Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN K-1

KOEFISIEN MUAI PANJANG

I. Tujuan Percobaan
Menentukan koofisien muai panjang suatu benda

II. Dasar Teori


2.1 Koefisien Muai Panjang
Koefisien muai panjang suatu benda adalah perbandingan antara pertambahan
panjang terhadap panjang awal benda persatuan kenaikan suhu. Jika suatu benda
padat dipanaskan maka benda tersebut akan memuai kesegala arah, dengan kata
lain ukuran panjang bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima
kalor. Alat untuk membandingkan muai panjang dari berbagai logam adalah
musschenbrock (Meiza, 2017).
Koefisien pemuaian panjang biasanya dihitung berdasarkan persamaan empiris
antara rapat massa dan suhu pada tekanan konstan. Jika metode ini tidak
memungkinkan digunakan metode optik yang melibatkan faktor intenferensi
cahaya koefisien muai panjang tidak bebas dari pengaruh perubahan dari tekanan.
Suatu zat padat atau zat cair mengalami perubahan volume apabila suhunya
berubah sebesar dt, karena skala derajat kelvin dan skala derajat celcius merupakan
selang suhu yang sama harganya. Lambang koefisien pemuaian panjang adalah ᾳ,
koefisien pemuaian panjang (linear) besarnya diukur dengan memakai Iner Vero
Meter ( Zemansky, 1999 : 387 ).
Jika temperatur benda padat dinaikkan maka benda padat tersebut akan
memuai. Dapat diamati dari sebuah batang logam yang memiliki panjang dan suhu
tertentu. Jika tempratur atau suhunya berubah maka perubahan panjang akan
sebanding dengan perubahan suhu dan panjang mula-mula. Dapat dirumuskan
sebagai :

∆L = Lo ∆T (2.1)

Dengan ΔL sebagai Perubahan panjang , ɑ sebagai Koefisien muai linier, L₀


adalah Panjang mula-mula dan ΔT sebagai Perubahan suhu (Tipler,1998).

2.2 Pemuaian Panjang


Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang awal benda tersebut,
koefisien muai panjang sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan yang
digunakan. Nilai koefisien muai panjang besi dan tembaga menurut standar
internasional adalah sebesar 1.2×10-5/°C dan 1.7×10-5/°C (Joseph, 1978 :197).

Jika benda mengalami kenaikan suhu maka panjang benda bertambah.


Pengukuran yang dilakukan secara teliti pada sejumlah benda padat menunjukkan
bahwa perubahan panjang sebanding dengan panjang mula-mula dikali perubahan
suhu. Jika dinyatakan dalam rumus matematika maka pengamatan tersebut dapat
ditulis dalam rumus
∆ L  l 0T (2.2)

dengan

l adalah perubahan panjang (m)

lo adalah panjang mula-mula (m)

T adalah perubahan suhu,

T = T – T0 ( oC) T0 adalah suhu awal (oC)

T adalah suhu akhir (oC).

(mikrajudin,2016).

2.3 Kalor
Kalor adalah energi yang ditransfer antara sistem dan lingkungannya
dikarenakan perbedaan suhu yang ada di antara sistem dan lingkungannya. Energi
yang ditransfer disebut kalor dan dilambangkan oleh Q. nilai panas adalah positif
jika energi tersebut ditransfer ke energi termal sistem dari lingkungannya.
Sedangkan nilai kalor adalah negatif ketika energi dipindahkan dari energi termal
sistem ke lingkungan (Halliday, 2010).

Kalor adalah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda ke benda
yang lain karena adanya perbedaan suhu. Ketika dua benda yang memiliki
perbedaan dua suhu bertemu maka kalor akan berpindah (dari yang suhu tinggi ke
suhu yang rendah). Pemberian kalor pada benda mengakibatkan dua hal yaitu,
kenaikan suhu dan perubahan wujud. Banyak kalor yang di gunakan untuk
menaikan suhu di rumuskan sebagai berikut:
Q = m.c.ΔT (2.3)

Dengan c adalah kalor jenis zat (J/kg °C), Q adalah banyaknya kalor (J), m adalah
massa benda (kg), ΔT adalah besarnya perubahan suhu (Giancoli, 2001).

