Anda di halaman 1dari 181

RANCANG BANGUN WEBGIS

INTENSITAS HUJAN SECARA REALTIME


MENGGUNAKAN DATA RADAR
(STUDI KASUS RADAR SERPONG)

Disusun Oleh :
Putri Khairani
105093003071

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
RANCANG BANGUN WEBGIS
INTENSITAS HUJAN SECARA REALTIME
MENGGUNAKAN DATA RADAR
(STUDI KASUS RADAR SERPONG)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh:
Putri Khairani
105093003071

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
ii
RANCANG BANGUN WEBGIS
INTENSITAS HUJAN SECARA REALTIME
MENGGUNAKAN DATA RADAR
(STUDI KASUS RADAR SERPONG)

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh
Putri Khairani
105093003071

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc


NIP. 470 035 764 NIP. 080 128 640

Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi

A’ang Subiyakto, M.Kom


NIP. 150 411 252
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN

Skripsi ”Rancang Bangun Webgis Intensitas Hujan secara Realtime menggunakan


Data Radar (Studi Kasus Radar Serpong)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam
sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2010. Skripsi telah diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) Program
Studi Sistem Informasi.
Jakarta, Agustus 2010

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

Qurrotul Aini, MT Nur Aeni Hidayah, MMSI


NIP. 19730325 200901 2001 NIP. 19750818 200501 2008
Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Bakri La Katjong, MT, M.Kom Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc


NIP. 470 035 764 NIP. 080 128 640

Mengetahui,

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Sistem Informasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis A’ang Subiyakto, M.Kom


NIP. 150 317 956 NIP. 150 411 252

iv
HALAMAN PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-


BENAR ASLI KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, September 2010

Putri Khairani
105093003071

v
ABSTRAK

PUTRI KHAIRANI, Rancang Bangun Intensitas Hujan secara Realtime


Menggunakan Data Radar (Studi Kasus Radar Serpong). (Di bawah
bimbingan Bakri La Katjong dan Yiyi Sulaeman).

Penerapan teknologi di bidang observasi hujan di Indonesia terus


berkembang, antara lain teknologi radar cuaca. Teknologi ini bisa menghasilkan
informasi intensitas hujan secara realtime setiap enam menit, artinya wilayah
dalam jangkauan sapuan radar dapat terus diamati perubahan cuacanya dalam
resolusi temporal enam menit. Penerapan teknologi ini perlu didukung aspek
pengelolaan dan pendistribusian informasi dengan baik, antara lain melalui
Webgis. Penelitian ini bertujuan membangun prototipe webgis radar cuaca secara
realtime dengan studi kasus radar Serpong dan Padang, dengan pemanfaatan
jaringan internet dapat menjangkau pengguna dengan menghilangkan aspek jarak
dan waktu. Penelitian ini dilakukan dengan studi pustaka, observasi, dan
wawancara untuk pengumpulan data dan kebutuhan sistem, serta menggunakan
metode rapid application development sebagai metode pengembangan sistem.
Tools yang digunakan adalah map server, php, map script, ArcGIS 9.2 serta
database POSTGRE SQL 8.3. Hasil penelitian adalah prototipe Webgis offline
radar cuaca yang menyajikan informasi curah hujan untuk daerah Serpong.
Apabila berjalan pada sistem operasi Windows dengan menggunakan browser
Mozilla Firefox, Webgis ini akan menampilkan data curah hujan yang dapat
dilihat dan diperoleh dengan cepat, mudah dan murah.

V Bab + 133 halaman + xxii halaman + Daftar Pustaka + lampiran, 2010


Kata kunci: Webgis, radar cuaca, radar Serpong, realtime, basis data spasial.
Pustaka Acuan (19, 1996 - 2010)

vi
Bismillahir r ahmanir r ahim...

Assalamu'alaikum...
RAN CAN G BAN GU N W EBGI S
RAD AR CU ACA SECARA REALTI M E
( Studi Kasus Radar Ser pong dan Padang )

PU TR I K H AI R AN I
10 5 0 9 3 0 0 3 0 7 1
SI ST E M I N F O R M A SI
U I N SY A H I D J A K A R T A

D i b a w a h B i m b i n ga n :
1. B a k r i L a K a t j o n g , M T . M . K o m
2 . I r . Y i yi Su l a em a n , M . Sc
Latar Belakang M asalah

 Banyaknya bencana alam yang terjadi di I ndonesia yang dipengaruhi oleh


tingkat intensitas hujan, serta tingginya kerugian yang diderita pasca
bencana sebagai suatu akibat kurangnya pemantauan cuaca harian di
I ndonesia secara r ealtime.
 Pemanfaatan teknologi di bidang pemantauan cuaca yang terus
berkembang, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi radar untuk
pengamatan cuaca.
 Saat ini I ndonesia belum memiliki Webgis yang berbasis spatial untuk
penyebaran informasi cuaca secara realtime berdasarkan data radar
cuaca.
 Belum adanya media penyampaian informasi cuaca berbasis spatial.

Oleh : Putri Khairani


Per um usan M asalah

Û Bagaimana merancang sebuah w ebGI S informasi


cuaca yang informatif secara r ealtime.
Û Bagaimana mengatasi semua masalah yang dihadapi
oleh pengguna data spasial yang berhubungan dengan
manajemen spatial database yang berhubungan
dengan data radar cuaca.
Û Bagaimana memanfaatkan dan mendistribusikan data
radar sehingga menjadi informasi yang lebih berguna
melalui jaringan internet.

Oleh : Putri Khairani


Batasan M asalah

 Pemanfaatan data radar cuaca Serpong dan Padang untuk memberikan


informasi cuaca secara r ealtime dan berbasis spasial kepada pengguna
yang berada dalam daerah jangkauan radar.
 Menganalisis dan merancang prototipe sistem basis data spasial data
radar cuaca dengan pemanfaatan software basis data spasial yaitu
POSTGRE SQL.
 Merancang dan membangun webgis untuk informasi radar cuaca secara
r ealtime dengan kemampuan quer y data yang sesuai dengan kebutuhan
pengguna untuk wilayah cakupan radar cuaca Serpong dan Radar cuaca
MI A yang ada di Padang Sumatera Barat.
 Tahapan pembangunan sistem hanya sebatas pada pengujian prototipe
sistem oleh pengguna dan tidak sampai pada tahap penerapan sistem.
 Pembahasan data radar cuaca pada laporan ini hanya menggunakan
data radar Serpong karena kesamaan proses dan format data dengan
data radar MI A.
Tujuan

Û Menghasilkan WebGI S yang informatif serta sesuai


dengan kebutuhan informasi pengguna. Serta
membangun WebGI S yang menyajikan informasi
curah hujan dari data radar cuaca secara realtime dan
berbasis spasial untuk wilyah jangkauan radar
Serpong dan radar MI A.
Û Memaksimalkan penggunaan database spatial
POSTGRE SQL untuk pengaturan (management) data
spasial dengan volume data yang besar dan
kompleksitas yang tinggi.
Oleh : Putri Khairani
M anfaat

Webgis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan


berguna bagi masyarakat dalam memperoleh informasi
cuaca secara realtime dengan mudah dan akurat,
memperoleh data radar cuaca sesuai dengan kebutuhan
dengan memilih dari data yang ada, dan dapat melakukan
pengolahan terhadap informasi yang telah ada untuk bahan
penelitian lebih lanjut, seperti analisa hujan dan sebagainya.

Oleh : Putri Khairani


Tempat dan Waktu Penelitian

 Lokasi : Nusantar a Ear th Obser vation


Netw or k (NEONet) BPPT
 Alamat : Gedung 1 Lantai 20
Jl. M.H. Thamrin No.8 Jakarta
 Waktu : Juli 2009 - selesai

Oleh : Putri Khairani


Pengenalan Radar Cuaca

Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan


untuk memetakan dan menghitung pergerakan
benda-benda seperti hujan, salju, kabut, awan dan
lain sebagainya, memperkirakan jenis benda
tersebut, serta memperkirakan posisi dan intensitas
benda yang diamati pada masa yang akan datang.

Prinsip Kerja Radar Cuaca

Oleh : Putri Khairani


PRINSIP KERJA RADAR CUACA
DATA FLOW Server Radar
Thamrin

INTERNET
RADAR

Conversi dgn Cron tab


PEMROSESAN
DATA

FORMAT
BANK DATA PUBLIKASI HASIL
SPASIAL
Radar (SHP)
Webgis Radar

DB Radar Generator.bat
M etodologi Penelitian

 Metode Pengumpulan Data


 Studi Pustaka, Observasi, dan Wawancara

 Metode Pengembangan Sistem


“Pr ototyping merupakan model pengembangan
sistem perangkat lunak yang melibatkan proses-proses
pembentukan model (versi) perangkat lunak yang
harus bersifat representatif terhadap sistem yang
sebenarnya dan menekankan pada aspek pencapaian
produk akhir secara cepat (Prahasta : 2005, 227)”
Oleh : Putri Khairani
Analisa Sistem Berjalan Vs Sistem Usulan

Oleh : Putri Khairani


Tahapan Pengem bangan Sistem

Data Mulai

Spatial
Pengum pulan
Kebut uhan Logical
Data
Design
Atribut Perancangan
Cepat Prot ot ipe

Pem bent uk an
Physical
Prot ot ipe
Design
coding
Ev aluasi
Prot ot ipe oleh
User

Prot ot i Perbaik an
Tidak
Produk YA pe Prot ot ipe oleh
Rek ay asa sesuai Pengem bang
k eingin
an User

Selesai

Oleh : Putri Khairani


Diagram Konteks

Oleh : Putri Khairani


Diagram Zero

Oleh : Putri Khairani


ERD Spatial

Oleh : Putri Khairani


Kesim pulan

 Pembangunan Web GI S radar cuaca secara r ealtime yang


informatif dapat dilakukan dengan menggunakan mapserver
serta beberapa tools tambahan seperti Kamap yang dapat
menunjang pembangunan webgis.
 Permasalahan manajemen data radar cuaca berbasis spasial
yang komplek, yang sering kali dijumpai pengguna dapat
diselesaikan dengan pembangunan basis data spasial secara
penuh dengan pemanfaatan database POSTGRE SQL.
 Dengan adanya w eb GI S radar cuaca, data radar dapat
didistribusikan dengan baik kepada pengguna dengan
menghilangkan aspek jarak dan waktu dengan pemanfaatan
jaringan internet.

Oleh : Putri Khairani


Sar an

 Pengembangan sistem secara menyeluruh dengan


mengintegrasikan data radar dengan data cuaca
lainnya seperti satelit atau BMKG.
 Proses pengembangan sistem dilanjutkan hingga
tahap implementasi sistem pada jaringan internet
secara global sehingga informasi radar cuaca bisa
sampai kepada masyarakat luas.

Oleh : Putri Khairani


Demo Program

Oleh : Putri Khairani


Any Question ???
Thank You For Your Attention !!! 

Wassalamualaikum…

Oleh : Putri Khairani


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan karunia yang diberikan-Nya kepada peneliti. Alhamdullilah yang tiada terkira

untuk kemampuan merangkai dua puluh enam huruf menjadi sebuah skripsi

dengan judul “Rancang Bangun Webgis Intensitas Curah Hujan Secara

Realtime (Studi Kasus Radar Serpong)”. Shalawat dan salam untuk kekasih

Allah tercinta Rasulullah SAW semoga peneliti selalu mendapat syafaatnya.amin

Dalam penyusunan skripsi ini banyak sekali pihak yang terlibat membantu

peneliti dalam memberikan bimbingan, semangat, dan motivasi. Untuk itu pada

kesempatan ini rangkaian terima kasih yang sebesar-besarnya peneliti haturkan

kepada:

1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS, selaku Dekan Fakultas Sains dan

Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dan Nur Aeni Hidayah, MMSI, selaku Ketua dan sekretaris Program Studi

Sistem Informasi.

3. Ir. Bakri Lakatjong, MT, MSi selaku pembimbing I peneliti yang telah

memberikan waktu, bimbingan, arahan dan semangat hingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

4. Ir. Yiyi Sulaeman, M.Sc selaku pembimbing II peneliti yang telah dengan

sabar memberikan waktu dan bimbingan disela-sela kesibukannya.

vii
5. Bapak Winarno, S.Kom selaku pembimbing lapangan peneliti, Bapak Ir.

Udrekh, Bapak Awaluddin dan semua staf NEONet BPPT Thamrin,

terima kasih untuk segudang ilmu, pengalaman dan waktunya.

6. Kedua Orang tua Peneliti, Bapak Mufti Yasin (alm) dan Mama Hj.

Nurhayati yang selalu peneliti rindukan. Uda dan Uni Desi, Aje dan One,

Ajo dan Mba Tari, Uni Putiah dan Abang, Kakak, Uni Manis (thank for

being so patient to me, sis!!) dan adikku Aat yang jauh disana. Terima

kasih untuk setiap do’a dan semangat yang telah diberikan.

7. Keluarga Besar Arco A66 ; Om Dadang dan Tante Tati untuk ketulusan

dan kebaikan hatinya. Tante Emi, Abak (alm), Uni Ndut, Da Agung, dan

Da Cibay terima kasih untuk semuanya.

8. Keluarga Besar Syalnas, terima kasih untuk do’a dan dukungannya.

9. Seseorang yang ku panggil cinta, terima kasih untuk semangat,

pengertiannya dan kesabarannya.

10. Rekan-rekan SIC 2005 Nice to know you all, terima kasih untuk bantuan,

dan kebersamaan selama lima tahun ini. Riddle Crew (Ntan, Lilah, Dian,

Dewe), thanks untuk “kebawelan” dan semangat tiada henti.

11. Teman-teman seperjuangan; lyta, vicy, bejo, muhdzir, rano, mila, anak2

RENRO, uda uni KMM dan rekan-rekan KKN Sungai Sariak 2008.

12. Sahabat-sahabat di ranah minang yang senantiasa memberikan do’a dan

semangat. Thanks all. I miss you.

13. Bapak Zulfiandri, M.Kom selaku pembimbing akademik peneliti.

viii
14. Seluruh Dosen Fakultas Sains dan Teknologi, khususnya Jurusan SI/TI

yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, seluruh staf jurusan

Sistem Informasi serta Staf Perpustakaan terima kasih atas semua

bantuannya.

15. Segenap civitas akademika FST dan UIN Syahid Jakarta yang pernah

menjadi bagian dari perjalanan ini. Senang bisa mengenal anda semua.

Peneliti sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena kritik dan saran yang bersifat membangun agar penyusunan skripsi ini

menjadi lebih baik lagi sangat peneliti nantikan.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat khususnya kepada peneliti

sendiri dan bagi yang membacanya sebagai pengetahuan dan referensi. Terima

kasih.

Jakarta, Agustus 2010

Putri Khairani
105093003071

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Halaman Sampul ............................................................................................. ii

Lembar Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii

Lembar Pengesahan Ujian ............................................................................... iv

Halaman Pernyataan ....................................................................................... v

Abstrak ........................................................................................................... vi

Kata Pengantar ................................................................................................ vii

Daftar Isi ......................................................................................................... x

Daftar Tabel .................................................................................................... xv

Daftar Gambar ................................................................................................ xvii

Daftar Istilah ................................................................................................... xx

Daftar Lampiran .............................................................................................. xxii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 5

1.4 Tujuan dan Manfaat ....................................................................... 6

1.4.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 6

1.4.2 Manfaat Penelitian ................................................................ 6

1.5 Metode Penelitian .......................................................................... 6

1.5.1 Metode Pegumpulan Data .................................................... 6

x
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem ............................................. 7

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rancang Bangun ............................................................ 12

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ................................................... 12

2.2.1 Definisi dan Karakteristik Sistem ....................................... 12

2.2.2 Definisi Data dan Informasi ............................................... 14

2.2.3 Kualitas dan Nilai Informasi .............................................. 15

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi .............................................. 16

2.3 Sistem Informasi Geografis ................................................... 16

2.3.1 Pengertian ........................................................................... 16

2.3.2 Jenis Data .......................................................................... 17

2.3.3 Komponen SIG .................................................................. 18

2.3.4 Kemampuan SIG ............................................................... 21

2.4 Konsep Dasar Webgis .................................................................. 22

2.5 Pengenalan Radar Cuaca ............................................................. 23

2.5.1 Sejarah Radar .................................................................... 23

2.5.2 Jenis Radar ......................................................................... 24

2.5.3 Klasifikasi Radar ............................................................... 26

2.5.4 Komponen Radar ............................................................... 27

2.5.5 Manfaat Radar ................................................................... 29

2.5.6 Radar Cuaca (Weather Radar) ........................................... 30

2.5.7 Prinsip Kerja Radar Cuaca ................................................. 31

xi
2.5.8 Keuntungan dan Kerugian Radar Cuaca ............................. 31

2.6 Konsep Pengertian Realtime ........................................................ 32

2.7 Pengenalan Program Harimau....................................................... 33

2.7.1 Spesifikasi Radar Cuaca Serpong ....................................... 34

2.7.2 Spesifikasi Radar Cuaca Padang ........................................ 35

2.8 Analisis Data ............................................................................... 36

2.8.1 Data Radar Doppler ........................................................... 36

2.8.2 Curah Hujan (Rainrate) ..................................................... 37

2.9 Pendekatan dalam membangun Webgis ........................................ 39

2.9.1 Basis Data .......................................................................... 39

2.9.2 Basis Data Spasial .............................................................. 40

2.9.3 Model Basis data ................................................................ 41

2.9.4 Metode Pengembangan Sistem ........................................... 42

2.10 Tools Analysis and Design Sistem ............................................. 46

2.10.1 Data Flow Diagram (DFD) ........................................... 46

2.10.2 Entity Relationship Diagram (ERD) .............................. 50

2.10.3 Kamus Data .................................................................... 52

2.11 Pengenalan Software .................................................................. 53

2.11.1 Map Server (MS4W) ..................................................... 53

2.11.2 Pengenalan POSTGRE SQL dan POSTGIS SQL ........... 57

2.11.3 Macromedia Dreamweeaver .......................................... 58

2.12 Referensi Penelitian Sebelumnya ............................................... 58

2.13 Profil Organisasi ......................................................................... 60

2.13.1 Sejarah BPPT ................................................................ 60

xii
2.13.2 Logo Organisasi ............................................................ 60

2.13.3 Visi dan Misi Organisasi ................................................ 61

2.13.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang ....................................... 61

2.13.5 Struktur Organisasi ........................................................ 62

2.13.6 NEONet ......................................................................... 63

2.13.7 Struktur Organisasi NEONet ......................................... 65

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Pengumpulan Data .................................................... 67

3.2 Peralatan dan Bahan .................................................................... 69

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 70

3.4 Kondisi Awal Data ...................................................................... 70

3.5 Metode Pengembangan Sistem .................................................... 71

3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan (Scope Definition) ........................ 72

3.5.2 Analisis Sistem (Analysis) ................................................... 73

3.5.2.1 Sistem yang Berjalan ................................................ 73

3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan ............. 75

3.5.2.3 Sistem Usulan ........................................................... 76

3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design) ..................... 78

3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak (Construction) ...... 79

3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna (Testing) .......................... 80

3.5.6 Delivery of a version ............................................................. 80

xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Perancangan Cepat Prototipe .............................................. 80

4.1.1 Data Flow Diagram ........................................................... 80

4.1.2 Desain Kamus Data ........................................................... 92

4.1.3 Desain Basis Data .............................................................. 93

4.1.4 Desain Struktur Menu Webgis ............................................ 103

4.1.5 Desain Antar Muka Pengguna ............................................ 104

4.2 Pembentukan Prototipe ................................................................ 106

4.2.1 Pembuatan Database ......................................................... 106

4.2.2 Konversi Data .................................................................... 110

4.2.3 Pembuatan Webmapping .................................................... 114

4.2.4 Pembangunan Web Front ................................................... 118

4.3 Prototipe Webgis .......................................................................... 120

4.4 Testing Sistem ............................................................................. 126

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 132

5.2 Saran .............................................................................................. 132

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 134

LAMPIRAN .................................................................................................. 136

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Atribut Informasi................................................................................. 16

Tabel 2.2 Klasifikasi Radar Berdasarkan Band ................................................... 26

Tabel 2.3 Spesifikasi Radar ................................................................................. 34

Tabel 2.4 Spesifikasi Radar Padang .................................................................... 35

Tabel 2.5 Simbol dan Notasi DFD ...................................................................... 49

Tabel 2.6 Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram ................................. 51

Tabel 2.7 Notasi Kamus Data............................................................................. 52

Tabel 2.8 Daftar Penelitian.................................................................................. 58

Tabel 4.1 Alur Proses Sistem .............................................................................. 82

Tabel 4.2 Proses Pengamatan Curah Hujan ......................................................... 83

Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data ....................................................................... 84

Tabel 4.4 Proses Pengolahan Data....................................................................... 84

Tabel 4.5 Proses Webgis Radar ........................................................................... 85

Tabel 4.6 Proses Penyapuan Daerah .................................................................... 86

Tabel 4.7 Konversi Data ..................................................................................... 87

Tabel 4.8 Proses Penyapuan Daerah .................................................................... 88

Tabel 4.9 Koreksi Data ....................................................................................... 89

Tabel 4.10 Konversi data ke dalam basis data spasial .......................................... 89

Tabel 4.11 Lihat_info_cuaca ............................................................................... 90

Tabel 4.12 Isi form login..................................................................................... 91

Tabel 4.13 Download .......................................................................................... 91

Tabel 4.14 Contact Us ........................................................................................ 91

xv
Tabel 4.15 Kamus Data ...................................................................................... 92

Tabel 4.16 Tabel kab_serpong ........................................................................... 97

Tabel 4.17 Tabel kec_serpong ............................................................................ 97

Tabel 4.18 Tabel kab_padang ............................................................................ 98

Tabel 4.19 Tabel kec_padang ............................................................................. 99

Tabel 4.20 Tabel Radarserpong .......................................................................... 99

Tabel 4.21 Tabel RadarPadang ........................................................................... 100

Tabel 4.22 Tabel spatial_ref_sys ........................................................................ 101

Tabel 4.23 Tabel Geometry_columns ................................................................. 101

Tabel 4.24 Tabel Pengguna ................................................................................ 102

Tabel 4.25 Tabel Komentar ................................................................................ 103

Tabel 4.26 Pengujian Sistem .............................................................................. 127

