I. IDENTITAS
Mata kuliah : Fisika Umum
Program Studi : Fisika/Pendidikan Fisika
Jurusan : Fisika
Fakultas : MIPA
Dosen : Tim Fisika Umum
SKS :4
Kode : FMA 019
Minggu ke : 2-3
III. MATERI
1. PENDAHULUAN
Banyak gerak yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari gerak benda-
benda besar seperti pergerakan planet dalam tata surya, sampai pergerakan benda-benda
yang sangat kecil seperti pergerakan elektron mengelilingi inti atom. Bila diperhatikan,
alam selalu berubah. Ada suatu pepatah yang mengatakan bahwa tidak ada yang abadi di
alam ini, kecuali perubahan itu sendiri. Namun tahukah Anda, hukum apakah yang
mengendalikan pergerakan benda-benda yang ada di alam ini? Untuk menjawab
pertanyaan ini, dikembangkanlah suatu cabang fisika yaitu Mekanika. Mekanika
merupakan bidang ilmu fisika yang sangat ampuh untuk membahas fenomena alam yang
berhubungan dengan gerakan benda-benda di alam ini, serta gaya-gaya yang menyebabkan
terjadinya gerakan tersebut.
Untuk memudahkan pembahasan, kita akan memulai dengan benda titik atau
partikel. Benda titik atau partikel ialah benda yang ukurannya dapat diabaikan terhadap
skala ukuran lain. Misalnya dalam meninjau gerak benda langit, bumi dapat dianggap
sebagai benda titik karena ukurannya jauh lebih kecil daripada ukuran orbitnya. Gerak
benda yang bukan titik dapat pula dipandang sebagai gerak benda titik asalkan benda
secara keseluruhan hanya bergerak translasi saja. Setiap titik pada benda akan mengalami
pergerakan yang serupa karena itu gerak benda secara keseluruhan dapat diwakili oleh
gerak salah satu titik saja.
20
Jika ditinjau dari bentuk lintasannya, gerak sebuah benda dapat dibedakan atas
gerak lurus dan gerak lengkung. Gerak lurus adalah gerak yang lintasannya berbentuk
garis lurus dan biasanya disebut gerak satu dimensi. Gerak lengkung adalah gerak yang
lintasannya berbentuk garis lengkung, misalnya lingkaran, parabola, dan lain-lain.
Pembahasan akan dititikberatkan pada persamaan gerak dan hubungannya satu sama lain.
2. MATERI
t1 t2
O
Perpindahan = Δx
x1
x2
Gambar 2.1. Perpindahan merupakan perubahan posisi benda dalam selang waktu tertentu.
Titik O adalah titik acuan.
Misalkan pada saat t1 mobil berada di x1 dan pada saat t2 mobil berada di x2. Ini
berarti terjadi perubahan posisi mobil dari x1 ke x2 selama selang waktu dari t1 dan t2.
Karena perpindahan mobil mempunyai besar dan arah, maka perpindahan merupakan
besaran vektor, sedangkan besarnya perpindahan disebut dengan jarak. Perpindahan bis
dapat diyatakan sebagai berikut
x x 2 x1 (2-1)
Perpindahan tidak sama dengan panjang lintasan yang ditempuh. Hal ini dapat
dilukiskan pada Gambar 2.2.
O
x1 x2 x3
21
Misalkan sebuah bis bergerak dari x1 ke x2 dan terus ke x3. Pada posisi x3 bis berbalik arah
dan kembali ke posisi x2. Dalam hal ini panjang lintasan bis adalah jarak yang ditempuh
bis dari x1 ke x3 dan kembali ke x2. Namun, perpindahan bis adalah dari x1 ke x2.
x2
Δx
x1 α
Δt t
t1 t2
Gambar 2.3. Grafik perpindahan sebagai fungsi waktu untuk menentukan kecepatan rata-
rata.
