF menggunakan FLO1

Kemudian set-up pengukuran Faktor Isolasi untuk LO-RF menggunakan FLO2


yang bernilai 95,6 MHz :

Gambar 8.2 Spektrum sinyal isolasi LO-RF menggunakan FLO2


Sehingga didapatkan hasil:

"# 0
LO RF FLO1 63
63

"# 0
LO RF FLO2 57,7
57,7

Dengan set-up pengukuran Faktor Isolasi untuk LO-IF menggunakan FLO1 yang
bernilai 117 MHz :

Gambar 8.3 Spektrum sinyal isolasi LO-IF menggunakan FLO1


Kemudian set-up pengukuran Faktor Isolasi untuk LO-IF menggunakan FLO2 yang
bernilai 95,6 MHz :

Gambar 8.4 Spektrum sinyal isolasi LO-IF menggunakan FLO2

Sehingga didapatkan hasil:

"# 0
LO IF FLO1 53,8
53,8

"# 0
LO IF FLO2 48,2
48,2

Tabel 1. Hasil pengukuran Faktor Isolasi LO-RF dan LO-IF

Frek. LO Daya sinyal (dBm) Faktor osilasi


(MHz) LO-RF LO-IF LO-RF LO-IF
117 -63 -53,8 63 53,8
95,6 -57,7 -48,2 57,7 48,2

8.3 Pengukuran Frekuensi Bayangan


Untuk mencari nilai Frekuensi Bayangan dapat digunakan persamaan:

)*+ ),- ± 2 × )*-


Maka,

)*+0 106,3 + 2 × 10,7 127,7 234

)*+5 106,3 2 × 10,7 84,9 234

1. Selisih FIM1 dan FLO1

Gambar 8.5 Spektrum frekuensi bayangan FLO1

2. Selisih FIM1 dan FL02

Gambar 8.6 Spektrum frekuensi bayangan FLO2


3. Selisih FIM2 dan FLO1

Gambar 8.7 Spektrum frekuensi bayangan FLO1

4. Selisih FIM2 dan FLO2

Gambar 8.8 Spektrum frekuensi bayangan FLO2


Tabel 4. Hasil perhitungan Frekuensi Bayangan

Selisih
Frekuensi )*+ Frekuensi LO
Frekuensi RF
(MHz) (MHz)
dan LO (MHz)
127,7 117 10,7
127,7 95,6 32,1
84,9 117 32,1
84,9 95,6 10,7

Untuk menghilangkan sinyal IF pada frekuensi bayangan nilai penjumlahan atau


pengurangan dari RF dan LO harus menghasilkan frekuensi IF. Sehingga Jadi untuk
menghilangkan siyal IF pada frek bayangan 127.7 yaitu menggunakan LO1, lalu untuk
mengilangkan sinyal IF pada frekuensi bayangan 84.9 yaitu menggunakan LO2.

9. Kesimpulan :
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:

1. Conversion Loss merupakan nilai dari sebuah perbandingan antara daya output mixer
(Daya IF) terhadap daya input mixer (Daya RF). Pada parameter convertion loss,
dapat diketahui bahwa semakin kecil convertion loss maka semakin baik kualitas dari
sinyal yang diterima.
2. Faktor isolasi merupakan kemampuan tiap port mixer untuk mengisolasi atau
membatasi kontak antar port yang satu dengan yang lain. Dapat diketahui bahwa
semakin besar nilai isolasi antar port mixer maka semakin baik kualitas mixer tersebut.
3. Frekuensi bayangan dapat menyebabkan adanya interferensi antara sinyal radio pada
frekuensu tertentu dengan sinyal radio berbeda. Untuk menghilangkan sinyal IF pada
frekuensi bayangan nilai penjumlahan atau pengurangan dari RF dan LO harus
menghasilkan frekuensi IF.
DAFTAR PUSTAKA

Nickolas, Christina. Oktober 20, 2011. “The Basic of Mixers”. [Online].


https://www.digikey.com/en/articles/the-basics-of-mixers (Diakses tanggal 11
September 2022)

Kurnia, Pandi Indra. “Mixer”. https://pdfcoffee.com/mixer-7-pdf-free.html (Diakses 11


September 2022)

Anda mungkin juga menyukai