Anda di halaman 1dari 27

Selamat Datang

Dalam Kuliah Terbuka


Analisis Rangkaian Listrik
Sesi 5

1
Disajikan oleh
Sudaryatno Sudirham
melalui
www.darpublic.com

2
Dalam sesi ini kita akan membahas

Hukum-Hukum
dan
Kaidah-Kaidah Rangkaian

3
Pekerjaan analisis rangkaian listrik berbasis pada
dua Hukum Dasar yaitu

1. Hukum Ohm
2. Hukum Kirchhoff

4
Hukum Ohm
• Relasi Hukum Ohm

v  iR
resistansi

• Resistansi konduktor
– Suatu konduktor yang memiliki luas penampangn merata, A,
mempunyai resistansi R

 : resistivitas bahan konduktor


l
R dengan satuan [.mm 2 / m]
A
l : panjang konduktor dengan satuan [m]
A : luas penampang konduktor dengan satuan [mm 2 ]

5
CONTOH:
Seutas kawat terbuat dari tembaga dengan resistivitas 0,018 .mm2/m. Jika kawat ini
mempunyai penampang 10 mm2 dan panjang 300 m, hitunglah resistansinya. Jika kawat
ini dipakai untuk menyalurkan daya (searah), hitunglah tegangan jatuh pada saluran ini
(yaitu beda tegangan antara ujung kirim dan ujung terima saluran) jika arus yang
mengalir adalah 20 A. Jika tegangan di ujung kirim adalah 220 V, berapakah tegangan di
ujung terima? Berapakah daya yang diserap saluran ?

Diagram rangkaian adalah:

Vsaluran
Saluran kirim R l 0,018  300
Resistansi saluran kirim : R    0,054 
A 10
Sumber + i
Beban Karena ada saluran balik, Rsaluran  2  0,054  0,108 
220 V  i
R i = 20 A
Saluran balik
Saluran dialirai arus 20 A, terjadi tegangan jatuh antara sumber dan beban :
Vsaluran  iRsaluran  20  0,108  2,16 V

Tegangan di beban  tegangan sumber  tegangan jatuh di saluran :


vterima  220  2,16  217,84 V

Daya yang diserap saluran, merupakan susut daya di saluran


p saluran  i 2 R  (20) 2  0,108  43,2 W
6
Hukum Kirchhoff

Ada beberapa istilah yang perlu kita fahami lebih dulu

Terminal : ujung akhir sambungan piranti atau rangkaian.


Rangkaian : beberapa piranti yang dihubungkan pada terminalnya.
Simpul (Node) : titik sambung antara dua atau lebih piranti.
Catatan : Walaupun sebuah simpul diberi pengertian sebagai sebuah titik
tetapi kawat-kawat yang terhubung langsung ke titik simpul itu merupakan
bagian dari simpul; jadi dalam hal ini kita mengabaikan resistansi kawat.
Simpai (Loop): rangkaian tertutup yang terbentuk apabila kita berjalan mulai
dari salah satu simpul mengikuti sederetan piranti dengan melewati tiap
simpul tidak lebih dari satu kali dan berakhir pada simpul tempat kita mulai
perjalanan.

7
Ada dua hukum Kirchhoff, yaitu
1. Hukum Tegangan Kirchhoff
2. Hukum Arus Kirchhoff
Pernyataan dari kedua hukum tersebut adalah sebagai berikut:

• Hukum Arus Kirchhoff (HAK) -Kirchhoff's Current Law (KCL)


– Setiap saat, jumlah aljabar arus di satu simpul adalah nol

• Hukum Tegangan Kirchhoff (HTK) Kirchhoff's Voltage Law (KVL)


– Setiap saat, jumlah aljabar tegangan dalam satu loop adalah nol

8
Relasi-relasi kedua hukum Kirchhoff

i2 + v2  i4 + v4 
A B
2 4
+ i1 i5 +
i3
v1 1 loop 1 3 loop 2 5 v5
 
loop 3
C
HAK untuk simpul : HTK untuk loop :

simpul A :  i1  i2  0 loop1 :  v1  v2  v3  0

simpul B :  i2  i3  i4  0 loop 2 :  v3  v4  v5  0

simpul C :  i1  i3  i4  0 loop 3 :  v1  v2  v4  v5  0
9
+ v1 

a). +
+ v s R1 R
 v2  v s  v1  v2  0  v s  i1 R1  i2 R2
2

+ v1 
b).
+ + diL
v s R1 v s  v1  v L  0  v s  i1 R1  L
 vL dt
L 
+ v1 
+ 1

c).
+ v s R1 vC v s  v1  vC  0  v s  i1 R1  iC dt
 C  C

+ v1  + vL 
v s  v1  v L  vC  0
d).
L +
+ v s R1 vC diL 1
 C
  v s  i1 R1  L 
dt C
iC dt 10
i1 R1 R2 i2
A
a). v1 v2 v3
+ v1  + v2     0
+ R3 i1  i2  i3  0 R1 R2 R3
v3 i3

i1 R1 R2 i2
A v1 v2 1
b).
+ v1  + v2 
i1  i2  i L  0   
R1 R2 L 
v L dt  0
+
vL iL
 L

c). i1 R1 C iC
A
+ v1  + vC  v1 dvC v3
+ R3 i1  iC  i3  0  C  0
v3 i3 R1 dt R3

d). i1 R1 C iC
A
v1 dv 1
+ v1 
+
+ vC  i1  iC  i L  0 
R1
C C 
dt L 
v L dt  0
vL iL
 L 11
Pengembangan HTK dan HAK