2.4 Perpindahan Kalor


Kalor berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.
Perpindahan kalor berhenti Ketika suhu kedua benda sudah sama. Kondisi ketika
dua benda memiliki suhu sama disebut kesetimbangan panas atau kesetimbangan
termal. Selama ada perbedaan suhu maka kalor selalu berpindah hingga tercapai
kesetimbangan panas. Para ahli akhirnya menyimpulkan bahwa hanya ada tiga cara
perpindahan kalor antara benda, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi (Abdullah,
2016).
2.4.1 Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor dimana panas mengalir dari
tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya lebih rendah, tetapi
medianya tetap. Perpindahan kalor secara konduksi tidak hanya terjadi pada
padatan saja tetapi bisa juga terjadi pada cairan ataupun gas, hanya saja
konduktivitas terbesar pada padatan.
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik
merupakan pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel
yang energinya rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan
energi yang lebih tinggi. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas.Berdasarkan perubahan suhu menurut waktu, konduksi dapat
dibagi menjadi dua, yaitu konduksi tunak dan konduksi tidak tunak (Kreith,
Frank. 1997).
2.4.2 Konveksi
Konveksi adalah proses dimana panas mengalir oleh pergerakan massal
molekul dari satu tempat ke tempat lain. Sementara konduksi melibatkan
molekul (dan/atau elektron) yang bergerak hanya pada jarak kecil dan
bertabrakan, konveksi melibatkan pergerakan sejumlah besar molekul pada
jarak yang jauh (Giancoli, 2014).
2.4.3 Radiasi
Radiasi adalah proses dengan mana panas mengalir dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah
di lama ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda
tersebut. Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus-menerus.
Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi
radiasi bergerak dengan kecepatan cahaya (3 x 108 m/s) dan gejala-
gejalanya menyerupai radiasi cahaya. Memang menurut teori
elektromagnetik, radiasi
cahaya dan radiasi thermal hanya berbeda dalam panjang gelombang
masing-masing (Holman, 2002).
2.5 Suhu

Suhu adalah besaran fisika yang hanya dapat dirasakan. Tubuh kita
dapat merasakan suhu dalam bentuk rasa panas atau dingin. Ketika
menyentuh es, otak memberikan informasi rasa dingin. Ketika berada di
terik matahari, otak memberikan informasi rasa panas. Tampak di sini
bahwa suhu adalah ukuran derajat panas suatu benda. Kenapa pada suhu
lebih tinggi benda menjadi lebih panas? Pada suhu lebih tinggi atom-atom
atau molekul-molekul penyusun benda bergetar lebih kencang. Akibatnya,
energi yang dimiliki partikel menjadi lebih tinggi (Abdullah, 2016).
Suhu adalah ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan
derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin
panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat
berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin
tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur, satuan suhu
adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celcius, Fahrenheit, dan Reamur
(Kreith, 1991).
III. Metode Penelitian
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Meteran
Meteran digunakan untuk mengukur panjang batang logam.
3.1.2 Jangka Sorong
Jangka Sorong digunakan untuk mengukur panjang dan ketebalan
suatu benda.
3.1.3 Termometer
Termometer digunakan untuk mengukur suhu batang logam.
3.1.4 Batang Logam
Batang logam digunakan untuk objek praktikum.
3.1.5 Roda Kecil
Roda kecil digunakan untuk pergeseran jarum penunjuk.
3.1.6 Kompor
Kompor digunakan untuk memanaskan katel.
3.1.7 Ketel
Katel digunakan untuk menampung air.
3.1.8 Skalar
Skalar digunakan untuk mengukur pertambahan panjang batang logam.
3.1.9 Jarum Penunjuk
Jarum penunjuk digunakan untuk mengetahui besar simpangan pada
skalar.
3.2 Gambar Alat Dan Bahan

