Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM DASAR TELEKOMUNIKASI

UNIT 4
FREQUENCY SHIFT KEYING (FSK)

Ridho Tri Putra Nanda Muhammad


3332190101
DASTEL-21

LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021

1
2

BAB I
METEDOLOGI PRAKTIKUM

1.1 Prosuder Percobaan


Pada percobaan unit empat ini kita akan membahas salah satu teknik
modulasi Digital yang pendempodulasian focus kepada besar frequency.
Sebelum kita analisa pada bab III silahkan amati prosedur percobaan Modulasi
Percobaan FSK dibawah
1.1.1 Modulasi FSK

Gambar 1.1 Rangkaian Modulasi FSK


1. Disambungkan modul catu daya PTE-101-11, tetapi jangan dinyalakan
sampai 1 rangkaian percobaan ini selesai disambungkan semua.
2. Disambungkan supply GND ke terminal Data IN pada modul
Frequency Shift Keying.
3. Diamatilah bentuk sinyal yang dihasilkan pada TP3 dengan
dihubungkannya probe CHl ke TP3 pada keluaran display osiloskop.
Kemudian, gambarkan bentuk sinyal untuk pengamatan TP3 pada
grafik. Saat diberi masukan tegangan DC 0V (GND) modulator FSK
akan menghasilkan sinyal sinusoidal dengan frekuensi ±870Hz.
Frekuensi tersebut akan menjadi frekuensi sinyal FSK saat diberi
masukan sinyal data bit ''0''.
4. Disambungkan supply +5 ke terminal Data IN pada modul Frequency
Shift Keying.
2

5. Diamatìlah bentuk sìnyal yang dihasilkan pada TP3 dengan


dihubungkannya probe CH 1 ke TP3 pada keluaran display osiloskop.
Kemudian, gambarkan bentuk sìnyal untuk pengamatan
6. TP3 pada grafik. Saat diberì masukan tegangan DC 5V modulator FSK
akan menghasìlkan sinyal sinusoidal dengan frekuensi ±1370Hz.
Frekuensi tersebut akan menjadi frekuensi sinyal FSK saat diberi
masukan sinyal data bit ''1''.
7. Pada modul Signal Source Generator, diatur knob pada bagian
Variable Clock Generator hingga menghasilkan sinyal clock dengan
frekuensi 500 Hz, kemudian disambungkan terminal Clock Out pada
Variable Clock Generator ke terminal Clock IN pada Word Generator
dan sesuaikan saklar-saklar WORD Generator hingga membentuk
susunan bit ''10110100''.
8. Disambungkan tenninal Word Out pada modul Signal Source
Generator ke terminal Data IN pada modul Frequency Shift Keying.
Susunan word 8 bit pada Word Generator tersebut adalah sinyal yang
akan digunakan .sebaqaì sinyal informasi (pemodulasi).
9. Diamati sinyal Data In pada TPl dan sinyal modulasi FSK pada TP3
dengan dihubungkan probe CH 1 ke TPl dan probe CH2 ke TP3 pada
keluaran display osiloskop.
10. Digambar bentuk sinyal untuk setiap pengamatan pada TPl dan TP3
pada grafik. Saat modulator FSK diberi deretan data bit ''0'' dan ''1''
maka akan dihasilkan sinyal FSK. Saat sinya/ data masukan bernilai 0,
maka modulator FSK akan menghasìlkan sinyal dengan frekuensi 870
Hz sedangkan saat sinyal data masukan bernilai 1, maka modulator
FSK akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi 1370 Hz.
11. Dibuat analisa hasil pengamatan bentuk sinyal darisetiap titik
pengamatan yang telah dilakukan.
7

