Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS FOURIER

Rizki Wulandari M0209045


Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak Secara matematis, semua fungsi periodik dapat dinyatakan sebagai jumlah tak terhingga dari gelombang harmonis (sinus dan cosinus). Analisis Fourier memberikan perangkat matematika untuk menentukan frekuensi dan amplitudo harmonis yang terpilih. Waveform Analyzer adalah analog elektronik dari proses matematika analisis Fourier. Dengan memberikan bentuk gelombang periodik, lalu menggunakan Analyzer untuk menentukan frekuensi dan amplitudo relatif dari komponen harmonis sinyal. Pada percobaan ini akan digunakan Waveform Analyzer untuk melakukan analisis Fourier pada gelombang gigi gergaji dan kotak. Pada percobaan ini akan digunakan range frekuensi 2 20 kHz, 200 2000 Hz dan 20 200 Hz. Sedangkan mode filter yang digunakan disini adalah band reject, band pass, low pass dan high pass. Frekuensi harmonik dari gelombang gigi gergaji untuk mode filter yang berbeda dan range frekuensi yang berbeda, nilai frekuensinya berbeda pula . Frekuensi harmonik dari gelombang kotak untuk mode filter yang berbeda dan range frekuensi yang berbeda, nilai frekuensinya berbeda pula. Kata kunci: Fourier, frekuensi, band reject, band pass, low pass, high pass. 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Untuk menghitung frekuensi dari suatu sinyal, sebuah implementasi diskrit dari analisa Fourirer dapat digunakan, yang kemudian lebih kita kenal sebagai fast-discrete-time discretefrequency Fourier transform, atau disingkat FFT. Secara umum teknik ini merupakan pendekatan yang terbaik untuk transformasi.[1] Analisis Fourier adalah proses matematika yang digunakan untuk memecahkan masalah bentuk gelombang kompleks dengan menguraikan gelombang itu menjadi komponen sinusoidanya. Setiap bentuk gelombang yang kompleks dapat diperlihatkan terjadi dari sejumlah gelombang sinus murni terdiri dari suatu gelombang sinus dasar ditambah harmonik-harmonik khusus gelombang itu. Sebagai contoh, dengan menambahkan harmonik gasal pada sebuah gelombang sinus (yaitu 3f, 5f, 7f, dst.) akan diperoleh gelombang persegi.[2] Saat ini, subjek analisis Fourier mencakup spektrum yang luas dari matematika. Dalam ilmu dan teknik, proses dekomposisi fungsi menjadi potongan-potongan sederhana sering disebut analisis Fourier, sedangkan pengoperasian membangun kembali fungsi dari potongan-potongan ini dikenal sebagai sintesis Fourier. Dalam matematika, istilah analisis Fourier sering mengacu pada studi dari kedua operasi. Proses dekomposisi sendiri disebut transformasi Fourier. Transformasi sering diberikan nama yang lebih spesifik yang tergantung pada domain dan properti lainnya dari fungsi yang berubah. Selain itu, konsep asli dari analisis Fourier telah diperpanjang dari waktu ke waktu untuk diterapkan pada situasi yang lebih dan lebih abstrak dan umum, dan bidang umum sering dikenal sebagai analisis harmonik. Setiap transformasi digunakan untuk analisis memiliki invers transformasi yang sesuai yang dapat digunakan untuk sintesis.[3] 1.2 Tujuan 1. Menentukan frekuensi dan amplitudo harmonik dari gelombang gigi gergaji. 2. Menentukan frekuensi dan amplitudo harmonik dari gelombang kotak. 1.3 Tinjauan Pustaka Deret Fourier Sebuah isyarat periodis pasti akan mempunyai persamaan, ( ) ( ) Untuk semua (waktu). adalah periode waktu ketika fungsi mulai terulang. Setiap fungsi yang periodis ternyata dapat dinyatakan dengan superposisi fungsi sinus dan kosinus. Telah diketahui bahwa

fungsi trigonometri dan yang periodik dengan periode , dengan f adalah frekuensi dalam siklus per detik ( ) dan adalah frekuensi sudut dalam radian / det. Gambar 1 menunjukkan fungsi periodis, dengan : periode fundamental. = frekuensi fundamental.