Tabel 4.27 Pengujian Metode White ................................................................... 130

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Pengembangan Sistem dengan Model Prototipe ................ 8

Gambar 2.1 Jenis Data SIG(a)titik, (b)garis, (c)Area .......................................... 18

Gambar 2.2 Fungsi Subsistem SIG ...................................................................... 19

Gambar 2.3 Komponen SIG ................................................................................ 20

Gambar 2.4 Efek Doppler ................................................................................... 25

Gambar 2.5 Radar Bistatik ................................................................................. 26

Gambar 2.6 Komponen Radar ............................................................................. 28

Gambar 2.7 Prinsip kerja Radar .......................................................................... 31

Gambar 2.8 Persamaan Reflektifitas ................................................................... 34

Gambar 2.9 Radar C-Band Serpong ................................................................... 34

Gambar 2.10 Radar X-Band Padang ................................................................... 35

Gambar 2.11Data image Radar Serpong.............................................................. 37

Gambar 2.12 Diagram Rapid Apllication Development (RAD) ............................ 42

Gambar 2.13 Konfigurasi PHP/MapScript ......................................................... 55

Gambar 2.14 Logo BPPT ................................................................................... 60

Gambar 2.15 Struktur Organisasi BPPT ............................................................. 63

Gambar 2.16 Integrasi Sensor-sensor Pemantauan Bumi .................................... 65

Gambar 2.16 Struktur Organisasi NEONet ......................................................... 65

Gambar 3.1 Alur kegiatan penyusunan tugas akhir .............................................. 66

Gambar 3.2 Data image Radar Serpong .............................................................. 71

Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development (RAD) .............................. 72

Gambar 3.4 Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan .................................... 74

xvii
Gambar 3.5 Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan ......................................... 77

Gambar 4.1 Diagram Konteks ............................................................................. 81

Gambar 4.2 Diagram Zero .................................................................................. 83

Gambar 4.3 Diagram Detail Proses 1 .................................................................. 86

Gambar 4.4 Diagram Detail Proses 3 .................................................................. 87

Gambar 4.5 Diagram Detail Proses 4 ................................................................. 90

Gambar 4.6 ERD Non-Spasial Sebelum Normalisasi .......................................... 93

Gambar 4.7 ERD Spasial Sebelum Normalisasi ................................................. 94

Gambar 4.8 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized) ............................................. 94

Gambar 4.9 ERD non-spasial .............................................................................. 95

Gambar 4.10 ERD Spatial ................................................................................... 96

Gambar 4.11 Struktur Menu................................................................................ 104

Gambar 4.12Rancangan tampilan (a)halaman home, (b)halaman Radar Serpong,

(c)halaman Radar Padang, (d)halaman login user, (e) halaman registrasi user, (f)

halaman download data, (g) halaman Gallery, (h) halaman About us, (i)halaman

Contact Us ......................................................................................................... 106

Gambar 4.13 Halaman Utama pgAdmin III ......................................................... 107

Gambar 4.14 Data New Database ....................................................................... 107

Gambar 4.15 Create New Table .......................................................................... 108

Gambar 4.16 Data Tabel Baru ............................................................................. 108

Gambar 4.17 Halaman Kolom............................................................................. 108

Gambar 4.18 Data Kolom Baru ........................................................................... 109

Gambar 4.19 Daftar Kolom................................................................................. 109

Gambar 4.20 Command Prompt .......................................................................... 110

xviii
Gambar 4.21 Direktori Bin.................................................................................. 111

Gambar 4.22 shp2pgsql.exe ................................................................................ 112

Gambar 4.23 Import Shapefile ............................................................................ 112

Gambar 4.24 Tabel Data Spasial ......................................................................... 113

Gambar 4.25 Alur Kerja Generator Radar ........................................................... 113

Gambar 4.26 Install Apache ................................................................................ 115

Gambar 4.27 Main Menu Macromedia Dreamweaver ......................................... 118

Gambar 4.28 Tampilan Menu Utama Web .......................................................... 119

Gambar 4.29 Halaman Utama ............................................................................. 120

Gambar 4.30 Tampilan Halaman (a)About, (b)Download, (c)Galery, (d)Contact 121

Gambar 4.31 Halaman Registrasi ........................................................................ 122

Gambar 4.32 Tampilan halaman (a) Pilih radar, (b) Data Serpong, (c) Download

Data Serpong, (d) Data Padang ........................................................................... 123

Gambar 4.33 Tampilan Webgis Radar Serpong ................................................... 124

xix
DAFTAR ISTILAH

No. Istilah Keterangan


1. Spatial / Spasial Sesuatu yang memiliki unsur keruangan.
2. Prototipe Model atau tiruan yang represenratif terhadap
produk yang sebenarnya.
3. Hardware Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai
'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan
pengguna komputer untuk diteruskan ke atau
diproses oleh perangkat keras.
4. Software Program komputer yang berfungsi sebagai sarana
interaksi antara pengguna dan perangkat keras.
Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai
'penterjemah' perintah-perintah yang dijalankan
pengguna komputer untuk diteruskan ke atau
diproses oleh perangkat keras.
5. Shapefile Merupakan format data spasial yang memiliki
unsur keruangan, yang terdiri dari data gambar,
metadata dan basis data.
6. Spatial Database Sekumpulan data yang digunakan untuk
memberikan informasi keruangan (spasial) suatu
kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan
informasi keadaan alam dan potensi yang ada pada
suatu wilayah.
7. Web Merupakan sistem informasi terdistribusi berbasis
hypertext.
8. Webgis Aplikasi sistem informasi geografis yang dapat
dijalankan pada web browser baik yang berada
pada satu jaringan global (internet) maupun yang
hanya berbasis jaringan lokal (intranet) namun
memiliki dan terkonfigurasi pada jaringan web
server

xx
9. Realtime sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual)
yang dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu
operasi.
10. Rainrate Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada
suatu daerah dalam waktu tertentu.
11. Reflectivity Nilai pemantulan dari titik air yang jatuh hingga
kembali pada radar.
12. Velocity Pengamatan kecepatan angin atau kecepatan
sampainya nilai hujan dari titik pengamatan ke
radar.
13. Sistem Informasi Sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
Geografi memperoleh, memasukkan, menyimpan,
mengelola, memperbaharui (update), menganalisis,
memanipulasi dan mengaktifkan kembali data yang
mempunyai referensi keruangan (geografi) untuk
berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan
dan perencanaan.
14. Raw Image Gambar mentah hasil tangkapan sensor yang belum
mengalami proses perubahan sama sekali. Gambar
dengan ukuran pixel biasanya setiap pixel-nya
hanya terdiri dari satu warna, yaitu merah, hijau
atau biru.
15. Localhost Fasilitas untuk melihat halaman web/situs secara
local (tidak terhubung dengan internet)
16. Sudut Elevasi Sudut pengamatan antena radar terhadap benda
17. Interface Tampilan yang menjadi perantara antar user dengan
software/program aplikasi.
18. Debizle (dBz) Satuan baku untuk rainrate atau laju hujan.
19. Resolusi spasial Perbandingan perhitungan pixel pada gambar hasil
penginderaan jauh dengan kondisi sebenarnya di
permukaan bumi

xxi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Wawancara....................................................................................... 136

Lampiran II Source Code..................................................................................... 138

Lampiran III Dokumen Penelitian ........................................................................144

xxii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Letak geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa dan diapit dua

samudera dan dua benua, mengakibatkan kondisi iklim di negara ini berpengaruh

terhadap kondisi iklim di belahan benua lainnya. Salah satu faktor penentu iklim

adalah cuaca harian yang dipengaruhi oleh intensitas curah hujan di suatu

kawasan dan beberapa elemen lain seperti ketinggian tempat dari permukaan laut

dan arah angin.

Saat ini cuaca harian Indonesia juga dipengaruhi oleh efek pemanasan

global (global warming). Hal ini dapat diamati dari terjadinya perubahan yang

nyata pada pola hujan yang terjadi di Indonesia. Curah hujan dengan intensitas

tinggi biasanya terjadi pada penghujung hingga awal tahun (September-Februari).

Namun, sekarang pola ini mulai mengalami pergeseran, terjadi mulai bulan

Oktober – Maret (BMG, 2009).

Pola hujan dan intensitas hujan merupakan hal yang sangat penting untuk

diamati di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh hampir semua bencana alam yang

terjadi di Indonesia dipengaruhi tingkat intensitas hujan. Ditambah lagi dengan

ketidaktahuan masyarakat atau lambatnya informasi mengenai tingkat intensitas

curah hujan yang terjadi di suatu wilayah, yang berdampak terhadap tingginya

kerugian yang diderita pasca bencana.

1
2

Bencana banjir di daerah Jakarta misalnya, dengan mengetahui dan

mengamati secara langsung (realtime) intensitas hujan yang terjadi di daerah hulu

sungai (Bogor) selama waktu tertentu, masyarakat atau peneliti dapat

memperkirakan apakah hujan akan berpotensi banjir atau tidak. Sehingga hal ini

setidaknya akan mengurangi kerugian baik harta maupun jiwa yang disebabkan

oleh bencana yang terjadi.

Untuk itu, diperlukan pengamatan curah hujan dengan menggunakan

teknologi mutakhir yang dapat memantau intensitas dan pola hujan yang terjadi

secara cepat dan akurat. Selain itu, diperlukan suatu media berbasis internet untuk

menyampaikan informasi curah hujan secara realtime yang dapat diakses oleh

masyarakat dimanapun berada. Dengan ketersediaan informasi yang baik, resiko

terjadinya bencana akibat perubahan iklim baik di Indonesia maupun di negara

yang dipengaruhi oleh iklim Benua Maritim Indonesia (BMI) diharapkan dapat

berkurang.

Penerapan teknologi di bidang pemantauan hujan di Indonesia terus

berkembang. Salah satunya dengan pemanfaatan teknologi radar cuaca dalam

pemantauan cuaca harian di BMI. Penerapan teknologi ini menghasilkan data

realtime setiap enam menit, artinya wilayah dalam jangkauan sapuan radar dapat

terus diamati perubahan cuacanya dalam resolusi temporal enam menit.

Pengamatan cuaca dengan menggunakan radar sebenarnya bukan teknologi

baru. Ini dikarenakan keakuratan data radar yang cukup tinggi serta proses

distribusi yang tidak terlalu sulit. Banyak Negara asing dan instansi swasta yang

telah memanfaatkan teknologi ini untuk observasi cuaca seperti Malaysia, Korea,
3

Australia, NOAA dan lain-lain. Sedangkan di Indonesia teknologi Radar baru

diterapkan untuk pengamatan cuaca dalam lima tahun terakhir. Teknologi radar

untuk pengamatan cuaca harian ini dikembangkan dalam program HARIMAU

(Hydrometeorological Array for ISV Monsoon Auto Monitoring) kerja sama

Jepang dengan Indonesia yang baru berlangsung selama dua tahun. Radar

ditempatkan di lokasi-lokasi strategis untuk pengamatan cuaca seperti di Padang

(Sumatera Barat) yang merupakan wilayah yang dilalui garis khatulistiwa serta di

Serpong (Banten).

Meskipun teknologi ini telah dikembangkan di Indonesia, pemanfaatan

datanya masih sangat minim. Datanya belum didistribusikan secara baik dan

belum berbasis spasial. Selain itu data juga belum didistribusikan untuk umum

melainkan hanya dipakai untuk keperluan tertentu. Tidak adanya distribusi data

yang baik mengakibatkan informasi curah hujan dari data radar cuaca tidak

sampai kepada masyarakat.

Saat ini data hasil pemantauan radar untuk setiap stasiun radar di backup

secara terpisah pada masing-masing server di daerah tersebut. Data radar belum

terintegrasi dengan baik dan belum memiliki database spatial yang mampu

mengelola data dengan tingkat kompleksitas yang cukup tinggi.

System backup data radar HARIMAU yang masih terdistribusi ini sangat

menyulitkan penggunaan data radar untuk pengolahan lebih lanjut. Untuk itu

diperlukan adanya implementasi sistem basis data spasial pada data ini, sehingga

management data radar dapat lebih baik dari sebelumnya dan data dapat diakses
4

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna, selain itu keamanan data juga

dapat ditingkatkan.

Pembangunan basis data spasial membuat data dapat didistribusikan kepada

pengguna melalui webgis. Webgis merupakan wujud perkembangan teknologi

GIS untuk dapat memenuhi kebutuhan solusi atas berbagai permasalahan yang

hanya dapat dijawab dengan teknologi GIS (Prahasta, 2005). Implementasi webgis

pada informasi radar cuaca diperlukan karena hingga saat ini di Indonesia belum

ada media yang mampu memberikan informasi cuaca secara realtime dan berbasis

spasial yang dapat menjangkau pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan

waktu karena berbasis internet. Web ini juga dapat menjadi bank data radar yang

interaktif dengan kebutuhan user, yaitu dengan melakukan query data sesuai

dengan kebutuhan user.

Berbagai permasalahan tersebut melatarbelakangi peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul ”Rancang Bangun WebGIS Intensitas Hujan secara

Realtime” dengan menggunakan data radar cuaca yang dikembangkan dalam

program HARIMAU, yang terletak pada daerah Puspitek Serpong – Tangerang

sebagai studi kasus. Perancangan webgis dengan menggunakan map server, php,

map script, serta database POSTGRE SQL.

1.2 Rumusan Masalah

Atas dasar permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang, maka

perumusan masalah penelitian ini adalah:


5

1. Bagaimana mengembangkan sebuah webGIS informasi intensitas curah

hujan yang informatif secara realtime.

2. Bagaimana mengatasi masalah yang berhubungan dengan manajemen

spatial database data radar cuaca yang dihadapi oleh pengguna data spasial.

3. Bagaimana memanfaatkan dan mendistribusikan data radar sehingga

menjadi informasi yang lebih berguna melalui jaringan internet.

1.3 Batasan Masalah

Masalah yang dikaji pada penelitian ini dibatasi pada beberapa hal berikut:

1. Pemanfaatan data radar cuaca Serpong untuk memberikan informasi cuaca

secara realtime dan berbasis spasial kepada pengguna yang berada dalam

daerah jangkauan radar.

2. Menganalisis dan merancang prototipe sistem basis data spasial data radar

cuaca dengan pemanfaatan software basis data spasial yaitu POSTGRE

SQL.

3. Merancang dan membangun webgis untuk informasi radar cuaca secara

realtime dengan kemampuan query data yang sesuai dengan kebutuhan

pengguna untuk wilayah cakupan radar cuaca Serpong.

4. Tahapan pembangunan sistem hanya sebatas pada pengujian prototipe

sistem oleh pengguna dan tidak sampai pada tahap implementasi sistem.
6

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menghasilkan WebGIS yang informatif serta sesuai dengan kebutuhan

informasi pengguna. Serta membangun WebGIS yang menyajikan informasi

curah hujan dari data radar cuaca secara realtime dan berbasis spasial untuk

wilyah jangkauan radar Serpong.

2. Memaksimalkan penggunaan database spatial POSTGRE SQL untuk

pengaturan (management) data spasial dengan volume data yang besar dan

kompleksitas yang tinggi.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Webgis yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan berguna bagi

masyarakat dalam memperoleh informasi cuaca secara realtime dengan mudah

dan akurat, memperoleh data radar cuaca sesuai dengan kebutuhan dengan

memilih dari data yang ada dan dapat melakukan pengolahan terhadap informasi

yang telah ada untuk bahan penelitian lebih lanjut, seperti analisis hujan dan

sebagainya.

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

Untuk menambah referensi akan teori-teori yang diperlukan peneliti

melakukan studi pustaka dengan membaca dan mempelajari secara mendalam


7

literatur-literatur yang mendukung penelitian ini. Diantaranya buku-buku

mengenai radar dan intensitas hujan, diktat, catatan, makalah dan artikel baik

cetak maupun elektronik. Daftar bacaan untuk penelitian ini dirinci pada

daftar pustaka.

2. Observasi

Observasi dilaksanakan pada tahap awal penelitian selama satu bulan

yaitu selama bulan April 2009 di NEONet BPPT Thamrin. Observasi ini

bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna

dengan data radar yang ada dan masalah pada sistem yang tengah berjalan

saat ini, serta mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah

tersebut.

3. Wawancara / Interview

Wawancara memungkinkan peneliti sebagai pewawancara

(interviewer) untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan

orang yang diwawancarai (interview). Hal ini membuat peneliti dapat

menggali permasalahan secara lebih mendalam. Melalui wawancara peneliti

juga mengetahui masalah dan solusi pengembangan sistem yang diperlukan

dan diinginkan oleh pengguna.

1.5.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk pengembangan webgis ini adalah metode

Rapid application development, karena metode ini paling cocok digunakan untuk

pengembangan dan pembangunan webgis.


8

Rapid application development merupakan model pengembangan sistem

perangkat lunak yang melibatkan proses-proses pembentukan model (versi)

perangkat lunak secara iteratif yang harus bersifat representatif terhadap sistem

yang sebenarnya dan menekankan pada aspek pencapaian produk akhir secara

cepat (Prahasta, 2005).

Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD

dijelaskan pada diagram pengembangan sistem pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Diagram Pengembangan Sistem dengan Model RAD

Dari diagram diatas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam

pengembangan sistem dengan metode RAD adalah sebagai berikut:

1. Scope Definition

Menentukan tujuan, kebutuhan, batasan dan ukuran sistem yang

akan dibangun serta mengumpulkan data yang diperlukan. Selain itu

menggambarkan pandangan umum mengenai permasalahan sistem secara

singkat dan jelas. Proses pengumpulan kebutuhan juga melibatkan proses

2. Analisis Sistem (Analysis)


9

Pada proses ini dijabarkan mengenai analisis terhadap berbagai

permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem yang berjalan sehingga

diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. Metode analisis yang

digunakan adalah pendekatan analisis terstruktur dengan menggunakan

diagram aliran data, contexs diagram, diagram entitas dan diagram

pendukung lainnya.

3. Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design)

Terdiri dari logical design dan phisical design, dengan tujuan untuk

menghasilkan suatu model atau bentuk representasi dari entitas yang akan

dibangun.

Adapun tools yang digunakan untuk mendukung desain sistem

adalah dengan menggunakan diagram aliran data (Data Flow Diagram –

DFD), ERD (Entity Relation Diagram).

4. Implementasi Sistem (Construction & Testing)


a. Construction

Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain

sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang

berbasis bahasa pemograman php dan map script. Sedangkan untuk

database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang

mendukung aspek spasial dalam pembangunan database.

b. Testing

Tahapan pengujian prototipe dilakukan oleh pengembang dan pengguna

untuk mengurangi kesalahan yang terjadi pada sistem serta untuk


10

mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan pengguna atau belum. Tahapan ini meliputi dua metode

pengujian sistem yaitu, Black Box dan White Box Testing.

5. Perbaikan Prototipe oleh Pengembang

Perbaikan prototipe dilakukan berdasarkan hasil evaluasi prototipe

oleh pengguna. Jika masih ada features yang harus ditambahkan atau

mungkin dihilangkan dari prototipe yang telah dirancang.

6. Produk Rekayasa

Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah

disetujui oleh user.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini, pembahasan yang peneliti sajikan terbagi dalam lima bab,

yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, perumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas secara singkat teori yang diperlukan dalam

penelitian skripsi.

BAB III METODE PENELITIAN


11

Pada bab ini akan dijelaskan metodologi yang digunakan peneliti

dalam melakukan penelitian.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan hasil analisis dan perancangan sistem yang

dibuat.

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab terakhir yang menyajikan kesimpulan serta saran

dari apa yang telah diterangkan dan diuraikan pada bab-bab

sebelumnya.
12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Rancang Bangun

Menurut Pressman (2002) perancangan sistem merupakan serangkaian

prosedur untuk menerjemahkan hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa

pemograman untuk mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-

komponen sistem diimplementasikan.

Sedangkan pengertian pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan

sistem baru maupun mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik

secara keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2002).

Dengan demikian pengertian rancang bangun sistem adalah serangkaian

proses yang saling terintegrasi dengan baik untuk menerjemahkan hasil analisis ke

dalam bahasa pemograman, dan mengimplementasikan komponen-komponen

sistem yang diperlukan dalam rangka penciptaan maupun pengembangan sebuah

sistem baik secara keseluruhan maupun sebagian.

2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

2.2.1 Definisi dan Karakteristik Sistem

Sistem menurut Fatta (2007) adalah kumpulan dari bagian-bagian yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Sistem juga diartikan sebagai

kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu

(Jogiyanto, 2007).
13

Definisi sistem menurut Rober dan Michael (1991) dalam Prahasta (2005)

adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi membentuk kesatuan, dalam

inteaksi yang kuat maupun lemah dengan pembatas (boundary) yang jelas.

Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan

kumpulan dari elemen-elemen atau dapat dikatakan sebagai sub sistem yang

saling berinteraksi baik secara kuat maupun lemah untuk mencapai suatu tujuan

yang sama dalam batasan sistem yang jelas.

Sistem memiliki karakterisitik atau beberapa sifat tertentu, yang

membedakan satu sistem dengan sistem lainnya. Karakter dan sifat tersebut

menurut Jogiyanto (2001) adalah:

1. Komponen (components), biasa disebut subsistem yang memiliki tugas dan

fungsi masing-masing. Komponen tersebut saling berinteraksi dalam sistem

dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas sistem (boundary), menunjukkan ruang lingkup dari sistem, serta

menunjukkan batasan antara satu sistem dengan sistem yang lain maupun

dengan lingkungan luar sistem. Batasan inilah yang membentuk suatu sistem

menjadi suatu kesatuan yang saling berhubungan.

3. Lingkungan luar sistem (environments), segala sesuatu yang berada diluar

sistem namun berpengaruh terhadap kerja sistem baik secara langsung

maupun tidak langsung. Pengaruh yang diberikan lingkungan luar kepada

sistem dapat memberikan keuntungan maupun kerugian bagi sistem itu

sendiri.
14

4. Penghubung (interface), merupakan media yang menghubungkan elemen-

elemen atau subsistem dengan subsistem lainnya. Dengan adanya media

penghubung dalam sistem dimungkinkan adanya pengiriman input dan output

antar subsistem.

5. Masukan (input), segala sesuatu yang diperlukan dan dimasukkan ke dalam

sistem untuk diproses, sehingga sistem dapat berjalan atau menghasilkan

keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Masukan dapat berupa data, bahan

baku, peralatan, maupun energi.

