Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salsabil Aliyah Putri Rahma

Kelas : PFB 19

NIM : 19030184091

Guided Inquiry

Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal


seluruh kemampuan Peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau
peristiwa) secara sistematis, kritis, logis analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri. Pembelajaran menggunaka metode inkuiri pertama kali dikembangkan
oleh Richard Suchman yang menginginkan agar Peserta didik bertanya mengapa suatu peristiwa
terjadi, kemudian Peserta didik melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisis data, sampai
akhirnya Peserta didik menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut pembelajaran inkuiri merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

pada pembelajaran inkuiri yaitu menekankan kepada aktifitas Peserta didik secara maksimal
untuk mencari dan menemukan informasi, aktifitas yang dilakukan oleh seluruh Peserta didik
diarahkan mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan sehingga
menumbulkan percaya diri terhadap diri Peserta didik, dan pembelajaran inquiri ini mengembangkan
kemampuan Peserta didik untuk berpikir secar sistematis, logis dan kritis.

Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah model pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya guru memberikan atau menyediakan petunjuk/bimbingan yang luas terhadap Peserta
didik pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) ini guru telah memberukan
petunjuk petunjuk mengenai materi yang akan diajarkan kepada Peserta didik seperlunya. Petunjuk
tersebut dapat berupa pertanyaan agar Peserta didik mampu menemukan atau mencari informasi
sendiri mengenai pertanyaan tersebut ataupun tindakan-tindakan yang diberikan guru yang harus
dilakukan untuk memecahkan permasalahan. Pengerjaan ini dapat dilakukan secra sendiri maupun
kelompok. Menurut Tangkas (2012, h.12) lebih lanjut mengatakan bahwa:

Tujuan umum dari model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah membantu
Peserta didik mengembangkan keterampilan intelektual dan keterampilan keterampilan lainnya,
seperti mengajukan pertanyaan dan menemukan (mencari) jawaban yang berasal dari keingintahuan
mereka. Pembelajaran inkuiri terbimbing (guided inquiry) memiliki 6 karakteristik yaitu: (1) Peserta
didik belajar dengan aktif dan memikirkan sesuatu berdasarkan pengalaman, (2) Peserta didik belajar
dengan aktif membangun apa yang telah diketahuinya, (3) Peserta didik mengembangkan daya pikir
yang lebih tinggi melalui pentunjuk atau bimbingan pada proses belajar, (4) perkembangan Peserta
didik terjadi pada serangkaian tahap, (5) Peserta didik memiliki cara belajar yang berbeda satu sama
lainnya dan (6) Peserta didik belajar melalui interaksi sosial dengan lainnya.

Guided Discovery

Model discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran,
perseorangan, manipulasi objek dan lain-lain percobaan, sebelum sampai pada generalisasi. Sebelum
siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata. Penggunaan model discovery
dalam proses belajar mengajar, memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang
secara tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.

Kemudian model discovery learning dibagi menjadi dua jenis yang setiap jenisnya
mempunyai kelebihan masing-masing. Suwangsih dan Tiurlina (2006, hlm. 204) mengatakan bahwa
model pembelajaran penemuan atau discovery learning dibagi menjadi dua jenis, yaitu pembelajaran
penemuan murni (free discovery learning) dan pembelajaran penemuan terarah atau penemuan
terbimbing (Guided Discovery Learning).

Menurut Markaban (2008, hlm. 11), “Model pembelajaran Guided Discovery adalah metode
pembelajaran yang melibatkan suatu dialog/interaksi antara siswa dan guru dimana siswa mencari
kesimpulan yang diinginkan melalui suatu urutan pertanyaan yang dilakukan oleh guru”. Pendapat
Markaban mengenai pengertian model Guided Discovery Learning pun sama halnya dengan pendapat
menurut Melani, Harlita dan Sugiharo (2012, hlm. 99), ”Guided discovery learning mengharuskan
siswa menggunakan informasi untuk mengkonstruksi pemahamannya sendiri sehingga pemahaman
materi lebih berbekas dalam diri siswa”.

Persamaan Guided Inquiry dengan Guided Discovery learning adalah pada Proses
pembelajaran inkuiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki pengalaman
belajar yang nyata dan aktif sehingga peserta didik terlatih dalam memecahkan masalah sekaligus
membuat keputusan. Ciri pada pembelajaran inkuiri yaitu menekankan kepada aktifitas Peserta didik
secara maksimal untuk mencari dan menemukan informasi, aktifitas yang dilakukan oleh seluruh
Peserta didik diarahkan mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang di pertanyakan
sehingga menumbulkan percaya diri terhadap diri Peserta didik, dan pembelajaran inquiri ini
mengembangkan kemampuan Peserta didik untuk berpikir secar sistematis, logis dan kritis. Sama
halnya dengan discovery learning dimana model Guided Discovery Learning atau pembelajaran
penemuan terbimbing merupakan model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang
melibatkan siswa belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori,
pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut membutuhkan guru sebagai
fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang diberikan guru tidak mempengaruhi siswa
untuk melakukan penemuan sendiri. Jadi pada Guided Inquiry dan Guided Discovery ini siswa
dituntut untuk berpikir secara mandiri dan turut aktif dalam menemukan suatu pemahaman sendiri
dari suatu pokok permasalahan yang ada.

Persamaan keduanya juga terletak pada pemberian kesempatan untuk siswa dalam perolehan
informasi, pengolahan data dan Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas
hasil penemuannya. Dan juga pada beberapa langkah langkah Guided Inquiry dan Guided Discovery
memiliki persamaan diantaranya memberikan Stimulus (memberikan pertanyaan atau menganjurkan
siswa untuk mengamati gambar maupun membaca buku mengenai materi). Dan juga, Problem
statement (memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin
masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian memilih dan merumuskannya dalam bentuk
hipotesis).

Perbedaan Guided Inquiry dengan Guided Discovery learning

Pada Guided Inquiry

a) Peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir melalui observasi spesifik hingga


membuat infersi atau generalisasi

b) Sasarannya adalah mempelajari proses mengamati kejadian atau objek kemudian


menyusun generalisasi yang sesuai

c) Guru mengontrol bagian tertentu dari pembelajaran misalnya kejadian, data, materi dan
berperan sebagai pemimpin kelas

d) Tiap-tiap peserta didik berusaha untuk membangun pola yang bermakna berdasarkan hasil
observasi di dalm kelas

e) Kelas diharapkan berfungsi sebagai laboraturium pembelajaran

f) Biasanya sejumlah generalisasi tertentu akan diperoleh dari peserta didik

g) Guru memotivasi semua peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil generalisasinya


sehingga dapat dimanfaatkan oleh seluruh peserta didik di dalam kelas.

Pada Guided Discovery


a. Identifikasi kebutuhan siswa.

b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi yang


akan dipelajari.

c. Seleksi bahan, dan problema/tugas-tugas.

d. Membantu memperjelas:

1) Tugas/problema yang akan dipelajari.

2) Peranan masing-masing siswa.

e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.

f. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa.

g. Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.

h. Membantu siswa dengan informasi/data, jika diperlukan oleh siswa.

i. Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses.

Anda mungkin juga menyukai