Anda di halaman 1dari 12

“Modul Pembelajaran Kimia : Termokimia”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kimia umum

Dosen Pengampu :

Drs. Jasmidi,M.Si.

NIP : 196511041991031002

Feri Andi Syuhada,S.Pd.,M.Pd.

NIP: 198908242015041001

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5

Arya Fenita Rajagukguk 4193111052

Reggie Angelina 4193111056

Helen Marisa Pasaribu 4193111060

Ibrahim Yusup Nasution 4193311002

Kelas : Matematika Dik D 2019

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2019

1
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI.....................................................................................................1

A. Konsep Dasar Termokimia ...................................................................2


B. Entalpi Reaksi .......................................................................................3
C. Kalor .....................................................................................................4
D. Penentuan Kalor Reaksi ........................................................................5
E. Perubahan Entalpi Standar (∆𝐻°) .........................................................7
F. Energi Ikatan .........................................................................................9
G. Hukum Hess (Hukum Penjumlahan Kalor) ..........................................10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................11

1
TERMOKIMIA

A. Konsep Dasar Termokimia


Termokimia, termasuk termodinamika, merupakan salah satu segi penting yang
menghubungkan energi kalor dengan bentuk energi lain yang dikenal sebagai kerja.
Bagaimana alam semesta yang dipilih untuk penelitian termodinamika disebut sistem,
dan bagian dari alam semesta yang berinteraksi dengan sistem tersebut disebut keadaan
keliling lingkungan dari sistem.
Sistem termodinamika mungkin sederhana misalnya segelas air, atau mungkin
kompleks seperti isi tanur tinggi atau danau yang terkena polusi. Interaksi mengacu pada
perpindahan energi atau materi antara sistem dan lingkungannya; interaksi –interaksi
inlah yang umumnya menjadi pusat penelitian termodinamika. Perpindahan energi dapat
berupa kalor (q) atau dalam beberapa bentuk lainnya yang secara keseluruhan disebut
kerja (w). perpindahan energi berupa kalor atau kerja akan mempengaruhi jumlah
keseluruhan energi didalam sistem, yang disebut energi dalam (E).
Kalor (Q) adalah energi yang dipindahkan melalui batas-batas sistem, sebagai akibat
langsung dari perbedaan sushu yang terdapat antara sistem dan lingkungan. Besarnya
kalor tergantung pada proses. Q positif bila kalor masuk ke dalam sistem, sebaliknya Q
negatif bila kalor keluar dari sistem.
Kerja (W) adalah setiap energi yang bukan kalor, yang dipertukarkan antara sistem
dengan lingkungan. Kerja dapat berupa kerja mekanik, kerja listrik dsb. W positif bila
sistem menerima kerja (lingkungan melakukan kerja terhadap sistem), sebaliknya W
negatif bila sistem melakukan kerja terhadap lingkungan.
Terdapat tiga hukum termodinamika, yaitu:
 Hukum pertama menyatakan pentingnya hubungan antara kalor, kerja dan energi
dalam.
 Hukum kedua mengemukakan untuk memperkirakan keadaan-keadaan yang
menyebabkan reaksi-reaksi kimia.
 Hukum ketiga meliputi dasar-dasar yang berguna untuk perhitungan-perhitungan
termodinamika tertentu.

2
B. Entalpi Reaksi
Entalpi (H) adalah jumlah energi yang dimiliki sistem pada tekanan tetap. Entalpi (H)
dirumuskan sebagai jumlah energi yang terkandung dalam sistem (E) dan kerja (W).
H=E+W dengan W=P×V

Keterangan :

E = energi (joule)

W = kerja sistem (joule)

V = volume (liter)

P = tekanan (atm)

Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu menjadi
bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat diukur, yang dapat diukur
hanyalah perubahan energi (ΔE). Demikian juga halnya dengan entalpi, entalpi tidak
dapat diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan entalpi (ΔH).