1.2 Demodulasi FSK

Gambar 1.2 Rangkaian Demodulasi FSK


1. Sebelum dilakukan proses demodulasi terlebih dahulu amati
bentuk sinyal yang dihasilkan pada TP4 ketuaran VCO tanpa diberi
masukan sinyat modulasi FSK dengan menghubungkan probe CH1
ke TP4 pada keluaran display osiloskop. Kemudian, digambar
bentuk sinyal untuk pengamatan TP4 pada grafik. Sinyal yang
dihasilkan pada TP4 tersebut merupakan sinyal free running
frequency. Running Frequency harus diatur sehingga mendekati
frekuensi sinyal FSK agar rangkaian PLL tersebut dapat bekerja
pada range frekuensi sinyal FSK. Karena pada eksperimen ini
sinyal FSK yang dihasilkan mempunyai frekuensi ±870Hz dan ±
1370Hz, maka running frequency diatur sebesar ±1170Hz.
2. Disambungkan terminal FSK Mod Out bagian FSK Modulator ke
FSK Mod In bagian FSK Demodulator. Hal ini bertujuan agar
sinyal modulasi FSK keluaran FSK Modulator dapat didemodulasi
oleh FSK demodulator.
3. Disambungkan terminal Clock Out Variable Clock Generator
modul Data Source Generator ke terminal CLOCK IN pada bagian
FSK demodulator.
4. Diamati bentuk sinyal keluaran blok VCO pada TP4 dengan
menghubungkan probe CHl ke TP4 pada keluaran display
osiloskop. Kemudian, gambarkan bentuk sinyal untuk pengamatan
7

TP4 pada grafik. Sinyal keluaran VCO memiliki frekuensi yang


bervariasi
7

BAB II
TUGAS

2.1 Tugas Pendahuluan


Sebutkan perbedaan antara ASK dan FSK ?
Jawab,
-ASK = pengiriman sinyal berdasasrkan amplitude merupakan suatu modulasi
dengan mengubah-ubah amplitude. [2]
-FSK =pengiriman sinyal melalui pengggeseran frekuensi. Merupakan suatu
bentuk modulasi yang memungkinkan gelombang modulasi menggeser frekuensi
output dari gelombang pembawa. [2]

2. Mengapa proses Modulasi ASK digunakan Band Pass Filter?


Jawab ,
3. Terdapat sebuah sinyal informasi berupa bilangan biner [01101]. Sinyal ini
kemudian dimodulasikan sinyal carier dengan metode ASL.
Gambarkanlah bentuk sinyal termodulasinya?
Jawab,

Gambar 2.1 Bentuk sinyal 01101 Termodulasi


4. Jelaskan secara singkat! Proses Modulasi ASK
Jawab,
Proses terjadinya ASK adalah dengan pemodulasi berbasis amplitude yang
menampilkan kode Bit sebagai gelombang amplitude.
5. Apa perbedaan antara Modulasi Analog dan Digital ?
Jawab,
7

Proses terjadinya FSK adalah dengan penyaluran sinyal digital dengan


memodulasikan sinyal tersebut ke dalam fasa suatu sinyal phase

2.2 Tugas Unit


1. Apa yang dimaksud dengan FSK (Frequency Shift Keying)? Sertakan gambar
sinyal informasi, pembawa, dan termodulasinya ?
Jawab
FSK adalah Teknik modulasi digital yang menumpang pada sinyal pembawa
dengan cara menggeser frekuensi gelombang pembawa sehingga sinyal informasi
dapat sampai kepada receiver.

Gambar 2.3 Sinyal Informasi (Atas) dan Sinyal termodulasi (Bawah)

Gambar 2.3 Sinyal Carrier


2. Gambarkan diagram blok PLL (Phase Locked Loop)! Serta jelaskan prinsip
kerja dari PLL?
Jawab :

Gambar 2.4 Diagram Blok PLL


7

Phase Locked Loop (PLL) adalah suatu sistem kendali umpan balik negatif, PLL
secara otomatis akan menyesuaikan fasa dari suatu sinyal yang dibangkitkan di
sisi keluaran dengan suatu sinyal dari luar di sisi masukannya, dengan kata lain,
PLL akan menghasilkan sinyal keluaran dengan frekuensi yang sama dengan
sinyal masukan. Phase locked loop telah dikembangkan untuk melacak
pengangkut atau sinyal yang disinkronasi bit dalam sistem komunikasi digital.

3. Apa kelebihan dan kekurangan FSK dibandingkan dengan teknik modulasi


digital lainnya?
Jawab :
 Kelebihan :
- Memudahkan proses demodulasi
- Kemungkinan error rate kecil
 Kekurangan :
- Hanya bisa diaplikasikan pada komunikasi data dengan bit rate yang
rendah [2]
4. Sebutkan 5 contoh aplikasi FSL?
Jawab
1. Telemetri suhu
2. AMPS (Advance MobIle Phone Service) adalah teknologi mobile
telephone generasi pertama (1G) yang masih menggunakan system analog
FDMA (Frequency Division Multiple Access).
3. CT2 adalah standar telepon tanpa kabel yang digunakan pada awal tahun sembilan
puluhan untuk memberikan layanan telepon jarak pendek protomobile di beberapa negara
di Eropa.
4. ERMES (Eropa Radio Messaging System) adalah sistem radio paging panEropa
5. Land Mobile Radio System (LMRS) adalah istilah yang menunjukkan suatu sistem
komunikasi nirkabel (s) yang dimaksudkan untuk digunakan oleh pengguna kendaraan
darat (ponsel) atau berjalan kaki (portabel).