Dalam Gambar 2.3, besar kecepatan rata-rata dilukiskan dengan sudut α, sehingga
besarnya kecepatan rata-rata dinyatakan dengan:
x (2-3)
v tg
t
22
x dx (2-4)
v lim
t 0 t dt
x
x2
dx
x1 β
dt t
t1
Gambar 2.4. Grafik perpindahan terhadap waktu untuk menentukan kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat adalah kemiringan garis singgung kurva x terhadap t pada saat itu, seperti
dilukiskan pada Gambar 2.4. Jadi:
dx (2-5)
v tg
dt
Satuan kecepatan adalah m/s.
a. Tentukanlah kecepatan rata-rata dalam interval waktu (i) 0 sampai 2 s, (ii) 0 sampai
4 s, (iii) 2 s sampai 4 s, (iv) 4 s sampai 7 s, dan (v) 0 sampai 8 s.
b. Tentukanlah kecepatan sesaat dari partikel pada saat: (i) t = 1 s, (ii) t = 3s, (iii) t =
4,5 s dan (iv) t = 7,5 s
23
Penyelesaian:
a. Kecepatan rata-rata adalah perpindahan benda persatuan selang waktu yang dibutuhkan
untuk menempuh perpindahan tersebut
(i). x x1 x 10m 0
v 2 5m / s
t 2 t1 t 2s 0
(ii). x x1 x 5m 0
v 2 1,2m / s
t 2 t1 t 4s 0
(iii). x x1 5m 10m
v 2 2,5m / s
t 2 t1 4s 2s
(iv). x x1 5m 5m
v 2 3,3m / s
t 2 t1 7 s 4s
(v). x x x 0 0
v 2 1 0m / s
t2 t1 t 8s 0
b. Kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat adalah kemiringan garis singgung kurva x terhadap t pada saat itu.
(i) 10m 0
t = 1s v 5m / s
2s 0
(ii). 5m 10
v 2,5m / s
t = 3s 4 s 2 s
(iii). 5m 5m
v 0
t = 4,5s 5s 4 s
(iv). 0 (5m)
v 5m / s
t = 7,5 s 8s 7 s
Tanda negatif (-) menyatakan arah dari kecepatan, dimana kecepatan ke berarah pada
sumbu x negatif.
Penyelesaian:
a). Kecepatan rata-rata:
x x1 x
v 2
t 2 t1 t
t1 = 0 ↔ x1 = -2(0)2 +10 (0) = 0
t2 = 2 ↔ x2 = -2(2)2 +10 (2) = 12 m
jadi:
x2 x1 12m 0
v 6m / s
t 2 t1 2s 0
b). Kecepatan sesaat:
v
dx d 2t 2 10t 4t 10
dt dt
Saat t = 2 detik, kecepatan benda adalah:
24
v = -4 (2) + 10 = 2 m/s
Analogi dengan besar kecepatan sesaat, besar percepatan sesaat adalah besarnya
perubahan kecepatan dalam selang waktu yang sangat kecil atau mendekati nol,
v dv (2-7)
a lim
t 0 t dt
v
Lintasan
partikel
v2
Δv
v1 β γ
Δt t
t1 t2
Pada Gambar 2.6, besar percepatan rata-rata dilukiskan dengan sudut β dan besar
percepatan sesaat dilukiskan dengan sudut γ pada Gambar 2.4, sehingga
v dv (2-8)
tg dan tg
t dt
25
Gambar 2.7. Kurva kecepatan terhadap waktu
Penyelesaian:
(a). Percepatan adalah kemiringan grafik v terhadap t.
Dari Gambar 2.7 diperoleh:
v 8 (8)
o t = 0 – 5 s; kemiringan grafik adalah: 0
t 50
jadi a = 0.
v 8 (8)
o t = 5 – 15 s; kemiringan grafik adalah: 1,6
t 15 5
jadi a = 1,6 m/s2
v 8 8
o t = 15 – 20 s; kemiringan grafik adalah: 0
t 5 0
jadi a = 0.
Grafik percepatan terhadap waktu diperlihatkan dalam Gambar di bawah.
26
2.1.4. Hubungan antara posisi, kecepatan dan percepatan
Jika perpindahan sebagai fungsi waktu, atau x = f(t), maka kecepatan dan percepatan
dapat pula dinyatakan sebagai fungsi waktu, yakni berturut-turut v = f(t) dan a = f(t).
