No : 19030518710308
∆H = HP - HR
Setiap zat atau sistem mempunyai sejumlah energi tertentu. Energi yang dimiliki oleh
suatu zat atau sistem daapt digolongkan ke dalam energi kinetik atau energi potesnial.
Enegi kinetik adalah energi yang berkaitan dengan gerakan molkeul-molekul sistem,
sedangkan bentuk energi lain yang tidak berhubungan dengan gerak disebut energi
potensial. Jumlah energi yang dimiliki oleh suatu zat atau sistem disebut energi dalam
daan dinyatakan dalaam lambang E atau U. Besarnya energy dalam tidak dapat diukur,
yang dapat diukur adalah perubahannya.Bila suhu sistem naik maka energi dalam juga
akan naik, dan sebaliknya jika suhu sistem turun makaenergi dalam juga akan turun.. Jadi
perubahan energy dalam dinyatakan dengan : ∆E = E2 – E1 atau ∆U = U2 – U1. Dalam
ilmu termokimia, ∆E yaitu selisish antara energi-energi dalam produk (EP) dengan Energi
pereaksi (ER), sesuai dengan persamaan :
∆E = EP - ER
Perubahan energi dalam dapat berupa kalor dan kerja. Jika sistem menyerap kalor,
maka ∆E > 0 sedangkan jika sistem membebaskan kalor, maka ∆E < 0.Hubungan antara
perubahan energi dalam, kalor dan kerja dirumuskan dalam hukum I Termodinamika
yang secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
∆E = q + w
Jika reaksi berlangsung pada sistem tertutup dengan volume tetap (∆V = 0), berarti
sistem tidaka melakukan kerja (w=0). Hal ini berarti bahwa semua perubahan enrgi dalam
yang menyertai reaksi akan muncul sebagai kalor. Jika kalor reaksi pada volume tetap
dinyatakn dengan qv, maka :
∆E = qv
Jika reaksi berlangsung dalam sistem terbuka dengan tekanan tetap, maka sistem
mungkin melakukan kerja atau menerima kerja tekanan-volume. Oleh karena itu, kalor
reaksi dapat berbeda dari ∆E. Jika kalor reaksi pada volume tetap dinyatakn dengan qp,
maka :
∆E = qp + w atau qp = ∆E – w
Jadi, kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap (dimana volume dapat berubah)
dapat berbeda dari kalor reaksi yang berlangsung pada volume tetap.
Kalor reaksi yang berlangsung pada tekanan tetap dikaitkan dengan sifat lain dari
sistem, yaitu entalpi yang dinyatakan dengan H. Kalor reaksi yang berlangsung pada
tekanan tetap sama dengan perubahan entalpi (∆H) sistem.
∆H = q reaksi
Pada kondisi reaksi endoterm, kalor reaksi mengalir dari sistem ke lingkungan,
sehingga sistem menyerap energi. Oleh karena itu, entalpi sistem akan bertambah, artinya
entalpi produk (Hp) lebih beasar daripada entalpi pereaksi (HR). Akibatnya, perubahan
entalpi (∆H) bertanda positif.
∆H = HP - HR > 0
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, sehingga entalpi sistem
akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh karena
itu, perubahan entalpi (∆H) bertanda negatif.
∆H = HP - HR < 0
Untuk menentukan perubahan entalpi dari suatu reaksi dapat dilakukan secara
eksperimen dan melalui perhitungan. Entalpi reaksi dapat ditentukan melalui percobaan,
yaitu dengan menggunakan kalorimeter dengan mengukur perbedaan suhu dalam
kalorimeter. Kalorimeter ini meruapakan alat yang didalamnya menerapkan Hukum I
Termodinamika. Kalorimeter adalah suatu sistem terisolasi (tidak ada pertukaran materi
mauapun energi dengan lingkungan d luar kalorimeter). Dengan demikian, semua kalor
yang dibebaskan oleh reaksi yang terjadi didlam kalorimeter, tidak ada yang terbuang.