1
BAB III
ANALISIS
3.1 Landasan Teori
Landasn teori ini akan membahas secara general mengenai Teknis modulasi
digital FSK secara teoritis dari beberapa referensi terpercaya.
3.1.1 FSK
Frequency Shift Keying (FSK) atau pengiriman sinyal melalui penggeseran
frekuensi. Metode ini merupakan suatu bentuk modulasi yang memungkinkan
gelombang modulasi menggeser frekuensi output gelombang pembawa.
Dalam proses modulasi ini besarnya frekuensi gelombang pembawa
berubah-ubah sesuai dengan perubahan ada atau tidak adanya sinyal informasi
digital. Dalam proses ini gelombang pembawa digeser ke atas dan ke bawah untuk
memperoleh bit 1 dan bit 0. Kondisi ini masing-masing disebut space dan mark.
Gambar dibawah ini merupakan blok diagram pemancar dan penerima dari FSK.[3]

Gambar 3.1 Pemancar FSK[3]

Gambar 3.2 Penerima FSK[3]


3.2 Analisa
Pada analisa ini akan dibahas secara praktik mengenaii Modulasi pada FSK.
Dalam pengerjaanya menggunakan arahan berdasarkan Landasan teori dan dalam proses
mengacu pada prosedur percobaan, Berikut pemaparan lebih lanjut mengenai modulasi-
Demodulasi FSK

1
3.2.1 Modulasi FSK
Percobaan diawali awali merangkai seperti Gambar 1.1 pada prosedur percobaan
dilanjutkan dengan mengkalibrasi Osiloskop digital pada Chanel 1 dan pada Chanel 2
berdasarkan pemasangan kabel antara modul atau ic kepada osisloskop seperti pada
prosedur percobaan. Dimana sinyal kalibrasi pada masing-masing chanel menghasilkan
sinyal persegi dengan spesifikasi diatur untuk tegangan sebesar 2 Volt dan Time/div
sebesar 5 ms, Berikut gambaran bentuk dan spesifikasi sinyal yang dihasilkan pada
proses kalibrasi di setiap chanel.

Gambar 3.2 Kalibrasi chanel I

Gambar 3.3 Kalibrasi pada Chanel 3


Setelah kalibrasi dilakukan kita bentuk setiap titik sample sinyal pada chanel 1
dan pada chanel2 membentuk TP 1 dan TP3 dimana Tp 1 merupakan sinyal informasi
atau sebagai bahan untuk proses modulasi sedangkan TP 3 merupakan bentuk sinyal
termodulasi atau hasil akhir dari modulasi sinyal pada TP1 didapat sinyal sebagi berikut,

Gambar 3.4 Sinyal pada Tp1(kuning) sinyal pada TP3 (hijau)


Dari gambar 3.4 sinyal berbentuk garis tanpa adanya gelombang . Hal ini
dikarenakan belom ada pengaktifan input data yang bersisi bit bit digital dengan nilai
biner yang terdiri dari nilai 1 dan 0 yang merupakan bit bit sinyal digital. Dari bentuk
pada Gambar 3,3 dapat kita pelajari pada proses modulasi FSK apabila sumber
tegangan sudah dinyalakan namun pengaktifan inout data berupa biit belom
diaktifkan akan membentuk sinyal sinusoidal dengan frekuensi tinggi pada kasus
ini frekuensi membentuk frekuensi 870 Hz
Selanjutnya percobaan dilakukan dengan pengaktifan input data [11111111]
Maka dihasilkan sinyal pada chanel 2 yang merupakan bentuk sinyal termodulasi pada
TP 3 yang merupakan bentuk sinyal sinusoidal yang lebih tinggi dari besar nilai frekuensi
dibanding ketika input data bernilai 0 [00000000] nilai frekuensi naik menjadi 1362 Hz .

