Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

PENGUKURAN DISTORSI HARMONISA SINYAL RF

4.1 Tujuan :
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat
1. Mengukur dan mengamati harmonisa- harmonisa sinyal RF
2. Mengukur dan mengamati harmonisa sinyal RF dengan menggunakan
signal generator, function generator dan melihat perbedaannya.

4.2 Dasar Teori


RF signal generator akan menghasilkan sinyal fundamental dengan
persamaan fungsi Sinyal sinusoidal dasar

F(t) = A0 Cos 0t

Atau

F(t)= A0 Sin 0t

Dimana :

A : Amplitudo tegangan maksimum fundamental

0 : Kecepatan sudut fasa fundamental

0 : 2π F0

F0 : Frekuensi fundamental
Secara praktis sebetulnya sinyal yang dihasilkan oleh sinyal RF generator
bukan hanya sinyal fundamental, akan tetapi akan diikuti oleh sinyal distorsi.
Sinyal distorsi merupakan sinyal lain yang ikut dibangkitkan selain sinyal
fundamental. Distorsi sinyal ada dua macam yaitu :

1. Distorsi tidak berurutan


2. Distorsi berurutan

Distorsi tidak beraturan biasanya dikategorikan sebagai gangguan yaitu


berupa noise atau derau yang dihasilkan peralatan. Adapun distorsi beraturan
didefinisikan sebagai distorsi Sinyal kelipatan deret angka dari frekuensi yang
dihasilkan. Pada proses proses tertentu distorsi beraturan ini dapat
dimanfatkan. Distorsi beraturan ini juga dikenal dengan istilah distorsi
harmonisa ( harmonic distorsion )

Persamaan fungsi sinyal dengan distorsi tidak beraturan digambarkan oleh


fungsi sinusoidal tak beraturan dari deret Fourier.

F(t) = A0 Cos 0t + At Cos w1t............ B1 Sin 1t + B2 Sin 2t

A0 AtA........ B1B2.......... dan seterusnya

Adapun persamaan fungsi sinyal dengan distorsi harmonisa, digambarkan


dengan deret Fourier. Fungsi sinusoidal beraturan yaitu :

F(t)= A0 Cos 0t + At Cos 1t + ........+ AnCos nt


Dimana :

A0 Cos 0t  Fungsi fundamental

At Cos 1t  Fungsi harmonisa ke 1

A2Cos 2t  Fungsi harmonisa ke 2

AnCos nt  Fungsi harmonisa ke n

1  20 -> F1 = 2F0

2  30 -> F2 = 3F0

n  (n + 1)0 -> Fn = (n+1)F0

F0  Frekuensi fundamental

F1

F2

Frekuensi Harmonisa

F3

F4
Harmonisa

Harmonisa adalah distorsi periodik dari gelombang sinus tegangan, arus atau
daya dengan bentuk gelombang yang frekuensinya merupakan kelipatan diluar
bilangan satu terhadap frekuensi fundamental pada mana sistem suplai dirancang
beroperasi (frekuensi 50Hz).

Bentuk gelombang yang terdistorsi merupakan penjumlahan dari gelombang


fundamental dan gelombang harmonisa (h1, h2, dan seterusnya). Pada Gambar
2.1 di bawah ini dapat dilihat bentuk gelombang terdistorsi, gelombang
fundamental dan Komponen harmonisanya (harmonisa ketiga).

gambar 4.1 Gelombang Terdistorsi, Harmonisa ketiga (repository.usu.ac.id)

Makin banyak harmonisa diikut sertakan, kurva makin mendekati bentuk persegi
atau bentuk gelombang makin menyimpang dari bentuk sinusoidal
Distorsi Harmonisa

Distorsi harmonisa adalah setiap perubanan dalam bentuk sinyal yang tidak
disengaja dan secara umum tidak diinginkan. Harmonisa menyebabkan distorsi
pada bentuk gelombang fundamental tegangan dan arus. Distorsi harmonisa
timbul akibat karakteristik nonlinier alat dan beban pada sistem tenaga. Peralatan
ini dimodelkan sebagai sumber arus yang menginjeksikan aris harmonisa
kedalam sistem tenaga.

Distorsi harmonisa timbul sebagaimana arus ini menyebabkan tegangan non


linier pada impedansi sistem. Distorsi harmonisa timbul akibat banyaknya
pelanggan beban nonlinier. Berikut ini diperlihatkan bagaimana gelombang arus
menjadi cacat karena harmonisaseperti terlihat pada Gambar 2.2 berikut ini :

Gambar 4.2 Arus Cacat Akibat Harmonisa (repositOty.usu.ac.id)

Persamaan Harmonisa

Gelombang harmonisa dan terdistorsi merupakan gelombang kontinu dan


periodik sehingga sesuai dengan deret Fourier seperti Persamaan berikut.
Gelombang periodik yang memiliki bentuk gelombang ft) = f(t+ 2L) dapat
dinyatakan dengan sebuah deret Fourier dimana (- L, L) interval dari f(t) atau f(t)
mempunyai periode 2L; L adalah bilangan periodik.

Deret Fourier dapat dinyatakan dalam bentuk :

Dengan bagian arus searah biasanya diabaikan untuk kesederhanaan. Ih adalah


arus rms untuk harmonisa orde ke - h.

Dimana :

Dimana :

It : Arus total = Arus terdistorsi efektif (rms)

THDi : Total Harmonics Distortion arus


H : Orde harmonisa

I1 : Arus komponen fundamental

Ih : Arus harmonisa orde ke h

4.3 Daftar Alat/Bahan

No Alat dan Bahan


1. Signal Generator
2. Digital Phospor Oscilloscope
3. Spectrum Analyzer
4. Power Splitter
5. Function Generator
6. Kabel-Kabel Konector

4.4 Prosedur Kerja


1. Siapkan semua peralatan yang dibutuhkan dan pastikan semua peralatan
dalam kondisi baik.
2. Buat rangkaian pengukuran sebagai berikut (semua peralatan dalam
kondisi off dan skala alat ukur dalam posisi aman).

Gambar 4.3 Rangkaian Percobaan dengan Signal Generator


3. Hidupkan RF sinyal generator set frekuensi pada 1 MHz dan output
sebesar 0 dBm.
4. Hidupkan alat ukur dan lakukan pengukuran pengukuran sinyal
harmonisa pada spectrum VHF. Pada setting frekuensi fundamental 500K,
750K, 1M, 2M, 3M, 4M, 5M, 40M, 60M, 80M, 100M, 120M, 160M,
180M, 200M, 300M, 350M, dan 400MHz. Isi data pengukuran pada tabel
4.1.
5. Ulangi prosedur pengukuran 1 sampai 4 untuk gambar rangkaian 4.4.

Gambar 4.4 Rangkaian Percobaan Dengan Function Generator

6. Hidupkan alat ukur dan lakukan pengukuran pengukuran sinyal


harmonisa pada spectrum HF. Pada setting frekuensi fundamental 500K,
750K, 1M, 2M, 3M, 4M dan 5M. Isi data pengukuran pada tabel 4.2.
7. Apakah ada perbedaan sinyal output yang didapat pada signal generator
dan function generator? Jelaskan ?

4.5 Hasil Job


4.5.1 Gambar
4.5.2 Data Tabel Percobaan
4.6 Analisa
4.7 Kesimpulan
4.8 Saran

Anda mungkin juga menyukai