Hukum Kirchhoff dapat dikembangan, tidak hanya berlaku untuk simpul


ataupun loop sederhana saja, akan tetapi berlaku pula untuk simpul super
maupun loop super

simpul super merupakan gabungan dari beberapa simpul


loop super merupakan gabungan dari beberapa loop

12
simpul super AB

i2 + v2  i4 + v4 
A B
2 4
+ i1 i5 +
i3
v1 1 3 5 v5
 
loop 3

C
simpul super AB loop 3 = mesh super

i1  i3  i4  0 v1  v2  v4  v5  0

13
i4 i5
CONTOH: A
3
+
v=? v 
4

i1= 5A B i2= 2A C i = 8A
3

simpul super
ABC i4  i1  i3  0  i4  i3  i1  8  5  3 A

Simpul C i2  i5  i3  0  i5  i3  i2  8  2  6 A

loop ACBA v  3i5  4i2  0  v  3  6  4  2  10 V

14
15
Hubungan Seri dan Paralel
+ v1 
1
i1 i2
+ + i1 +
v1 v2 i2 v2
1 2 2
  

Hubungan paralel Hubungan seri


v1 = v2 i1 = i 2

Dua elemen atau lebih Dua elemen dikatakan terhubung seri


dikatakan terhubung paralel jika mereka hanya mempunyai satu
jika mereka terhubung pada simpul bersama dan tidak ada elemen
dua simpul yang sama lain yang terhubung pada simpul itu

16
Rangkaian Ekivalen Resistor Seri
Dua rangkaian disebut ekivalen jika antara dua terminal tertentu, mereka
mempunyai karakteristik i-v yang identik

i i

R1 R2 Rekiv
+ Vtotal 

Resistansi Seri : Rekiv  R1  R2  R3     

Vtotal  V R1  V R 2        R1i  R 2 i      
  R1  R 2      i  Rekivalen i.

17
Rangkaian Ekivalen Resistor Paalel

Dua rangkaian disebut ekivalen jika antara dua terminal tertentu, mereka
mempunyai karakteristik i-v yang identik

i1 G1
itotal
itotal

Gekiv
i2 G2

Konduktansi Paralel : Gekiv  G1  G2  G3     

itotal  iG1  iG 2        G1v  G2 v      


  G1  G2       v  Gekivalenv

18
Kapasitansi Ekivalen Kapasitor Paralel
i
A
+ i1 i2 iN
Kapasitor Paralel :
v C C2 CN Cek  C1  C 2      C N
1
_
B

Kapasitansi Ekivalen Kapasitor Seri


i
A
Kapasitor Seri :
+ C1 C2
v 1 1 1 1
CN     
_ Cek C1 C 2 CN

19
Induktansi Ekivalen Induktor Seri
L1 L2
A
+ v1  + v2  +
+ Induktor Seri :
v LN vN
_  Lek  L1  L2       LN

Induktansi Ekivalen Induktor Paralel


A
Induktor Paralel :
+
v L1 L2 LN 1 1 1 1
_     
Lek L1 L2 LN
B

20
CONTOH: C1=100F
i=? i

+ C2=50F
v = 30 sin(100 t) V 

1 1 1 50  100 3 100 10 4
     Ctot  F  F
Ctot 100 50 5000 100 3 3
dv 10 4
 i  Ctot   3000 cos 100 t  0,1 cos 100 t A
dt 3

Jika kapasitor dihubungkan paralel :


Ctot  100  50  150 F  0,15  10 3 F
dv
 i  Ctot  0,15  10 3  3000 cos 100 t  0,45 cos 100 t A
dt

21
Sumber Ekivalen
i i
R1

+ vR 
+ bagian iR + bagian
vs + v is v
 lain lain
 R2 
rangkaian rangkaian

Sumber tegangan Sumber arus

Dari sumber tegangan menjadi vs R2  R1


sumber arus
is 
R1

Dari sumber arus menjadi


v s  i s R2 R1  R2 sumber tegangan

22
CONTOH:

30V + 3A R2=10
 R1=10

is
i3
i1 i2 R1
R1 + R2
2,5 A R2 50 V  20 
20  30  30 

23
Transformasi Y - 
Rangkaian mungkin terhubung  atau Y. Menggantikan hubungan  dengan
hubungan Y yang ekivalen, atau sebaliknya, dapat mengubah rangkaian menjadi
hubungan seri atau paralel.
C C

R3
Hubungan  RA RB Hubungan Y
R2 R1

B A A
RC B
Ekivalen  dari Y Ekivalen Y dari 
R1 R2  R2 R3  R1 R3 RB RC
RA  R1 
R1 R A  RB  RC
R1 R2  R2 R3  R1 R3 RC R A
RB  R2 
R2 R A  RB  RC
R1 R2  R2 R3  R1 R3 R A RB
RC  R3 
R3 R A  RB  RC

Dalam keadaan seimbang, R


RY 
3
R A  RB  RC atau R1  R2  R3
R  3RY
24
Kaidah Pembagi Tegangan
 Rk 
Pembagi Tegangan : vk   vtotal

 Rtotal 

is 10  20 

+ v1  + v2 +
+
60 V  v3
30  

v1  10 V ; v2  20 V ; v3  30 V

25
Kaidah Pembagi Arus
 Gk 
Pembagi Arus : ik    itotal

 Gtotal 

is i1 i2 i3
R1 R2 R3
1A
10  20  20 

G1 (1 / 10)
i1  is   1  0,5 A
Gtot (1 / 10)  (1 / 20)  (1 / 20)
G2 G
i2  is  0,25 A ; i3  3 is  0,25 A
Gtot Gtot

26
Kuliah Terbuka
Analisis Rangkaian Listrik di Kawasan Waktu
Sesi 5

Sudaryatno Sudirham

27

Anda mungkin juga menyukai