ΔH = Hp – Hr

Dengan:

ΔH = perubahan entalpi

Hp = entalpi produk

Hr = entalpi reaktan atau pereaksi

H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan kalor
dari lingkungan ke sistem. Bila H reaktan > H produk, maka ΔH bertanda negatif,
berarti terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan.

Di dalam keadaan standar, yaitu suhu 250C dan tekanan 1 atm maka perhitungannya:

AB + CD AC + BD ΔH0 = X kJ mol-1

3
Secara matematis, perubahan entalpi (ΔH) dapat diturunkan sebagai berikut.

H = E + W (1)

Pada tekanan tetap: ΔH = ΔE + PΔV (2)

ΔE = q + W (3)

Wsistem = –PV (4)

Substitusi persamaan (3) dan (4) dalam persamaan (2):

H = (q + W) + PΔV

H = (q – PΔV) + PΔV

H= q

Jadi, pada tekanan tetap, perubahan entalpi (ΔH) sama dengan kalor (q) yang
diserap atau dilepas (James E. Brady, 1990).

C. Kalor
Kalor dapat dipikirkan sebagai energi yang dipindahkan karena perubahan suhu.
Energi sebagai kalor mengalir dari benda yang lebih panas (suhu tinggi ) ke benda
yang lebih dingin (suhu lebih rendah).
Meskipun hasil akhir dari aliran kalor adalah untuk menyamakan suhu dua benda,
suhu benda akan tetap konstan, pada saat kalor memasuki benda ata keluar dari benda
tersebut. Inilah yang terjadi.
Contoh : ketika sebongkahan es (0°) menyerap panas dari udara sekelilingnya. Suhunya
tidak berubah sampai seluruh es tersebut mencair. Proses-prosesini disebut fase transisi.
Jumlah energi kalor , q, yang dibutuhkan untuk mengubah suhu suatu zat tergantung
beberapa besaran suhu yang harus diubah, jumlah zat, dan identitas (jenis molekul-
molekulnya).
Kapasitas kalor adalah banyaknya energy kalor yang dibutuhkan untuk mengikat suhu
zat 1° 𝐶. Kapasitas kalor, tentu saja tergantung pada jumlah zat. Kapasitas kalor spesifik
atau disederhanakan, kalor jenis adalah banyaknya energi kalor yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu 1 gram zat sebesar 1° 𝐶. Kalor jenis molal adalah banyaknya energi
kalor yang dibutuhkan untuk meningkatkan suhu 1 mol zat sebesar 1° 𝐶.

4
“Suatu penyimpanan dalam satuan nutrisi (gizi) ialah bahwa satuan yang disebut
kalori sebenarnya adalah kilo kalori. Jadi 1 kalori minuman ringan tepatnya mempunyai
nilai 1000 kal”
Rumus Banyaknya kalor:

q= massa zat x kalor jenis x perubahan suhu

(Massa zat x kalor jenis =kapasitas kalor)

Perubahan suhu dinyatakan sebagai berikut : ∆𝑻 = 𝑻𝒇 − 𝑻𝒊

𝑻𝒇 = Suhu akhir

𝑻𝒊 = Suhu awal

∆𝑻 =Perubahan suhu

Jika suhu suatu zat meningkat, suhu akhir lebih besar dari suhu awal (ditulis dengan
symbol ((𝑇𝑓 > 𝑇𝑖 ) dan ∆𝑇 positif (atau, ∆𝑇 > 0). Banyaknya energi, kalor yang bertanda
positif, menyatakan bahwa kalor diserap atau diperoleh ketika suhu zat meningkat. Jika
suhu zat diturunkan, suhu akhir lebih kecil dari suhu awal ( ditulis 𝑇𝑓 < 𝑇𝑖 ). Pada
keadaan ini ∆𝑇 negativi (atau ∆𝑇 < 0). Banyaknya kalor yang bertanda negative,
menyatakan bahwa kalor dilepaskan atau hilang ketika zat tersebut didinginkan.

