Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS DATA

4.2. ANALISIS
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan pada tanggal 6 September 2021 yang
berjudul Rangkaian RLC Resonansi dengan mengontrol Induktor sebesar 18,33 mH, dan
Kapasitor sebesar 25 nF. Dimana pada percobaan pertama kami mengontrol Resistor sebesar 50
Ohm, Pada percobaan kedua menggunakan Resistor sebesar 70 Ohm, sedangkan pada percobaan
ketiga menggunakan 90 Ohm. Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan
frekuensi sumber terhadap kuat arus pada rangkaian RLC, untuk mengetahui pengaruh
perubahan nilai resistor terhadap nilai frekuensi resonansi, untuk mengetahui hasil kurva respon
frekuensi rangkaian RLC. Pada percobaan ini kami menggunakan Software Proteus untuk
mendapatkan datanya.

Pada percobaan pertama dengan menggunakan induktor sebesar 18,33 mH, Kapasitor
sebesar 25 nF, dan Resistor sebesar 50 Ohm. Didapatkan data seperti tabel 4.1. diatas. Pada
percobaan ini saya memanipulasi frekuensi 500 Hz- 25500 Hz, saat frekuensi rendah nilai
Vsumber atau V0 tidak mudah berubah atau naik. Dan kenaikan nilainya lamban. Pada
percobaan ini didapatkan frekuensi resonansi sebesar f0 = 7440. Perhitungan ini didapatkan dari
1
persamaan 0= . maka pada data tersebut dapat dilihat saat frekuensi menunjukkan
2 π √L C
sebesar 7500 maka mengalami kenaikan nilai V0 sangat signifikan yaitu 3,19V. Maka sesuai
dengan teori yang ada dimana, Keadaan resonansi dicapai pada saat XL = XC maka Ztot= R
merupakan Zmin, sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga
frekuensi khusus yang disebut frekuensi resonansi (fo). Nilai kuat arus selalu meningkat saat
frekuensi mengalami kenaikan pada frekuensi 500Hz – 7500 Hz. Setelah melalui Frekuensi 7500
Hz, kuat arus mengalami penurunan dikarenakan f0 = 7440. Maka Frekuensi dan kuat arus
berbanding lurus dengan frekuensi saat belum melalui F0, tetapi saat melewati F0 nilai kuat arus
berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai frekuensi maka semakin kecil nilai kuat arusnya.
Grafik hubungan antara Kuat Arus (I) dengan
Frekuensi
0.07
0.06
0.05
Kuat Arus (I)

0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Frekuensi (Hz)

Grafik 4.2.1 Grafik Hubungan antara Kuat Arus (I) dengan Frekuensi

Pada percobaan kedua dengan menggunakan induktor sebesar 18,33 mH, Kapasitor
sebesar 25 nF, dan Resistor sebesar 70 Ohm. Didapatkan data seperti tabel 4.1. diatas. Pada
percobaan ini saya memanipulasi frekuensi 500 Hz- 25500 Hz, saat frekuensi rendah nilai
Vsumber atau V0 tidak mudah berubah atau naik. Dan kenaikan nilainya lamban. Pada
percobaan ini didapatkan frekuensi resonansi sebesar f0 = 7440. Perhitungan ini didapatkan dari
1
persamaan 0= . maka pada data tersebut dapat dilihat saat frekuensi menunjukkan
2 π √L C
sebesar 7500 maka mengalami kenaikan nilai V0 sangat signifikan yaitu 3,55V. Maka sesuai
dengan teori yang ada dimana, Keadaan resonansi dicapai pada saat XL = XC maka Ztot= R
merupakan Zmin, sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga
frekuensi khusus yang disebut frekuensi resonansi (fo). Nilai kuat arus selalu meningkat saat
frekuensi mengalami kenaikan pada frekuensi 500Hz – 7500 Hz. Setelah melalui Frekuensi 7500
Hz, kuat arus mengalami penurunan dikarenakan f0 = 7440. Maka Frekuensi dan kuat arus
berbanding lurus dengan frekuensi saat belum melalui F0, tetapi saat melewati F0 nilai kuat arus
berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai frekuensi maka semakin kecil nilai kuat arusnya.
Grafik hubungan antara Kuat Arus (I)
dengan Frekuensi (Hz)
0.06
0.05
0.04
Kuat Arus (I)

0.03
0.02
0.01
0
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000
Frekuensi (Hz)

Grafik 4.2.2. Grafik Hubungan antara Kuat Arus (I) dengan Frekuensi

Pada percobaan ketiga dengan menggunakan induktor sebesar 18,33 mH, Kapasitor
sebesar 25 nF, dan Resistor sebesar 90 Ohm. Didapatkan data seperti tabel 4.3. diatas. Pada
percobaan ini saya memanipulasi frekuensi 500 Hz- 25500 Hz, saat frekuensi rendah nilai
Vsumber atau V0 tidak mudah berubah atau naik. Dan kenaikan nilainya lamban. Pada
percobaan ini didapatkan frekuensi resonansi sebesar f0 = 7440. Perhitungan ini didapatkan dari
1
persamaan 0= . maka pada data tersebut dapat dilihat saat frekuensi menunjukkan
2 π √L C
sebesar 7500 maka mengalami kenaikan nilai V0 sangat signifikan yaitu 3,74V. Maka sesuai
dengan teori yang ada dimana, Keadaan resonansi dicapai pada saat XL = XC maka Ztot= R
merupakan Zmin, sehingga akan diperoleh arus atau tegangan yang maksimum pada suatu harga
frekuensi khusus yang disebut frekuensi resonansi (fo). Nilai kuat arus selalu meningkat saat
frekuensi mengalami kenaikan pada frekuensi 500Hz – 7500 Hz. Setelah melalui Frekuensi 7500
Hz, kuat arus mengalami penurunan dikarenakan f0 = 7440. Maka Frekuensi dan kuat arus
berbanding lurus dengan frekuensi saat belum melalui F0, tetapi saat melewati F0 nilai kuat arus
berbanding terbalik, dimana semakin besar nilai frekuensi maka semakin kecil nilai kuat arusnya.

Anda mungkin juga menyukai