Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

HIGH FREKUENSI

JOB 5
PENGUKURAN SINYAL AM

5.1. Tujuan

1. Memahami prinsip kerja modulasi AM


2. Mengamati perubahan sinyal AM, bila:
a. Informasi diubah
b. Carrier diubah
3. Mengamati perubahan sinyal AM, bila RF output tegangan sinyal generator diubah.

5.2. Perangkat / Alat-alat Yang Digunakan

1. RF synthesized signal generator


2. RF Osciloscope
3. RF Spectrum analyzer
4. Function Generator
5. Power Splitter
6. Kabel-kabel dan konektor

5.3. Teori Dasar

Modulasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana beberapa karakteristik dari gelombang
dengan frekuensi yang relatif tinggi, yang dinamakan pembawa (carrier), berubah sehubungan
dengan harga sesaat dari frekuensi rendah, yang dinamakan gelombang-gelombang pemodulasi
(sinyal informasi).
Modulasi amplitudo adalah proses memodulasi sinyal informasi (frekuensi rendah) pada
gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah-ubah amplitudo gelombang frekuensi tinggi tanpa
mengubah frekuensinya.

Sinyal pemodulasi berbentuk sinusoidal dan mempunyai bentuk gelombang yang


digambarkan oleh persamaan:

1
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Dimana merupakan frekuensi sudut sinyal pemodulasi. Dalam praktek, sangat

kecil dibanding dengan dalam transmisi radio, perbandingan ke sama dengan 1 / 1000.

Kalau pembawa dinyatakan oleh persamaan,

Maka dari definisi, ampitudo pembawa termodulasi dirumuskan dengan :

Dimana suatu konstanta perbandingan. Harga kostanta ini ditentukan oleh rangkaian

pemodulasi. Sehingga persamaan lengkap untuk pembawa modulasi amplitudo (AM) adalah

Dimana dinamakan faktor modulasi, indeks modulasi atau kedalaman modulasi.

(dasar elektronika, 1989 : 286).

Gambar 5.1 Gelombang Pembawa


(dasar elektronika, 1989 : 288)

2
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Gambar 5.2 Gelombang Pemodulasi


(dasar elektronika, 1989 : 288)

Gambar 5.3 Gelombang Pembawa Termodulasi


(dasar elektronika, 1989 : 288)

Indeks modulasi Ampiltudo

3
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI
Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut indeks modulasi
AM, dinotasikan dengan ma. Parameter ini merupakan perbandingan antara amplitudo puncak
sinyal pemodulasi (Em) dengan amplitude puncak sinyal pembawa (Ec).

Besarnya indeks modulasi mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar nol,
berarti tidak ada pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan
pemodulasian maksimal yang dimungkinkan. Besarnya indeks modulasi AM dinyatakan dengan
persamaan:

Indeks modulasi juga dapat dinyatakan dalam persen :

Daya dalam gelombang AM :

Power Distribution AM ( Daya rata-rata AM)

Daya rata-rata sebuah gelombang sin dan cos

Pav = E2/ R

E = tegangan rms

Tegangan pembawa rms = Ec = 0,707 Ec max

Daya USB dan LSB

Total Daya AM DSBFC envelope :


Pt = Pc + Pusb + Plsb
Atau

4
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Dimana : Pt = Total daya AM DSBFC envelope (Watt)

Pc = Daya carrier (Watt)


Pusb = daya upper side band (Watt)
Plsb = daya lowerside band (Watt)
ma = indeks modulasi
gambar spectrum daya gelombang AM DSBFC :
Power (Watt)

f lsb fc f usb Frekuensi (Hz)

Macam-macam modulasi AM :

Ada beberapa variasi nilai m, diantaranya:

1. Tanpa modulasi ketika = 0, Em = 0, maka sinyal termodulasi adalah sama seperti

sinyal carrier.

5
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

=0

2. Modulasi normal, ketika 0 < <1, Resultan gelombang semakin terlihat signifikan

ketika nilai mendekati 1.

