Anda di halaman 1dari 2

NAME : Nur Syakinah Astuti

ID : 19134401015
CLASS : ICP of Chemistry Education

TERMOKIMIA DAN LAJU REAKSI


Termokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan panas (kalor) suatu zat yang
melibatkan proses kimia dan fisika. Dimana termokimia ini menerapkan hukum pertama
termodinamika, yaitu mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan perpindahan kalor.
Berikut adalah bunyi hukum kekekalan energi:

Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat berubah dari satu bentuk
ke bentuk energi lainnya

Untuk menentukan kalor reaksi, kamu bisa menggunakan alat ukur yang bernama
kalorimeter. Kalorimeter merupakan sistem yang dimana tidak ada perpindahan materi dan
energi dengan lingkungan di luar kalorimeter tersebut.
Rumus kalorimeter sederhana:
qreaksi = – (qkalorimeter + qlarutan)
atau
qreaksi = – qlarutan
qreaksi = m x c x ∆T
Keterangan: q = kalor reaksi (J atau KJ), m = massa (g atau kg), c = kalor jenis (J/g°C atau K/kg
K), dan ∆T = perubahan suhu (°C atau K).
Persamaan Termokimia
Termokimia melibatkan suatu reaksi kimia, tentu saja kalau ada reaksi kimia berarti ada
“reaktan” dan “produk/hasil”. Kamu bisa lihat pada reaksi yang terjadi antara gas metana (CH4)
dan molekul oksigen (O2), kemudian akan menghasilkan produk berupa gas karbon dioksida
(CO2) dan air (H2O).

Ketika bahan bakar (pada reaksi di atas adalah metana) diharapkan dapat melepas panas, maka
disebut dengan reaksi eksoterm. Sebaliknya, reaksi yang menyerap panas disebut dengan reaksi
endoterm.
Rumus Perubahan Entalpi
Perubahan termokimia erat kaitannya dengan istilah “sistem” dan “lingkungan”. Dimana
sistem dianggap sebagai reaktan dan produknya, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu
yang di luar reaktan dan produknya. Entalpi yaitu besar energi kimia yang dimiliki suatu zat pada
tekanan tetap. Namun, entalpi tidak akan berubah apabila tidak ada energi yang diserap ataupun
dilepaskan. Entalpi dinyatakan dengan huruf H (heat content), dengan satuannya yaitu Joule.
Rumus perubahan entalpi (∆H) adalah sebagai berikut:
∆H = Hproduk – Hreaktan
Dengan catatan:
1) Bila ∆H positif, berarti terdapat energi/kalor yang diserap dari lingkungan ke dalam sistem
(reaksi endoterm).
2) Sebaliknya, bila ∆H bernilai negatif, berarti terdapat energi/kalor yang dilepas oleh sistem ke
lingkungan (reaksi eksoterm).
Laju reaksi adalah laju berkurangnya kosentrasi pereaksi atau laju bertambahnya
konsentrasi hasil reaksi tiap satuan waktu. Secara sederhana, laju reaksi diartikan sebagai
perubahan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau reaksi (produk) persatuan waktu. Fenomena laju
reaksi dalam kehidupan sehari-hari dapat berlangsung secara cepat, sedang, lambat bahkan
sangat lambat. Cepat lambatnya proses laju reaksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni Konsentrasi, Luas Permukaan dan Katalis.
Rumus Persamaan Laju Reaksi
konsep laju reaksi kimia untuk persamaan reaksi: A → B dirumuskan menjadi: rA= -
∆[A]/∆t atau rB= + ∆[B]/∆t, dimana: rA = laju reaksi berkurangnya zat A atau reaktan (mol/L/s)
rB = laju reaksi bertambahnya zat B atau produk (mol/L/s) ∆t = perubahan waktu.
Selain itu, laju reaksi dalam suatu sistem homogen pada suhu tertentu ternyata juga
berbanding lurus dengan kosentrasi reaktan dan tetapan laju k, sehingga hukum laju reaksinya
dapat dinyatakan sebagai berikut: X → Produk V = k. (X) Untuk reaksi yang menggunakan lebih
dari satu pereaksi, maka hukum lajunya dituliskan: xA + yB → Produk V = k [A]x [B]y dimana:
V = Hukum laju, yakni fungsi semua pereaksi yang menentukan laju reaksi k = Tetapan reaksi
yang dipengaruhi suhu dan katalis [A] = konsentrasi zat A [B] = konsentrasi zat B x = orde
reaksi zat A y = orde reaksi zat B (x + y) = Orde reaksi total.
Orde Reaksi
Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde
reaksi tidak dapat ditentukan hanya dari persamaan reaksi, tetapi dapat juga ditentukan
menggunakan beberapa cara, seperti:
1. Jika tahap-tahap reaksi elementer diketahui, maka orde reaksi sama dengan koefisien
reaksi tahap paling lambat.
2. Jika tidak diketahui tahap-tahap elementernya, maka orde reaksi ditentukan melalui
eksperimen.

Anda mungkin juga menyukai