D. Penentuan Kalor Reaksi


Ketika proses metabolisme sukrosa (gula tebu biasa) berlangsung dalam tubuh,
terjadilah deret reaksi-reaksi kimia yang rumit dan konversi energi. Hasil bersih dari
reaksi-reaksi ini, sama seperti yang diperoleh pada pembakaran sempurna sukrosa, yaitu
menghasilkan 𝐶𝑂2 (𝑔) dan 𝐻2 𝑂(𝐶)
𝐶12 𝐻22 𝑂11 (𝑝) + 12 𝑂2 (𝑔) → 12 𝐶𝑂2 + 11 𝐻2 𝑂 (𝑐)
Nilai kalor sukrosa dalam metabolisme sama seperti selisih energy dalam antara
reaksi [12 mol CO2 (g) dan 11 mol 𝐻2 𝑂(𝐶) ] dan pereaksi
[1 𝑚𝑜𝑙 𝐶12 𝐻22 𝑂11 (𝑝) 𝑑𝑎𝑛 12 𝑚𝑜𝑙 𝑂2 (𝑔) ] dalam reaksi. Reaksi pembakaran ini
berlangsung sedemikan rupa sehingga selisih energy dalam dipindahkan dari campuran
reaksi (sistem) ke lingkungannya. Banyaknya energy kalor ini dapat disebut kalor reaksi
dan diberi lambing 𝑞𝑟𝑥𝑛

5
Penentuan kalor reaksi dilakukan dengan alat yang disebut Kalorimeter. Sistem
termodinamikanya adalah isi bom, yaitu pereaksi dan hasil reaksinya. Bom itu sendiri, air
untuk mencelupkan bom termometer, pengaduk dan lain-lain, merupakan lingkungannya.
Kalor yang dilepaskan dari reaksi sebagian besar digunakan untuk meningkatkan suhu
disekeliling bom sejumlah kecil diperlukan untuk meningkatkan suhu bom itu sendiri,
pengaduknya dan bagian-bagian lalu dari calorimeter
Jadi, kita memerlukan 3 macam kalor −𝑞𝑟𝑥𝑛 , 𝑞𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 . Pengaruh kalor
terhadap lingkungan dipisahkan menjadi yang berpengaruh pada air (𝑞𝑎𝑖𝑟 ) dan yang
berpengaruh terhadap bagian lain dari calorimeter yang dipasang tersebut (𝑞𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ).
Rumus :
𝒒𝒓𝒙𝒏 = −( 𝒒𝒂𝒊𝒓 + 𝒒 𝒌𝒂𝒍𝒐𝒓𝒊𝒎𝒆𝒕𝒆𝒓 )

qrxn = -
[(Massa air x kalor garis air x perubahan suhu)+(kapasitas kalor kalorimeter x perubahan suhu)]

Contoh:

Pembakaran 1,010 g sukrosa 𝐶12 𝐻22 𝑂11 dalam calorimeter bom, menyebabkan suhu air
meningkat dari 24,92 menjadi 28,33 °𝑒𝐶. Calorimeter berisi 980,0 g air dan kapasitas kalor
kalormeter adalah 785 J/℃ (a) berapakah kalor pembakaran sukrosa dinyatakan dalam
Kj/mol 𝐶12 𝐻22 𝑂11 ? (b) buktikan pernyataan dan suatu pabrik gula yang menyatakan bahwa
stu sendok teh gula pasir (± 4,8 𝑔) “ hanya berisi 18 kal”.