Gambar 3.1 Meteran


Gambar 3.2 Jangka Sorong

Gambar 3.3 Termometer

Gambar 3.4 Batang Logam

Gambar 3.5 Roda Kecil


Gambar 3.6 Kompor

Gambar 3.7 Ketel

Gambar 3.8 Skalar

Gambar 3.9 Jarum Petunjuk


3.3 Skema Alat

Gambar 3.10 Skema Alat Percobaan Koefisien Muai Panjang

Keterangan:
1. Stop Kontak berfungsi untuk menyalakan kompor listrik.
2. Kompor berfungsi untuk memanaskan katel.
3. Katel berfungsi untuk menampung air ketika dipanaskan.
4. Batang Logam berfungsi untuk objek praktikum.
5. Thermometer berfungsi untuk mengukur suhu.
6. Roda Kecil berfungsi untuk pergeseran jarum penunjuk skala.
7. Jarum Penunjuk berfungsi untuk mengetahui besar simpangan pada skala.
8. Skala berfungsi untuk menunjukkan simpangan.
9. Meteran memiliki fungsi untuk mengukur alat percobaan
10. Termometer memiliki fungsi untuk menentukan suhu alat percobaan
11. Jangka Sorong berfungsi untuk mengukur diameter roda kecil yang nantinya
untuk mengetahui jari-jari
3.4 Diagram Alir

MULAI

Panjang (m), Suhu (K)

Mengukur panjang logam pada


suhu ruangan sebelum dipanaskan

Menaikkan suhu batang dengan


mengalirkan uap air masuk ke
dalam batang hingga suhu T1 dan
batang akan bertambah panjang.

menentukan besarnya nilai


koefisien muai panjang batang.

Pengulangan variasi
dengan suhu dan
panjang yang berbeda

Panjang (m)

selesai

Gambar 3.11 Diagram Alir Percobaan Ayunan Matematis


3.5 Diagram Fisis

Diawali dengan adanya proses perpindahan kalor secara konduksi yang


terjadi antara api kompor dengan teko/ ketel. Saat kompor dinyalakan
maka, kompor akan menghantarkan panas secara konduksi kepada ketel.
Ketika ketel mulai memanas, air yang berada di dalam ketel akan ikut
memanas dengan penghantaran panas secara konveksi oleh bagian
permukaan ketel Dimana perpindahan kalor ini terjadi tanpa adanya
peroindahan zat materi.

Selanjutnya air yang telah memanas akan menhantarkan uap panas ke batang
logam melalui pipa penghubung. Hal tersebut dinamakan proses konveksi.
Dimana proses konveksi terjadi menyebabkan air dalam teko/ ketel menjadi air
panas yang menghasilkan uap air..

Panas uap air yang sampai pada batang logam akan menyebar keseluruh
rongga bagian batang logam dan menyebar ke seluruh permukaan batang
logam. Panas tersebut menyebabkan pertambahan panjang batang logam yang
disebut pemuaian. Hal ini yang menyebabkan logam mampu menerima kalor
sehingga dapat mengalami pemuaian.

Terjadi pertambahan panjang yang terjadi pada batang logam karena kenaikan
suhu dari uap air. Pemuaian logam akan terus bertambah seiring dnegan
kenaikan suhu. Batang logam akan cenderung kembali ke bentuk semula ketika
suhu mulai turun

Gambar 3.6 Diagram Fisis Percobaan Koofisien Muai Panjang


Daftar Pustaka

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: Institusi Teknologi Bandung

Giancoli, Douglas. 2001. FISIKA edisi kelima Jilid 1, Jakarta : Erlangga.

Giancoli, Douglas C. 2014. Physics Principles with Applications Sixth Edition. New
Jersey: Pearson Education, Inc.

Halliday, David Robert Resnick. 2010. Fisika Dasar Jilid 7. Jakarta: Erlangga.

Kreith. Frank. 1991. Principles of Heat Transfer 7th Edition. Stanford: Cengage
Learning

Kreith, Frank. 1997. Prinsip-prinsip Perpindahan Panas Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Tippler, P. 2008. Physics for Scientists and Engineers. New York : W.H. Freema

Zears, Zemansky. 1998. Fisika untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.


Meiza Nofsi, Yulkifli, Kamus Zulhendri. 2017. Pembuatan Set Eksperimen Muai Digital
Panjang Berbasis Mikrokontroler Atmega328. Padang: Universitas Negeri Padang.

Anda mungkin juga menyukai