Persamaan kecepatan dan percepatan telah diungkap dalam persamaan (2.4) dan
(2.7), yang menunjukkan bahwa kecepatan, v adalah turunan pertama dari posisi, x,
sedangkan perepatan, a adalah turunan pertama dari kecepatan, v atau turunan kedua dari
posisi, x.
Berdasarkan pers. (2-7) diperoleh hubungan percepatan dan kecepatan benda,
dv
a
dt
dv = a dt
Integralkan kedua ruas,
v t
dv adt
v0 t0
t
(2-9)
v v0 adt
t0
Persamaan (2.9) di atas berlaku secara umum untuk mencari hubungan antara kecepatan
dan percepatan dari benda yang bergerak.
Bila percepatan konstan (a = konstan), maka:
v = v0 + a (t-t0)
v = v0 + at (2-10)
dengan v adalah kecepatan saat t = t dan v0 adalah kecepatan saat t = t0
Dari persamaan (2.4) diperoleh hubungan posisi dengan kecepatan:
dx
v
dt
dx = v dt
Integrasikan kedua ruas, dan subsitusi v = v0 + at.
x t t (2-11)
dx vdt (v0 at )dt
x0 t0 t0
Persamaan (2.11) di atas berlaku secara umum untuk mencari hubungan antara posisi dan
kecepatan dari benda yang bergerak. Bila percepatan konstan, maka hasil integral di atas
adalah:
x - x0 = v0t + 12 at2
Jika pada t = t0, x = x0, maka:
x = x0 + v0t+ 12 at2 (2-12)
Kembali ke persamaan (2.7),
dv
a
dt
dv a.dt
27
v x
vdv adx
v0 xo
Penyelesaian :
a). Untuk menentukan kecepatan rata-rata harus ditentukan dulu persamaan untuk posisi
benda,
x vdt
x ( 6t 2 2t 5 )dt
x 2t 3 t 2 5t C
28
c). Untuk t1 =2 s, diperoleh v1 = 33 (m/s),
dan untuk t2 = 6 s, diperoleh v2 = 165 (m/s), percepatan rata-rata adalah :
v 2 v1 165 33
a 44 m / s 2
t 2 t1 52
d). Persamaan untuk percepatan setiap saat diperoleh dari
dv d
a ( 6t 2 2t 5) 12 t 2
dt dt
Pada saat t = 6 s, maka a = 74 m/s2.
e). Untuk t = 15 s, jarak yang ditempuh :
x 2.153 15 2 5.15 5
x = 7055 m
v(m/s)
v
v0
t t(s)
Berdasarkan Gambar 2.9 dapat pula dilukis hubungan antara posisi dan percepatan sebagai
fungsi waktu seperti diperlihatkan pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11.
x(m) a(m/s2)
a=konstan
x0
t(s) t(s)
t t
Gambar 2.10. G Grafik posisi terhadap waktuGambar 2.11. Grafik percepatan terhadap waktu
Grafik yang melukiskan posisi sebagai fungsi waktu pada Gambar 2.10 adalah
sebanding dengan luas yang diarsir pada Gambar 2.9. Sedangkan grafik yang melukiskan
percepatan sebagai fungsi waktu pada Gambar 2.11 adalah sebanding dengan kemiringan
garis (yaitu tangen β) pada Gambar 2.9. Ini berarti bila grafik suatu persamaan gerak
diketahui, maka grafik untuk persamaan-persamaan gerak yang lain dapat dicari.
29
Contoh Soal 2.5:
Sebuah mobil mainan yang bergerak dari titik O dengan laju awal 20 m/s, dipercepat
selama 20 detik dengan percepatan 3 m/s2. Mobil-mobilan ini bergerak dengan laju
konstan selama 10 detik, dan akhirnya diperlambat sampai berhenti 20 detik kemudian.
Jika gerak mobil-mobilan dianggap lurus, tentukanlah : a). Panjang lintasan yang dilalui
mobil-mobilan. b). Gambarkan grafik laju mobil-mobilan terhadap waktu. c). Gambarkan
grafik panjang lintasan yang ditempuh mobil-mobilan terhadap waktu.