Jawab:

(a) Hitunglah masing-masing 𝑞𝑎𝑖𝑟 dan 𝑞 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 secara terpisah. Karena 1 kal=4,184 J,
kalor jenis air ditulis sebagai 4,184 J (gH2O)−1 °𝐶 −1
4,184
𝑞𝑎𝑖𝑟 = 980,0 𝑔 𝐻2 𝑂 × × (28,33 − 24,92)°𝐶 = 1,40 × 104 𝐽
𝑔, 𝐻2 𝑂
785
𝑞 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑁 × (28,33 − 24,92)℃ = 2,68 × 103 𝐽 = 0,27 × 104 𝐽

𝑞𝑟𝑥𝑛 = −( 𝑞𝑎𝑖𝑟 + 𝑞 𝑘𝑎𝑙𝑜𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 )
= −(1,40 × 104 𝐽 + 0,27 × 104 ) = −1,67 × 104 𝐽
Per gram 𝐶12 𝐻22 𝑂11

6
−16,5 𝑘𝐽 342 𝑔 𝐶12 𝐻22 𝑂11
𝑞𝑟𝑥𝑛 = × = −5,64 × 104 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙 𝐶12 𝐻22 𝑂11
𝑔 𝐶12 𝐻22 𝑂11 1 𝑚𝑖𝑙 𝐶12 𝐻22 𝑂11

(b) Salah stau kuantitas kalor yang dihitung pada bagian (a) adalah kalor pembakaran per
gram sukrosa yang diperlukan adalah kalor pembakaran dari 4,8 g (satu sendok teh)
sukrosa, sehingga perlu mengubah hasil tersebut menjadi kkal.

−16,5 𝑘𝐽 1 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑘𝑎𝑙 = × 4,8 𝑔 𝐶12 𝐻22 𝑂11 × = −19 𝑘𝑘𝑎𝑙
𝑔 𝐶12 𝐻22 𝑂11 4,184 𝑘𝐽

Ingatlah bahwa dalam istilah nutrisi,1 Kal adalah sama dengan 1 kkal.
Pertanyaan pabrik tersebut nampaknya bisa diterima

E. Perubahan Entalpi Standar


Perubahan Entalpi Energi yang terkandung di dalam suatu sistem atau zat disebut
entalpi (H). Entalpi merupakan sifat ekstensif dari materi maka bergantung pada jumlah
mol zat. Entalpi suatu sistem tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah perubahan
entalpi yang menyertai perubahan zat, karena itu kita dapat menentukan entalpi yang
dilepaskan atau diserap pada saat terjadi reaksi. Perubahan energi pada suatu reaksi yang
berlangsung pada tekanan tetap disebut perubahan entalpi . Perubahan entalpi dinyatakan
dengan lambang (H, dengan satuan Joule dan kilo Joule.

Contoh:
Entalpi air ditulis H2O . Air dapat berwujud cair dan padat. Entalpi yang dimilikinya
berbeda, H2O (𝑙) lebih besar daripada H2O (s). Oleh karena itu untuk mengubah es menjadi
air diperlukan energi dari lingkungan. Harga ( H pada peristiwa perubahan es menjadi air
adalah: ( H = H2O 2 (𝑙 )– H2O 2 (s)
Perubahan ini dapat ditulis dalam suatu persamaan reaksi yang disebut persamaan
termokimia sebagai berikut. H2O (s) € p H2O (l) H = +6,02 kJ
Berdasarkan perubahan entalpi, dikenal dua macam reaksi yaitu reaksi eksoterm dan
reaksi endoterm .
1. Reaksi Eksoterm
Pernahkah kamu memasukkan bongkahan batu kapur ke dalam air? Pada air lama-
lama akan terjadi gelembung-gelembung gas dan campuran air dengan kapur
menghasilkan panas.