Gambar 3.3 sinyal pada TP 3 Bentuk hasil Modulasi FSK [11111111]


Selanjutnya kita lakukan dengan membentuk kombinasi sinyal nilai input data
menjadi suatu pola yaitu [10110100] didapat bentuk sinyal pada chanel 1 yang

1
merupakan sinyal informasi membentuk sinyal kotak dengan karakter Active Hight
dimana sinyal akan berada pada posissi hght ketika nilai pada urutan input data bernilai 1
secara konstan selama belom ada perubahan nilai input data menjadi 0 sedangkan sinyal
akan berada pada posisi LOW ketika nilai pada urutan input data bernilai 0 danakan
konstan berada pada nilai 0 selama pengaturan pada input data belom berubah menjadi 1.
Ilustrasi dapat dibuktikan pada Gambar 3.4 sinyal berwarna kuning yang merupakan
sinyal informasi pada FSK [10110100]

Gambar 3.5 sinyal pada TP 1(kuning) sinyal pada TP 3(Hijai) saat input data
[10110100]
Dari bentuk sinyal pada Tp1 yang merupakan sinyal informasi dapat dilihat
walaupun sedikit kurang jelas yang intinya ketika sinyal berbrntuk garis secara kontstan
berada pada posisi dibawah atau low hal itu disebabkan oleh pengaruhi oleh nilai input
data bernilai 0 sedangkan pada saat posisi sinyal berada pada posisi diatas secara konstan
membentuk garis horizontal secara konstan hal itu disebabkan oleh pengaruh nilai input
data yang bernilai 1.
Selanjutnya jika kita komparasi dengan bentuk sinyal termodulasi atau bentuk
akhir dari proses modulasi ini. Dapat kita lihat saat kondisi ipnut data bernilai 0 sinyal
yang terbentuk sinusoidal yang disetiap frekuensi nya memiliki renggang yang melebar.
Sedangkan ketika input data bernilai 1 sinyal sinusoidal disetiap frekuensinya memiliki
renggang yang menyempit atau lebih dempet.Namun dapat dilihat tidak ada perubahan
titik puncak maupun titik dasar atau amplitude disetiap bentuk sinyal, Dan tidak ada
perubahan fase juga walaupun lebar dari renggang ketika input data bernilai 0 maupun 1
ini menyebabkan sedikit keambiguan mengenai sudut fasa. Namun hal tersebut bukan lah
disebabkan oleh perubahan fasa melainkan terdapat penambahan frekuensi dengan
jumlah yang sangat besar saat input data yang bernilai 1 yang menyebabkan tampilan
osiloskop terhadap sinyal tersebut memperlihatkan bentuk sinyal dengan fasa yang
berbeda padahal tidak.

3.2.3 Demodulasi FSK

Pada percobaan demodulasi FSK ini seperti yang kita ketahui


bahwa Demodulasi akan membentuk sinyal informasi dari gambar
sinyal termodulasi. Diawali dengan pembentukan sinyal Running
Frequency awal. Tujuan dari penentuan sinyal Running Frequency
untuk diketahui agar proses demodulasiFSK dapat direalisasikan
dengan kriteria frekuensi FSK sama dengan besar frekuensi running.
Running Frequenncy diatur 1180 Hz dan membentuk sinyal seperti
gambar dibawah pada TP4
1
Gambar 3.6 bentuk running frequency 1180 Hz
Gambar 3.6 diatas merupaka bentuk running frequency sebesar
1800 Hz yang terbentuk atas input data dengan urutan biner bernilai 0
[000000000]. Selanjutnya jika kita aktifkan dengan kombinasi nilai
biner pada input data menjadi [10110100] dan terbentuk sinnyal yang
pada TP yang secara visual dilihat oleh mata manusia sama seperti
Gambar 3,6 namun ternyata ada pengurangan frekuensi menjadi 1150
Hz. Untuk memudahkan komparasi dari kondisi input data menjadi
[10110100] disajikan bentuk sinyal nya seperti Gambar 3.7 dibawah,

Gambar 3.7 bentuk running frekuency [10110100]


Selanjutnya kita menentukan sinyal pada TP5 yang merupakan
tahap pertama dalam proses demodulasi didapat Gambar atau bentuk
sinyal sebagai berikut,

Gambar 3.8 bentuk sinyal tahap pertama Demodulasi


Gambar 3.8 dapat dilihat beentu sinyal yang dapat dikatakan
belum ideal sebagai sinyal informasi dikarenakan bentuk sinyal sendiri
masih terkontaminasi riak secara beerlebih yang disebabkan oleh
frekuensi yang terkandung masih sangat tinggi. Oleh karena itu pada
proses selannjutnya akan dilakukan filter dengan memasukan sinyal
pada TP 5 kepada blok filter dimana fungsi blok filter iru untuk
memisahkan frekuensi tinggi yang ada pada sinyal atau riak riak
tersebut agar keluar dari blok filter merupakan bentuk sinyal yang
terstruktur oleh frekuensi bernilai rendah, Keluar dari blok filter itu
sendiri bentuk sinyal lebih ideal dan peletakan nya berada pada TP 6
seperti pada Gambar 3.6 dibawah