Gambar 1. Contoh isyarat periodis Suatu isyarat periodis dengan periode dapat dinyatakan sebagai jumlahan isyaratisyarat cosinus dan/atau sinus dengan periodeperiode kelipatan dari . (1)

Gambar 2. Koefisien Deret Fourier untuk isyarat kotak diskret dengan ( )=5, dan (a) N=10, (b) N=20, dan (c) N=40. Ketika bertambah besar, yang berarti mengecil, maka jarak antar koefisien Fourier menjadi semakin kecil juga (merapat). Gambar 2 memperlihatkan bahwa jarak antar koefisien Fourier semakin rapat. Ketika bernilai sangat besar, maka koefisien Fourier sangat rapat dan menjadi fungsi kontinyu ketika . Ketika bernilai sangat besar, , maka koefisien Fourier dinyatakan dengan,

Transformasi Fourier Sebagaimana pada uraian tentang Deret Fourier, fungsi periodis yang memenuhi persamaan 1 dapat dinyatakan dengan superposisi fungsi sinus dan kosinus. Deret Fourier sebuah fungsi periodis dinyatakan sebagai,

(2)

dengan = : periode fundamental. : frekuensi sudut fundamental, . Sedangkan koefisien deret Fourier dinyatakan dengan persamaan

(5) Dengan ( ) persamaan menjadi,

dan

maka

(3) (6) atau (4)

2.2 Cara Kerja Prosedur penelitian ini dapat diihat pada gambar 4 berikut :
Sambungkan Function Generator ke osiloskop

Catat frekuensi dan amplitudo gelombang

Gambar 3. Fungsi Aperiodis dan Fungsi Periodis. (a) fungsi aperiodis, (b) fungsi periodis dengan periode Sebagaimana terlihat pada Gambar 3, Fungsi aperiodis dapat dilihat sebagai fungsi periodis dengan ..Diketahui bahwa dan

Hubungkan sinyal gelombang sinus ke input dan osiloskop ke output dari Waveform Analyzer

Pasang mode Waveform Analyzer pada band reject, lalu catat frekuensinya pada masing masing range berikut ini: 1. 2 20 kHz 2. 200 2000 Hz 3. 20 200 Hz

Maka persamaan 2 menjadi

Ulangi langkah diatas untuk band pass, low pass, high pass

Ulangi semua langkah percobaan untuk gelombang kotak

(7) Ketika , sehingga . Dengan demikian persamaan 7 menjadi berbentuk integral,


Hasil Penelitian dan Pembahasan

Gambar 4. Diagram Alir Prosedur Eksperimen (8)

Persamaan adalah,[4]

pasangan

transformasi

Fourier

(9)

2. Metode Eksperimen 2.1 Alat dan Bahan 1. Function Generator 2. Waveform Analyzer 3. Osiloskop 4. Kabel penghubung

1 set 1 set 1 buah secukupnya

Gambar 5. PASCO Scientific Waveform Analyzer Langkah awal pada percobaan ini adalah mencatat frekuensi input gelombang dari Function Generator ke output pada osiloskop.

Setelah itu maka input dari Function Generator dihubungkan ke Waveform Analyzer dan output dari Waveform Analyzer ke osiloskop seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.

Pada percobaan pertama akan dilakukan pengambilan data pada gelombang gigi gergaji. Dimana data yang didapat dari masing masing mode adalah sebagai berikut Tabel 1 Band Reject Gelombang Gigi Gergaji f A (Hz) (Volt) 500 9 500 8 500 8 fanalizer 15,50 kHz 1550 Hz 155 Hz Range 2 - 20 kHz 200 - 2000 Hz 20 - 200 Hz