7
Panas dihasilkan dari zat-zat bereaksi yang merupakan sistem kemudian dilepaskan ke
lingkungan. Reaksi ini termasuk reaksi eksoterm. Pada reaksi eksoterm energi panas atau
kalor berpindah dari sistem ke lingkungan. Entalpi sistem sebelum reaksi lebih besar
daripada sesudah reaksi atau H pereaksi > H hasil reaksi . Perubahan entalpi sistem
menjadi lebih kecil dari 0 atau ( H = –. Penulisan persamaan termokimianya yaitu:
CaCO3 (s) + H2O (l) p Ca(OH)2 (aq) + CO2 (g) ( H = –97,37 kJ
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm kebalikan dari reaksi eksoterm. Pada reaksi endoterm sistem
menyerap panas dari lingkungan. Entalpi sistem sesudah reaksi lebih besar daripada
sebelum reaksi: H pereaksi < H hasil reaksi. Perubahan entalpi sistem menjadi lebih besar
dari 0 atau ( H = +. Perhatikan proses endoterm pada reaksi CaCO3 menjadi CaO + CO2
Untuk mengubah CaCO3 (s) menjadi batu gamping (CaO) dan gas CO2 diperlukan
energi panas.
Persamaan termokimianya: CaCO3 (s) € p CaO (s) + CO2 (g) ( H = +178,3 kJ
Reaksi endoterm ada juga yang berlangsung spontan, sistem dengan sendirinya
menyerap kalor dari lingkungan. Pada proses ini akan terjadi penurunan suhu lingkungan,
jadi kalau kita pegang wadah sistem akan terasa dingin.
Contoh:
Reaksi barium hidroksida hidrat dengan amonium klorida. Ba(OH)2 .8 H2O (s) +
2 NH4Cl (s) → BaCl2 (aq) + 2 NH3 (g) + 10 H2O (l)

Berikut merupakan macam-macam perubahan entalpi :


A. Perubahan Entalpi Standar (ΔH°)
Entalpi pembentukan standar adalah ΔH untuk membentuk 1 mol persenyawaan
langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pada 298 K dan tekanan 1 atm.
B. Entalpi Penguraian Standar (ΔHd° = Standard Enthalpy of Dissosiation)
Entalpi penguraian standar adalah ΔH dari penguraian 1 mol persenyawaan langsung
menjadi unsur-unsurnya (adalah kebalikan dari ΔH pembentukan). Sesuai dengan asas
kekekalan energi, maka nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi pembentukannya,
tetapi tandanya berlawanan.
C. Entalpi Pembakaran Standar (ΔHc° = Standard Enthalpy of Combustion)
Entalpi pembakaran standar adalah perubahan entalpi (ΔH) untuk pembakaran
sempurna 1 mol senyawa atau unsur dengan O2 dari udara, yang diukur pada 298 K dan
tekanan 1 atm. Satuan ΔHc° adalah kJ/mol.
8
Pembakaran dikatakan sempurna jika:
1. karbon (C) terbakar sempurna menjadi CO2
2. hidrogen (H) terbakar sempurna menjadi H2O
3. belerang (S) terbakar sempurna menjadi SO2
4. senyawa hidrokarbon (CxHy) terbakar sempurna menurut reaksi:
CxHy + O2 ⎯⎯→ CO2 + H2O (belum setara)
D. Entalpi Molar Lainnya (Entalpi Penetralan, Pelarutan, dan Peleburan)
1. Entalpi Penetralan
Entalpi penetralan adalah perubahan entalpi (ΔH) yang dihasilkan pada reaksi
penetralan asam (H+) oleh basa (OH–) membentuk 1 mol air. Satuan entalpi
penetralan adalah kJ/mol.
2. Entalpi Pelarutan
Entalpi pelarutan adalah perubahan entalpi (ΔH) pada pelarutan 1 mol zat.
Satuan ΔH pelarutan adalah kJ/mol.
3. Entalpi Peleburan
Entalpi peleburan adalah perubahan entalpi (ΔH) pada perubahan 1 mol zat
dari bentuk padat menjadi bentuk cair pada titik leburnya. Satuan ΔH peleburan
adalah kJ/mol.
F. Energi Ikatan
Energi ikatan adalah energi rata-rata yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antar
0
dua atom dalam senyawa. Energi pengatoman senyawa (∆𝐻𝑎𝑡𝑜𝑚 ), yaitu energi yan
diperlukan untuk memutuskan semua ikatan dalam senyawa (dalam keadaan gas) menjadi
atom-atomnya.
Tabel Energi ikatan