Penyelesaian:
a. Panjang lintasan yang ditempuh mobil selama 20 detik pertama adalah
x1 = vo t + 12 at2,
x1 = 20.20 + 12 .3. 202,
x1 = 1.000 m.
Selama 10 s berikutnya benda bergerak dengan laju konstan sebesar
v = vo + a t,
v = 20 + 3.20
v = 80 m/s.
Panjang lintasan yang ditempuh mobil selama 30 s ini adalah
x2 = v.t atau
x2 = 80.10
x2 = 800 m.
Selanjutnya selama 20 detik berikutnya, benda diperlambat sampai berhenti dengan
perlambatan yang diperoleh dari persamaan :
v = vo - a t,
0 = 80 - a. 20,
a = 4 m/s2.
Panjang lintasan yang ditempuh sebelum berhenti adalah
x3 = vo t - 12 at2,
x3 = 80.20 - 12 .4. 202,
x3 = 800 m.
Dengan demikian panjang lintasan total yang ditempuh mobil selama gerakan adalah:
x = x 1 + x 2 + x3 ,
x = 1.000 m + 800 m + 800 m,
x = 2.600 m.
40
20
10 20 30 40 50 t (s)
0
30
c. Grafik panjang lintasan yang ditempuh fungsi waktu dapat digambarkan dengan
menghitung panjang lintasan yang ditempuh benda setiap selang waktu tertentu, misalnya
setiap 5 detik seperti diperlihatkan dalam tabel berikut:
Selanjutnya grafik panjang lintasan fungsi waktu dapat digambarkan berdasarkan data
pada tabel di atas, yaitu:
2800
2600
2400
Panjang lintasan (m)
2200
2000
1800
1600
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Waktu (detik)
31
y = y0 + v0t+ 12 at2
v = v0 + at
v 2 vo2 2a( x xo )
a = g = konstan
Penyelesaian:
Pilih titik acuan pada titik dipuncak gedung dimana bola dijatuhkan, dan arah ke atas
sebagai arah positif. Dengan demikian; y0 = 0, v0 = 0 dan a = -g = -9,8 m/s2.
o Posisi bola setiap saat:
y = y0 + v0t+ 12 at2 = 0 + 0 + ½ (-g) t2
y = - ½ gt2
Posisi bola memiliki arah sumbu y negatif.
saat t = 1 s ==> y = - ½ (9,8 m/s2)(1s)2 = - 4,9 m
saat t = 2 s ==> y = - ½ (9,8 m/s2)(2s)2 = - 19,6 m
saat t = 3 s ==> y = - ½ (9,8 m/s2)(3s)2 = - 44,1 m
Posisi
Misalkan sebuah benda titik bergerak dari A ke B, membentuk lintasan berupa garis
lengkung seperti yang dilukiskan pada Gambar 2.12. Pada saat t, posisi benda berada di A
dinyatakan oleh vektor posisi:
r OA xî yĵ zk̂
sedangkan pada saat t’ posisi benda berada di B dinyatakan oleh vektor posisi:
r ' OB x' î y' ĵ z' k̂ ,
32
z
t’
t B
A
y
x
Dari Gambar 2.12 dapat dilihat bahwa jarak AB menunjukkan perpindahan benda
dari posisi r ke posisi r ' , sehingga:
AB r r
r ( xî yĵ zk̂ ) ( xî yĵ zk̂ )
r ( x x )î ( y y) ĵ (z z)k̂
Untuk Δt mendekati nol, titik B berimpit dengan titik A, sehingga kecepatan sesaat
v , merupakan garis singgung pada kurva seperti pada Gambar 2.13. Kecepatan sesaat
dapat dirumuskan
d r dx dy dz
v î ĵ k̂
dt dt dt dt
atau
v v x î v y ĵ vz k̂ (2-17)
di mana
dx dy dz
vx , vy , vz .
dt dt dt
Besarnya kecepatan sesaat total benda ditentukan oleh
(2-18)
v v v v .