1
Gambar 3.6 bentuk sinyal setelah melewati blok filter
Setelah sinyal difilter dengan LPF maka sinyal tersebut siap
dimodulasikann menjadi bahan modulasi atau sinyal input untuk
gambar dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah,

Gambar 3.7 Bentuk sinyal termodulasi atau sinyal informasi

1
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan pada unit 4 ini kita akan menjawab tujuan unit 4 ini
diantaranya,
1. Bentuk sinyal termoduasi pada FSK jika kita komparasi dengan bentuk sinyal
informasi. Dapat kita lihat saat kondisi ipnut data bernilai 0 sinyal yang terbentuk
sinusoidal yang disetiap frekuensi nya memiliki renggang yang melebar. Sedangkan
ketika input data bernilai 1 sinyal sinusoidal disetiap frekuensinya memiliki renggang
yang menyempit atau lebih dempet.
2. Proses Demodulasi terlebiha dahulu mencari Frekuensi running untuk membentuk
Running Frequency untuk diketahui agar proses demodulasiFSK dapat
direalisasikan dengan kriteria frekuensi FSK sama dengan besar frekuensi
running.
3. Proses demodulasi dibantu oleh filter Low Pas Filter yang berfungsi untuk
membentuk sinyal dengan frekuensi rendah agar siap untuk dimodulasikan

1
DAFTAR PUSTAKA
[1] Munarto Rim, Dina Estiningsih dan Asisten Laboratorium Telekomunikasi JTE
UNTIRTA.(2021). ”FSK”. In Modul Praktikum Sinyal dan Sistem Cilegon,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fakultas Teknik, 2021, pp. 38- 43
[2] Aplikasi ASK. https://pdfcoffee.com/komdig-aplikasi-ask-fsk-psk-pdf-free.html. [URL
diakses pada 30 Mei 2021]
[3] Yendi Esye dan Dian Haryanto “ASK”in Jurnal sains dan Teknologi Universitas
Darma Persada,Fakultas Teknik,Vol 5 no1.Maret.205,pp 3

1
BLANGKO
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNLOGI
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
LABORATORIUM TELEKOMUNIKASI DAN KOMPUTER
Jl. Jenderal Sudirman KM 03, Cilegon 42435
Telp. (0254) 395502, 376712, Fax. (0254) (0254) 395502, 376712
Email: lab.telekomunikasi.jte@gmail.com

BLANGKO PERCOBAAN
MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING
DATA PRAKTIKAN
NAMA Ridho Tri Putra Nanda Muhammad
NIM 3332190101
KELOMPOK DASTEL - 21
TANGGAL PRAKTIKUM

A. MULTIPLEXING TDM

Percobaan Grafik Pada Osiloskop Keterangan


kalibrasi
kalibrasi ch 1
2v
5ms
kalibrasi Kalibrasi ch 2
2v
5 ms
TP 1-3
Frekuensi = 870 hz
Volt/Div = 2v
Time/Div =5ms
Sinyal pengukuran.
Belum ada sinyal
input digital

TP-4 F = 1362 hz
Volt = 2v
Time = 5ms
Pada keadaan input
Aktif nilai inputnya 1

1
TP-5 CH 1 sinyal
informasi
CH 2 dimodulasi
SFK. Dapat dilihat
modulasi ini. Pada
input 1 frekuensi
modulasi rapat, pada
input 0 renggang
10110100 Time/div 10ms
V=2v
V=5v

B. DEMULTIPLEXING

Percobaan Grafik Pada Osiloskop Keterangan


TP-4
Frekuensi =1180
Volt/Div =
Ch 1 Time/Div =
Mengetahui besaran
running frekuensinya

TP-4
Frekuensi = 1150
CH 1Volt/Div =2v
10110100 CH 1 Time/Div =10 ms

TP-5 Masih adanya riak,

pengukuran tp 5, sebelum pemfilteran


TP-6 Sinyal aslinya, sesudah
filter

1
Setelah pemfilteran
lpf

TP - 7 Sinyal hasil demodulasi


dan diperhalus dengan
bit generator

SETELAh demulti

Anda mungkin juga menyukai