Ikatan En (kJ mol -1) Ikatan En (kJ mol-1)


H–C 415 H–I 299
H–O 463 C–O 356
H–N 391 C=O 724
H–F 563 C–N 292
H – Br 366 C=N 619
C–C 348 C≡N 879
C=C 607 H – Cl 432
C≡C 833

9
Contohnya:
Energi pengatoman H2O, CH4, dan C3H6.
Jika zat yang terlibat dalam reaksi berupa unsur bebas, maka dipakai energi pengatoman
0
unsur (∆𝐻𝑎𝑡𝑜𝑚 ). Energi pengatoman unsur adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan
ikatan antar atom dalam unsur (dalam suhu kamar) sehingga menjadi atom-atom bebas.
Proses pengatoman bersifat endotermik, karena diperlukan energi untuk memutuskan ikatan.
Dalam reaksi terjadi pemutusan ikatan pereaksi dan pembentukan ikatan hasil reaksi. Kalor
reaksi (ΔH) adalah perbedaan energi yang dibutuhkan dengan yang dilepaskan.
ΔH = Energi pengatoman pereaksi – Energi pengatoman hasil reaksi

G. Hukum Hess
“Jika suatu proses dapat dianggap berlangsung dalam beberapa tahapan atau tingkatan
(baik secara nyata maupun hipotetis) perubahan entalpi untuk seluruh proses dapat diperoleh
dengan menjumlahkan perubahan-perubahan entalpi dari setiap tahap”
Hukum hess menyatakan, “Kalor yang menyertai suatu reaksi tidak bergantung pada
jalan yang ditempuh, tetapi hanya pada keadaan awal dan akhir”.

C(s) + O2 (g) a CO2 (g)

b c
CO(g)
Dengan demikian, kalor suatu reaksi dapat dihitung dari kalor reaksi lain yang telah
diketahui, dengan menjumlahkan baik pereaksi dan hasil reaksi maupun kalornya.
Contoh Soal:
Andaikata dalam penggabungan 𝑁2(𝑔) dan 𝑂2(𝑔) reaksi ini tidak berhenti pada 𝑁𝑂(𝑔) ,
melaikan dibiarkan berlangsung untuk menghasilkan 𝑁𝑂2(𝐺) ,
1
𝑁2(𝑔) + 𝑂2 → 𝑁𝑂2 (𝑔) ∆𝐻 =?
2

𝐶(𝑠) + 𝑂2(𝑔) → 𝐶𝑂2


Penyelesaian
Hukum Hess menyatakan bahwa kedua perubahan entalpi dapat juga dijumlahkan
menghasilkan ∆𝐻
1 1
𝑁2(𝑔) + 𝑂2 → 𝑁𝑂(𝑔) ∆𝐻 = +90,37 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
2 2
1 1
𝑁𝑂(𝑔) → 2 𝑁2(𝑔) + 𝑂2 ∆𝐻 = −56,52 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
2

10
1
𝑁2(𝑔) + 𝑂2(𝑔) → 𝑁𝑂2(𝑔) ∆𝐻 = +90,37 − 56,52
2

∆𝐻 = +33,85 𝑘𝐽/𝑚𝑜𝑙
DAFTAR PUSTAKA
Syukri S. 1999. Kimia Dasar 1. Penerbit ITB: Bandung.

Petrucci, Ralph H, Ahmadi, Suminar. 1987. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.

Suyatno, Aris Purwadi dan Henang Widayanto. 2007. Kimia untuk SMA/MA kelas XI.
Grasindo: Jakarta.

Kalsum, Siti, Poppy K.Devi, Masmiami, dan Hasmiati Syahrul. 2009. Kimia 2 Kelas XI SMA
dan MA. PT. Remaja Rosdakarya:Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai