Anda di halaman 1dari 29

DIKTAT KULIAH

FISIKA DASAR 1

DISUSUN OLEH
RIANI LUBIS

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK & ILMU KOMPUTER
UNIKOM - 2008
Perpindahan merupakan besaran vektor
yang bisa bernilai positif ataupun negatif
sesuai dengan arah yang ditunjukkannya.
Misalnya saja gerak sebuah benda selama
selang waktu tertentu. Pada saat awal (t1)
benda berada pada sumbu x di titik x1 dan
beberapa waktu kemudian, pada waktu t2
Gambar 1. Perpindahan
benda berada pada titik x2 (Gambar 2.a).

Maka perpindahan benda tersebut adalah :


x x 2 x1 30m 10m 20m
Dimana x merupakan perpindahan pada x yang sama dengan posisi akhir benda
dikurangi dengan posisi awal benda. Sedangkan pada kondisi yang berbeda (Gambar 2b),
sebuah benda bergerak ke kiri. Dimana benda mula-mula berada pada posisi x1 lalu
bergerak ke kiri dan berhenti pada posisi x2. Maka perpindahannya adalah :
x x 2 x1 10m 30m 20m
Dalam hal ini perpindahan yang diperoleh bernilai negatif, karena vektor perpindahan
menunjukkan ke arah kiri.

Gambar 2. (a) Vektor Perpindahan ke Kanan. (b) Vektor Perpindahan ke Kiri

3.2 Kecepatan Rata-Rata dan Kecepatan Sesaat

Kecepatan rata-rata ( v ) didefinisikan sebagai perbandingan perpindahan benda dengan


selang waktu. Kecepatan rata-rata adalah besaran vektor dengan arahnya sama dengan arah
vektor perpindahannya. Kecepatan rata-rata dapat dinyatakan dalam persamaan :

x x2 x1
v (1)
t t2 t1

Dimana : x = perpindahan
t = selang waktu/waktu tempuh yang diperlukan

Jika x2 < x1, benda bergerak ke kiri, berarti x x 2 x1 lebih kecil dari nol. Kecepatan
rata-rata akan bernilai positif untuk benda yang bergerak ke kanan sepanjang sumbu x dan
negatif jika benda tersebut bergerak ke kiri. Arak kecepatan selalu sama dengan arah
perpindahan.

15
BAB 3
KINEMATIKA
PARTIKEL
Jika kita ingin menyelidiki dan menyatakan gerak benda tanpa memandang penyebabnya,
maka kita berhadapan dengan bagian mekanika yang disebut dengan kinematika. Dalam
kinematika kita membahas gerak sebuah benda yang dapat berotasi (seperti bola baseball
yang dapat berputar dalam geraknya menempuh suatu lintasan tertentu), atau kemungkinan
suatu benda bergetar selama geraknya (seperti tetesan air yang jatuh). Masalah-masalah
tersebut dapat dihindari juka yang dibahas adalah gerak benda ideal yang disebut dengan
partikel. Secara matematis sebuah partikel diperlakukan sebagai titik, yaitu benda tanpa
ukuran, sehingga rotasi dan getaran tidak perlu diperhitungkan dahulu.

Meskipun pada kenyataannya tidak ada benda tanpa ukuran di alam ini, tetapi pengertian
“partikel” ini sangat bermanfaat karena benda nyata secara pendekatan sering bersifat
seperti partikel. Benda tidak harus “kecil” dalam pengertian biasa agar dapat disebut
partikel. Misalnya saja jika kita perhatikan sebuah bola yang kita lemparkan, maka tampak
bahwa disamping berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bola tersebut juga berputar.
Gerak yang berhubungan dengan perpindahan seluruh bagian dari bola dari satu tempat ke
tempat lain disebut dengan “translasi”. Dalam gerak rotasi ada bagian yang tidak berpindah
tempat, yaitu pada sumbu putar. Biasanya gerak suatu benda dapat dianggap sebagai
campuran antaran gerak translasi dan gerak rotasi. Jika bola tadi dianggap sebagai partikel
sehingga dianggap mempunyai ukuran jauh lebih kecil dari lintasan tranlasi, maka kita
dapat mengabaikan gerak rotasi sehingga kita cukup membahas gerak translasi.

3.1 Gerak Partikel

Gerak dapat didefiniskan sebagai perubahan letak suatu partikel yang terus- menerus pada
suatu lintasan tertentu. Letak sebuah partikel dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan
proyeksinya pada ketiga sumbu suatu sistem koordinat tegak lurus. Apabila partikel itu
bergerak dalam ruang menurutkan sembarang lintasan, maka proyeksinya bergerak dalam
garis lurus sepanjang ketiga sumbu tersebut. Gerak yang sesungguhnya dapat di
gambarkan berdasarkan gerak ketiga proyeksi ini.

Pada gerak satu dimensi, biasanya kita menggunakan sumbu x sebagai garis lintasan
dimana gerak tersebut terjadi. Maka perubahan letak (posisi) partikel/benda pada setia
saatnya dinyatakan dengan koordinat x.

Perpindahan didefinisikan sebagai perubahan letak/posisi partikel/benda. Maka


perpindahan adalah seberapa jauh jarak benda tersebut dari titik awalnya. Misalnya saja
seseorang berjalan sejauh 70 m ke arah timur lalu kemudian berbalik (ke arah barat) dan
berjalan menempuh jarak 30 m (Gambar 1). Maka jarak total yang ditempuh orang tersebut
adalah 100 m, tetapi perpindahannya hanya 40 m karena orang tersebut pada saat terakhir
berjarak 40 m dari titik awal pergerakkannya.

14
v dv
a lim (4)
t t dt
0

Arah percepatan sesaat ialah arah limit dari vektor perubahan kecepatan yaitu v.

CONTOH 3 :

Sebuah mobil mengalami percepatan sepanjang jalan yang lurus dari keadaan diam sampai
75 km/jam dalam waktu 5s. Berapakah besar percepatan rata-ratanya ?

Pembahasan :
Mobil tersebut mulai dari keadaan diam, berarti v1 =0.
Kecepatan akhir mobil adalah
v 2 75km / jam
km 1000m 1 jam
75
jam 1km 3600s
21m / s
Maka percepatan rata-ratanya adalah :
21m / s 0m / s
a 4,2m / s 2
5s

3.4 Gerak Lurus Beraturan

Gerak Lurus Beraturan (GLB) adalah gerak suatu benda yang lintasannya lurus dengan
kecepatan tetap, maka percepatannya sama dengan nol. Sehingga persamaan geraknya
adalah :

x vt (5)

18
Sehingga jika gambar grafik v-t dan x-t dapat dilihat pada Gambar 3. Karena v konstan
x x2
maka v1 = v2 yang artinya 1 .
t1 t2

Gambar 3. (a) Grafik v-t pada GLB (b) Grafik x-t pada GLB

3.5 Gerak Lurus Berubah Beraturan

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) merupakan gerak lurus dengan percepatan
konstan (Gambar 4), yaitu dimana kecepatan berubah teratur selama gerak berlangsung.
Grafik v-t pada Gambar 5.a membetuk garis lurus yang berarti besar pertambahan
kecepatan rata-rata sama besar dalam selang waktu yang sama besar pula. Sedangkan
Gambar 5.b menggambarkan kebalikannya, yaitu pengurangan kecepatan rata-rata sama
besar dalam selang watu yang sama besar pula.

Gambar 4. Grafik a-t pada GLBB

Gambar 5. Grafik v-t pada GLBB

19
Kemiringan tali busur antara sembarang dua titik pada gambar 5, sama dengan miring
disembarang titik dan percepatan rata-rata sama besar dengan percepatan sesaat. Jika
misalkan t1 = t0 = 0 dan t2 = tt = sembarang waktu t. Dan v1 = v0 merupakan kecepatan
pada saat t = 0 (dimana v0 disebut dengan kecepatan awal) dan v2 = vt adalah kecepatan
pada waktu t. Maka persamaan (3) percepatan rata-rata ( a ) dapat diganti dengan
percepatan konstan a, yaitu :

v vt v 0 vt v 0 vt v 0
a kons tan
t tt t0 t 0 t
Sehingga persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai :

vt v0 at (6)

Atau
vt vo
t (7)
a

Persamaan (6) berarti bahwa percepatan a ialah perubahan kecepatan rata-rata atau
perubahan kecepatan per satuan waktu. Dimana variabel at merupakan hasil kali perubahan
kecepatan per satuan waktu (a) dengan lamanya selang waktu (t). Maka at sama dengan
total perubahan kecepatan.