6. Keluaran (output), hasil yang diperoleh dari masukan yang telah diproses

dalam sistem. Keluaran dapat berupa hasil akhir yang ingin dicapai seperti

informasi, laporan, dokumen, tampilan layar komputer, dan barang jadi. Serta

dapat pula berupa masukan bagi subsistem lain.

7. Proses (process), bagian dari sistem yang mengubah masukan (input) menjadi

keluaran (output).

8. Sasaran atau tujuan (goal), merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh sistem,

tujuan akan menjadi penentu masukan, alur dan keluaran sistem. Sasaran atau

tujuan menjadi tolak ukur keberhasilan sistem yaitu dengan

memperhitungkan apakah keluaran telah sesuai dengan harapan atau belum.

2.2.2 Definisi Data dan Informasi

Data Menurut Ladjamudin (2005) dapat didefinisikan sebagai deskripsi dari

sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Informasi adalah data yang telah diproses

atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi diperoleh dari
15

kombinasi data yang diharapkan memiliki arti bagi penerima (Whitten et al,

2004).

Prahasta (2005) dalam bukunya menjelaskan pengertian informasi adalah

makna atau pengertian yang dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan

konversi-konversi umum yang digunakan didalam representasinya.

Perbedaan data dan informasi sangat relatif bergantung pada nilai gunanya

dalam sebuah sistem dan level manajerial. Sebuah informasi dapat saja menjadi

data bagi proses yang lain. Informasi dapat menjadi keluaran bagi suatu subsistem

dan menjadi masukan bagi subsistem selanjutnya.

2.2.3 Kualitas dan Nilai Informasi

Kualitas dan nilai informasi ditinjau dari konsep informasi bergantung pada

atribut-atribut yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengambarkan

kebutuhan informasi yang spesifik. Informasi yang baik memiliki atribut-atribut

yang dijelaskan pada Table 2.1.

Tabel 2.1 Atribut Informasi

No Kriteria Keterangan
1. Akurat Derajat informasi dari kesalahan
Ukuran detail yang digunakan di dalam penyediaan
2. Presisi
informasi
Penerimaan informasi masih dalam jangkauan
3. Tepat waktu
waktu yang dibutuhkan oleh user
4. Jelas Derajat informasi dari keraguan
Tingkat relevansi yang bersangkutan dengan
5. Dibutuhkan
kebutuhan user
6. Quantifiable Tingkat atau kemampuan dalam menyatakan
16

informasi dalam bentuk numeric


Tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai
7. Verifiable hasil pengujian informasi yang sama oleh berbagai
user
Tingkat kemudahan dan kecepatan dalam
8. Accessible
memperoleh informasi yang bersangkutan
Derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk
9. Non-bias merubah atau memodifikasi informasi dengan
tujuan mempengaruhi para penerima
10. Comprehensive Tingkat kelengkapan informasi
Sumber: Prahasta, 2005

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi

Dari pengertian sistem dan informasi sebelumnya maka dapat diartikan

bahwa sistem informasi adalah serangkaian sumber daya fisik dan logika yang

saling terkait membentuk satu kesatuan dengan tujuan menghasilkan informasi

yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Selain itu, sistem informasi berarti pengaturan sumber daya manusia, data,

proses, dan teknologi informasi yang berintegrasi untuk mengumpulkan,

mengolah, menyimpan dan menghasilkan output informasi yang diperlukan untuk

mendukung sebuah organisasi (Whitten et al, 2004).

2.3 Sistem Informasi Geografis

2.3.1 Pengertian

Geografi berasal dari bahasa Yunani, gabungan dari dua suku kata, yaitu

Geo yang berarti bumi dan Graphien yang berarti lukisan. Sehingga dapat

diartikan bahwa geografi merupakan lukisan bumi. Pengertian geografi secara


17

umum adalah ilmu yang mempelajari masalah-masalah bumi secara luas dalam

hubungannya dengan keruangan (Barus, 1996).

Sistem Informasi Geografis (SIG) didefinisikan oleh Prahasta (2005)

sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memperoleh,

memasukkan, menyimpan, mengelola, memperbaharui (update), menganalisis,

memanipulasi dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi

keruangan (geografi) untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan

perencanaan.

Kemampuan dasar SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi basis data

seperti query, menganalisisnya dan menyimpan serta menampilkannya dalam

bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG

dengan sistem informasi lainnya.

Berdasarkan cara pengolahannya SIG dibagi menjadi dua kelompok yaitu

sistem manual (analog) dan sistem otomatis (yang berbasis digital komputer).

Sistem Informasi manual biasanya menggabungkan beberapa data seperti peta,

lembar transparansi untuk tumpang susun (overlay), foto udara, laporan statistik

dan laporan survey lapangan. Seluruh data tersebut kemudian dikompilasi dan

dianalisis secara manual dengan alat tanpa komputer. Sedangkan Sistem Informasi

Geografis otomatis telah menggunakan komputer sebagai sistem pengolah data

melalui proses digitasi (Prahasta, 2005).

2.3.2 Jenis Data

Data-data yang diolah dalam SIG terdiri dari data spasial dan data atribut

dalam bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan adalah
18

analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan data yang berkaitan

dengan lokasi keruangan yang umumnya berbentuk peta. Sedangkan data atribut

merupakan data tabel yang berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek

sebagai data spasial.

Data spasial disajikan dalam tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik (point),

garis (line) atau area (polygon) seperti terlihat pada Gambar 2.1. Struktur data

spasial dibagi menjadi dua model yaitu model data raster dan model data vektor.

Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid) atau

sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang

direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan

menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon).

Gambar 2.1 Jenis data SIG (a). titik, (b) garis, dan (c) Area

2.3.3 Komponen SIG

Komponen SIG dapat dikelompokkan berdasarkan fungsi dan

arsitekturnya. SIG menyajikan informasi keruangan beserta atributnya yang terdiri

dari beberapa fungsi subsistem. Adapun alur fungsi subsistem SIG tersebut seperti

Gambar 2.2.
19

Manipulasi Data &


Analisis

Masukan Data Pelaporan


SIG Data

Manajemen

Data

Gambar 2.2 Fungsi Subsistem SIG


Sumber: Prahasta, 2005

1. Masukan data merupakan proses pemasukan data pada komputer dari peta

(peta topografi dan peta tematik), data statistik, data hasil analisis penginderaan

jauh data hasil pengolahan citra digital penginderaan jauh dan lain-lain. Pada

proses ini data ditransformasikan ke dalam format yang dapat digunakan oleh

SIG.

2. Manipulasi data dan analisis ialah serangkaian kegiatan untuk menentukan

informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem, dengan cara memanipulasi dan

melakukan pemodelan data. Manipulasi data merupakan proses penting dalam

SIG. Kemampuan SIG dalam melakukan analisis gabungan dari data spasial

dan data atribut menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi.

3. Manajemen data merupakan tahapan pengorganisasian data baik dalam

bentuk spasial maupun atribut ke dalam suatu basis data, sehingga lebih mudah

dipanggil, di-update dan di-edit.

4. Pelaporan data ialah menyajikan data hasil pengolahan serta menampilkan

basis data baik secara keseluruhan maupun sebagian. Pelaporan data dapat

berupa softcopy maupun hardcopy dari peta, tabel, grafik dan lain-lain.
20

Sedangkan berdasarkan arsitektur menurut Prahasta (2005), SIG dibangun

dengan komponen dasar (Gambar 2.3) yang terdiri dari perangkat keras

(Hardware), Perangkat lunak (software), data geografis dan sumber daya

manusia. Dalam SIG semua komponen ini harus terintegrasi secara efektif dan

menyeluruh untuk menghasilkan informasi (output) yang sesuai dengan

kebutuhan user dan tujuan pengembangan sistem. Berikut gambaran keterkaitan

komponen-komponen dalam SIG:

Perangkat Keras

SIG Data
Sumber Daya Manusia Data dan Informasi Geografis

Perangkat Lunak

Gambar 2.3 Komponen SIG


Sumber: Prahasta, 2005

Pertama, komponen perangkat keras dalam SIG yang umum digunakan

adalah CPU, RAM, storage, input device, output device, dan peripheral lainnya.

Kedua, komponen perangkat lunak, merupakan suatu sistem untuk mengolah data

dan informasi geografis, seperti ArcGIS, ERDAS, ArcView, MapInfo dan lain-

lain.

Komponen ketiga yaitu data dan Informasi, yang terdiri dari data spatial

maupun non-spatial. Komponen keempat, adalah Sumber Daya Manusia (SDM),

teknologi SIG tidaklah menjadi bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem
21

dan membangun perencanaan yang dapat diaplikasikan sesuai kondisi dunia

nyata. Sama seperti pada Sistem Informasi lain user SIG pun memiliki tingkatan

tertentu, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan memelihara sistem

hingga pengguna yang menggunakan SIG untuk memudahkan pekerjaan mereka.

Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan

menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan SIG.

2.3.4 Kemampuan SIG

Secara jelas, kemampuan SIG juga dapat dilihat dari pengertian atau

definisinya. Kemampuan-kemampuan SIG yang diambil dari beberapa definisi

SIG yaitu:

1. Memasukan dan mengumpulkan data geografi.

2. Mengintegrasikan data geografi.

3. Memeriksa, meng-update data geografi.

4. Menyimpan dan memanggil kembali data.

5. Mempresentasikan atau menampilkan data geografi.

6. Mengelola data geografi.

7. Memanipulasi data geografi.

8. Menganalisis data geografi.

9. Menghasilkan keluaran (output) data geografi dalam bentuk: peta

tematik (view dan layout), tabel, grafik (chart), laporan (report), dan lainnya

baik dalam bentuk softcopy ataupun hardcopy.


22

2.4 Konsep Dasar Webgis

Web merupakan bentuk aplikasi sistem informasi terdistribusi yang berbasis

hypertext dengan menggunakan konsep hyperlink. Web atau lebih dikenal dengan

world wide web (www) merupakan aplikasi jaringan yang mendukung

terlaksananya HTTP (hypertext transfer protocol) dalam suatu jaringan internet.

Sedangkan aplikasi sistem informasi geografis yang dapat dijalankan pada

web browser baik yang berada pada satu jaringan global (internet) maupun yang

hanya berbasis jaringan lokal (intranet) namun memiliki dan terkonfigurasi pada

jaringan web server dikenal dengan Webgis atau SIG yang berbasis web. Webgis

mendukung penggunaan aplikasi web dalam melakukan operasi SIG. Webgis

terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait, dan merupakan gabungan

antara desain grafis, pemetaan, peta digital dengan analisis spasial, pemograman

komputer dan database (Prahasta, 2007).

Menurut Prahasta (2007), Webgis memiliki beberapa kelebihan dan

kelemahan, yaitu:

1. Kelebihan:

a. Data menjadi terpusat pada satu tempat.

b. Biaya untuk hardware dan software menjadi lebih murah.

c. Lebih mudah digunakan (user friendly).

d. Pengaksesan yang lebih luas terhadap data dan fungsinya.

2. Kelemahan:

a. Lamanya waktu akses bergantung pada spesifikasi komputer yang dimiliki

baik pada server maupun client. Selain itu juga bergantung pada koneksi
23

internet, traffic web site, dan efisiensi data.

b. Resolusi dan ukuran tampilan monitor (display) perlu diatur supaya sesuai

dengan tampilan web. Selain itu juga diperlukan pengaturan terhadap

resolusi maupun menu browser.

c. Kompleksitas dan ketahanan sistem.

d. Variasi dari teknologi baru.

2.5 Pengenalan Radar Cuaca

2.5.1 Sejarah Radar

Radar (radio detection and ranging) adalah sistem yang digunakan untuk

mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan

hujan. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah

RDF (Radio Direction Finding). Prinsip kerja radar adalah pengiriman gelombang

radio kuat dan menangkap gema hasil pemantulan gelombang radio tersebut.

Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan, pemantul gema dapat ditentukan

lokasi dan jenisnya.

Pada tahun 1865 James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori

tentang elektromagnetik. Satu tahun kemudian, Heinrich Rudolf Hertz

membuktikan teori Maxwell dengan menemukan gelombang elektromagnetik.

Penggunaan gelombang elektromagnetik untuk mendeteksi keberadaan

suatu benda, pertama kali digunakan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904

dengan membuktikan kemampuan untuk mendeteksi keberadaan sebuah kapal

pada cuaca berkabut tebal, tetapi belum sampai mengetahui jarak kapal tersebut.
24

Pada Tahun 1921 Albert Wallace Hull menemukan Magnetron sebagai

tabung pemancar sinyal atau transmitter efisien. Setahun berikutnya A. H. Taylor

and L.C.Young berhasil menempatkan transmitter pada kapal kayu. Kemudian

pada tahun 1930 L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat

berhasil menerapkan transmitter pada pesawat terbang untuk pertama kalinya.

Sebelum Perang Dunia II, antara tahun 1934 hingga 1936, ilmuan dari

Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris mengembangkan sistem radar. Setelah

Perang Dunia II sistem radar berkembang sangat pesat, baik tingkat resolusi dan

portabilitas yang lebih tinggi, maupun peningkatan kemampuan sistem radar

sebagai pertahanan militer. Hingga saat ini sistem radar sudah lebih luas lagi

penggunaannya yakni meliputi kendali lalu lintas udara (Air Traffic Control),

pemantau cuaca, jalan dan lain-lain.

2.5.2 Jenis Radar

1. Radar Doppler

Merupakan jenis radar yang menggunakan Efek Doppler untuk

mengukur kecepatan radial (kecepatan benda dalam garis lurus [lihat

(Gambar 2.4)] dari sebuah objek yang masuk daerah tangkapan radar. Radar

jenis ini sangat akurat dalam mengukur kecepatan radial. Contoh Radar

Doppler yaitu Weather radar atau radar cuaca yang digunakan untuk

mendeteksi cuaca.

Contoh pengukuran Radar Doppler adalah dalam mengukur kecepatan

dan arah angin dengan menggunakan efek Doppler. Radar Doppler

merupakan jenis radar yang memiliki dua kutub dimana radar dapat
25

berfungsi sebagai penerima dan pengirim sinyal, inilah yang membedakan

radar Doppler dengan radar biastik. Perbedaan lainnya adalah radar Doppler

bekerja dengan prinsip efek Doppler.

Gambar 2.4 Efek Doppler1

2. Radar Bistatik

Radar Bistatik (Gambar 2.5) kebalikan dari radar doppler. Radar ini

mempunyai dua komponen bistatik yang terpisah. Komponen tersebut

adalah pemancar sinyal (transmitter) yang dipisahkan dengan jarak tertentu

dari penerima sinyal (receiver). Jarak antara kedua komponen ini biasanya

dapat dibandingkan dengan jarak target atau objek yang dideteksi. Dengan

adanya dua komponen sinyal yang terpisah maka radar ini dapat digunakan

untuk melengkapi hasil pengamatan angin dengan radar Doppler.

Pada radar bistatik Objek dideteksi berdasarkan pantulan sinyal dari

objek tersebut (bias) ke pusat antena. Contoh Radar Bistatik yaitu Passive

radar.

1
sumber: http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi3.html
26

Gambar 2.5 Radar Bistatik

2.5.3 Klasifikasi Radar

Radar dapat diklasifikasikan berdasarkan Band (Gelombang Radar). Radar

dapat dikelompokkan sesuai dengan panjang gelombang sinyal radar. Kebanyakan

imaging radar dioperasikan pada frekuensi antara 1.25 dan 35.2GHz dengan

panjang gelombang antara 24 cm – 0.8 cm.

Penamaan Band atau gelombang pita radar dinamakan secara sembarangan

oleh militer pada Perang Dunia II untuk menjaga kerahasiaan teknologi radar.

Klasifikasi radar berdasarkan band dijelaskan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Klasifikasi Radar Berdasarkan Band

Jenis Frekuensi Panjang Target


Kegunaan
Band Normal Gelombang Pengamatan
3 – 30 Hujan,
HF 100 – 10 m
MHz Turbulence
30 – 300 Hujan,
VHF 10 – 1 m
MHz Turbulence
300 – Hujan,
UHF 1 – 0.3 m Gelombang televise
1,000 MHz Turbulence
Hujan, Dalam bidang militer dan satelit
L-band 1 – 2 GHz 30 – 15 cm
Turbulence penginderaan jauh
Observasi cuaca jarak dekat maupun
jarak jauh. NWS (National Weather
Service) menggunakan Radar band S
Hujan,
S-band 2 – 4 GHz 15 – 8 cm untuk observasi cuaca pada
Ketinggian
gelombang 10. kekurangan radar ini
adalah membutuhkan antena yang
besar serta daya listrik yang besar.
27

Selain itu ukuran piringan radar juga


besar sekitar 25 kaki.
Sangat Baik untuk Observasi Cuaca.
Keuntungannya adalah ukuran
piringan radar tidak terlalu besar,
sehingga radar jenis ini sangat
Hujan,
C-band 4 – 8 GHz 8 – 4 cm banyak digunakan untuk stasiun
Ketinggian
televisi. Selain itu daya listrik yang
dibutuhkan tidak terlalu besar dan
keakuratan data hasil observasi cukup
baik
Pengamatan awan karena dapat
menangkap sinyal dari partikel air
dan juga dapat digunakan untuk
memantau salju. Jangkauan radar ini
8 – 12 lebih kecil dari Radar Band C.
X-band 4 – 2.5 cm Hujan
GHz Biasanya digunakan untuk
pengamatan jarak dekat, portable
radar, pengamatan cuaca pada
pesawat serta pada lembaga
kepolisian.
12 – 18 Biasanya digunakan dalam;
Ku-band 2.7 – 1.7 cm Hujan
GHz beroperasi pada frekuensi, dengan
panjang gelombang. dapat digunakan
Drizzle,
18 – 27 untuk pengukuran tinggi penyerapan
K-band 1.7 – 1.2 cm Kabut/Asap,
GHz air serta banyak digunakan pada
Awan
lembaga kepolisian.
Drizzle,
27 – 40 1.2 – 0.75
Ka-band Kabut/Asap,
GHz cm
Awan
mm or 40 – 300 Kabut/asap, Pemetaan gambar (image mapping)
7.5 - 1 mm
W-band GHz Awan pada USA JPL-Airsat
Sumber: BPPT, 2009

2.5.4 Komponen Radar

Radar terdiri dari tiga komponen utama yang merupakan bagian dari

antena dan transmitter (Gambar 2.6). Tiga komponen tersebut adalah Radar Data

Acquisition (RDA), Radar Product Generator (RPG), dan Principal User

Processor (PUP). Ketiga kompoenen ini sangat peka terhadap sensor. Oleh karena

itu, biasanya radar diberi tutupan pada bagian atasnya, seperti tutupan yang

menyerupai bola pada radar cuaca. Tutupan ini berfungsi sebagai pelindung dari
28

berbagai macam gangguan, bencana, serta untuk alasan keamanan.

Gambar 2.6 Komponen Radar


Sumber: BPPT, 2009

Tiga komponen tersebut yang pertama, RDA (Radar Data Acquisition)

berfungsi sebagai antena pengirim gelombang elektromagnetik kepada benda atau

hujan dalam jangkauan radar. RDA terdiri dari antena dan transmitter (Gambar

2.6). Antena radar bersifat dwikutub (untuk mengirim dan menerima sinyal).

Receiver pada antena ini berfungsi untuk menangkap kembali gelombang yang

dipantulkan oleh benda yang terkena sinyal radar untuk setiap detiknya. RDA juga

terdiri dari transmitter yang berfungsi untuk memancarkan gelombang

elektromagnetik melalui reflektor antena agar sinyal objek yang berada pada

daerah tangkapan radar dapat dikenali, umumnya transmitter mempunyai

bandwidth yang besar dan tenaga yang kuat serta dapat bekerja efisien, dengan

akurasi data yang tinggi, kelebihannya adalah ukuran data tidak terlalu besar.

Selain itu, RDA juga tidak terlalu berat serta mudah perawatannya.

Selanjutnya data ini akan dikirim ke dalam komponen RPG (Radar


29

Product Generator) atau disebut juga receiver berfungsi untuk menerima pantulan

kembali gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap radar

melalui reflektor antena. Umumnya receiver mempunyai kemampuan untuk

menyaring sinyal agar sesuai dengan pendeteksian serta menguatkan sinyal objek

yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke signal and data processor

(Pemroses data dan sinyal), kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor

(Display). Data hasil pengolahan biasanya memiliki nilai reflectivity dan velocity

dengan menggunakan perhitungan efek dopler.

Komponen PUP (Principal User Processor) atau disebut juga control and

communication processor merupakan komponen yang bertugas untuk mengatur

atau mengendalikan proses penyapuan daerah oleh radar untuk mengatur sudut

pengamatan serta untuk mengirimkan data ke server melalui jaringan internet.

Sebelum data dikirim data terlebih dahulu diproses dengan menggunakan

software khusus untuk mengolah data radar. Hasil pengolahan data oleh software

radar ini menghasilkan file gambar dengan resolusi temporal enam menit.

2.5.5 Manfaat Radar

1. Keperluan Militer

a. Airborne early warning (AEW)

b. Radar Pengendali atau pemandu peluru kendali

2. Keperluan Kepolisian

Radar Gun dan Microdigicam radar merupakan contoh radar yang

sering digunakan pihak kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan

bermotor di jalan.
30

3. Keperluan Penerbangan

Air traffic control (ATC) adalah kendali lalu lintas udara yang

bertugas mengatur kelancaran lalulintas udara bagi pesawat terbang yang

akan lepas landas, ketika terbang di udara maupun ketika akan mendarat

serta memberikan layanan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan

kondisi Bandara.

4. Keperluan Cuaca

a. Weather radar; merupakan jenis radar cuaca yang mampu mendeteksi

intensitas curah hujan dan cuaca buruk seperti adanya badai.

b. Wind profiler; merupakan jenis radar cuaca yang menggunakan

gelombang suara (SODAR) untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin.

2.5.6 Radar Cuaca (Weather Radar)

Radar cuaca adalah jenis radar yang digunakan untuk memetakan dan

menghitung pergerakan benda-benda seperti hujan, salju, kabut, awan dan lain

sebagainya, memperkirakan jenis benda tersebut, serta memperkirakan posisi dan

intensitas benda yang diamati pada masa yang akan datang.2

Radar cuaca biasanya ditempatkan dengan ketinggian tertentu dari

permukaan bumi, Hal ini dilakukan karena sinyal radar tidak dapat mendeteksi

cuaca jika terhalang oleh bangunan, pohon dan benda padat lainnya.

Pemanfaatan teknologi radar untuk observasi cuaca di wilayah Indonesia

pada penelitian ini dikembangkan oleh BPPT. Teknologi serupa juga

dikembangkan oleh BMKG untuk pengamatan cuaca di Indonesia.

2
(http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi2.html)
31

2.5.7 Prinsip Kerja Radar Cuaca

Prinsip kerja radar Doppler (Gambar 2.7) pada dasarnya tidaklah berbeda

dengan radar lainnya. Hanya saja radar Doppler menggunakan prinsip Doppler

untuk mendapatkan nilai reflektivitas dari objek yang diamati.

Keterangan :
h : tinggi gelombang
ө : sudut elevasi
λ : panjang gelombang
D : jarak titik hujan dari radar

Gambar 2.7 Prinsip kerja Radar

Gambar 2.7 menganalogikan nilai-nilai yang diperlukan untuk menghitung

reflektifitas hujan. Radar akan mengirimkan gelombang elektromagnetik pada

sudut elevasi tertentu untuk menangkap gelombang pantulan dari titik hujan,

sehingga nantinya akan diketahui panjang dan tinggi gelombang elektromagnetik

radar untuk menghitung jarak titik hujan dari radar.

2.5.8 Keuntungan dan Kerugian Radar Cuaca

Ada banyak keuntungan penggunaan radar untuk remote sensing. Sensor

radar tersedia pada semua kapabilitas cuaca sebagaimana energi gelombang mikro

menembus awan dan hujan. Hujan menjadi sebuah faktor pada radar wavelength

kecil dari tiga cm. Sensor radar merupakan sistem penginderaan jauh yang aktif

(active remote sensing system), independen terhadap cahaya matahari,

menyediakan sumber energi sendiri dan juga mampu melakukan pengambilan

data baik pada siang maupun malam hari.


32

Namun Radar juga memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelemahan

tersebut antara lain sensitif terhadap topografi, penutup tanah (ground cover), dan

gerakan. Kemampuan pendeteksian cuaca oleh radar tidak dapat menembus pohon

maupun gedung tinggi sehingga pada ketinggian dan elevasi tertentu curah hujan

tidak akan terpantau.

2.6 Pengertian Realtime

Menurut Arlinda (2005) dalam kamus istilah komputer dan internet

realtime diartikan sebagai jumlah waktu sesungguhnya (waktu aktual) yang

dibutuhkan menjalankan/menyelesaikan suatu operasi. Sistem komputer yang

tetap mampu menjaga hubungan/berinteraksi dengan dunia luar. Artinya,

memberikan hasil keluaran beberapa saat kemudian setelah masukan diberikan.

Contohnya pada sistem informasi cuaca yang dibangun ini.

Sistem realtime menurut Pressman (2002) terdiri dari beberapa komponen

sebagai berikut:

1. Komponen pengumpul data yang mengumpulkan dan memformat informasi

dari lingkungan eksternal

2. Komponen analisis yang mentransformasikan informasi pada saat

dibutuhkan oleh aplikasi.

3. Komponen kontrol yang memberikan respon kepada lingkungan eksternal.

4. Komponen monitor yang mengkoordinasikan semua komponen lain agar

respon realtime-nya dapat tetap terjaga.


33

2.7 Pengenalan Program Harimau

Harimau (Hydrometeorological Array for Intra Session Variation

Moonsoon Automonitoring) merupakan program kerjasama Indonesia dengan

JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and Technology), yang

dimulai sejak bulan Maret 2006 – Oktober 2010.

Tujuan program HARIMAU untuk mengetahui lebih jauh proses fisik

variasi antarmusiman (periode 60-90 harian) yang terkait langsung dengan

aktivitas awan konveksi dan curah hujan di Benua Maritim Indonesia (BMI) dan

mempunyai implikasi yang sangat besar terhadap perubahan iklim global, seperti

El Nino dan La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD).

Informasi yang diperoleh antara lain dapat digunakan untuk:

a. Penentuan waktu tanam komoditas pertanian.

b. Manajemen sumber daya air.

c. Transportasi laut, udara dan darat.

d. Monitoring polusi udara.

e. Peringatan dini.

f. Sebagainya.

Riset ini memanfaatkan teknologi Radar Cuaca (Weather Radar) yang

tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Sejauh ini sudah dipasang X dan C

Band Doppler Radar (XDR dan CDR) serta Wind Profiler Radar (WPR) di

wilayah ekuator Benua Maritim Indonesia. XDR di Pantai Tiku, Kabupaten

Ketaping, Sumatera Barat (Sumbar). Sedangkan WPR dipasang di Pontianak dan

Biak pada Februari dan Maret 2007. Menyusul kemudian CDR di Laboratorium
34

Teknologi Kebumian dan Mitigasi Bencana (GEOSTECH) BPPT Puspitek

Serpong pada Juni 2007. Program HARIMAU akan berlangsung hingga 2010

dengan target memasang 22 radar di lokasi berbeda di Indonesia pada 2009.

2.7.1 Spesifikasi Radar Cuaca Serpong

Radar cuaca Serpong (Gambar 2.9) digunakan untuk pemantauan cuaca di

wilayah DKI Jakarta termasuk kepulauan seribu dan hampir seluruh wilayah Jawa

Barat spesifikasi secara jelas mengenai radar ini dijelaskan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Spesifikasi Radar

Nama Radar Serpong

Gambar

Gambar 2.9 Radar C-Band Serpong

Lokasi PUSPITEK SERPONG

Koordinat 106,70 BT dan -6,40 LS

Kegunaan Observasi Cuaca

Jenis Band Doppler Radar C Band Frekuensi 5,32 GHz

Resolusi Temporal 6 menit

Radius Jangkauan 105 km

Elevasi 10 - 810 (18 sudut elevasi, diantaranya 10, 4,50 , dan


23,80)

Ketinggian 4,6 meter


35

Type Observasi Observasi hujan

Transmitter Power 140 kW (140.000 watt)

Sistem Operasi RedHat Enterprise Linux 4 (EL4)

Output Data RAW dan Data Image

Spesifikasi Data Resolusi Spatial : 1 km x 1 km


Image Waktu akuisisi data (dalam GMT+7)
Data Reflectivity awan dan hujan dalam dBz

Sumber: www.turbulance.ddo.jp

2.7.2 Spesifikasi Radar Cuaca Padang

Radar cuaca Padang (Gambar 2.10) berada di kawasan Minangkabau

Internasional Airport (MIA). Merupakan jenis radar Doppler band X yang

beroperasi pada frekuensi delapan hingga dua belas GHz. Selengkapnya mengenai

spesifikasi radar ini dibahas pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Spesifikasi Radar Padang

Nama Radar MIA

Gambar

Gambar 2.10 Radar X-Band Padang


Lokasi Bandara Internasiolnal Minangkabau Padang –
Sumatera Barat
Koordinat 100.3 BT dan -0.79 LS

Kegunaan Observasi Cuaca


36

Jenis Band Doppler Radar X Band Frekuensi 9.7 GHz

Resolusi Temporal 6 menit

Radius Jangkauan 200 km

Elevasi 10 - 810 (18 sudut elevasi, yaitu 0.60, 1.10, 2.40, 3.20,
4.10, 5.10, 6.30, 7.80, 9.60, 11.80, 14.50, 17.80, 21.80,
26.60, 32.60, 40.00, 50.00)

Ketinggian 5 meter

Type Observasi Observasi hujan

Transmitter Power 70 KW (700.000 watt)

Output Data RAW dan Data Image

Sistem Operasi RedHat Enterprise Linux 4 (EL4)

Spesifikasi Data Image Resolusi Spasial : 1km x 1 km


Waktu akuisisi data (dalam GMT+7)
Data Reflectivitas awan dan hujan dalam dBz

Sumber: www.turbulance.ddo.jp

2.8 Analisis Data

2.8.1 Data Radar Doppler

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data Image (Gambar

2.11) dari hasil penyapuan wilayah dengan menggunakan radar Doppler yang ada

di Puspitek Serpong serta di Padang-Sumatera Barat.

Dalam data gambar dari radar Serpong (Gambar 2.11) dapat diamati titik-

titik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah

Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan

yang jatuh di wilayah Sumatera Barat.


37

Gambar 2.11 Data Image Radar Serpong

Pengamatan dilakukan dalam berbagai sudut elevasi dari 1 – 810, namun

yang diambil untuk pengolahan pada laporan ini adalah data dengan elevasi 6.10

karena dinilai paling tinggi tingkat akurasi datanya.

Adapun informasi yang ada dalam gambar radar cuaca tersebut (Gambar

2.11) adalah informasi mengenai reflektivitas, velocity dan rainrate (curah hujan)

dalam satuan debizle (dBz). Reflektivitas adalah nilai pemantulan dari titik air

yang jatuh hingga kembali pada radar. Sedangkan velocity adalah pengamatan

kecepatan angin atau kecepatan sampainya nilai hujan dari titik pengamatan ke

radar. Nilai curah hujan hasil pengamatan radar masih dalam satuan dBz. Nilai ini

akan dikonversi untuk mendapatkan nilai curah hujan dalam satuan milimeter per

jam.

2.8.2 Curah Hujan (Rainrate)

Hujan adalah butiran-butiran air yang dicurahkan dari atmosfer turun ke

permukaan bumi. Sedangkan curah hujan adalah jumlah air hujan yang turun pada

suatu daerah dalam waktu tertentu. Biasanya curah hujan diukur dengan
38

menggunakan Rain Gauge. Namun dalam skripsi ini nilai curah hujan didapatkan

dari radar Doppler yang merupakan jenis radar cuaca. Curah hujan diukur dalam

satuan milimeter, satu milimeter berarti dalam luasan satu meter persegi pada

tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau sebanyak satu liter.

Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain:

1) Bentuk medan atau topografi;

2) Arah lereng medan;

3) Arah angin yang sejajar dengan garis pantai; dan

4) Jarak perjalanan angin di atas medan datar.

Pola Distribusi Hujan di Indonesia, ada 3 yaitu:

1. Pola Monsoonal (Monsun): intensitas curah hujan tertinggi terjadi pada

awal dan akhir tahun, adanya musim kemarau dan musim hujan yang

masing-masing berlangsung kurang lebih 6 bulan.

2. Pola Ekuatorial: mengalami dua Puncak curah hujan tertinggi dalam 1

tahun yaitu bulan Maret dan Oktober saat matahari berada di dekat ekuator.

3. Pola Lokal: daerah yang di pengaruhi hujan dengan satu puncak dengan

puncak yang terbalik dengan pola hujan munson.

Untuk radar sendiri pola yang diamati adalah pola monsoonal yang

dianggap paling berpengaruh terhadap kondisi iklim global dan adanya badai El

Nino dan La Nina (ENSO) serta Indian Ocean Dipole (IOD).


39

2.9 Pendekatan dalam membangun Webgis

2.9.1 Basis Data

Basis data merupakan suatu komponen penting dalam sistem, karena

merupakan dasar dalam menyediakan informasi. Basis data menurut pustaka

Prahasta (2005) merupakan kumpulan tabel-tabel atau files yang saling berelasi

satu dengan lainnya.. Dapat juga diartikan sebagai kumpulan data non-redundant

yang dapat dipakai secara bersama (shared) oleh sistem-sistem aplikasi yang

berbeda.

Basis data adalah kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya, tersimpan di perangkat keras (hardware) komputer dan

menggunakan perangkat lunak (software) dalam memanipulasi basis data tersebut

(Jogiyanto, 2007). Dengan adanya basis data proses editing dan updating data

dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya di dalam

sistem yang bersangkutan. Perubahan tersebut antara lain proses konversi

(perubahan format data), struktur file, atau relokasi data dari satu perangkat ke

perangkat lainnya.

Keuntungan penggunaan basis data adalah:

a. Meminimalkan duplikasi data.

b. Efisiensi, kecepatan dan kemudahan dalam pengaksesan data.

c. Penjagaan integritas data.

d. Data menjadi self-documented dan self-descriptive.

e. Meminimalkan biaya pengembangan perangkat lunak.

f. Meningkatkan security atau keamanan data.


40

2.9.2 Basis Data Spasial

Basis data spasial atau basis data SIG atau dikenal juga dengan geodatabase

(geographic database) tidak jauh berbeda dengan basis data lainnya baik dalam

hal perancangan, manajemen maupun strukturnya. Perbedaan yang terjadi adalah

terdapat dua jenis data yang harus disimpan dan diintegrasikan untuk membangun

SIG yang utuh.

Suwahyono (1999) dalam BAKOSURTANAL (2002) mendefinisikan basis

data spasial sebagai sekumpulan data yang digunakan untuk memberikan

informasi keruangan (spasial) suatu kajian wilayah, terutama untuk menghasilkan

informasi keadaan alam dan potensi yang ada pada suatu wilayah.

Basis data spasial mendeskripsikan sekumpulan entitas (entity-set) baik

yang memiliki lokasi atau posisi yang tetap maupun yang tidak tetap (memiliki

kecenderungan untuk berubah, bergerak dan berkembang). Tipe-tipe entitas

spasial ini memiliki properties topografi dasar yang meliputi lokasi, dimensi dan

bentuk (titik, garis, ruang). (Prahasta, 2009)

Pemanfaatan basis data spasial untuk mendapatkan informasi keruangan dan

kajian wilayah dilakukan dalam satu sistem informasi geografis (SIG). Pada

intinya, SIG mencakup dua kemampuan yang berbeda yaitu: (1) Melakukan

pemanggilan (query) dan menyediakan informasi; (2) Menggabungkan model-

model analisis. Namun demikian, kedua kemampuan SIG ini sangat tergantung

pada inti (core) dari SIG itu sendiri yaitu basis data yang terorganisir atau disebut

juga basis data spasial. Pentingnya basis data spasial dalam SIG berawal dari

kenyataan bahwa elemen dari basis data tersebut saling terkait satu sama lain,
41

sehingga harus dibuat dalam suatu struktur yang mudah untuk diintegrasikan dan

dipanggil kembali. Basis data spasial juga harus dapat digunakan untuk memenuhi

berbagai kebutuhan aplikasi.

Pengembangan basis data spasial merupakan bagian penting untuk

mewujudkan suatu sistem informasi keruangan (spatial). Komponen yang

termasuk dalam pengembangan basis data spasial adalah (1) Sub-sistem masukan

data; (2) Sub-sistem penyimpanan dan pemanggilan data; (3) Sub-sistem

manipulasi dan analisis; (4) Sub-sistem tampilan dan (updating) data. (Prahasta,

2005)

2.9.3 Model Basis data

File-file yang disusun tidak berstruktur rentan terutama untuk data yang

terdapat dalam jumlah besar atau untuk data yang berubah secara terus-menerus.

Semua sistem basis data (database) ditujukan untuk mempermudah pencarian,

penghubung data tabular, serta dapat digunakan untuk memanipulasi berbagai tipe

dan variasi hubungan antar obyek.

Model basis data menunjukkan mekanisme yang digunakan untuk

mengelola atau mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang

akan berdampak terhadap bagaimana mengelompokkan dan membentuk

keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang ditinjau. Secara konvensional

model basis data dikelompokkan menjadi tiga bentuk, yaitu: model hierarki,

jaringan dan relasional. Model basis data yang baru mulai dikembangkan,

khususnya pada era 1990-an adalah model berorientasi obyek (Barus, 1996).
42

2.9.4 Metode Pengembangan Sistem

Proses pengembangan sistem diartikan sebagai sekumpulan aktivitas,

metode, best practice, deliverable dan tools-tools otomatis yang digunakan

stakeholder untuk mengembangkan sistem informasi dan software secara kontinu,

artinya pengembangan yang dilakukan secara bertahap dari hal-hal yang menjadi

kendala sistem sampai hal-hal yang menjadi kebutuhan sistem (Whitten,

2004:84). Untuk mengembangkan sistem, dibutuhkan metode yang tepat agar

memenuhi tujuannya. Pada sistem ini dipilih metode pengembangan RAD.

RAD (rapid application development) adalah sebuah strategi

pengembangan sistem yang menekankan kecepatan pengembangan melalui

keterlibatan pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan

bertambah serangkain prototype/ prototipe bekerja sebuah sistem yang pada

akhirnya berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi). (Jeffrey L.

Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004). Berikut diagram yang

menerangkan rute dalam RAD, yaitu:

Problem Analysis +
Scope Requirement
Analysis +
Design
Definition
Decision Analysis

The User
Current System
Community Delivery Construction &
Operation &
of a version Testing
Maintenance

Gambar 2.12 Diagram Rapid Apllication Development (RAD)

Sebagai respon pada kemajuan ekonomi pada umumnya, rapid application

development (RAD) / pengembangan aplikasi cepat telah menjadi rute yang


43

populer untuk mengakselerasi pengembangan sistem. Gagasan-gagasan RAD

adalah (Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C. Dittman, 2004 : 104):

1. Lebih aktif melibatkan para pengguna sistem dalam aktifitas analisis,

desain, konstruksi.

2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar

yang intensif dan berfokus dengan para pemilik, pengguna, analis,

desainer, pembangun sistem.

3. Mengakselerasi fase-fase analisis dan desain persyaratan melalui

pendekatan konstruksi berulang.

4. Memperpendek waktu yang diperlukan sebelum para pengguna mulai

melihat sebuah sistem yang bekerja.

Adapun aktivitas yang terlibat dalam pengembangan sistem dengan metode

RAD adalah sebagai berikut:

7. Scope Definition

Menentukan tujuan, kebutuhan, batasan dan ukuran sistem yang

akan dibangun serta mengumpulkan data yang diperlukan. Selain itu

menggambarkan pandangan umum mengenai permasalahan sistem secara

singkat dan jelas. Proses pengumpulan kebutuhan juga melibatkan proses

8. Analisis Sistem (Analysis)

Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan terhadap

sistem baru. Bisa juga karena diinginkannya pengembangan dari sistem

yang sedang berjalan. Permintaan dapat datang dari seorang manajer di luar
44

departemen sistem informasi atau dari pihak eksekutif yang melihat adanya

masalah atau menemukan adanya peluang baru. (Abdul Kadir, 2003)

Namun, adakalanya inisiatif pengembangan sistem baru berasal dari

bagian yang bertanggung jawab terhadap pengembangan sistem informasi

seperti bagian inventori science pada sistem ini, yang bermaksud

mengembangkan sistem yang sudah ada atau mendefinisikan masalah-

masalah yang belum tertangani.

Pada proses ini dijabarkan mengenai analisis terhadap berbagai

permasalahan yang mungkin terjadi pada sistem yang berjalan sehingga

diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi. Metode analisis yang

digunakan adalah pendekatan analisis terstruktur dengan menggunakan

diagram aliran data, contexs diagram, diagram entitas dan diagram

pendukung lainnya.

9. Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design)

Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan

tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih

baik terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional dan

informasi-informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical

design dan phisical design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model

atau bentuk representasi dari entitas yang akan dibangun.

Adapun tools yang digunakan untuk mendukung desain sistem

adalah dengan menggunakan diagram aliran data (Data Flow Diagram –

DFD), ERD (Entity Relation Diagram).


45

10. Implementasi Sistem (Construction & Testing)


a. Construction

Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain

sistem. Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang

berbasis bahasa pemograman php dan map script. Sedangkan untuk

database digunakan PostGre SQL dengan template PostGIS yang

mendukung aspek spasial dalam pembangunan database.

b. Testing

Tahapan pengujian prototipe dilakukan oleh pengembang dan pengguna

untuk mengurangi kesalahan yang terjadi pada sistem serta untuk

mengetahui apakah prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan pengguna atau belum. Tahapan ini meliputi dua metode

pengujian sistem yaitu, Black Box dan White Box Testing.

Black-box testing adalah pengujian yang dilakukan untuk antar

muka perangkat lunak, pengujian ini dilakukan untuk memperlihatkan

bahwa fungsi-fungsi pada program bekerja dengan baik dan benar,

dalam arti masukan yang diterima benar dan keluaran yang dihasilkan

benar-benar tepat, pengintegrasian dari eksternal data berjalan dengan

baik. (Pohan, 2008)

White Box Testing adalah pengujian terhadap source code sistem,

untuk mengetahui pada browser dan sistem operasi apa sistem ini dapat

berjalan dengan baik.


46

11. Delivery of a version

Merupakan tahapan implementasi sistem yang telah melalui proses

testing, dan telah disetujui oleh pengguna. Webgis intensitas curah hujan ini

tidak sampai pada tahap implementasi sistem karena sistem yang dihasilkan

merupakan prototipe sistem yang akan dikembangkan kembali.

12. Maintenace

Merupakan tahapan pemeliharaan sistem yang telah

diimplementasikan untuk mengurangi kesalahan penggunaan sistem dan

menjaga stabilitas sistem.

2.10 Tools Analysis and Design Sistem

2.10.1 Data Flow Diagram (DFD)

Pada tahap perancangan sistem dibutuhkan rancangan sistem dalam suatu

bagan yang menunjukkan prosedur-prosedur dari sistem tersebut. Alat yang

digunakan untuk merancang sistem ada bermacam-macam, di antaranya adalah

DFD dan Bagan Alir (Flow Chart).

Menurut Whitten, et al (2006) DFD adalah alat yang menggambarkan aliran

data melalui sistem dan kerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem

tersebut.

Diagram aliran data juga diartikan sebagai gambaran grafis dari suatu sistem

yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan

bagaimana data mengalir dari suatu proses yang saling berkaitan. (McLeod, 2004)
47

Untuk memudahkan pembacaan DFD, maka penggambaran DFD disusun

berdasarkan tingkatan atau level dari atas ke bawah, yaitu:

a. Diagram Konteks ( Level 0 )

Merupakan diagram paling atas yang terdiri dari suatu proses dan

menggambarkan ruang lingkup proses. Menurut Pressman (2002) DFD level 0

merepresentasikan seluruh elemen sistem sebagai sebuah bubble tunggal

dengan data input dan output yang ditunjukkan oleh anak panah yang masuk

dan keluar secara berurutan. Hal yang digambarkan dalam diagram konteks

adalah hubungan terminator dengan sistem dan juga sistem dalam suatu proses.