3. Modulasi 100%, ketika = 1, merupakan kondisi ideal. Sinyal termodulasi yang paling

baik dihasilkan jika nilai = 1. Tetapi kondisi ini sukar dicapai karena keterbatasan

alat, terutama kendala noise. Pada nilai = 1, amplitudo puncak sinyal termodulasi

akan bervariasi dari nol sampai dua kali amplitudo sinyal carrier (sebelum modulasi).

6
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

=1

4. Overmodulasi terjadi ketika > 1. Overmodulasi akan menghasilkan distorsi pada

sinyal termodulasi, dan envelope sama sekali berbeda bentuknya dengan sinyal
informasi/pemodulasi.

>1

5.4. Prosedur pengukuran


1. Buat rangkaian pengukuran sebagai berikut :
(Semua peralatan dalam kondisi off).

7
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Spectrum
Analyzer

OSC
CH 1

CH 2
Power Spliter

Sinyal Generator
MOD IN / OUT
Generator
Function

Power Spliter

2. Hidupkan Function Generator, atur sebagai input informasi.


Set f = 5 KHz;
A = 1 Volt, (f = fm)

3. Hidupkan Sinyal Generator, sebagai input carier


Set f = 1 MHz (f=fc, RF output = A)
RF Output = 0 dBm;
Modulasi = 50 %
4. Amati gelombang AM yang terdapat pada osilscope. Gambarkan bentuk gelombangnya.
Catat daya yang terukur pada Spectrum Analyzer.
5. Ulangi pengukuran untuk input fm = 10 KHz, 15 KHz, dan 20 KHz.
fc = 1 MHz;
RF Output = 0 dBm;
Modulasi = 50 %.
Catat daya pada spectrum analyzer. Amati dan gambarkan bentuk gelombangnya naik dan
turunkan modulasinya. ( Tabel 5.1)

8
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI
Catatan : Untuk mengatur frekueni informasi dari function generator kembali, lepaskan
dulu probe function generator yang terhubung pada modulasi input dari sinyal
generator. Setelah diatur baru dihubungkan kembali pada sinyal generator.
6. Ulangi pengukuran untuk fm = 10 KHz dan
fc = 5, 10, 20, 30, 50, 80, dan 100 MHz;
RF Output = 0 dBm dan
Modulasi = 50%.
Catat daya pada spectrum analyzer (Tabel 5.2). Amati dan gambarkan bentuk
gelombangnya, naik dan turunkan modulasinya cata apa yang terjadi.
7. Ulangi pengukuran 5 dan 6 untuk RF output = 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dBm.
fm = 10 KHz;
fc = 80 MHz.
Amati apa yang terjadi dan gambarkan bentuk gelombangnya. (Tabel 5.3)
8. Ulangi kembali pengukuran 5 dan 6 untuk RF output= -1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8, -9 dan
-10 dBm;
fm = 15 KHz;
fc = 50 MHz.
Amati apa yang terjadi dan gambarkan bentuk gelombangnya. (Tabel 5.4)

9. Jelaskan apa yang terjadi pada gelombang AM jika :


a. Informasi di ubah-ubah
b.Carier di ubah-ubah
c. RF output di ubah-ubah
d. Modulasi diubah-ubah

5.5. Data Percobaan:

Tabel 5.1 Hasil Percobaan berbagai variasi fm kabel coaxial RG-58

Function Sinyal Generator Spektrum Osiloskop

9
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI
fc RF
Generator (MHz) Output Analyzer
(Gambar Gelombang)
fm (KHz) (dBm) P (W)

5 1 0 89 nW

10 1 0 2,40 µW

15 1 0 2,46 µW

20 1 0 2,40 µW

10
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Tabel 5.2 Hasil Percobaan berbagai variasi fc kabel coaxial RG-58


Sinyal Generator
Function Spektrum
RF Osiloskop
Generator fc Analyzer
Output (Gambar Gelombang)
fm (KHz) (MHz) P (W)
(dBm)

10 5 0 2,30 µW

10 10 0 2,5 µW

10 15 0 2,16 µW

10 20 0 2,7 µW

11
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

10 30 0 1,84 µW

10 50 0 1,80 µW

10 80 0 1,59 µW

10 100 0 1,61 µW

12
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Tabel 5.3 Hasil Percobaan berbagai variasi RF Output Positif kabel coaxial RG-58
Function Sinyal Generator
Spektrum
Generator RF Osiloskop
fc Analyzer
fm Output (Gambar Gelombang)
(MHz) P (W)
(KHz) (dBm)