Jika a = konstan, maka untuk menentukan perpindahan sebuah partikel dapat dipergunakan
fakta bahwa bila percepatan konstan maka kecepatan rata-rata dalam sembarang selang
waktu sama dengan setengah dari jumlah kecepatan awal dan kecepatan akhir partikel
tersebut pada selang waktu itu. Sehingga kecepatan rata-rata antara nol dan t adalah :

v0 v t
v (8)
2

Berdasarkan persamaan (6) di atas, maka persamaan (8) menjadi :

v 1
2 v0 v0 at v0 1
2 at (9)

Jika untuk sebuah partikel yang berada di titik pangkal pada saat t = 0, maka koordinat x
pada sembarang waktu t ialah :

x vt (10)

Dimana v merupakan kecepatan rata-rata, maka persamaan diatas akan menjadi :

x v0 1
2 at t v0 t 1
2 at 2 (11)

Atau

x 1
2 v0 vt t 1
2 t v0 vt (12)

Berdasarkan persamaan (7) dan persamaan (12), diperoleh :

20
vt v0 vt2 v 02
x 1
2 t v0 vt 1
2 v0 vt
a 2a

Sehingga dari persamaan di atas diperoleh bahwa :

vt2 v02 2ax (13)

Persamaan-persamaan di atas ialah persamaan gerak dengan percepatan konstan, khusus


untuk kasus dimana partikel berada di titik pangkal pada saat t = 0. Jika digambarkan
grafik x-t untuk gerak percepatan konstan (Gambar 6), maka garis lengkung itu merupakan
grafik dari persamaan (11). Gambar 6 (a) untuk GLBB dipercepat sedangkan Gambar 6(b)
untuk GLBB diperlambat. Pada kasus GLBB yang diperlambat, arah kemiringan bernilai
negatif sehingga kurva menurun menurut waktu. Pada umumnya untuk kasus GLBB
diperlambat akan mempunyai nilai percepatan yang negatif yaitu berarti diperlambat.
Sehingga persamaan (6), (9), (11), (12), dan (13) memiliki variabel –a (diperlambat).

Gambar 6. Gafrik x-t pada GLBB

CONTOH 4 :

Berapakah selang waktu yang dibutuhkan sebuah mobil untuk menyebrangi persimpangan
selebar 30 m setelah lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, jika percepatannya dari
keadaan diam adalah 2 m/s2 secara konstan ?

Pembahasan :

Jika diketahui bahwa jarak perpindahan mobil tersebut adalah (x) 30 m dengan percepatan
(a) konstan sama dengan 2 m/s2. Dimana mobil tersebut pada awalnya adalah diam
sehingga v0 = 0, maka
x v0 t 1 2 at 2
30m (0)t 1
2 (2 m s 2 )t 2
30m t2
t
30m
5,48 s
Jadi waktu yang dibutuhkan mobil tersebut untuk menyebrangi persimpangan tersebut
adalah 5,48s.

21
Bab 2 Besaran-Besaran Gerak

1 2
x x1 x2 y y1 y2 z z1 z2 d1 d 22 (2.11)
2

Dengan cara yang sama maka dari persamaan (2.10a) dan (2.10c) kita
peroleh

1 2
x x1 x3 y y1 y3 z z1 z3 d1 d32 (2.12)
2

Dengan cara yang sama pula maka dari persamaan (2.10b) dan (2.10c) kita
peroleh

1 2
x x2 x3 y y2 y3 z z2 z3 d2 d32 (2.13)
2

Persamaan (2.11) sampai (2.13) harus diselesaikan secara


serentak sehingga diperoleh satu set nilai x, y, dan z yang memenuhi
secara bersamaan tiga persamaan tersebut. Peralatan dalam GPS telah
dilengkapi dengan program yang dapat melakukan perhitungan. Karena
persamaan yang diselesaikan tidak terlalu rumit maka perhitungan pun
tidak terlalu lama sehingga alat GPS dapat mengelurakan data sangat
cepat. Akibatnya kita dapat menentukan lokasi GPS dengan segera.

2.3 Jarak Tempuh


Jarak tempuh adalah jarak sebenarnya yang ditempuh benda
ketika bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Dari Bandung ke Jakarta,
jarak tempuh kendaraan adalah 140 km kalau melalui jalan tol. Tetapi
kalau melalui Cianjur-Puncak atau Purwakarta atau Cianjur-Sukabumi
maka jarak tempuh lebih besar. Makin banyak tikungan yang dilewati
benda untuk beripindah dari satu titik ke titik lainnya maka jarak tempuh
akan makin banyak.

Perhatikan Gambar 2.12. Ada tiga lintasan yang dapat ditempuh


untuk berpindah dari Bandung ke Jakarta. Perpindahan yang dihasilkan
pada setiap lintasan yang diambil selalu sama karena garis lurus yang
mengubungkan Bandung-Jakarta selalu sama. Namun, jarak tempuh
lintasan (3) lebih besar daripada lintasan (2) dan lebih besar daripada
lintasan (1).

Menghitung jarak tempuh jauh lebih sulit daripada menghitung


perpindahan karena panjang tiap potongan lintasan yang ditempuh benda
harus diukur. Saat menghitung perpindahan kita tidak perlu mencatat
tiap saat gerakan benda atau tidak mempedulikan posisi benda selama

99
Bab 2 Besaran-Besaran Gerak

bergerak. Yang perlu dicatat hanya di mana posisi awal benda dan di mana
posisi akhirnya. Sedangkan untuk menentukan jarak tempuh maka tiap
saat posisi benda harus dicatat. Jarak pergerakan benda dalam tiap
pertambahan waktu sekecil apapun harus diukur. Jarak temput adalah
jumlah semua jarak pergerakan tersebut.

(2)

(1)

(3)

Gambar 2.12 Jarak tempuh Bandung-Jakarta melalui lintasan (1), (2), dan (3) berbeda. Tetapi pepindahan
dari Bandung ke Jakarta tetap sama, tidak bergantung pada lintasan yang diambil.

Sebagai contoh, kita sudah tentukan bahwa besar perpindahan


dari ITB ke Gedung Sate adalah 1,53 km. Jarak tersebut adalah panjang
garis lurus yang menghubungkan ITB dengan Gednung Sate. Kalau kita
jalan atau naik kendaraan tidak mungkin kita mengikuti garis lurus
tersebut karena akan menabrak sejumlah rumah penduduk atau gedung
perkantoran. Yang bisa kita lakukan adalah melewati jalan yang ada yang
tentu berbelok-belok. Jalan yang kita tempuh ini disebut jarak tempuh.
Besarnya jarak tempuh bergantung pada jalan yang dipilih.

Mengukur Jarak Tempuh dengan GoogleMap

Dengan menggunakan GoogleMap kita bisa memperkirakan jarak

100
Displacement, Velocity, and Speed SECTION 2-1 | 29

Example 2-1 Distance and Displacement of a Dog

You are playing a game of catch with a dog. The dog is initially standing near your feet. Then
he jogs 20 feet in a straight line to retrieve a stick, and carries the stick 15 feet back toward
you before lying on the ground to chew on the stick. (a) What is the total distance the dog
travels? (b) What is the net displacement of the dog? (c) Show that the net displacement for
the trip is the sum of the sequential displacements that make up the trip.

PICTURE The total distance, s, is determined by summing the individual dis- Time 0 Time 2 Time 1
tances the dog travels. The displacement is the dog’s final position minus the dog’s
initial position. The dog leaves your side at time 0, gets the stick at time 1, and lies x0 = 0 x 2 = 5 ft x 1 = 20 ft
down to chew it at time 2. 0 5 10 15 20 x, ft

SOLVE F I G U R E 2 - 2 The red dots represent the dog’s


(a) 1. Make a diagram of the motion (Figure 2-2). Include a position at different times.
coordinate axis:
2. Calculate the total distance traveled: s02 ! s01 " s12 ! (20 ft) " (15 ft) ! 35 ft
(The subscripts indicate the time intervals, where s01 is the distance
traveled during the interval from time 0 to time 1, and so forth.)