Sedangkan hal yang tidak digambarkan dalam diagram konteks adalah

hubungan antar terminator dan data store.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggambar diagram

konteks:

a. Terminologi sistem:

a) Batas Sistem adalah batas antara “daerah

kepentingan sistem”.

b) Lingkungan Sistem adalah segala sesuatu yang

berhubungan atau mempengaruhi sistem tersebut.

c) Interface adalah aliran yang menghubungkan

sebuah sistem dengan lingkungan sistem tersebut.

b. Menggunakan satu simbol proses,

c. Nama atau keterangan di simbol proses tersebut sesuai

dengan fungsi sistem tersebut,


48

d. Antara entitas eksternal atau terminator tidak

diperbolehkan komunikasi secara langsung,

e. Jika terdapat terminator yang mempunyai banyak

masukan dan keluaran, diperbolehkan untuk digambarkan lebih dari satu

sehingga mencegah penggambaran yang terlalu rumit, dengan memberikan

tanda asterik (*) atau garis silang (#),

f. Jika terminator mewakili individu (personil) sebaiknya diwakili

oleh peran yang dipermainkan personil tersebut,

g. Aliran data ke proses dan keluar sebagai output keterangan aliran

data berbeda.

b. Diagram Zero ( Level 1 )

Merupakan diagram yang berada diantara Diagram Konteks dan Diagram

Detail serta menggambarkan proses utama dari DFD. Hal yang digambarkan

dalam Diagram Zero adalah proses utama dari sistem serta hubungan Entity,

Proses, alur data dan data store.

c. Diagram Detail (Diagram Rinci)

Menurut Ladjamudin (2005) diagram rinci adalah diagram yang

menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level

diatasnya. Menggambarkan rincian tiap proses yang terdapat pada diagram nol,

dimana proses rinci ini dapat dipecahkan sampai pada proses yang paling rinci

hingga tidak dapat diuraikan lagi.


49

Ada dua versi simbol atau notasi grafik yang digunakan untuk pemodelan

entitas dalam DFD. Notasi grafis / simbol yang digunakan dalam DFD dalam

dua versi berbeda dijelaskan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Simbol dan Notasi DFD

Gene dan Serson Keterangan Yourdan dan DeM arco

Terminator (Ext ernal


ent it y)

Proses

Dat a Flow
(Arus Data)

Dat a St ore
(Penyimpanan Data)

Sumber: Whitten, Bentey & Dittman, 2004

a. Terminator (External entity);

Mendefinisikan orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain

yang berada di luar sistem tetapi berinteraksi dengan sistem. Terminator

diberi nama yang berhubungan dengan sistem tersebut dan biasanya

menggunakan kata benda. Simbol ini menggambarkan asal dan tujuan dari

data dan atau informasi.

b. Proses;

Kerja yang dilakukan pada atau sebagai respon terhadap aliran data

masuk/kondisi. Komponen proses menggambarkan transformasi input


50

menjadi output. Penamaan proses disesuaikan dgn proses/kegiatan yang

sedang dilakukan.

c. Alur data (garis berarah);

Digunakan untuk menerangkan perpindahan data/paket data dari satu

bagian ke bagian lainnya. Alur data dapat berupa kata, pesan, formulir/

informasi. Arah panah menjelaskan arah aliran data dalam sistem.

d. Data store;

Menggambarkan tempat penyimpanan data (sementara) yang akan

digunakan oleh proses-proses yang ada di dalam sistem. Komponen ini

digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data dan diberi nama

dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa file/ database yang

tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti buku alamat,

file folder. (Whitten, 2004)

2.10.2 Entity Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah diagram yang menunjukan hubungan antar entitas. ERD

digunakan untuk menggambarkan struktur logika dari database secara

keseluruhan.

Menurut McLeod (2004) ERD adalah mendokumentasikan data dengan

mengindentifikasikan jenis entitas dan hubungannya. ERD merupakan peralatan

pembuatan data yang paling fleksibel, dapat di adaptasi untuk berbagai

pendekatan dalam pengembangan sistem.

Pada Tabel 2.6 dijelaskan notasi Entity Relationship Diagram menurut

McLeod (2004):
51

Tabel 2.6 Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram


No Simbol Keterangan

1. Persegi panjang
Ent it as/ t ipe ent it as menyat akan objek atau
kejadian

Ellips menyat akan at ribut -at ribut ent it y set


2.
At ribut adalah it em dat a yang menjadi bagian
dari ent it as

Belah ket upat (Diamond ) menggambarkan


3.
relat ionship set . Relat ionship adalah asosiasi
ant ara dua ent it as

Garis, menghubungkan ant ara ent it y set


4.
dengan at ribut -at ribut nya dan ant ara ent it y set
dengan relat ionship set nya .

Sumber: McLeod, 2006

Derajat hubungan antar entitas dapat di katagorikan dalam tiga jenis, yaitu:

1. Derajat hubungan 1 : 1 (One to one)

Derajat hubungan antar entitas 1 : 1 terjadi bila entitas A hanya boleh

berpasangan dengan satu anggota dari entitas B. Demikian pula sebaliknya.

2. Derajat hubungan 1 : m (One to many) atau m :1 (Many to one)

Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan

dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya setiap anggota entitas B

hanya boleh berpasangan dengan satu anggota entitas A.

3. Derajat hubungan m : n (Many to many)

Terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari satu

anggota entitas B. Demikian pula sebaliknya.


52

2.10.3 Kamus Data

Menurut Jogiyanto (2005), kamus data adalah sistem fakta tentang data dan

kebutuhan-kebutuhan dari suatu sistem informasi. Dengan menggunakan kamus

data analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di sistem dengan

lengkap dan terstruktur. Kamus data dibuat pada tahap analisis sistem dan

perancangan suatu sistem.

Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat komunikasi antara

analis sistem dan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu

tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh

pemakai sistem. Pada tahap perancangan, kamus data digunakan untuk merancang

input, laporan-laporan dan basis data.

Kamus data harus dapat mencerminkan keterangan yang jelas tentang data

yang dicatatnya. Simbol dan notasi yang digunakan dalam kamus data dapat

dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Notasi Kamus Data

No Simbol Keterangan
1. = Terdiri dari
2. + Dan
3. () Opsional
4. {} Pengulangan
5. [] Memilih salah satu dari sejumlah alternatif
6. ** Komentar
7. @ Identifikasi atribut kunci
Sumber: Jogiyanto, 2005
53

2.11 Pengenalan Software

2.11.1 Mapserver (MS4W)

a. Pengenalan Mapserver

Mapserver merupakan salah satu perangkat lunak (software) open source

untuk pemetaan online (webgis) yang pertama kali dikembangkan oleh

Universitas Minnesota, NASA dan Departemen Sumber Daya Alam Minnesota

(Minnesota Department of Natural Resource). Mapserver compatible dengan

sistem operasi Windows, Unix/Linux dan MacOS.

Map Server for Windows atau yang lebih dikenal dengan MS4W

merupakan bundle instalasi mapserver untuk windows yang disediakan secara

gratis oleh mapserver.org, untuk memudahkan pengguna mapserver dalam proses

instalasi maupun dalam pembangunan dan distribusi aplikasi mapserver.

MS4W juga dilengkapi dengan berbagai macam modul tambahan yang

memberikan kemudahan bagi pengguna dalam membangun dan

mengadministrasikan sistem webgis, antara lain : MapLab, KaMap, Chameleon,

Pmapper, Gmap dan lain-lain.

Adapun fitur yang didukung oleh mapserver adalah:

1) Format vektor: ESRI shapefile, ESRI ArcSDE, serta Format raster:

TIFF/GeoTIFF, GIF, PNG, ERDAS, JPEG, EPPL7 dan mendukung

penggabungan kedua format data dalam penyajian.

2) Quadtree spatial indexing untuk shapefile.

3) Dapat sepenuhnya dikustomisasi untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

4) Mendukung TrueType font.


54

5) Mendukung OpenGIS.

6) Legenda dan skala yang otomatis.

7) Mendukung pengembangan peta tematik online.

8) Pelabelan fitur

9) Konfigurasi dapat dilakukan secara online (on-the fly configuration)

10) Proyeksi dapat dilakukan secara online (on-the-fly projection)

b. Pengenalan PHP dan Map Script

PHP atau Personal Home Pages merupakan bahasa pemograman yang

digunakan untuk membangun web server-side. PHP awalnya merupakan program

CGI yang dikhususkan untuk menerima input melalui form yang ditampilkan

dalam browser web. Dibuat pertama kali oleh Rasmus Lerdoff, dan kemudian

secara resmi disebarkan dan dilisensikan sebagai perangkar lunak open source.

PHP script merupakan bahasa pemograman PHP yang disisipkan pada tag

HTML. Penggunaan PHP menjadikan dokumen HTML sebagai suatu dokumen

yang dihasilkan dari aplikasi bukan dari text editor atau HTML editor lagi.

Script PHP digunakan dengan format penyisipan terhadap tag HTML,

kemudian menggunakan “<?” sebagai tanda diawalinya script PHP yang

berfungsi untuk masuk ke dalam mode script PHP dan tanda “?>” untuk menutup

script serta keluar dari mode script PHP.

Mapscript adalah modul PHP yang dapat melakukan operasi-operasi untuk

data spasial termasuk dalam mengolah data spasial, proyeksi ulang peta dan

operasi lainnya. Mapscript diawali dengan tag MAP dan diakhiri dengan tag END

sebagai penutup script.


55

c. Konfigurasi Mapserver

Untuk menjalankan dan menampilkan peta yang dihasilkan oleh

MapServer, diperlukan dua file yaitu Map File dan HTML File. Map File

berisikan konfigurasi penyajian peta yang ditulis dalam bahasa dan syntax

tersendiri. Informasi ini kemudian diolah dan disajikan oleh program MapServer.

Sedangkan file HTML digunakan untuk melakukan format penyajian hasil (peta).

File HTML dapat berupa HTML biasa atau template yang disisipi syntax

MapServer atau file HTML yang disisipi PHP/Mapscript.

Konfigurasi PHP/MapScript ini dikembangkan oleh DM Solutions

(http://www.dmsolutions.on.ca/PHP/MapScript) untuk konfigurasi MapScript

dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Konfigurasi PHP/MapScript


56

d. Pengembangan Web SIG menggunakan Mapserver

Sebelum membuat aplikasi web SIG menggunakan Mapserver hal yang

harus diperhatikan adalah arsitektur penyimpanan file Mapserver dan data SIG.

Secara umum ada tiga kategori data yang dimiliki yaitu:

1) File Mapserver; map file dan PHP/MapScript.

2) File HTML dan gambar/grafis; file web dan gambar yang

disertakan.

3) Data SIG; data vektor dan citra (raster) yang digunakan.

Contoh Map File:

MAP
NAME INDO
SIZE 700 500
STATUS ON
EXTENT 699493.82895484706000 9233848.75381607750000
703636.19825386233000 9236285.34508262020000
UNITS METERS
SHAPEPATH "master/shp/"
WEB
IMAGEPATH "C:/ms4w/test/tmp/"
IMAGEURL "tmp/"
END
LAYER
NAME "batas"
TYPE POLYGON
STATUS ON
DATA "bts_prop"
CLASS
COLOR 211 254 210
OUTLINECOLOR 200 200 200
END
END
END

Contoh file PHP sederhana yang menyajikan data geospasial:

<?
dl('php_mapscript_40.dll');
$map = ms_newMapObj("example1.map");
$image=$map->draw();
57

$image_url=$image->saveWebImage();
?>
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>Contoh 1</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
<center>
<TABLE>
<TR><td>
<INPUT TYPE=Image name=map style="border:1px solid #ccc;"
src=<?php echo $image_url?>>
</td></TR>
</TABLE>
<center>
</BODY>
</HMTL>

2.11.2 Pengenalan POSTGRE SQL dan POSTGIS SQL

Postgre SQL merupakan suatu sistem manajemen hubungan objek dalam

suatu basis data atau lebih dikenal dengan object-relational database management

system (ORDBMS). Merupakan perangkat database open source yang cukup

populer. Dikembangkan pertama kali pada tahun 1982 oleh Barkley, University of

California. Saat ini berada di bawah lisensi dari BSD-style dan dikembangkan

secara gratis oleh berbagai komunitas database di seluruh dunia.

Postgre memiliki ketangguhan dan kemampuan pengelolaan data yang

cukup baik sehingga database ini banyak digunakan untuk pembangunan

database baik berbasis web maupun berbasis desktop. Software ini dapat diunduh

melalui situs http://www.postgresql.org.

PostGIS SQL merupakan ekstensi tambahan yang tersedia pada database


58

Postgre SQL. PostGIS mendukung pengelolaan data spasial untuk aplikasi sistem

informasi geografis. Data dari database Postgre ataupun PostGIS dapat digunakan

sebagai data sumber untuk software server spasial seperti Mapserver dan

Geoserver. PostGIS seperti halnya Postgre merupakan perangkat lunak yang

didistribusikan secara gratis di bawah lisensi dari GNU GPL. PostGIS

dikembangkan oleh Refractions Research Inc, yang merupakan salah satu

perusahaan konsultan database di Canada.

2.11.3 Macromedia Dreamweeaver

Menurut Pranomo (2005) Macromedia Dreamweaver adalah software

yang dikhususkan untuk pembuatan halaman web secara visual. Software

termasuk jenis HTML editor professional yang membantu visualisasi perancangan

halaman web secara langsung. Dreamweaver memungkinkan seseorang untuk

merancang dan membuat halaman web dengan cepat tanpa harus memahami

sintaks HTML secara mendalam.

2.12 Referensi Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini juga merujuk kepada beberapa penelitian mengenai radar yang

telah dilakukan sebelumnya. Keterangan mengenai penelitian tersebut dijelaskan

pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Daftar Penelitian

No Nama Judul Penelitian Tahun Keterangan

1 Dw i Rahardjo M embangun Sistem 2010 Penelitian ini mengenai

Putro Konversi Data Curah proses konversi data radar

Hujan Secara Otomatis secara otomatis dengan


59

Dengan Pendekatan Basis sistem operasi Linux, untuk

Data Spasial (Studi Kasus mengubah data mentah

Serpong dan Padang) radar (Raw ) menjadi data

spasial yang disimpan dalam

sebuah basis data spasial.

Penelitian ini menghasilkan

basis data radar yang

berisikan informasi

mengenai intensitas curah

hujan, sudut tembak radar,

dan satuan w aktu

pengamatan dari tahun,

bulan, tanggal, jam dan

menit.

2 J. M . Yuan, Real-time urban drainage 1999 Penelitian mengenai Sistem

K.A. Tilford, system modelling using Drainase di Perkotaan

H.Y Jiang dan w eather radar rainfall (Urban Drainage System -

I. D. Cluckie data UDS). Dengan menggunakan

pemodelan RHINOS (Real-

Pemodelan Sistem time urban Hydrological

Drainase Perkotaan I nfrastructure an d Output

secara Realtime modelling Strategy). RHINOS

menggunakan Data Curah menggunakan perhitungan

Hujan Radar Cuaca curah hujan secara

kuantitatif untuk

memperkirakan aliran pipa

pembuangan pada suatu

lokasi dengan menggunakan

jaringan pipa. Penelitian ini

menjelaskan bahw a

pemanfaatan data radar


60

cuaca dapat digunakan pada

berbagai bidang seperti

pemodelan sistem drainase

perkotaan yang lebih akurat.

2.13 Profil Organisasi

2.13.1 Sejarah BPPT

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga

pemerintah non-departemen yang berada di bawah koordinasi Kementerian

Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

Proses pembentukan BPPT bermula pada tanggal 28 Januari 1974, melalui

gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie. Dengan

surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5 Januari 1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie

diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi

penerbangan (ATTP) yang bertanggung jawab langsung pada presiden.

Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina

No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi

Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25

tanggal 21 Agustus 1978. KEPRI ini kemudian diperbaharui dengan Surat

Keputusan Presiden No.47 tahun 1991.

2.13.2 Logo Organisasi

Logo BPPT adalah seperti yang terlihat pada gambar 2.14.


61

Gambar 2.14 Logo BPPT

2.13.3 Visi dan Misi Organisasi

BPPT memiliki misi untuk Mewujudkan teknologi sebagai pilar utama

pembangunan untuk meningkatkan daya saing industri dalam rangka peningkatan

kesejahteraan masyarakat. Sedangkan visii yang ingin dicapai oleh organisasi ini

adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan daya saing industri.

2. Mewujudkan BPPT sebagai agen pembangunan masyarakat

dalam bidang teknologi.

3. Menyusun kebijakan pengkajian dan penerapan teknologi.

4. Mengembangkan BPPT sebagai pusat unggulan teknologi dan

SDM yang handal (technology center of excellence).

2.13.4 Tugas, Fungsi dan Wewenang

a) Tugas

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan

teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

b) Fungsi

 Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan

penerapan teknologi.
62

 Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT.

 Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi

pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam

rangka inovasi, difusi dan pengembangan kapasitas, serta membina alih

teknologi.

 Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang

perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,

kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan dan rumah

tangga.

c) Wewenang

 Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

 Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara

makro.

 Penetapan sistem informasi di bidangnya.

 Kewenangan lain yang melekat dan telah dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu: Perumusan

dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengkajian dan penerapan

teknologi. Serta pemberian rekomendasi penerapan teknologi dan

melaksanakan audit teknologi.

2.13.5 Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada BPPT dijelaskan pada Gambar 2.15.


63

Direktorat TISDA

NEOnet

Gambar 2.15 Struktur Organisasi BPPT

2.13.6 NEONet

Nusantara Earth Observation Networking (NeoNet) berada dibawah

Direktorat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam (TISDA). Dibentuk pada

awal tahun 2008, dengan visi menjadi Pusat Informasi Kebumian Nusantara,

merupakan lembaga untuk memfasilitasi kegiatan jejaring observasi kebumian di

Indonesia terutama dalam observasi dan pemetaan sumber daya alam.

NEONet bertujuan untuk menyediakan informasi kebumian secara lengkap

dan realtime, serta mampu menjadi bank data dan mengumpulkan ataupun

menjadi penghubung (networking) setiap lembaga terkait baik yang telah memiliki

data maupun yang memerlukan data mengenai kebumian Indonesia untuk

pengolahan lebih lanjut.


64

Beberapa program unggulan yang dikelola oleh NEONet adalah sebagai

berikut:

a. Webgis yang merupakan wadah untuk informasi spasial yang dapat

diakses melalui web.

b. Awal Earth yang merupakan aplikasi online yang dapat

menampilkan beragam informasi kebumian secara online, baik yang berskala

menitan maupun yang ter-update harian atau mingguan.

c. Geo-network yang merupakan wadah untuk menyatukan semua

meta-data informasi kebumian di seluruh nusantara.

d. Integrated web yang merupakan antar-muka yang menghubungkan

seluruh produk di atas.

Pembangunan Sistem Nusantara Earth Observation Network (NEONet)

yang terintegrasi diharapkan akan mendukung pengelolaan informasi spasial yang

terhimpun dari berbagai stasiun pengamatan di seluruh nusantara sehingga akan

memudahkan para pengguna dalam mengakses data dan informasi tentang kondisi

dan dinamika kebumian di bumi nusantara ini. Pada tahun 2008 silam proses

pembuatan sistem difokuskan pada observasi beberapa peristiwa alam yang terkait

dengan bencana. Integrasi dari berbagai stasiun pengamatan bumi yang terhubung

dengan NEONet dijelaskan pada Gambar 2.16.


65

Gambar 2.16 Integrasi Sensor-sensor Pemantauan Bumi

2.13.7 Struktur Organisasi NEONet

Adapun struktur organisasi NEONet adalah seperti pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Struktur Organisasi NEONet


66

BAB III

METODE PENELITIAN

Alur kegiatan pada penelitian perancangan dan pembangunan WebGIS

radar cuaca secara realtime meliputi beberapa tahapan seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur kegiatan penyusunan tugas akhir


67

Penelitian ini dimulai dengan tahapan pengumpulan data dan identifikasi

kebutuhan pengguna. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka,

observasi dan wawancara langsung di BPPT Thamrin. Sedangkan identifikasi

pengguna dilakukan untuk mengetahui kelemahan sistem yang berjalan dan

kebutuhan penggunan terhadap sistem yang dirancang. Setelah tahapan ini selesai

penelitian dilanjutkan ke tahapan perancangan Webgis dengan menggunakan

mapserver yang akan menghasilkan rancangan Webgis. Webgis ini kemudian

dihubungkan dengan basis data spasial radar cuaca, dimana datanya merupakan

hasil konversi dari data image radar dalam format gif ke format shapefile yang

kemudian dikonversi lagi ke format basis data spasial postgre sql.

Penelitian ini menghasilkan prototipe Webgis radar cuaca yang

menampilkan data curah hujan untuk wilayah Serpong, yang telah diuji melalui

tahapan white box dan black box testing. Tahapan proses ini dijelaskan pada sub

bab berikut:

3.1 Pendekatan Pengumpulan Data

Pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Tahap awal pada penelitian adalah mengumpulkan serta mengkaji

informasi dan data pendukung penelitian. Dengan tujuan untuk menambah

pengetahuan dan sebagai referensi terhadap penelitian yang dilakukan. Data

dan informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber pustaka seperti buku-

buku, artikel, jurnal, baik cetak maupun elektronik. Daftar kepustakaan yang
68

digunakan pada penelitian ini dipaparkan pada Daftar Pustaka, yaitu terdiri

dari 17 buku dan dua artikel dari internet.

2. Observasi (field research)

Observasi dilaksanakan pada tahap awal penelitian selama satu bulan

yaitu selama bulan April 2009 di NEONet BPPT Thamrin. Observasi ini

bertujuan untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi oleh pengguna

dengan data radar yang ada dan masalah pada sistem yang tengah berjalan

saat ini, serta mengetahui bagaimana cara terbaik untuk mengatasi masalah

tersebut. Selain itu melalui observasi dapat dianalisis sistem seperti apa yang

paling cocok untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

pengguna.

Dari observasi yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa diperlukan

pengembangan sistem monitoring intensitas curah hujan dari data radar cuaca

yang terdapat di daerah Serpong (Banten) dan di Padang (Sumatera Barat),

secara realtime melalui media berbasis jaringan internet yaitu dengan

membangun sebuah Webgis.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan

melalui tatap muka secara langsung dengan Bapak Winarno, S.kom sebagai

penanggung jawab data radar dan koordinator pembangunan Webgis radar.