Dasar perhitungannya menggunakan prinsip Asas Black, yaitu kalor yang diserap sama
dengan kalor yang dibebaskan.
qlarutan = m c ∆T
qkalorimeter = C ∆T
Oleh karena tidak ada kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama
dengan kalor yang diserap oleh air (larutan) dan kalorimeter, tetapi tandanya berbeda.
qreaksi = - qlarutan
Kalorimeter sederhana dapat disusun dari dua buah gelas plastik. Plastik merupaakn
bahan non konduktor, sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke
lingkungan daapt diabaikan. Jika suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor
sepenuhnya akan diserap oleh larutan di dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang
berlangsung tergolong endoterm, maka kalor itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi,
kalor reaksi sama dengan jumlah kalor yang diserap atau yang dilepaskan larutan,
sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan diabaikan. Jumlah kalor yang
diserap atau dilepaskan larutan dapat ditentukan dengan mengukur perubahan suhunya.
Karena energi tidak dapat dimusnahkan atau diciptakan, maka :
qreaksi + -qlarutan = 0
qreaksi = - qlarutan
qreaksi = - qlarutan
qreaksi = - qlarutan
2. Tentukan entalpi reaksi hidrogenasi gas etena menjadi gas etana berdasarkan reaksi
pembakaran etena, pembakaran etana dan pembentukan air! (Cari data entalpinya di
literatur)
Jawaban :
Diketahui data entalpi sebagai berikut :
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) ∆H = -1306 kJ
C2H6(g) + 3 ½O2(g) 2CO2(g) +3H2O(g) ∆H = -1560 kJ
H2(g) + ½O2(g) H2O(g) ∆H = -241,8 kJ
Ditanya:
Reaksi hidrogenasi dari : C2H4(g) + H2(g) C2H6(g) ∆H = ...... ?
Jawab :
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) ∆H = -1306 kJ
Sejumlah sampel ditempatkan sebuah tabung di dalam kalorimeter, lalu pada tabung
tersebut dialirkan oksigen dengan tekanan tinggi (25 atm). Untuk melakukan
pembakaran digunakan aliran listrik. Aliran listrik akan membakar sampel dengan
oksigen berlebih. Kalor yang dilepasakan, diserap oleh air sekaligus dengan wadahnya.
Tentu saja dalam perhitungan akan dilakukan koreksi, sehingga dilakukan kalibrasi
kalorimeter. Koreksi tersebut meliputi input energi listrik, penyusutan kawat,
pembentukan asam akibat oksidasi. Jadi, pembakaran sempurna untuk senyawa yang
mengandung S dan N biasanya akan terjadi perubahan pH.
Perhitungan pada kalorimeter bom hampir mirip dengan kalorimeter larutan (air).
Nilai kalor reaksi (q) dan perubahan entalpi ditentukan sebagai berikut :
qreaksi = – (qair+ qbom )
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan rumus :
qair = m x c x ∆T
dengan :
m = massa air dalam kalorimeter ( g )
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J / g.oC ) atau ( J / g. K )
∆T = perubahan suhu ( oC atau K )
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan rumus :
qbom = Cbom x ∆T
dengan :
Cbom = kapasitas kalor bom ( J/oC ) atau ( J / K )
∆T = perubahan suhu ( oC atau K )
Namun, apabila dikaitkan dengan hukum termodinamika, maka perhitungannya :
Kalorimeter bersifat adiabatis, kalor tidak ada yang keluar masuk dari kalorimeter.
(q = 0)
Tidak ada kerja karena volume konstan (w = 0)
𝛥𝐸(𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙) = 𝑞 + 𝑤 = 0
𝑤 = −𝑝. 𝛥𝑉 (jika 𝛥𝑉 = 0 maka w = 0), maka : ∆E = qv atau ∆H = qreaksi
Sebelum dilakukan pengukuran, biasanya kalorimeter bom dikalibrasi terlebih
dahulu dengan menggunakan asam benzoat. Kawat yang mengalirkan arus listrik
biasanya mengalami penyusutan, maka perhitungannya :