2 2 2
x y z
33
Arah vektor kecepatan dapat ditentukan terhadap masing-masing sumbu sebagai berikut:
v vy v (2-19)
cos x , cos , cos z .
v v v
Perubahan vektor kecepatan baik arah maupun besarnya menunjukkan bahwa benda
mengalami percepatan. Arah vektor kecepatan searah garis singgung seperti dilukiskan
pada Gambar 2.13.
A B
x y
dv x dv y dv z
ax , a y , az
dt dt dt
34
(2-22)
a ax ay az
2 2 2
Dari rumus-rumus di atas dapat disimpulkan hubungan antara perpindahan, kecepatan dan
percepatan gerak lengkung sebagai berikut:
Posisi : r xiˆ yˆj zkˆ
dr dx ˆ dy ˆ dz ˆ
Kecepatan :v i j k (2.23)
dt dt dt dt
dv dv x ˆ dv y ˆ dv z ˆ
Percepatan : a i j k
dt dt dt dt
Aplikasi gerak lengkung pada bidang datar hanyalah memperhitungkan sumbu x dan
sumbu y saja. Contoh gerak lengkung yang akan dibahas dalam bab ini adalah gerak
melingkar dan gerak parabola.
Penyelesaian:
Posisi: r xiˆ yˆj 18tiˆ 4t 4,9t 2 ˆj
(a)
(b) Kecepatan benda setiap saat:
dr dx ˆ dy ˆ d 18t ˆ d 4t 4,9t 2 ˆ
v i j i j
dt dt dt dt dt
v (18m / s)iˆ 4m / s (9,8m / s 2 )t ˆj
(c) Percepatan benda setiap saat.
dv d
a
dt dt
(18m / s)iˆ 4m / s (9,8m / s 2 )t ˆj
a (9,8m / s 2 ) ˆj
(d) Kecepatan rata-rata dalam selang waktu 0 sampai 5 detik
Saat t = 0 ==> r0 18(0)iˆ 4(0) 4,9(0) 2 ˆj 0
r r5 r0 (90iˆ 102,5 ˆj )m 0
Kecepatan rata-rata: v
t 5s 0 5s
35
v 18iˆ 20,5 ˆj m / s
(e) Percepatan rata-rata dalam selang waktu 0 sampai 5 detik
Saat t = 0 ==> v0 (18m / s)iˆ 4m / s (9,8m / s 2 )(0) ˆj (18m / s)iˆ (4m / s) ˆj
Saat t = 5 s ==> v5 (18m / s)iˆ 4m / s (9,8m / s 2 )(5s) ˆj
v5 (18m / s)iˆ 4m / s (49m / s ˆj (18m / s)iˆ (45m / s) ˆj
v v5 v0
Percepatan rata-rata: a
t 5s 0
a
ˆ
(18m / s)i (45m / s) j (18m / s)iˆ (4m / s) ˆj
ˆ (8,2m / s 2 ) ˆj
5s
Penyelesaian:
Saat awal:
r0 (0)iˆ (0) ˆj
v0 (5m / s)iˆ
2 ˆ
Dari soal terlihat percepatan partikel adalah konstan yakni: a (3m / s ) j
(a) Posisi partikel setiap saat:
1 1
r r0 v0 t at 2 0 (5m / s)iˆt (3m / s 2 ) ˆjt 2
2 2
ˆ 2ˆ
r (5m / s)ti (1,5m / s )t j
2
36
2.2.1. Gerak Melingkar
Gerak melingkar dapat didefinisikan sebagai gerak benda pada lintasan berupa
keliling lingkaran, baik lingkaran penuh atau tidak penuh. Dalam gerak melingkar, jarak
benda ke suatu titim acuan, yang merupakan titik pusat lingkaran selalu tetap. Pada gerak
melingkar, arah kecepatan selalu menyinggung lintasan, yang berarti pada gerak melingkar
kecepatan selalu tegak lurus terhadap jari-jari lingkaran. Dalam pembahasan ini, akan
ditinjau gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan.