Hasil wawancara terlampir pada Lampiran I.


69

3.2 Peralatan dan Bahan

Adapun data-data yang diperlukan dalam pembangunan Webgis informasi

radar cuaca secara realtime adalah data image dari radar cuaca yang ada di

Serpong dan Padang, serta peta Indonesia dengan detail informasi administrasi

kecamatan, jalan, sungai, danau dan ketinggian. Peta Indonesia yang digunakan

adalah peta Data Elevation Model (DEM).

Sedangkan alat-alat untuk pembangunan aplikasi adalah sebuah perangkat

komputer dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Hardware

 Processor Intel Pentium Dual Core

 Hardisk 160 GB

 Memory 2 GB

 DVD – RW

 LAN Card

 Perangkat keras lainnya (Keyboard, Mouse dan lain - lain)

2. Software

 Windows XP Service Pack 2

 Macromedia Dreamweaver MX 2004

 Aplikasi Postgre 8.3 dan PostGIS 1.3.5

 Arcview 3.3

 Mapserver : MS4W 2.3.1

 Mapbender 2.4.3

 Geoserver
70

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat : Nusantara Earth Observation Network (NEONet), Badan

Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Alamat : Gedung I lt. 20 BPPT Jl. M.H Thamrin No. 8 Jakarta

Waktu : 1 April 2009 – Januari 2010

3.4 Kondisi Awal Data

Berdasarkan prinsip kerja radar yang telah dibahas pada Bab 2, diperoleh

hasil penyapuan radar berupa data binary (RAW data). Meskipun dalam format

binary namun ukuran data ini cukup besar untuk satu kali pengambilan data. Oleh

karena itu, Data RAW terlebih dahulu diekstrak oleh radar itu sendiri ke dalam

bentuk peta dasar yang disimpan dalam format gif. Setiap peta mengandung nilai

reflektifitas dan kecepatan hujan dalam bentuk titik (point) sesuai dengan

perhitungan di lokasi mana titik-titik hujan tersebut ditangkap oleh radar. Radar

ini juga telah dilengkapi dengan fasilitas V-sat, untuk melakukan komunikasi data

melalui jaringan internet. Dimana gambar hasil sapuan radar dalam format gif

tersebut (Gambar 3.2) akan terkirim secara otomatis ke web server yang ada di

Jepang.

Dalam data gambar dari radar Serpong (Gambar 3.2) dapat diamati titik-

titik hujan yang jatuh di wilayah DKI Jakarta, Banten dan hampir seluruh wilayah

Jawa Barat. Sedangkan dari data radar Padang diperoleh informasi titik-titik hujan

yang jatuh di wilayah Sumatera Barat.


71

Gambar 3.2 Data Image Radar Serpong

Gambar inilah yang kemudian diolah untuk membangun sebuah Webgis

informasi radar cuaca secara realtime yang berbasis spasial dan interaktif dengan

user, sehingga user tidak hanya dapat mengamati tetapi juga dapat memperoleh

informasi secara detail dan dapat mengunduh data sesuai dengan keperluan untuk

pengolahan atau penelitian lebih lanjut. Tahapan pengolahan data radar secara

lengkap akan dibahas pada Bab 4.

3.5 Metode Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem berbasis Webgis

pada penelitian ini adalah metode pengembangan aplikasi cepat atau lebih dikenal

dengan RAD (Rapid Application Development).

RAD menurut Whitten, et al (2004) adalah sebuah strategi pengembangan

sistem yang menekankan pada kecepatan pengembangan melalui keterlibatan

pengguna yang ekstensif dalam konstruksi, cepat, berulang dan bertambah


72

serangkaian prototype/ prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya

berkembang kedalam sistem final (atau sebuah versi).

Metode ini dipilih karena metode ini yang paling mewakili kebutuhan

pengguna yang menginginkan perancangan sistem secara cepat serta melibatkan

pengguna secara langsung dalam proses perancangan. Selain itu metode ini lebih

efiesien dalam hal biaya dan waktu jika dibandingkan dengan metode

pengembangan sistem lainnya.

Adapun alur pengembangan sistem dengan menggunakan metode RAD

dijelaskan pada diagram pengembangan sistem seperti terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram Rapid Apllication Development (RAD)

Dari diagram di atas dapat diketahui aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam

pengembangan sistem dengan metode prototipe adalah sebagai berikut:

3.5.1 Pengumpulan Kebutuhan (Scope Definition)

Pengumpulan kebutuhan pengguna merupakan tahap awal pada proses

perancangan sistem. Identifikasi kebutuhan pengguna diperoleh melalui tahapan

wawancara dan penelitian secara langsung di BPPT. Hasil dari identifikasi

kebutuhan tersebut antara lain:


73

1. Kebutuhan terhadap database spasial yang mampu menyimpan, mengatur dan

mengorganisir data dengan baik.

2. Kebutuhan pembangunan sebuah webgis radar cuaca secara realtime yang

memungkinkan query dan pengunduhan data oleh pengguna untuk radar

cuaca di daerah Serpong dan Padang.

3.5.2 Analisis Sistem (Analysis)

Dari hasil pengumpulan kebutuhan dilakukan proses analisis sistem yang

berjalan maupun sistem usulan yang menjabarkan berbagai permasalahan yang

mungkin terjadi pada sistem untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem

sehingga diperoleh solusi untuk masalah yang dihadapi.

3.5.2.1 Sistem yang Berjalan

Webgis radar cuaca untuk wilayah Serpong pernah dibangun oleh BPPT

dengan menggunakan mapserver namun web ini belum sepenuhnya berbasis

spasial. Dari analisis yang dilakukan diketahui kelemahan sistem yang berjalan

yaitu :

1. Sistem yang ada berada di bawah pengawasan BPPT melalui program

Harimau (Hydrometeorological Array for Intra Session Variation

Moonsoon Automonitoring). Sistem ditangani oleh tim yang terdiri dari

beberapa orang.

2. Data radar cuaca yang ada di Serpong dikirim melalui jaringan internet ke

server BPPT yang ada di Thamrin.


74

3. Data yang diperoleh berupa RAW_imageradar (peta dasar radar) yang

secara otomatis di convert kedalam format shapefile (shp) dan textfile (txt).

Data ini kemudian tersimpan dalam satu direktori yang telah ditentukan.

4. Data radar cuaca kemudian ditampilkan pada webgis radar cuaca.

Adapun bagan alir dokumen sistem yang berjalan seperti pada Gambar 4.6.

Radar NEONet

St art
Dat a Radar

Perekam an Dat a (RAW Im age * gif)


Hujan
Dat a disim pan
dalam direkt ori
Dat a hasil t ert ent u
pengam at an radar

Koversi dat a ke
Dat a disim pan dalam format
dalam server radar shp & t xt

Dat a Radar
Dat a Radar dan pet a
adm inist rasi
(RAW Im age * gif)

Input dat a ke
Dat a dikirim ke
dalam m ap file
server di Thamrin

Display dat a
pada Webgis

End

Gambar 3.4 Bagan Alir Dokumen Sistem yang Berjalan


75

Gambar 3.4 menjelaskan aliran dokumen sistem yang berjalan, data hasil

perekaman hujan disimpan dalam server radar yang kemudian data radar ini

dikirim ke server di Thamrin. Pada server Thamrin data disimpan dalam direktori

tertentu untuk kemudian dikonversikan lagi ke dalam format shapefile (shp) dan

textfile (txt). Selanjutnya data radar dan peta administrasi di overlay untuk

kemudian ditampilkan dalam webgis radar.

Dari proses alir dokumen ini dapat diidentifikasi beberapa permasalahan

dalam sistem ini yaitu:

1. Sistem yang berjalan hanya menampilkan data hujan dari radar cuaca pada

sebuah Webgis namun belum berbasis spasial secara penuh.

2. Belum adanya manajemen data radar cuaca dalam sebuah database spasial

sehingga sering kali para admin kesulitan melakukan pencarian data.

3. Pada sistem lama (saat ini tidak beroperasi lagi) pengguna hanya dapat

melihat data radar dan tidak dapat melakukan query untuk mengunduh data.

4. Pada sistem yang telah ada, data radar yang ditampilkan hanya berasal dari

satu radar cuaca yaitu radar Serpong.

5. Sistem masih bersifat beta dalam artian masih berupa produk uji coba yang

masih belum sempurna, sistem juga belum dipublikasikan melalui jaringan

internet, tetapi masih sebatas intranet.

3.5.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Sistem Berjalan

a. Kelebihan Sistem berjalan

Sistem informasi cuaca berdasarkan data radar cuaca merupakan teknologi

yang baru diterapkan di Indonesia untuk pengamatan cuaca secara realtime.


76

b. Kekurangan Sistem berjalan

1. Belum adanya manajemen data yang baik.

2. Penyebaran informasi masih terbatas pada lingkungan tertentu.

3. Pengguna tidak dapat mengunduh data untuk keperluan penelitian lainnya.

3.5.2.3 Sistem Usulan

Berdasarkan permasalahan yang ada pada sistem berjalan yang telah

diuraikan di atas, maka solusi dari permasalahan tersebut adalah dengan

pembangunan prototipe Webgis radar cuaca secara realtime untuk radar di daerah

Serpong dan Padang.

Webgis yang dibangun secara penuh berbasis spasial dan terkoneksi

dengan spatial database untuk manajemen data. Informasi yang disajikan pada

Webgis nanti berbasis spatial dan terus ter-update dalam kurun waktu enam menit.

Hal ini berarti setiap enam menit data akan terus ter-update secara langsung oleh

sistem tanpa adanya administrator untuk pengolahan data radar.

Gambar 3.5 menjelaskan diagram alir dokumen pada sistem yang

diusulkan, yang merepresentasikan kebutuhan dan keinginan pengguna:


77

Radar NEONet Pengguna

St art Dat a Radar

DB Radar
(RAW Im age * gif)
Perekaman Dat a
Curah Hujan
Dat a disim pan
( rainrat e)
dalam direkt ori Display dat a
t ert ent u pada Webgis
Dat a hasil
pengam at an radar
Koversi dat a ke Lihat Inform asi
dalam format Curah hujan
shp dan t xt
Dat a disim pan
dalam server
radar
Dat a Radar Download dat a
dan pet a curah hujan
Dat a Radar adm inist rasi

(RAW Im age * gif)


End
Input dat a
Dat a dikirim ke dalam spat ial
server di Thamrin database

Gambar 3.5 Diagram Alir Dokumen yang Diusulkan

Adapun kelebihan yang diajukan dari sistem usulan jika dibandingkan

dengan sistem yang telah ada antara lain:

1. Data radar disimpan dalam spatial database dengan menggunakan Postgre

SQL.

2. Database terkoneksi langsung dengan webgis sehingga tampilan informasi

cuaca pada webgis terus ter-update.

3. Sistem memungkinkan pengguna melakukan query terhadap data yang ada

untuk memperoleh data yang diinginkan.


78

4. Tersedianya data history untuk setiap pengunduhan data yang dilakukan

oleh pengguna.

3.5.3 Perancangan Cepat Perangkat Lunak (Design)

Perancangan dilakukan setelah proses analisis selesai dan merupakan

tahapan atau proses pemodelan untuk memperoleh pengertian yang lebih baik

terhadap aliran data dan kontrol, proses-proses fungsional, dan informasi-

informasi yang terkandung di dalamnya. Terdiri dari logical design dan phisical

design, dengan tujuan untuk menghasilkan suatu model atau bentuk representasi

dari entitas yang akan dibangun. Perancangan cepat pada metode prototipe

dilakukan dengan melibatkan pengguna sehingga dapat dilakukan evaluasi secara

langsung terhadap sistem yang dirancang.

Dalam tahap ini digunakan beberapa alat bantu (tools) untuk perancangan

sistem yang berguna sebagai alat pemodelan proses dan dokumentasi sistem.

Tools yang digunakan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Perancangan Proses

Pada tahapan perancangan sistem digunakan alat (tools) berupa

Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram - DFD) untuk menggambarkan

aliran data dalam sistem yang dirancang dan dilengkapi dengan kamus data

spasial (Spatial Data Dictionary) untuk menjelaskan data yang ada pada

DFD. DFD merupakan hasil analisis terhadap kebutuhan pengguna dan

menggambarkan sistem yang diusulkan.


79

2. Perancangan Basis Data

Perancangan basis data dilakukan setelah perancangan proses selesai.

Perancangan ini menggunakan Spatial Entity Relationship Diagram (Spatial

ERD) sebagai alat bantu untuk menjelaskan hubungan antar entitas-entitas

spasial yang ada dalam sistem. Perancangan ER Diagram merupakan bentuk

penggambaran relasi(hubungan) yang terjadi antar tabel. Sedangkan ERD

spasial digunakan untuk menggambarkan hubungan antar tabel dengan

menambahkan atribut spasial di dalamnya. Selain itu juga dilakukan

normalisasi basis data untuk menghindari duplikasi data dalam database

yang dirancang.

3. Perancangan Struktur Menu Aplikasi

Perancangan struktur menu aplikasi bertujuan untuk menentukan

menu-menu yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dikembangkan serta

untuk menjelaskan navigasi menu yang ada kepada pengguna.

4. Perancangan GUI (Grafic User Interface)

GUI pada Webgis ini dirancang secara sederhana dan optimal sesuai

dengan keinginan dan kebutuhan pengguna. Perancangan GUI ini penting

untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kenyamanan

pengguna pada saat berinterkasi dengan sistem ketika mengakses data.

Rancangan GUI yang diusulkan dijelaskan pada bab selanjutnya.

3.5.4 Pembentukan Prototipe Perangkat Lunak (Construction)

Pembangunan prototipe merupakan bentuk implementasi dari desain sistem.

Prototipe dibangun dengan menggunakan mapserver yang berbasis bahasa


80

pemograman php dan map script. Sedangkan untuk database digunakan PostGre

SQL dengan template PostGIS yang mendukung aspek spasial dalam

pembangunan database. Proses pembentukan prototipe lebih lanjut dijelaskan

pada Bab 4.

3.5.5 Evaluasi Prototipe oleh Pengguna (Testing)

Tahapan pengujian prototipe oleh pengguna untuk mengetahui apakah

prototipe yang ada telah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna atau

belum. Pada tahapan ini juga dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah ada

kesalahan dalam interface dan apakah terjadi kesalahan struktur data atau akses

database. Tahapan ini meliputi white-box testing dan black-box testing. Hasil

evaluasi pengguna dibahas pada bab selanjutnya.

3.5.6 Delivery of a version

Merupakan implementasi sistem yang telah dibangun dan telah disetujui

oleh user. Namun seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya mengenai

pembatasan masalah bahwa skripsi ini hanya membahas pengembangan sistem

hingga tahap testing sistem.


81

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tahapan rancang bangun webgis radar cuaca secara

realtime dengan menggunakan mapserver, beserta hasil analisis dan perancangan

sistem serta hasil perancangan dan pengujian sistem.

4.2 Hasil Perancangan Cepat Prototipe

Proses perancangan cepat prototipe sistem dilakukan dengan

mempertimbangkan hasil analisa dan identifikasi terhadap kebutuhan sistem.

Hasil analisa dan identifikasi kemudian diterjemahkan ke dalam sebuah

representasi perangkat lunak sebelum dimulai pengkodean. Ini dilakukan untuk

mendapatkan bentuk yang optimal dari aplikasi yang dibangun. Perancangan ini

juga didokumentasikan dengan menggunakan serangkaian alat bantu perancangan

sebagai bagian dari konfigurasi sistem.

Tahapan perancangan terdiri dari perancangan arsitektur perangkat lunak,

antarmuka pemakai, masukan, proses dan keluaran. Dengan menggunakan alat

bantu perancangan sistem seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Hasil dari proses perancangan tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.1 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan aliran data

dalam sistem. Secara garis besar DFD menggambarkan data masukan dan

keluaran yang terjadi pada sistem. Melalui diagram ini pengembang dan user

dapat berkomunikasi mengenai sistem yang dibangun.


82

Perancangan DFD untuk sistem webgis Radar cuaca merupakan hasil

analisis terhadap kebutuhan pengguna. Diagram aliran data tersebut terdiri dari

diagram konteks/ Context Diagram, Diagram Zero dan DFD level 2.

Diagram Konteks (Level 0)

Diagram konteks menjelaskan semua entitas luar yang menerima atau

memberikan informasi dari webgis radar cuaca. Namun pada diagram ini (Gambar

4.1) proses yang masuk dan keluar tidak dijelaskan secara rinci. Gambar 4.1

adalah diagram konteks untuk webgis radar cuaca secara realtime.

Gambar 4.1 Diagram konteks

Diagram konteks tersebut menjelaskan hubungan entitas luar yaitu Radar

Serpong dan Padang, NEONet dan Pengguna terhadap sistem. Dimana sistem

menerima input berupa gambar hujan, rainrate dan velocity dari Radar Serpong

dan Padang yang kemudian diolah dalam sistem yang menghasilkan

Raw_imageradar yang menjadi masukan bagi NEONet. NEONet meng-input

Raw_imageradar dan peta_administrasi ke dalam sistem, kedua masukan ini

diproses menjadi informasi_hujan_harian dan DB_radar yang dapat dimanfaatkan


83

oleh pengguna. Secara singkat alur Proses webgis radar cuaca digambarkan dalam

Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Alur Proses Sistem

Nama Proses : Webgis Informasi Radar Cuaca Secara Realtime

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang sistem berjalan pada

Webgis radar cuaca secara realtime

Input : 1. Proses Konversi

2. Proses Pengolahan Data

3. Proses Web Mapping

4. Webgis Radar

Output :1. Informasi Data Radar Cuaca

2. Informasi Mengenai Radar dan Program Harimau

Diagram Zero (Level 1)

Diagram Zero (Gambar 4.9) menjelaskan proses-proses yang terdapat pada

webgis Radar Cuaca Secara Realtime, proses utama yang pada sistem ini meliputi

Proses rekam data oleh radar, Proses Pengolahan data radar di NEONet, Proses

Lihat Data dan Proses Download Data. Semua proses ini digambarkan pada

Diagram Zero seperti pada Gambar 4.2.


84

Gambar 4.2 Diagram Zero

Proses rekam data oleh radar merupakan proses serangkaian proses dalam

memperoleh gambar hujan, rainrate, dan velovity yang akan menghasilkan

RAW_ImageRadar untuk disimpan pada database Image2_Radar. Alur proses

pengamatan curah hujan dijelaskan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Proses Pengamatan Curah Hujan

No. Proses : 1.0

Nama Proses : Proses Pengamatan Curah Hujan

Deskripsi : Proses mendeskripsikan tentang tahapan

pengamatan curah hujan oleh radar.

Input : Gambar_hujan dari hasil sapuan radar yang

mengandung nilai rainrate (curah hujan) dan

velocity terhadap wilayah dalam jangkauan radar.

Output : Raw_ImageRadar
85

Proses Pengamatan Curah Hujan kemudian dilanjutkan dengan proses

pengiriman data ke server NEONet untuk diolah dan di-overlay dengan peta

administrasi wilayah. Alur ke dua proses ini dijelaskan pada Tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.3 Proses Pengiriman Data


No. Proses : 2.0

Nama Proses : Pengiriman Data

Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengiriman data

image radar yang ada pada server radar, ke server

NEONet yang ada di Thamrin melalui koneksi

jaringan internet.

Input : RAW_ImageRadar

Output : Data RAW_ImageRadar disimpan pada server

NEONet, serta adanya report pengiriman data

radar.

Tabel 4.4 Proses Pengolahan Data

No. Proses : 3.0

Nama Proses : Pengolahan Data

Deskripsi : Proses ini merupakan proses pengolahan data

image radar menjadi informasi yang dapat

disajikan dalam webgis informasi cuaca.

Input : RAW_Image Radar,

Peta_administrasi (Kab, Kec, Kota, Sungai),

Output : Basisdata spasial data radar (DB_Radar).


86

Hasil olahan ini disimpan pada database radar. Dari database ini data

melalui beberapa proses untuk ditampilkan pada webgis radar. Sehingga pengguna

dapat memperoleh informasi mengenai curah hujan dan informasi mengenai radar.

Alur proses webgis Radar dijelaskan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Proses Webgis Radar

No. Proses : 4.0

Nama Proses : Webgis Radar

Deskripsi : Proses ini merupakan proses menampilkan data

radar pada webgis serta proses melihat dan men-

download data yang dilakukan oleh pengguna.

Input : Basis data spasial radar (DB_Radar)

Data_pengguna

Output : Webgis Spasial Informasi Cuaca Secara Realtime

Diagram Rinci (Level 2)

Proses 1 Level 2

Proses 1 level 2 merupakan penjabaran (detail) dari proses proses

pengamatan curah hujan. Diagram detail untuk proses ini dijelaskan pada Gambar

4.3.
87

Gambar 4.3 Diagram Detail Proses 1

Proses 1 level 2 terdiri dari 2 proses yaitu proses penyapuan daerah untuk

mendapatkan data_binary yang berisikan data skala_rainrate dan velocity, dan

proses konversi Data_binary menjadi Raw_ImageRadar. Alur Proses Diagram

Detail Proses 1 level 2 dijelaskan pada Tabel 4.6 – Tabel 4.7.

Tabel 4.6 Proses Penyapuan Daerah

No. Proses : 1.1

Nama Proses : Penyapuan daerah pengamatan

Deskripsi : Proses ini merupakan proses penyapuan daerah

yang berada dalam jangkauan pengamatan radar

untuk memperoleh data mengenai rainrate serta

velocity hujan pada suatu daerah

Input : Gambar_hujan,
88

Data rainrate dan velocity

Output : Informasi rainrate dan velocity pada daerah

sapuan radar dalam format binary atau disebut

data binary.

Tabel 4.7 Konversi Data

No. Proses : 1.2

Nama Proses : Konversi Data

Deskripsi : Proses ini merupakan proses konversi data yang

dilakukan dalam server radar untuk merubah

format data dari binary menjadi image (*.gif).

