SIFAT TERMAL
KELOMPOK : 1
JURUSAN FISIKA
Page 1
2021
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas “SIFAT TERMAL ZAT PADAT”, suatu materi
perkuliahan dalam kuliah zat padat.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah zat padat di program Pendidikan
Fisika pada Universitas Negeri Padang. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
Halaman Judul 1
Kata Pengantar 2
Daftar isi 3
BAB I: Pendahuluan
Latar belakang 4
Rumusan masalah 4
Tujuan 4
B. Konduktivitas Termal 12
Kesimpulan 21
REFERENSI
..........................................................................................................................21
Page 3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari sifat non listrik material, kita akan mulai dengan sifat thermal,
yaitu tanggapan material terhadap penambahan energi secara thermal ( pemanasan ).
Dalam padatan, terdapat dua kemungkinan penyimpanan energi thermal : yang
pertama adalah penyimpanan dalam bentuk vibrasi atom / ion disekitar posisi
keseimbangannya, dan yang kedua berupa energi kinetik yang dikandung oleh
elektron – bebas. Ditinjau secara makroskopis, jika suatu padatan menyerap panas
maka energi internal yang ada dalam padatan meningkat yang diindikasikan oleh
kenaikan temperaturnya. Jadi perubahan energi pada atom – atom dan elektron
bebas menentukan sifat – sifat thermal padatan. Sifat – sifat thermal yang akan kita
bahas adalah kapasitas panas, panas spesifik yang terdiri dari panas jenis zat model
Klasik, model Einstein, model Debye.
B. Rumusan Masalah
1. A pakah yang dimaksud dengan panas jenis zat padat menurut model klasik?
2. Apakah yang dimaksud dengan panas jenis zat menurut model Einstein?
3. Apakah yang dimaksud dengan Panas jenis Zat menurut model Debye ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing – masing model teori panas
Page 4
jenis zat?
C. Tujuan
1. Menjelaskan panas jenis zat padat menurut model klasik
2. Menjelaskan panas jenis zat menurut model Einstein
3. Menjelaskan panas jenis zat menurut model Debye
4. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan dari masing – masing model teori
panas jenis zat.
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
Kapasitas panas (heat capacity) adalah jumlah panas yang diperlukan untuk
meningkatkan temperatur padatan sebesar satu derajat K. Konsep mengenai
kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara, yaitu:
Kapasitas panas pada volume konstan (Cv), dengan relasi
Cv =
dE
|
dT v
(1.1)
dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada dalam padatan
baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik elektron bebas.
Kapasitas panas pada tekanan konstan (Cp), dengan relasi
Cp =
dH
|
dT p
(1.2)
H =E +PV (1.3)
Page 6
1. Teori Klasik
3 3 (1.4)
Ek/mole = NkBT = RT, N bilangan Avogadro
2 2
Dalam padatan, atom-atom saling terikat sehingga selain energi kinetik terdapat pula
energi potensial sehingga energi rata-rata per derajat kebebasan bukan ½ kBT
melainkan kBT. Energi per mole padatan menjadi
Cv =
dE
|
dT v
=3R =5,96 cal/mole0K
(1.6)
Angka inilah yang diperoleh oleh Dulong-Petit. Pada umumnya hukum Dulong-
Petit cukup teliti untuk temperatur di atas temperatur kamar.
Namun beberapa unsur memiliki panas spesifik pada temperatur kamar yang
lebih rendah dari angka Dulong-Petit, misalnya B, Be, C, Si.
Pada temperatur yang sangat rendah panas spesifik semua unsur menuju nol.
2. Teori Einstein
Page 7
Einstein memecahkan masalah panas spesifik dengan menerapkan teori
kuantum. Ia menganggap padatan terdiri dari N atom, yang masing-masing bervibrasi
(osilator) secara bebas pada arah tiga dimensi, dengan frekuensi fE.
Mengikuti hipotesa Planck tentang terkuantinisasinya energi, energi tiap
osilator adalah
En =nhfE (1.7)
dengan n adalah bilangan kuantum, n = 0, 1, 2,.... Jika jumlah osilator tiap status
energi adalah En dan E0 adalah jumlah asilator pada status 0, maka sesuai dengan
fungsi Boltzmann
-(En/kBT)
Nn =N0e (1.8)
NnEn (1.9)
E = hfE
E =N = ∑∑N
n
n
e(hf /k T) -1
E B
dengan N atom yang masing-masing merupakan osilator bebas yang berosilasi tiga
dimensi, kita dapatkan total energi internal
3NhfE (1.10)
E =3N E =e(hf /k T) -1
E B
|
hfE 2 e(hf /k T) (1.11)
( )
dE E B
Cv = =3NkB
dT v kBT (e(hf /k T) -1)2 E B
3. Teori Debye
Page 8
Analisis yang perlu dilakukan adalah menentukan spektrum frekuensi g(f)
dimana g(f)df didefinisikan sebagai jumlah frekuensi yang diizinkan yang
terletak antara f dan (f + df) (yang berarti jumlah osilator yang memiliki
frekuensi antara f dan f + df ).
Debye melakukan penyederhanaan perhitungan dengan menganggap padatan
sebagai medium merata yang bervibrasi dan mengambil hipotesa spektrum
gelombang berdiri sepanjang kristal sebagai pendekatan pada vibrasi atom.