Tabel 2 Band Pass Gelombang Gigi Gergaji Gambar 6. Gambar gelombang input 3. Hasil dan Pembahasan Secara matematis, semua fungsi periodik dapat dinyatakan sebagai jumlah tak terhingga dari gelombang harmonis (sinus dan cosinus). Analisis Fourier memberikan perangkat matematika untuk menentukan frekuensi dan amplitudo harmonis yang terpilih. Waveform Analyzer adalah analog elektronik dari proses matematika analisis Fourier. Dengan memberikan bentuk gelombang periodik, lalu menggunakan Analyzer untuk menentukan frekuensi dan amplitudo relatif dari komponen harmonis sinyal. Pada percobaan ini akan digunakan Waveform Analyzer untuk melakukan analisis Fourier pada gelombang gigi gergaji dan kotak. Dari Waveform Analyzer ini akan dicatat pula frekuensinya, dimana pada Waveform Analyzer terdapat 3 range frekuensi, yaitu: 1. 2 20 kHz 2. 200 2000 Hz 3. 20 200 Hz Ketiga range frekuensi ini akan dipakai untuk 4 mode filter yang berbeda beda, yaitu : 1. Band reject Menyaring semua gelombang kecuali pada range frekuensi yang telah disetel pada Waveform Analyzer 2. Band pass Hanya menyaring gelombang pada range frekuensi yang telah disetel pada Waveform Analyzer 3. Low pass Menyaring semua gelombang yang lebih besar dari range frekuensi yang telah disetel pada Waveform Analyzer 4. High pass Menyaring semua gelombang yang lebih kecil dari range frekuensi yang telah disetel pada Waveform Analyzer[5] f (Hz) 100 100 100 A (Volt) fanalizer 19,85 kHz 1985 Hz 1 198,7 Hz Range 2 - 20 kHz 200 - 2000 Hz 20 - 200 Hz

Tabel 3 Low Pass Gelombang Gigi Gergaji f A (Hz) (Volt) fanalizer Range 100 17,75 kHz 2 - 20 kHz 110 1814 Hz 200 - 2000 Hz 180,8 Hz 20 - 200 Hz Tabel 4 High Pass Gelombang Gigi Gergaji f A (Hz) (Volt) fanalizer Range 18,18 kHz 2 - 20 kHz 1808 Hz 200 - 2000 Hz 100 2 180,8 Hz 20 - 200 Hz Apabila diamati di osiloskop, maka gabungan antara gelombang input dan gelombang ouput dari gelombang gergaji adalah sebagai berikut

Gambar 7. Gabungan gelombang input dan output gelombang gigi gergaji

Dari data pada tabel 1 dapat dilihat untuk mode band reject pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 15,50 kHz, sedangkan amplitudonya adalah 9 volt. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1550 Hz dan amplitudonya 8 volt. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 155 Hz dan amplitudonya 8 volt. Dari data pada tabel 2 dapat dilihat untuk mode band pass pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 19,85 kHz, sedangkan amplitudonya tidak dapat terbaca karena adanya noise pada gelombang. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1985 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 198,7 Hz dan amplitudonya 1 volt. Dari data pada tabel 3 dapat dilihat untuk mode low pass pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 17,75 kHz, sedangkan amplitudonya tidak dapat terbaca karena adanya noise pada gelombang. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1814 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 180,8 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Dari data pada tabel 4 dapat dilihat untuk mode high pass pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 18,18 kHz, sedangkan amplitudonya tidak dapat terbaca karena adanya noise pada gelombang. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1808 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 180,8 Hz dan amplitudonya 2 volt. Pada percobaan kedua akan dilakukan pengambilan data pada gelombang kotak. Dimana data yang didapat dari masing masing mode adalah sebagai berikut Tabel 5 Band Reject Gelombang Kotak f (Hz) 500 500 500 A (Volt) fanalizer 9 15,69 kHz 9 1569 Hz 9 157 Hz

Tabel 6 Band Pass Gelombang Kotak f A (Hz) (Volt) fanalizer Range 19,18 kHz 2 - 20 kHz 1918 Hz 200 - 2000 Hz 191,8 Hz 20 - 200 Hz Tabel 7 Low Pass Gelombang Kotak f A (Hz) (Volt) fanalizer Range 19,15 kHz 2 - 20 kHz 1915 Hz 200 - 2000 Hz 191,5 Hz 20 - 200 Hz Tabel 8 High Pass Gelombang Kotak f A (Hz) (Volt) fanalizer Range 16,03 kHz 2 - 20 kHz 1603 Hz 200 - 2000 Hz 110 7 160,6 Hz 20 - 200 Hz Apabila diamati di osiloskop, maka gabungan antara gelombang input dan gelombang ouput dari gelombang gergaji adalah sebagai berikut