Input : Data binary hasil sapuan radar

Output : RAW_ImageRadar

Proses 3 Level 1

Diagram detail untuk proses 3 level 1 dijelaskan pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Diagram Detail Proses 3


89

Gambar 4.4 menjelaskan bahwa terdapat 3 proses yang merupakan

penjabaran dari proses 3 yaitu Proses Pengolahan Data. Proses yang pertama yaitu

proses konversi data ke format shapefile (shp). Pada proses ini fomat data

Raw_Image (*.gif) dikonversikan secara otomatis dengan menggunakan generator

ke dalam format shp. Demikian juga halnya dengan peta administrasi, peta ini

dikonversikan ke dalam format shp.

Selanjutnya data ini akan masuk ke dalam proses koreksi dan konversi data

ke format basis data spasial. Proses koreksi perlu dilakukan untuk meminimalkan

persentase kesalahan pada data hasil konversi. Data hasil koreksi kemudian

dikonverikan lagi ke dalam basis data spasial dan disimpan dalam database radar.

Alur Proses Diagram Detail Proses 3 level 2 Webgis Radar Cuaca Secara

Realtime lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 4.8 – Tabel 4.10.

Tabel 4.8 Proses Penyapuan Daerah

No. Proses : 3.1

Nama Proses : Konversi Data ke Format shp

Deskripsi : Proses ini merupakan proses merubah format data

image radar yang berformat gif menjadi shapefile

(shp)

Input : Raw_ImageRadar,

peta_administrasi

Output : Shapefile radar.


90

Tabel 4.9 Koreksi Data

No. Proses : 3.2

Nama Proses : Koreksi data

Deskripsi : Proses ini merupakan tahapan penyaringan data

untuk memilih shapefile yang mengandung nilai

dan shapefile yang kosong.

Input : Semua Shapefile radar

Output : Shapefile radar yang hanya memiliki data

Tabel 4.10 Konversi data ke dalam basis data spasial

No. Proses : 3.3

Nama Proses : Konversi data ke dalam basis data spasial.

Deskripsi : Proses ini merupakan proses konversi data dari

format shp ke format basis data spasial yang

nantinya akan ditampilkan dalam webgis.

Input : Shapefile hasil koreksi data,


Shapefile peta administrasi (Kab, Kec, Kota,
Sungai)
Output : Basis data spasial radar (DB_Radar).

Proses 4 Level 2

Diagram detail proses 4 level 2 merupakan penjabaran dari proses Webgis

Radar. Terdiri dari 4 proses seperti digambarkan pada Gambar 4.5.


91

Gambar 4.5 Diagram Detail Proses 4

Alur Proses Diagram Detail Proses 4 level 2 pada Webgis Radar Cuaca

Secara Realtime dijelaskan pada Tabel 4.11 – Tabel 4.14.

Tabel 4.11 Lihat_info_cuaca

No. Proses : 4.1

Nama Proses : Lihat_ cuaca_harian

Deskripsi : Proses untuk mengamati cuaca secara realtime

berdasarkan data radar, pada daerah-daerah yang

berada dalam jangkauan pengamatan radar.

Input : Query lihat cuaca

Output : Tampilan cuaca secara realtime


92

Tabel 4.12 Isi form login

No. Proses : 4.2

Nama Proses : Isi form login

Deskripsi : Merupakan tahapan unt.k user melakukan login

ke dalam sistem untuk dapat men-download data

radar.

Input : Username, password

Request_data

Output : Validasi user, Menuju halaman download

Tabel 4.13 Download

No. Proses : 4.3

Nama Proses : Isi Form Download

Deskripsi : Proses untuk men-download data radar yang

diinginkan

Input : Query Request_data

Output : Data dalam bentuk zip file

Tabel 4.14 Contact Us

No. Proses : 4.4

Nama Proses : Contact Us

Deskripsi : Proses untuk menghubungi admin web.

Input : Comment pengguna

Output : Form pengiriman email kepada admin web.


93

4.1.2 Desain Kamus Data

Perancangan kamus data diperlukan untuk menjelaskan kepada pengguna

mengenai aliran data dan informasi yang terdapat pada saat analisa dan

perancangan sistem. Tabel 4.15 menggambarkan kamus data untuk webgis

informasi radar cuaca secara realtime.

Tabel 4.15 Kamus Data

Radarserpong =*file radarserpong.pgsql*

{@oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal +


jam + menit + @the_geom}

Radarpadang =*file radarpadang.pgsql*

{@oid + id + rainrate + tahun + bulan + tanggal +


jam + menit + @the_geom}

spatial_ref_sys =*file spatial_ref_sys.pgsql*

{@ srid + auth_name + auth_srid + srtext +


proj4text}

geometry_columns =*file geometry_columns.pgsql*

{oid + @f_table_catalog + @f_table_schema +


@f_table_name + @f_geometry_column +
@coord_dimension + @ srid + type}

Pengguna =*file pengguna.pgsql*

{@id_user + pass + nama + email + keperluan}

Komentar =*file komentar.pgsql*


94

{@id + nama + email + pesan}

Kab_serpong =*file Kab_serpong.pgsql*

{@oid + id_kab + nama_kab + provinsi +


type_kab + sumber_kab + @the_geom }

Kec_serpong =*file Kec_serpong.pgsql*

{@oid + id_kec + nama_kec + type_kec +


sumber_kec + @id_kab + @the_geom }

Kab_padang =*file Kab_padang.pgsql*

{@oid + id_kab + nama_kab + provinsi +


type_kab + sumber_kab + @the_geom }

Kec_padang =*file Kec_padang.pgsql*

{@oid + id_kec + nama_kec + type_kec +


sumber_kec + @id_kab + @the_geom }

4.1.3 Desain Basis Data

Desain basis data dimulai dengan membuat sebuah pemodelan data

konseptual yang akan dijadikan landasan dalam pembangunan basis data. Setelah

didapatkan model basis data yang sesuai kebutuhan, maka tahapan selanjutnya

adalah membangun hubungan relational antar tabel berdasarkan pada model data

konseptual yang menghasilkan model data relational. Tahapan perancangan basis

data pada sistem ini adalah sebagai berikut:

1. Perangancangan Entity Relationship Diagram (ERD)


95

Rancangan ERD untuk data non-spasial pada sistem yang dibangun sebelum

normalisasi data seperti pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 ERD Non-Spasial Sebelum Normalisasi

2. Perangancangan Spatial Entity Relationship Diagram (ERD Spasial)

Rancangan ERD untuk data spasial pada sistem yang dibangun dijelaskan

melalui relational tabel atau hubungan antar tabel pada Gambar 4.7.

Gambar 4.7 Relational tabel

Normalisasi data pada sistem ini merupakan tahapan pemisahan data spasial

dan data non-spasial. Adapun bentuk data spasial dan non-spasial sebelum

dinormalisasi pada sistem ini adalah seperti pada Gambar 4.8.

id_kec rainrate tahun Email id_kec


nama_kec tahun bulan Tlpn nama_kec
type_kec bulan tanggal Instansi type_kec
sumber_kec sumber_kec
tanggal jam Keperluan
id_kab id_kab
jam menit Id
nama_kab nama_kab
menit Id_user Nama
provinsi provinsi
96

Gambar 4.8 Bentuk Tidak Normal (Unnormalized)

Kemudian data ini dipisah berdasarkan data spasial dan data non-spasial.

Tahapan normalisasi pada data non-spasial meliputi proses menghilangkan

elemen data yang berulang, menghilangkan ketergantungan fungsional serta

menghilangkan ketergantungan transitif pada atribut data yang ada.

Bentuk data setelah proses normalisasi digambarkan dalam sebuah diagram

hubungan antar entitas atau yang lebih dikenal dengan Entity Relationship

Diagram (ERD), dimana data saling berelasi dalam suatu database seperti pada

Gambar 4.9.

Gambar 4.9 ERD non-spasial

Pada basis data spasial normalisasi dilakukan secara otomatis dimana data

dikonfersikan dari format shapefile ke dalam format database spatial (pgsql)


97

sehingga tabel data yang ada merupakan bentuk data yang telah dinormalisasikan.

Hasil normalisasi data tersebut digambarkan pada Gambar 4.10.

Gambar 4.10 ERD Spasial

3. Struktur Data

a. Spasial

Rancangan basis data atribut spasial dalam aplikasi webgis ini terdiri dari

tabel-tabel sebagai berikut:

1. Tabel Kabupaten

1) Nama File : kab_serpong.pgsql

2) Isi : Data Atribut Kabupaten

3) Primary Key : oid

4) Foreign Key : the_geom


98

Tabel 4.16 Tabel kab_serpong

Nama Field Type Lebar Keterangan


*oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key
id_kab Varchar 11 Id Kabupaten
nama_kab Varchar 30 Nama Kabupaten
provinsi Varchar 20 Nama Provinsi
type_kab Varchar 20 Tipe shp Kabupaten
Sumber_kab Varchar 20 Sumber data Kabupaten
Nilai geometri dari data kabupaten
The_geom Geometry -
sebagai Foreign Key

2. Tabel Kecamatan

1) Nama File : kec_serpong.pgsql

2) Isi : Data Atribut Kecamatan

3) Primary Key : oid

4) Foreign Key : id_kab, the_geom

Tabel 4.17 Tabel kec_serpong

Nama Field Type Lebar Keterangan


*oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key
id_kec Varchar 11 Id Kecamatan sebagai primary key
nama_kec Varchar 30 Nama Kecamatan
type_kab Varchar 20 Tipe shp Kecamatan
Sumber_kab Varchar 50 Sumber data Kecamatan
Id_kab Varchar 20 Foreign Key
The_geom Geometry - Nilai geometri dari data kabupaten
99

sebagai Foreign Key

3. Tabel Kabupaten

1) Nama File : kab_padang.pgsql

2) Isi : Data Atribut Kabupaten

3) Primary Key : oid

4) Foreign Key : the_geom

Tabel 4.18 Tabel kab_padang

Nama Field Type Lebar Keterangan

Penomoran field sebagai primary


*oid Integer 10
key

id_kab Varchar 11 Id Kabupaten

nama_kab Varchar 30 Nama Kabupaten

provinsi Varchar 20 Nama Provinsi

type_kab Varchar 20 Tipe shp Kabupaten

Sumber_kab Varchar 20 Sumber data Kabupaten

Nilai geometri dari data kabupaten


The_geom Geometry -
sebagai Foreign Key

4. Tabel Kecamatan

1) Nama File : kec_padang.pgsql

2) Isi : Data Atribut Kecamatan


100

3) Primary Key : oid

4) Foreign Key : id_kab, the_geom

Tabel 4.19 Tabel kec_padang

Nama Field Type Lebar Keterangan


*oid Integer 10 Penomoran field sebagai primary key
id_kec Varchar 11 Id Kecamatan sebagai primary key
nama_kec Varchar 30 Nama Kecamatan
type_kab Varchar 20 Tipe shp Kecamatan
Sumber_kab Varchar 50 Sumber data Kecamatan
Id_kab Varchar 20 Foreign Key
Nilai geometri dari data kabupaten
The_geom Geometry -
sebagai Foreign Key
5. Tabel Radarserpong

1) Nama File : Radarserpong.pgsql

2) Isi : Data radarserpong

3) Primary Key : oid

4) Foreign Key : the_geom

Tabel 4.20 Tabel Radarserpong

Nama Field Type Lebar Keterangan


Penomoran field sebagai primary
*oid Integer default
key
Id Integer default Id Kecamatan sebagai primary key
rainrate Varchar 30 Skala rainrate
tahun Integer - Tahun pengamatan
bulan Varchar 10 Bulan Pengamatan
tanggal Integer - Tanggal Pengamatan
101

Jam Integer - Jam pengamatan


menit Integer - Menit Pengamatan
Nilai geometri dari data kabupaten
The_geom Geometry -
sebagai Foreign Key
6. Tabel RadarPadang

1) Nama File : RadarPadang.pgsql

2) Isi : Data radarserpong

3) Primary Key : oid

4) Foreign Key : the_geom

Tabel 4.21 Tabel RadarPadang

Nama Field Type Lebar Keterangan

Oid Integer default Penomoran field sebagai primary key

Id Integer default Id Kecamatan sebagai primary key

rainrate Varchar 30 Skala rainrate

tahun Integer - Tahun pengamatan

bulan Varchar 10 Bulan Pengamatan

tanggal Integer - Tanggal Pengamatan

Jam Integer - Jam pengamatan

menit Integer - Menit Pengamatan

The_geom Geometry - Nilai geometri sebagai Foreign Key

7. Tabel spatial_ref_sys

1) Nama File : spatial_ref_sys.pgsql

2) Isi : Data atribut referensi spasial


102

3) Primary Key : srid

Tabel 4.22 Tabel spatial_ref_sys


Nama Field Type Lebar Keterangan

srid Integer Default primary key

auth_name Varchar 256 Id Kecamatan sebagai primary key

auth_srid Integer - Skala rainrate

srtext Varchar 2048 Tahun pengamatan

proj4text Varchar 2048 Bulan Pengamatan

8. geometry_columns

1) Nama File : geometry_columns.pgsql

2) Isi : Data atribut geometry

3) Primary Key : f_table_schema,

f_table_name, f_table_catalog, f_geometry_column

4) Foreign Key : oid, srid

Tabel 4.23 Tabel geometry_columns

Nama Field Type Lebar Keterangan

Oid integer default Foreign Key

f_table_catalog varchar 256 primary key

f_table_schema varchar 256 primary key

f_table_name varchar 256 primary key

f_geometry_column varchar 256 primary key


103

coord_dimension integer

Srid integer Foreign key

Type varchar 30

b. Non-Spasial

Rancangan basis data non-spasial terdiri dari dua tabel yaitu tabel data

pengguna serta tabel komentar untuk menyimpan saran dan pesan dari

pengguna.

1. Tabel Pengguna

1) Nama File : pengguna.pgsql

2) Isi : Data Atribut pengguna

3) Primary Key : id_user

Tabel 4.24 Tabel pengguna

Nama Field Type Lebar Keterangan

id_user varchar 50 Primary key

Pass varchar 50 Password pengguna

Nama Text Nama pengguna

Email Text Email pengguna

Tlpn Text Telepon pengguna

Instansi Text Instansi pengguna

Keperluan Text Keperluan pengguna terhadap data

2. Tabel komentar

1) Nama File : komentar.pgsql


104

2) Isi : Data komentar pengguna

3) Primary Key : id

Tabel 4.25 Tabel komentar


Nama Field Type Lebar Keterangan

Id Integer 10 Primary key

Nama Text Nama pengguna

Email Text Email pengguna

Pesan Text Komentar pengguna

4.1.4 Desain Struktur Menu Webgis

Desain struktur menu pada webgis radar cuaca ini bertujuan untuk

menentukan menu-menu yang diperlukan dalam aplikasi yang akan dibangun

sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Webgis ini terdiri dari webfront

atau halaman pembuka yang akan menghubungkan pengguna dengan webgis.

Karena produk aplikasi yang dihasilkan adalah prototipe untuk sistem yang akan

dikembangkan nantinya, maka menu pada sistem ini dirancang secara sederhana.

Halaman pembuka pada web ini terdiri dari beberapa menu utama yaitu

halaman pembuka (Home), About, Download, Gallery, Contact Us, serta beberapa

menu pendukung yang menghubungkan ke halaman web pendukung lainnya,

seperti website UIN Jakarta, website Neonet dan beberapa web pendukung

lainnya. Gambar 4.11 adalah gambaran hierarki struktur menu webgis radar cuaca:
105

Gambar 4.11 Struktur Menu

4.1.5 Desain Antar Muka Pengguna

Desain antar muka pengguna (user interface) bertujuan untuk menemukan

bentuk yang paling optimal untuk tampilan webgis radar cuaca. Sehingga interaksi

pengguna dengan sistem dapat berjalan dengan baik, dan sistem dapat memenuhi

kebutuhan pengguna.

Rancangan desain antar muka yang akan digunakan pada web GIS radar

cuaca ini adalah seperti pada Gambar 4.12.

(
106

(a) b)

(c)
(d)

(e) (f)
107

(
(g) h)

(i)

Gambar 4.12 Rancangan tampilan (a)halaman home, (b)halaman Radar Serpong,


(c)halaman Radar Padang, (d)halaman login user, (e) halaman registrasi user, (f)
halaman download data, (g) halaman Gallery, (h) halaman About us, (i)halaman
Contact Us

4.3 Pembentukan Prototipe

Pembentukan prototipe dapat diartikan sebagai tahapan implementasi dari

rancangan sistem yang telah ditentukan sebelumnya. Proses pembentukan

prototipe pada webgis radar cuaca ini meliputi beberapa tahapan yaitu:

4.2.1 Pembuatan Database


108

Database yang digunakan pada webgis ini adalah PostGRE SQL 8.3,

dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut;

1. Buka aplikasi PostGRE melalui start menu  program files  PostGRE

SQL 8.3  PgAdmin III.

2. Klik close pada layar “tips of the day” atau klik “next tip” untuk membaca

beberapa keterangan mengenai PostGRE SQL.

3. Klik ganda pada postgreSQL 8.3 (Gambar 4.13), kemudian masukkan

password yang telah ditentukan pada saat instalasi postgre, default password

yang ditentukan oleh postgre adalah root. Kemudian klik ok.

Gambar 4.13 Halaman Utama pgAdmin III

4. Klik edit pada menu bar kemudian pilih new object  new database.

Selanjutnya masukkan data mengenai database yang akan dibangun. Pada

web ini database dibangun dengan nama DBRadar, dengan menggunakan

template postgis dan owner postgres, seperti pada Gambar 4.14.


109

Gambar 4.14 data new database

5. Setelah database berhasil dibuat, klik kanan pada DBRadar  schema 

public kemudian klik new object kemudian pilih new table, seperti Gambar

4.15.

Gambar 4.15 Create New Table

6. Kemudian masukkan nama tabel yang akan dibuat


110

Gambar 4.16 Data Tabel Baru

7. Klik columns yang ada pada menu bar untuk membuat, menambah, maupun

menghapus kolom yang ada pada tabel.

Menu bar columns

Untuk membuat
atau menambah
kolom

Gambar 4.17 Halaman Kolom

8. Kemudian klik add dan masukkan atribut kolom yang diinginkan pada

tampilan new columns…. Jika semua kolom yang dibutuhkan telah dibuat

klik ok.
111

Gambar 4.18 Data Kolom Baru

9. Untuk menghapus kolom yang telah dibuat klik kolom yang telah dibuat

kemudian klik Remove, dan klik yes pada box klarifikasi untuk menghapus

kolom.

Untuk menghapus
kolom

Gambar 4.19 Daftar Kolom


Setelah semua tabel beserta atributnya selesai dibuat. Selanjutnya adalah

mengkonversikan data shapefile kedalam format basis data spasial.

4.2.2 Konversi Data

Konversi data dilakukan untuk menyamakan format data yang akan

ditampilkan dalam web GIS ke dalam format basisdata spasial (format pgsql).
112

Dengan mengkonversikan data ke dalam basisdata spasial, ukuran data menjadi

lebih kecil, data terintegrasi dan tersimpan dengan baik serta menjadikan data

lebih mudah diakses.

Proses konversi sebenarnya sudah terjadi sebelum data radar diterima di

server NEONet, proses ini terjadi pada radar itu sendiri yaitu konversi dari format

binary ke dalam format Image. Konversi data dilakukan dengan mengubah

format data dari Image menjadi shapefile dengan menggunakan generator yang

telah tersedia di server NEONet.

Selanjutnya data radar dan peta administrasi dikonversikan dari format

shapefile (shp) ke dalam format basis data spasial (pgsql), dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Buka program command prompt melalui start menu  run

kemudian ketik cmd dan klik ok. Kemudian masuk ke direktori postgre sql

hingga ke direktori bin (Gambar 4.20).

Gambar 4.20 Command Prompt

2. Ketik “dir” kemudian tekan “enter” untuk mengetahui content

dari direktori bin (Gambar 4.21). Direktori bin merupakan tempat


113

penyimpanan data dan fungsi-fungsi postgre yang dapat dieksekusi sesuai

dengan kebutuhan pengguna.

Gambar 4.21 Direktori Bin

3. Ketik “shp2pgsql.exe” kemudian tekan “enter” (Gambar 4.22)

untuk merubah format shapefile menjadi pgsql. Sehingga layar akan

menampilkan aturan pengetikkan sintak untuk mengkonversi file, serta

beberapa “option” atau pilihan fungsi pendukung yang dapat digunakan

sebagai alternatif tabel database yang akan dihasilkan.

aturan penulisan sintak Pilihan fungsi (options)


114

Gambar 4.22 shp2pgsql.exe

4. Selanjutnya file dapat langsung dikonversikan dari shapefile ke

dalam format sql, kemudian dikonversikan lagi ke dalam format postgres sql

(pgsql) dengan menggunakan syntax seperti Gambar 4.23.

Gambar 4.23 Import Shapefile

5. Dengan demikian table hasil konversi data dari shapefile ke

dalam format pgsql telah berhasil dibentuk seperti pada Gambar 4.24.
115

Gambar 4.24 Tabel Data Spasial

Proses konversi manual ini kemudian di-generate menjadi program

sederhana dalam format bat file (*.bat) yang disebut generator. Generator ini

berfungsi mengkonversi setiap file radar baru secara otomatis ke dalam

format pgsql dengan interval enam menit. Alur kerja generator otomatis ini

dijelaskan pada Gambar 4.25 berikut:

Gambar 4.25 Alur Kerja Generator Radar

Pada Gambar 4.25 dianalogikan bahwa shp radar masuk ke dalam

direktori server setiap enam menit melalui jaringan internet, namun pada

skripsi ini karena keterbatasan jaringan maka shp radar akan di-input ke

dalam direktori server secara manual. Kemudian generator akan membaca

adanya file baru dalam direktori, dan menyalin file tersebut ke dalam direktori

baru yaitu direktori conv. Selanjutnya semua file dalam direktori conv akan

otomatis dikonversi ke dalam format database spasial. Hasil konversi

disimpan pada database DB_Radar dalam dua tabel yang berbeda, yaitu tabel

yang menyimpan semua data dan tabel yang hanya menyimpan data terbaru.

Tabel yang hanya menyimpan data terbaru inilah yang ditampilkan pada

webgis radar.
116

4.2.3 Pembuatan Webmapping

Webmapping adalah proses menampilkan peta spasial dalam aplikasi

berbasis internet. Proses ini menggunakan perangkat lunak MS4W yang

dikhususkan bagi sistem operasi windows dan menggunakan kamap sebagai

framework-nya.

