PERCOBAAN - 7
PENGUAT KELAS C TERTALA
(“TUNED CLASS C AMPLIFIER”)
1. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum, menyusun rangkaian, memeriksa rangkaian dan
menganalisa data diharapkan mahasiswa dapat :
2. Dasar Teori
Klasifikasi Amplifier
Bias dc dari rangkaian transistor menentukan klasifikasi amplifier dari transistor tersebut.
Letak titik Q tiap kelas penguat seperti gambar 12.1 berikut.
Penguat Kelas A : titik kerja transistor terletak ditengah-tengah garis beban dc.
Transistor tetap dalam daerah aktif selama seluruh perioda. Sehingga sinyal yang
dihasilkan utuh 360o. Pada dasarnya penguat kelas A bekerja pada bagian linier dari
karakteristiknya.
Penguat Kelas B : titik kerja transistor terletak pada titik sumbat (cutoff). Transistor
hanya tinggal dalam daerah aktif untuk setengah perioda. Sehingga sinyal yang
dihasilkan setengah perioda.
Penguat Kelas AB : titik kerja transistor terletak diantara titik kerja klas A dan klas B.
Sinyal yang dihasilkan kurang dari 360o dan lebih dari setengah perioda (180o).
Penguat Kelas C : titik kerja transistor dipilih sedemikian rupa sehingga arus
keluarannya (atau tegangannya) adalah nol untuk lebih dari setengah gelombang dari
sinyal sinusoida. Sehingga sinyal keluaran yang dihasilkan kurang dari setengah
gelombang sinusoida.
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Elektronika Telekomunikasi
Saturasi
(a) (b)
Pada penguat kelas A, tegangan bias diberikan agar penguat beroperasi pada tengah-
tengah garis beban. Sedangkan pada penguat kelas C , tegangan bias diberikan berada
dibawah cut off. Jika diberikan sinyal masukan sinusoida, keluaran penguat akan
terdistorsi. Keluaran terdistorsi ini dapat diperbaiki dengan menggunakan rangkaian
resonansi paralel.
37
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Elektronika Telekomunikasi
4. Langkah Percobaan
1. Siapkan catu daya ( Power Supply).
2. Pastikan catu daya pada kondisi OFF dan pengatur tegangan pada posisi minimum.
3. Hubungkan catu daya dengan tegangan jala-jala.
4. Siapkan catu daya untuk mencatu rangkaian penguat.
5. Buat rangkaian seperti berikut:
Vout
Vin C1 1 uF
2N3904
R1 10 K
1
rumus fo dengan nilai L = 2,5 mH dan C = 0,01 F
2 . LC
7. Pindahkan catu daya ke posisi ON dan jangan masukkan dulu masukan dari sinyal
generator. Ukurlah tegangan VCE dan VBE dari rangkaian.
8. Pasang signal generator dengan masukan gelombang sinus dengan frekuensi 3
KHz dan amplitudonya 3 Vp-p. Ukurlah tegangan masukan Vi dan bentuk
gelombang pada R1 demikian juga keluaran Vo. Gambarlah bentuk gelombang
masukan dan keluaran. Bandingkan bentuknya.
9. Ukurlah frekuensi pada Vo.
10. Ubahlah bentuk gelombang masukan menjadi bentuk persegi. Dengan frekuensi 3
KHz dan amplitudonya 3 Vp-p.
11. Amati bentuk gelombang pada keluaran. Sambil diamati tersebut, naikkan
frekuensi masukan sampai Vo mencapai maksimum. Ukur dan catat frekuensi
masukan dan keluaran. Gambarkan bentuk gelombangnya.
38
Politeknik Negeri Semarang Jurusan Teknik Elektro
Prodi Teknik Telekomunikasi Praktek Elektronika Telekomunikasi
12. Bandingkan frekuensi keluaran pada langkah 9 dan 11, bandingkan dengan hasil
perhitungan pada langkah 6.
13. Lepaskan L1 dan C2, gantikan dengan resistor 1K.
14. Berikan masukan gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz dan amplitudonya 3
Vp-p.
15. Amati dan catat bentuk gelombang masukan dan keluaran. Apa pengaruh
rangkaian LC?
B. Pertanyaan
1. Mengacu pada gambar rangkaian percobaan, apabila diinginkan frekuensi
resonsnsi sebesar 50 KHz, berapa besar kapasitansi dari kapasitor yang harus
dipasang?
2. Apabila diinginkan frekuensi resonansi 5MHz, dan kapasitornya 500 pF, berapa
besarnya induktor yang harus dipasanga?
3. Gelombang berbentuk persegi dengan frekuensi 25 KHz, sebenarnya terdiri dari
frekuensi dasar 25 KHz, dan frekuensi harmonik pertama, kedua dan seterusnya.
Berapa besarnya frekuensi harmonik pertama, kedua dan ketiganya?
39