Berdasarkan Gambar 2.14, posisi benda yang bergerak melingkar setiap saat dapat
dilukiskan sebagai berikut
r R cos iˆ R sin ˆj (2-24)
dengan θ adalah sudut yang dibuat vektor posisi benda terhadap sumbu x, dan R adalah
jari-jari lingkaran.
y
R
s
θ
Perhatikan bahwa dalam hal ini R adalah konstan, tetapi vektor satuannya merupakan
fungsi dari waktu. Bila sudut θ dinyatakan dalam radian, maka panjang busur s dapat
dinyatakan sebagai
s=θR (2-25)
Percepatan benda dapat diperoleh dengan mendiferensiasi pers. (2-27) terhadap waktu
dv dv d dv d d
a ( R cos iˆ R sin ˆj ) 2 ( R sin iˆ R cos ˆj )
dt d dt d dt dt
dengan
37
d (2-28)
dt
Perhatikan bahwa percepatan benda terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam arah radial
menuju ke pusat lingkaran disebut dengan percepatan sentripental asp dan bagian yang
menyinggung lingkaran disebut percepatan tangensial at.
v2
a sp 2 r 2 Rrˆ rˆ
R
at vˆ Rˆ
Bila kita rangkumkan hasil-hasil di atas, maka gerak melingkar dalam koordinat
polar secara umum dapat dinyatakan dengan
r Rrˆ
v Rˆ (2-30)
a 2 Rrˆ Rˆ
di mana r̂ dan ˆ adalah vektor posisi arah radial dan tangensial dalam koordinat polar.
Dalam kasus benda bergerak melingkar tanpa percepatan sudut α = 0, maka
dikatakan benda melakukan gerak melingkar beraturan dengan laju tetap v = ωR karena
ω adalah konstan. Bila waktu untuk menempuh satu putaran (perioda) kita nyatakan
dengan T, maka panjang lintasan yang ditempuh benda dalam waktu ini adalah s = vT =
2ωR. Jadi:
2R 2 (2-31)
v atau
T T
Untuk benda bergerak melingkar beraturan, percepatan yang ada hanyalah percepatan
sentripental (karena α = 0, sehingga at = 0). Perubahan kecepatan yang ada hanyalah
perubahan arah. Jadi dapat kita simpulkan bahwa percepatan sentripental adalah
percepatan yang mengubah arah kecepatan, tetapi tidak mengubah besar kecepatan. Arah
percepatan tegak lurus terhadap kecepatan.
Bila benda bergerak melingkar dengan percepatan sudut tetap, maka dikatakan benda
melakukan gerak melingkar berubah beraturan. Persamaan geraknya serupa dengan yang
berlaku pada gerak lurus berubah beraturan, yakni
α = konstan
ω = ωo + α t
o t 12 t 2 o (2-32)
2 o2 2( o )
di mana θo, ωo dan αo adalah posisi sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut pada
keadaan awal (t = 0). Di sini laju benda v = ωR tidak lagi tetap, tetapi berubah terhadap
waktu. Percepatan tangensial at = αR, rupanya yang menimbulkan perubahan laju benda
itu.
38
Contoh Soal 2.9
Sebuah batu gerinda memiliki percepatan sudut konstan α sebesar 3 rad/s. Batu gerinda
mulai berputar dari keadaan diam. Jari-jari gerinda adalah 0,5 m. Jika gerinda berputar,
maka setelah 2 detik tentukanlah :a). pergeseran sudut gerinda. b). laju sudut batu
gerinda. c). laju linier atau laju tangesial gerinda. d). percepatan tangensial gerinda. e).