4πf2 (1.12)
g(f) =
cs3
fD
(1.13)
9N hf
E = ∫
fD3 e(hf /k T) -1
E B
f df 2
θD/T
| [( ) ∫ ]
dE T 3
exx4dx
Cv = =9NkB
dT v θD (ex -1)2
0
Cv =3NkBD(θD/T) (1.14)
θD/T
(1.15)
[( ) ∫ ]
T 3
exx4dx
D(θD/T) =3 ×
θD (ex -1)2
0
Walaupun fungsi Debye tidak dapat diintegrasi secara analitis, namun dapat dicari
Page 9
nilai-nilai limitnya.
4π2 T 3
(1.17)
D(θD/T)→ ( )
5 θD
jika T ≪θD
Dengan nilai-nilai limit ini, pada temperatur tinggi cv mendekati nilai yang diperoleh
Einstein.
4π2 T 3
T 3
(1.19)
cv =3NkB ( )
5 θD ( )
=464,5
θD
Page
10
Gambar 1.1. Distribusi pengisian tingkat energi pada T > 0 K
EF pada kebanyakan metal adalah sekitar 5 eV; sedangkan pada temperatur
kamar kBT adalah sekitar 0,025 eV.
Jadi pada temperatur kamar kurang dari 1% elektron valensi yang dapat
berkontribusi pada panas spesifik.
Jika diasumsikan ada sejumlah N(kBT/EF) elektron yang masing-masing
berkontribusi menyerap energi sebesar kBT/2, maka kontribusi elektron dalam
panas spesifiik adalah
3NkB
(E )
(1.20)
cv elektron ≅ T
F
dengan N adalah jumlah elektron per mole. Jadi kontribusi elektron sangat
kecil dan naik secara linier dengan naiknya temperatur.
Panas spesifik total adalah
cv (1.22)
cv =AT3 +γ'T atau =γ' +AT2
T
2
Jika cv/T di plot terhadap T akan diperoleh kurva garis lurus yang akan memberikan
nilai γ′ dan A.
Page
11
Gambar 1.2. Kurva cv/T terhadap T2.
Panas Spesifik Pada Tekanan Konstan, cp. Hubungan antara cp dan cv diberikan
dalam termodinamika
αv2 (1.23)
cp -cv =TV
β
V adalah volume molar, αv dan β berturut-turut adalah koefisien muai volume dan
kompresibilitas yang ditentukan secara eksperimental.
1 dv
αv ≡
( )
v dT p
(1.24)
1 dv
( )
(1.25)
β ≡
v dp T
Page
12
B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN MODEL PANAS JENIS ZAT PADAT
a. MODEL KLASIK
Kelebihan
Model klasik dapat menunjukkan panas jenis pada suhu kamar dan suhu yang lebih
besar adalah
Kekurangan
Kita mengetahui bahwa logam mengandung banyak elektron bebas yang bergerak
dan ini berarti bahwa elektron bebas juga mempunyai tenaga kinetis. Oleh sebab itu
tenaga kinetis bertambah dan sebagai akibatnya panas-jenis menurut teori kinetis
harus bertambah pula. Tetapi dalam kenyataannya pergerakan elektron ini praktis
tidak berpengaruh apa-apa. Dalam hal ini teori klasik tidak dapat memberikan
keterangan sehingga teori klasik, dalam hal ini, juga tidak memuaskan.
Model klasik tidak dapat menjelaskan ( Dulong dan Petit ) panas jenis untuk unsur –
unsur ringan seprti Boron, Berilium, Carbon, Silikon.
b. MODEL EINSTEIN
Kelebihan
Model Einstein dapat menjelaskan panas jenis dimana atom-atom dianggap sebagai
osilator-osilator bebas yang bergetar tanpa terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya
Kekurangan
Jika pada suhu rendah sebanding dengan dan jelas ini tidak cocok dengan hasil
eksperimen, dimana sebanding dengan . Sehingga model ini gagal menjelaskan
pada suhu rendah.
Dalam model Einstein, atom-atom dianggap bergetar secara terisolasi dari atom
disekitarnya. Anggapan ini jelas tidak dapat diterapkan, karena gerakan atom akan
saling berinteraksi dengan atom-atom lainnya.
Page
13
c. MODEL DEBYE
Kelebihan
Perhitungan lebih sederhana dengan menganggap padatan sebagai medium merata
yang bervibrasi dan mengambil pendekatan pada vibrasi atom sebagai spectrum-
gelombang-berdiri sepanjang kristal.
Kekurangan
Fungsi Debye tidak dapat diintegrasi secara analitis
Page
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa teori panas jenis terdiri dari
3 yaitu model klasik, model einstein, dan model debye. Model teori klasik. Menurut
fisika klasik, getaran atom-atom zat padat dapat dipandang sebagai osilator harmonik.
Satu getaran atom identik dengan sebuah osilator harmonik. Model einstein dalam
model ini, atom-atom dianggap sebagai osilator- osilator bebas yang bergetar tanpa
terpengaruh oleh osilator lain di sekitarnya. Model Debye menjelaskan bahwa atom –
atom dianggap sebagai osilator harmonis yang tak bebas.
REFERENSI:
Darmawan, Loeksmanto, W, danLiong, T.H. 1987. Fisika Zat Padat. Jakarta : Karunika
Page
15