10 80 1 1,96 µW

10 80 2 2,40 µW

10 80 3 2,95 µW

13
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

Tabel 5.4 Hasil Percobaan berbagai variasi RF Output Negatif kabel coaxial RG-58
Spektrum
Function Sinyal Generator
Analyzer
Generator Osiloskop
RF
fm fc (Gambar Gelombang)
Output P (W)
(KHz) (MHz)
(dBm)

15 50 -1 1,36 µW

15 50 -2 1,9 µW

15 50 -3 857,3 nW

14
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

15 50 -4 653 nW

15 50 -5 512 nW

15 50 -6 412 nW

15 50 -7 323 nW

15
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI

15 50 -8 250 nW

15 50 -9 191 nW

15 50 -10 152 nW

5.6. Analisa

16
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dianalisa bahwa percobaan kali
ini bertujuan untuk mengukur sinyal AM. Modulasi amplitude adalahproses memodulasi sinyal
informasi (frekuensi rendah) pada gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah ubah amplitude
gelombang frekuensi tinggi tanpa mengubah frekuensinya. Sinyal yang terbentuk adalah
gelombang sinusoidal. Pada percobaan kali ini untuk tabel pertama, kita kan mengukur sinyal
AM dimana frekuensi (AM) akan kita ubah atau divariasikan sedangkan sinyal carriernya akan
bernilai tetap. Didapat bahwa bentuk gelombang yang tampil di layar osiloskop berbentuk
gelembung-gelembung seperti halnya bentuk gelombang AM pada umumnya.
Sedangkan pada tabel berikutnya kita melakukan percobaan dengan menvariasikan nilai
frekuensi carriernya. Dan didapat gambar gelombangnya yang tidak menggelembung, namun
terlihat seperti garis yang berbentuk rigi – rigi atau tidak rata. Hal tersebut dikarenakan frekuensi
carriernya berubah-ubah. Dan tabel ke-3 kita melakukan percobaan dengan memvariasikan nilai
RF output positif pada sinyal generator. Daya yang dihasilkan disebut daya USB (Upper
Sideband). Dan untuk tabel terakhir, kita melakukan percobaan dengan menvariasikan sinyal RF
output negatif pada signal generator. Untuk hasil nilai Daya pada spectrum analyzer disebut daya
LSB (Lower Sideband).

5.7. Kesimpulan

17
LAPORAN PRAKTIKUM
HIGH FREKUENSI
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Modulasi amplitude adalah proses memodulasi sinyal informasi (frekuensi rendah) pada
gelombang frekuensi tinggi dengan mengubah ubah amplitudo gelombang frekuensi
tinggi tanpa mengubah frekuensinya.
2. Derajat modulasi merupakan parameter penting dan juga sering disebut indeks modulasi
AM, dinotasikan dengan ma. Parameter ini merupakan perbandingan antara armplitudo
puncak sinyal pemodulasi (Em) dengan amplitude puncak sinyal pembawa (Ec).
Besarnya indeks modulasi mempunyai rentang antara 0 dan 1. Indeks modulasi sebesar
nol, berarti tidak ada pemodulasian, sedangkan indeks modulasi sebesar satu merupakan
pemodulasian maksimal yang dimungkinkan.
3. Mengukur sinyal AM dimana frekuensi (AM) akan kita ubah atau divariasikan sedangkan
sinyal carriernya akan bernilai tetap. Didapat bahwa bentuk gelombang yang tampil di
layar osiloskop berbentuk gelembung-gelembung seperti halnya bentuk gelombang AM
pada umumnya.
4. Percobaan dengan menvariasikan nilai frekuensi carriernya. Dan didapat gambar
gelombangnya yang tidak menggelembung, namun terlihat seperti garis yang berbentuk
rigi – rigi atau tidak rata. Hal tersebut dikarenakan frekuensi carriernya berubah-ubah.

18

Anda mungkin juga menyukai