percepatan sentripental sebuah noda yang terletak di tepi batu gerinda
Penyelesaian:
Pada saat t = 0, kita ketahui, ω0 = 0 dan misalkan θo = 0, maka pada saat t = 2 s
a). o o t 12 t 2
θ 0 0 12 (3rad / s 2 ).(2s) 2 6 rad
= 0,96 putaran
b). o t
ω 0 2(rad / s 2 ).3 s 6 rad/s
c). v = ω R
v = (6 rad/s) x 0,5 m =3 m/s
d). aT = αR
aT =(3 rad/s2) x 0,5 m= 1,5 m/s2
as=v2/R=ω2R
as =( 6 rad/s)2x 0,5 m = 18 m/s2
39
ay = - g
posisi, kecepatan dan percepatan peluru setiap saat dapat ditulis
r xî yĵ
(2-35)
v v x î v y ĵ
a a x î a y ĵ
Benda mencapai titik tertinggi pada saat v y = 0, sehingga waktu yang diperlukan
untuk mencapai titik tertinggi adalah
v sin
t o (2-36)
g
Dengan demikian dapat pula ditentukan titik tertinggi yang dapat dicapai peluru
vo2 sin 2
y maks (2-37)
2g
sedangkan jarak terjauh secara horizontal yang dapat dicapai peluru adalah
x = vocos θ t’,
di mana t’ adalah waktu yang ditempuh peluru untuk sampai di tanah (t’=2t), sehingga,
v 2 sin 2
x o (2-38)
2g
Dengan mengeliminir harga t pada pers. (2-33) ke (2-34) didapatkan persamaan lintasan
peluru:
g
y x 2 x tg
2(vo cos ) 2 (2-39)
yang menunjukkan bahwa lintasan peluru berbentuk parabola terbuka ke bawah. Inilah
sebabnya kenapa gerak peluru disebut gerak parabola. Bandingkanlah dengan sebuah
persamaan kuadrat:
y = ax2 + bx + c
yang menghasilkan sebuah grafik berbentuk parabola. Apa arti tanda negatif pada
persamaan (2-39)? Apa pula artinya bila c = 0 ?
Penyelesaian:
Anggap g = 10 m/s2
a. Waktu untuk mencapai titik tertinggi,
v sin
t o
g
40
50 sin 53
=
10
t = 4 detik
b. Titik tertinggi,
v 2 sin 2
y maks o
2g
50 2 (0,8) 2
=
2.10
ymaks = 80 m
c. Waktu untuk mencapai tanah kembali sama dengan 2 x waktu untuk mencapai tinggi
maksimum, jadi
t’ = 8 detik,
Bola mencapai tanah kembali pada jarak mendatar sejauh
R = vo cos α t’,
= 50 cos 53o. 8,
R = 240 m
d. Posisi benda setiap saat dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
x = vocosθ t, dan y = vosinθt - 12 gt 2 ,
sedangkan kecepatan bola setiap detik dapat ditentukan dengan persamaan
vx = voxcosθ dan vy = vosinθ -gt.
Besar kecepatan ditentukan oleh persamaan
v vx2 vy2 .
dengan arah kecepatan (β) ditentukan persamaan
vy
β = arc tg ,
vx
Misalkan kita cari untuk 8 detik pertama, semua data posisi dan kecepatan bola disusun
dalam tabel berikut ini
Posisi kecepatan
waktu (t ) x ( m) y (m) vx (m/s) vy (m/s) v (m/s) β
0 0 0 30 40 50 53o
1 30 35 30 30 42,4 45o
2 60 60 30 20 36 33,7o
3 90 75 30 10 31,6 18,4o
4 120 80 30 0 30 0o
5 150 75 30 - 10 31,6 - 18,4o
6 180 60 30 - 20 36 - 33,7o
7 210 35 30 - 30 42,4 - 45o
8 240 0 30 - 40 50 - 53o
41
adalah 1 km, berapa ketinggian maksium lintasan peluru dari tanah dan jangkauan
maksimum peluru?
Penyelesaian:
Sudut elevasi peluru menurut pilot; θ = 370
Ketinggian awal peluru yo = 1 km = 1000 m
Laju pesawat (arah horizontal) u = 200 m/s
Laju awal peluru terhadap pesawat wo = 400 m/s.
REFERENSI
P.A. Tipler. 1998. Fisika untuk sains dan teknik, Terjemahan, Erlangga. Jakarta. p. 21-80.
H.D. Young dan R.A. Freedman, 2008. University Physics. 12th Edition. Addison Wesley.
New York. p. 36-97.
42