Tahapan pembuatan webmapping webgis radar cuaca adalah sebagai

berikut:

MS4W

Proses pertama yang diperlukan dalam pembuatan webmapping adalah

menginstall ms4w. perangkat lunak ini dapat di-download secara gratis di situs

resmi mapserver3, aplikasi ini dapat di download dalam versi lengkap atau paket

(sudah termasuk aplikasi apache webserver,php,pgsql,gmap) seperti file

ms4w_1.2.2.zip atau ms4w_1.0.1.zip maupun file tunggal (hanya aplikasi ms4w)

seperti file ms4w-4.4.0-win32-php4.3.7.zip. MS4W yang digunakan pada

pengembangan ini adalah ms4w_1.2.2.zip. Karena pada versi paket ini terdapat

aplikasi php.

1) Untuk meng-install ms4w ekstrak file ms4w_1.2.2.zip pada direktori C:\

sehingga menjadi C:\ms4w, setelah itu double-click pada apache-install.bat

untuk instalasi aplikasi web server-nya.

3
http://mapserver.gis.umn.edu/download
117

Gambar 4.26 Install Apache

2) Untuk memeriksa hasil instalasi jalankan browser (IE, firefox, opera atau

aplikasi browser lainnya) dengan mengetikkan http://localhost/. Kita dapat

menggunakan program Apache Monitor untuk mengontrol web server

Apache dengan lebih mudah. Jalankan program ApacheMonitor.exe pada

direktori C:\ms4w\Apache\bin klik kanan lalu pilih Create Shortcut.

Mapfile

Mapfile digunakan untuk menampilkan data spasial yaitu peta administrasi

wilayah Serpong dan Padang sebagai peta dasar dan menampilkan peta hujan

untuk wilyah jangkauan radar Serpong dan Padang. Dimana semua peta tersebut

sudah dalam format pgsql. Sehingga pada setiap layer dalam mapfile ditambahkan

script seperti berikut:

LAYER

NAME 'radarserpong'

CONNECTI ONTYPE post gis


118

CONNECTI ON "user= postgres dbnam e= DBRadar password= 'root '

host= localhost "

DATA "t he_geom from radarserpong"

OPACI TY 60

PROJECTI ON

"+ proj = lat long"

"+ ellps= WGS84"

END # end project ion

METADATA

"DESCRI PTI ON" "Radar"

"RESULT_FI ELDS" "rainrate"

"RESULT_HEADERS" "rainrate"

"ows_t it le" "Radar"

END

Jika ingin menggunakan template dalam penyajian mapfile, buat template

dalam format htm atau html (template.html). Kemudian di dalam mapfile

tambahkan baris template, seperti:

WEB

TEMPLATE 'm ap.ht m l'

I MAGEPATH '/ m s4w/ tm p/ m s_t m p/ '

I MAGEURL '/ m s_t m p/ '

END

KaMap

Kamap yang digunakan pada aplikasi ini adalah versi 1.0. Langkah-

langkah penggunaan modul kamap dalam aplikasi web gis adalah sebagai berikut:

1) Download paket modul kamap secara gratis dari situs resmi http://ka-

map.maptools.org/. Pada sistem ini digunakan KaMap versi 1.0.


119

2) Unzip file ke dalam suatu sub-direktori sementara sehingga akan

menghasilkan beberapa file dan sub-direktori seperti berikut: (1) file

“/ms4w/apache/htdoc/ka-map.pkg.html”, (2) file “/downloads/ms4w/http.d/

httpd_ka-map.conf”, dan (3) sub-direktori “/ms4w/apps/ka-map-1.0.

3) Salin sub-direktori ka-map-1.0 ke direktori webserver yang diinginkan,

contoh “c:/ms4w/apache/webgisradar/”. Kemudian ganti nama sub-direktori

tadi menjadi kamap.

4) Salin file “ka-map.pkg.html” ke dalam direktori “c:/ms4w/apache/htdoc”.

5) Salin file “/downloads/ms4w/http.d/httpd_ ka-map.conf” ke dalam sub-

direktori mapserver “c:/ms4w/http.d/. Edit file ini sesuai dengan konfigurasi

yang sebenarnya, seperti berikut ini :

Alias / kam ap "/ m s4w/ apps/ WebgisRadar/ kam ap/ ht docs"

< Directory "/ m s4w/ apps/ WebgisRadar/ kam ap">

AllowOverride None

Opt ions I ndexes FollowSym Links Mult iviews

Order allow,deny

Allow from all

< / Directory>

6) Buka file “../htdocs/kamap/include/config.php”, kemudian sesuaikan kode

(versi atau nama file DLL) yang berhubungan dengan setting pustaka PHP

dan modul GD dengan lingkungan MapServer (lihat di dalam sub-direktori

“c:/ms4w/apache/php/extentions/”).

7) Kemudian edit file “config.php” untuk mendeklarasikan data lokasi mapfile,

format image, skala dan lain-lain. Data ini diisimpan dalam variabel
120

“$aszMapfile” sebagai fungsi array. Setelah selesai test dengan menggunakan

browser dengan alamat http://localhost/kamap/.

4.2.4 Pembangunan Web Front

Pembuatan web Front sistem ini menggunakan software Macromedia

Dreamweaver MX 2004, berikut adalah tampilan jendela Macromedia

Dreamweaver saat pertama kali digunakan pada Gambar 4.27:

Insert Bar Docum ent Tool bar Coding Area Panel

Tag Select or Propert y Design Area

Gambar 4.27 Main Menu Macromedia Dreamweaver

Macromedia Dreamweaver digunakan untuk memudahkan dalam proses

pembuatan rancangan tampilan antar muka pengguna beserta source code-nya.

Hasil dari pembuatan rancangan kode interface ini disimpan dalam format *.php

atau *.htm. Namun dalam web ini setiap halaman utama disimpan dalam format

*.php untuk mendukung fungsi php pada coding web. Gambar 4.28 merupakan
121

salah satu contoh fungsi Macromedia Dreamweaver dalam membuat tampilan

menu web database:

Gambar 4.28 Tampilan Menu Utama Web

Setelah semua tampilan dan coding program diselesaikan dengan baik, file

disimpan dalam satu folder pada “C:/ms4w/apps/”. Kemudian edit file konfigurasi

MS4W httpd.conf yang terdapat pada direktori “C:/ms4w/Apache/conf” sehingga

terlihat seperti script berikut:

Alias / WebgisRadar "C: \ m s4w\ apps\ WebgisRadar"

< Directory "C: \ m s4w\ apps\ WebgisRadar">

AllowOverride None

Direct oryI ndex ndex.ht m

Opt ions None

Order allow,deny

Allow from all

< / Directory>
122

Fungsi script tersebut adalah untuk memanggil halaman utama web dengan alamat

“http://localhost/WebgisRadar/”. Tampilan layar yang terdapat dalam web GIS

radar cuaca dilampirkan pada lampiran.

4.4 Prototipe Webgis

Prototipe sistem hasil perancangan dan analisa sistem adalah berupa webgis

radar cuaca dengan tampilan halaman utama seperti terlihat pada Gambar 4.29.

KLik M enuju
halaman radar

Gambar 4.29 Halaman Utama

Menu pembuka pada halaman utama prototipe radar menampilkan gambar

peta Indonesia yang menampilkan lokasi-lokasi radar. Apabila salah satu halaman

ini di klik maka akan menuju ke halaman radar Serpong ataupun radar Padang.

Pada halaman ini juga terdapat button atau tombol menuju halaman lain, yaitu

menuju halaman “About”, “Download”,”Gallery”, dan “’Contact”. Tampilan

untuk setiap halaman tersebut digambarkan pada Gambar 4.30.


123

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 4.30 Tampilan Halaman (a) About, (b) Download, (c) Galery, (d)
Contact

Pada Halaman About (Gambar 4.30 (a)) ditampilkan mengenai radar dan

program HARIMAU secara singkat. Hal ini diperlukan untuk memperkenalkan

teknologi radar kepada pengguna sehingga pengguna tidak hanya menggunakan

data radar tetapi juga dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi radar

saat ini.
124

Halaman selanjutnya adalah halaman Download [lihat Gambar 4.30 (b)].

Halaman ini adalah halaman untuk download data radar, pengguna dapat

mengunduh data radar sesuai dengan kebutuhan, namun sebelumnya pengguna

diminta untuk melakukan login terhadap sistem. Hal ini diperlukan untuk

mendapatkan history pengunduhan data yang dilakukan oleh pengguna. Pengguna

yang tidak memiliki account dapat melakukan registrasi secara gratis. Halaman

untuk registrasi pengguna digambarkan seperti pada Gambar 4.31.

Gamba

r 4.31 Halaman Registrasi

Pada halaman ini pengguna diminta untuk mengisi data-data untuk

mengetahui identitas dan kepentingan pengguna terhadap data yang akan diunduh.

Setelah melakukan registrasi pengguna dapat melakukan login dan masuk ke

dalam halaman download data. Tampilan halaman download data pada radar

Serpong dan Padang ditunjukkan pada Gambar 4.32.


125

(a) (b)

(c)
(d)

Gambar 4.32 Tampilan halaman (a) Pilih radar, (b) Data Serpong, (c) Download
Data Serpong, (d) Data Padang

Pada download data, pengguna dapat memilih data radar mana yang akan

diunduh (Gambar 4.32.a). Pengguna dapat memilih untuk menngunduh data radar

Serpong atau Padang, kemudian dapat memilih kembali data pada tanggal, bulan

dan tahun apa yang akan diunduh. Data hasil unduhan yang diperoleh oleh

pengguna berupa data spasial dengan format shp, shx, dan dbf.
126

Halaman lainnya adalah halaman contact (Gambar 4.32 [d]) yang dapat

digunakan pengguna untuk menghubungi administrator web. Sedangkan tampilan

untuk webgis radar adalah seperti Gambar 4.33.

Gambar 4.33 Tampilan Webgis Radar Serpong

Pada halaman ini ditampilkan curah hujan secara realtime dari radar

Serpong. Curah hujan ditunjukkan oleh point-point kecil yang ada pada peta

administrasi. Pengamatan dilakukan pada ketinggian 2000 meter dari permukaan

tanah. Sehingga terkadang adanya distorsi jarak jatuhnya titik hujan apabila terjadi

angin di bawah ketinggian 2000 meter. Pada Gambar 4.33 juga diperlihatkan

daerah jangkauan radar dalam lingkaran dengan radius 200 km dari titik pusat

radar Serpong pada koordinat 106.7 BT dan -6.4 LS.

Pada layar Web GIS radar di atas, terdapat sub menu yang mengantarkan

pengguna untuk kembali ke halaman depan dan ke halaman bantuan penggunaan

web GIS ini. Layar Web GIS mempunyai button yang dapat digunakan untuk
127

mengoptimalkan fungsi kendali peta. Berikut ini merupakan penjelasan dari

button tersebut:

1. Tombol zoom, terdapat empat jenis tombol zoom pada layar peta ini yang

pertama adalah zoom in yang digunakan untuk memperbesar tampilan

peta. Kedua, tombol zoom out yang berfungsi untuk memperkecil

tampilan peta. Menu zoom lainnya adalah rubber zoom untuk

memperbesar tampilan peta pada area tertentu dan zoom to full extents

untuk menampilkan peta secara penuh.

2. Tombol map info untuk menampilkan informasi mengenai peta di

sebelah kiri peta.

3. Tombol untuk menampilkan legenda peta pada layar di sebelah peta.

4. Tombol untuk mencetak peta yang ada pada layar peta dalam format pdf.

5. Tombol untuk menggeser tampilan peta sesuai dengan keinginan.

6. Pilihan untuk mengatur skala peta pada menu skala

dapat dipilih dari 1:1000000 hingga 1:40000000.

7. Tombol untuk menampilkan query peta.

8. Tombol untuk melakukan pencarian daerah melalui database.

9. Tombol untuk mengirimkan tampilan peta dalam format gambar (*.jpg)

melalui email kepada seseorang.


128

10. Selain tombol-tombol tersebut, terdapat juga beberapa fungsi yang dapat

dilakukan dengan bantuan mouse, seperti memperbesar peta dengan

melakukan klik ganda pada peta, atau klik kanan untuk melakukan drag and

drop peta.

11. Selain itu, tampilan peta juga dapat diatur dengan menggunakan tombol-

tombol pada keyboard, tombol-tombol tersebut antara lain :

a. untuk memperbesar tampilan peta, melihat peta lebih dekat dan lebih

rinci.

b. untuk memperkecil tampilan peta.

c. untuk menggeser tampilan peta ke arah kiri.

d. untuk menggeser tampilan peta ke arah kanan.

e. untuk menggeser tampilan peta ke arah atas.

f. untuk menggeser tampilan peta ke arah bawah.

4.5 Testing Sistem

Pada tahapan ini dilakukan pengujian coding dan interface webgis radar

cuaca. Hal ini bertujuan untuk memastikan apakah aplikasi yang dibuat telah

mencakup seluruh fungsi dan bekerja sesuai dengan yang diinginkan atau masih

adakah perbaikan dan penyempurnaan yang perlu dilakukan.

Webgis radar cuaca dapat dijalankan pada browser Internet Explorer,

Mozilla Firefox, Opera dan Google Chrome. Namun untuk tampilan yang
129

maksimal disarankan menggunakan Mozilla Firefox karena lebih compatible

dengan sistem. Karena web ini baru ter-install pada server lokal, maka pengujian

sistem menggunakan server lokal (localhost) dengan alamat “http://localhost/

WebgisRadar/”.

Pengujian yang dilakukan penulis menggunakan dua metode yaitu metode

black box dan white box. Adapun hasil pengujian adalah sebagai beriku:

1. Metode Black Box

Metode Black Box testing dipilih karena berfokus pada persyaratan

fungsional (Pressman, 1997). Dengan demikian memungkinkan diperoleh

serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan

fungsional untuk suatu program. Sehingga dapat diketahui apakah proses yang

dilakukan dapat sesuai dengan hasil yang ingin diperoleh. Pengujian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1) Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.

2) Kesalahan interface.

3) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.

4) Kesalahan kinerja sistem.

Tabel 4.26 berikut ini merupakan tabel hasil pengujian Webgis Radar

Cuaca secara realtime untuk studi kasus radar Serpong dan Padang :

Tabel 4.26 Pengujian Sistem

Hasil
No Nama Kegiatan / Test Hasil yang diharapkan Ket
Test
Menu Utama Web
1 Masuk kehalaman home Sesuai
(home)
130

Masuk ke halaman webgis


2 Klik pada icon Serpong radar untuk wilayah Sesuai
Serpong berbasis spasial.
Masuk ke halaman webgis
3 Klik pada icon Padang radar untuk wilayah Sesuai
Padang berbasis spasial.
9. Klik navigasi Zoom In Perbesar tampilan peta Sesuai
10. Klik navigasi Zoom Out Perkecil tampilan peta Sesuai
Peta jangkauan
pengamatan Radar
11. Klik navigasi Full Extent Sesuai
Serrpong terlihat
seluruhnya
Wilayah kecamatan yang
di-klik akan ditampilkan
12. Klik navigasi Query Sesuai
informasi objek yang
berada di dalamnya
Arahkan Cursor pada Mengetahui informasi
13 Sesuai
peta wilayah
Menampilkan daerah yang
14 Klik Search Sesuai
dicari
15 Option Padang Menampilkan Peta Padang Sesuai
Menampilkan Peta
16 Option Serpong Sesuai
Serpong
Masuk ke halaman
17 Klik Download Sesuai
download data
Masuk ke dalam halaman
about radar sistem dan
18 Menu About Sesuai
program kerjasama
observasi cuaca
19 Menu Download Masuk ke dalam Halaman Sesuai
131

login
Masuk ke halaman daftar
20 Klik Register for free Sesuai
pengguna
Pengisian form Registrasi Menampilkan pesan Data
21 Sesuai
kemudian klik Go kesalahan invalid
Pengisian form Registrasi Menampilkan pesan sukses Data
22 Sesuai
kemudian klik Go silahkan login valid
Data
Mengisi form login dan
23 Kembali ke halaman login Sesuai user
klik login
invalid
Data
Mengisi form login dan Masuk ke halaman
24 Sesuai user
klik login download
valid
Download data sesuai
25 Klik download Sesuai
dengan query pengguna
Masuk ke halaman galeri
26 Menu Gallery Sesuai
foto
Masuk ke halaman Contact
27 Menu Contact Sesuai
Us
Input
Klik Send pada Menu Mengirim pesan kepada
28 Sesuai data
contact admin web.
valid
Input
Klik Send pada Menu Menampilkan pesan
29 Sesuai data
contact kesalahan
invalid
Membuka jendela baru
30 Klik pada icon UIN Sesuai
untuk website UIN
Membuka jendela baru ke
31 Klik pada icon BPPT Sesuai
halaman website NEONet
32 Klik icon mapserver Membuka jendela baru Sesuai
132

halaman website
mapserver

2. Metode White Box

Pengujian dilakukan pada sistem dengan lebih memperhatikan di

dalam source code sistem yang dibuat, agar dapat mengetahui pada browser

apa saja sistem ini dapat berjalan normal. Tabel 4.27 merupakan tabel dari

hasil uji coba program menggunakan metode white box.

Tabel 4.27 Pengujian Metode White

Hardware Pengujian Hasil

Sistem Operasi Windows Kurang baik


XP Profesional SP2
Internet Explorer 6.0
Laptop monitor 14 inchi,
Sistem Operasi Windows Sangat Baik
resolusi layar 1024 x 768
XP Profesional SP2
pixels Mozila Firefox

Sistem Operasi Windows Kurang Baik


XP Profesional SP2
Google Crome

Setelah melakukan pengujian terhadap sistem diperoleh produk rekayasa

web GIS radar cuaca. Produk ini nantinya dapat dikembangkan ataupun

diintegrasikan ke dalam sistem lain yang lebih komplek. Sesuai dengan


133

pembatasan masalah pada penulisan skripsi ini, maka prototipe yang dihasilkan

tidak dikembangkan ataupun diintegrasikan ke dalam sistem lain karena

keterbatasan waktu.

Namun untuk pengembangan, pengintegrasian dan penerapan sistem ini

dapat dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan seperti pada pengembangan

sistem lainnya. Adapaun tahapan tersebut antara lain adalah:

1. Perencanaan dan inisiasi masalah

2. Analisa kebutuhan yang ingin dipenuhi.

3. Desain pengembangan aplikasi.

4. Implementasi sistem yang telah didesain dan testing aplikasi yang telah

dikembangkan.

5. Pemeliharaan aplikasi dan pengembangan lebih lanjut.


134

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka

dapat disimpulkan :

1. Pembangunan Web GIS radar cuaca secara realtime yang informatif dapat

dilakukan dengan menggunakan mapserver serta beberapa tools tambahan

seperti Kamap yang dapat menunjang pembangunan webgis.

2. Permasalahan manajemen data radar cuaca berbasis spasial yang komplek,

yang sering kali dijumpai pengguna dapat diselesaikan dengan

pembangunan basis data spasial secara penuh dengan pemanfaatan database

POSTGRE SQL.

3. Dengan adanya web GIS radar cuaca, data radar dapat didistribusikan

dengan baik kepada pengguna dengan menghilangkan aspek jarak dan

waktu dengan pemanfaatan jaringan internet.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, penulis

mengajukan beberapa saran antara lain :

1. Pengembangan sistem secara menyeluruh dengan mengintegrasikan data

radar dengan data cuaca lainnya seperti satelit atau BMKG.


135

2. Proses pengembangan sistem dilanjutkan hingga tahap implementasi sistem

pada jaringan internet secara global sehingga informasi radar cuaca bisa

sampai kepada masyarakat luas.

3. Data radar pada sistem ini dapat dikembangkan dan dikaji lebih jauh untuk

membuat early warning system bahaya banjir.


134

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi Yogyakarta

Al Fatta, Hanif. 2007. Analisa dan Perancangan Sistem Informasi untuk


Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Edisi I.
Yogyakarta : Andi

Barus, Baba. 1996. Sistem Informasi Geografi. Bogor : Laboratorium


Penginderaan Jauh dan Kartografi Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.

Hartono, Jogiyanto. 2005. Analisa dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta:


Andi Offset

Jogiyanto H.M. 2001. Analisis & Design Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta

Jogiyanto, Prof.Dr. HM,MBA, Akt. 2007. Sistem Teknologi Informasi. Edisi II.
Yogyakarta : Andi

Ladjamudin, bin Al-Bahra. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

McLeod, Raymond. 2001. Management Information Systems. 8th Edition. Prentice


Hall International.

Prahasta, Eddy. 2005. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Sistem


Informasi Goegrafis. Bandung: Informatika Bandung.

Prahasta, Eddy. 2007. Sistem Informasi Geografis, Membangun Aplikasi Web-


Based GIS dengan MapServer. Bandung : Informatika Bandung

Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis, Konsep-Konsep Dasar


(Perspektif Geodesi dan Geomatika) . Bandung : Informatika Bandung

Pramono, Andi & M.Syafii. 2005. Kolaborasi Flash, Dreamweaver, dan PHP
untuk aplikasi Website. Edisi I. Yogyakarta: Andi.

Pressman, Roger S. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan praktisi (buku


I). Yogyakarta: Andi.
135

Pohan, Ryan Fahreza. 2008. Pengembangan Sistem Informasi Inventori Berbasis


Jaringan Local Area Network (LAN) Pada pt. Mitra mega semesta
(doctorabbit). Skripsi UIN Jakarta

Sidik, Bheta Ir. 2006. Pemograman Web dengan PHP. Cetakan II. Bandung :
Informatika Bandung

Whitten, Jeffrey L., Lonnie D. Bentley and Kevin C. Dittman. 2004. Metode
Desain & Analisis Sistem. Edisi keenam. Mc Graw Hill Education.
Yogyakarta: Andi.

Wibowo, Agus. 2009. Pelatihan WebGIS dengan Mapserver, PostGRESQL,


Postgis, dan mapbender. http://aw3126.blogspot.com (17/06/09 16:00
WIB)

http://www.e-dukasi.net/pengpop/pp_full.php?ppid=279&fname=materi2.html
(18/06/09 16:35 WIB)

http://www.everythingweather.com/weather-radar/Weather_radar.shtml (18/06/09
16:53 WIB)

Anda mungkin juga menyukai