Range 2 - 20 kHz 200 - 2000 Hz 20 - 200 Hz

Gambar 8. Gabungan gelombang input dan output gelombang kotak Dari data pada tabel 5 dapat dilihat untuk mode band reject pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 15,69 kHz, sedangkan amplitudonya adalah 9 volt. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1569 Hz dan amplitudonya 9 volt. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 157 Hz dan amplitudonya 9 volt. Dari data pada tabel 6 dapat dilihat untuk mode band pass pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 19,18 kHz, sedangkan amplitudonya tidak dapat terbaca karena adanya noise pada gelombang.

Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1918 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 191,8 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Dari data pada tabel 7 dapat dilihat untuk mode low pass pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 19,15 kHz, sedangkan amplitudonya tidak dapat terbaca karena adanya noise pada gelombang. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1915 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 191,5 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Dari data pada tabel 8 dapat dilihat untuk mode high pass pada range frekuensi 2 20 kHz frekuensi harmoniknya adalah 16,03 kHz, sedangkan amplitudonya tidak dapat terbaca karena adanya noise pada gelombang. Sedangkan untuk range frekuensi 200 2000 Hz frekuensi harmoniknya 1603 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca. Untuk range frekuensi 20 200 Hz frekuensi harmoniknya adalah 160,6 Hz dan amplitudonya tidak dapat terbaca.

Oleh karena itu mengapa untuk mode band reject, frekuensi harmoniknya masih berada pada range frekuensi yang dipasang. 4. Kesimpulan 1. Frekuensi harmonik dari gelombang gigi gergaji untuk mode filter yang berbeda dan range frekuensi yang berbeda, nilai frekuensinya berbeda pula . 2. Frekuensi harmonik dari gelombang kotak untuk mode filter yang berbeda dan range frekuensi yang berbeda, nilai frekuensinya berbeda pula. Daftar Pustaka [1]. Santoso, Tri Budi, Hary Octavianto, Titon Dutono. 2008. Windowing dan Pengamatan Spektrum Frekuensi. Surabaya : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya [2]. Howell, Kenneth B. 2001. Principles of Fourier Analysis, CRC Press. ISBN 9780849382758 [3]. Rudin, Walter. 1990 .Fourier Analysis on Groups.Wiley-Interscience. ISBN 047152364X [4]. Hidayat, Risanuri. 2003. Deret dan Transformasi Fourier. Yogakarta : FT UGM. [5]. PASCO Scientific .1987. Digital Display Waveform Analyzer. Rosevillie, USA : PASCO Scientific.

Gambar 9. Jenis jenis filter Dapat dilihat dari gambar 9 bahwa untuk band stop (band reject), frekuensi yang ditolak bukanlah frekuensi keseluruhan dalam range. Sebagai contoh untuk range frekuensi 2 20 kHz, bukan berarti frekuensi dari 2 20kHz akan ditolak, tetapi yang akan ditolak hanya pada dan dibawah daerah frekuensi tengah, seperti yang ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10. Kurva respon filter band reject

LAMPIRAN

TABEL PERHITUNGAN

Vp (volt)
3000 3500 4000 4500 5000

Vsumber Isumber (volt) (A)


3 3 3 3 3 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

AG (m)
0,039 0,038 0,036 0,034 0,033

Sumber Arus Konstan r2 r (m) (m2) 1/r2 (m-2)


0,137 0,132 0,124 0,116 0,113 0,019 0,017 0,015 0,013 0,013 53,584 57,339 65,374 74,124 78,773

B (T)
0,00083 0,00083 0,00083 0,00083 0,00083

B2 (T2)
6,956 6,956 6,956 6,956 6,956 10-7 10-7 10-7 10-7 10-7

Anda mungkin juga menyukai