(b) The net displacement is found from its definition, ¢x ! xf # xi , ¢x02 ! x2 # x0 ! 5 ft # 0 ft ! 5 ft


where xi ! x0 ! 0 is the dog’s initial position. Five feet from the where $x02 is the displacement during the interval from time 0 to
initial position or xf ! x2 ! 5 ft is the dog’s final position: time 2.
(c) The net displacement is also found by adding the displacement ¢x01 ! x1 # x0 ! 20 ft # 0 ft ! 20 ft
for the first leg to the displacement for the second leg. ¢x12 ! x2 # x1 ! 5 ft # 20 ft ! #15 ft
adding, we obtain
¢x01 " ¢x12 ! (x1 # x0) " (x2 # x1) ! x2 # x0 ! ¢x02
so
¢x02 ! ¢x01 " ¢x12 ! 20 ft # 15 ft ! 5 ft

CHECK The magnitude of the displacement for any part of the trip is never greater than the
total distance traveled for that part. The magnitude of the Part (b) result (5 ft) is less than the
Part (a) result (35 ft), so the Part (b) result is plausible.

TAKING IT FURTHER The total distance traveled for a trip is always equal to the sum of
the distances traveled for the individual legs of the trip. The total or net displacement for a
trip is always equal to the sum of the displacements for the individual legs of the trip.

AVERAGE VELOCITY AND SPEED


We often are interested in the speed something is moving. The average speed of a
particle is the total distance traveled by the particle divided by the total time from
start to finish:

total distance s
Average speed ! ! 2-2
total time ¢t
D E F I N IT I O N — AV E R AG E S P E E D

Because the total distance and total time are both always positive, the average
speed is always positive.
Although speed is a useful idea, it does not reveal anything about the direction
of motion because neither the total distance nor the total time has an associated
halliday_c02_013-037hr.qxd 17-09-2009 12:15 Page 17

PA R T 1

2-5 INSTANTANEOUS VELOCITY AND SPEED 17

velocity is the ratio of the displacement for the drive to the average speed from the beginning of your drive to your
time interval for the drive. return to the truck with the gasoline?
Calculations: We first write
KEY IDEA
#x dr
vavg,dr " .
#t dr Your average speed is the ratio of the total distance you
Rearranging and substituting data then give us move to the total time interval you take to make that move.

#x dr 8.4 km Calculation: The total distance is 8.4 km ! 2.0 km ! 2.0


#t dr " " " 0.12 h. km " 12.4 km. The total time interval is 0.12 h ! 0.50 h !
vavg,dr 70 km/h
0.75 h " 1.37 h. Thus, Eq. 2-3 gives us
So, #t " #t dr ! #t wlk
12.4 km
" 0.12 h ! 0.50 h " 0.62 h. (Answer) savg " " 9.1 km/h. (Answer)
1.37 h
(c) What is your average velocity vavg from the beginning of
your drive to your arrival at the station? Find it both numer-
ically and graphically. Driving ends, walking starts.
x

KEY IDEA 12
Station Slope of this
From Eq. 2-2 we know that vavg for the entire trip is the ratio g
10 Walkin line gives
of the displacement of 10.4 km for the entire trip to the time in-

Position (km)
8 average
terval of 0.62 h for the entire trip.
velocity.

ing
6

Driv
Calculation: Here we find How far:
4 ∆ x = 10.4 km
#x 10.4 km
vavg " " 2
#t 0.62 h
" 16.8 km/h ! 17 km/h. (Answer) 0
0.2 0.4 0.6
t
0
Time (h)
To find vavg graphically, first we graph the function x(t) as How long:
shown in Fig. 2-5, where the beginning and arrival points on ∆t = 0.62 h
the graph are the origin and the point labeled as “Station.”
Your average velocity is the slope of the straight line connect- Fig. 2-5 The lines marked “Driving” and “Walking” are
ing those points; that is, vavg is the ratio of the rise (#x " 10.4 the position – time plots for the driving and walking stages.
km) to the run (#t " 0.62 h), which gives us vavg " 16.8 km/h. (The plot for the walking stage assumes a constant rate of
walking.) The slope of the straight line joining the origin
(d) Suppose that to pump the gasoline, pay for it, and walk and the point labeled “Station” is the average velocity for
back to the truck takes you another 45 min. What is your the trip, from the beginning to the station.

Additional examples, video, and practice available at WileyPLUS

2-5 Instantaneous Velocity and Speed


You have now seen two ways to describe how fast something moves: average
velocity and average speed, both of which are measured over a time interval #t.
However, the phrase “how fast” more commonly refers to how fast a particle is
moving at a given instant — its instantaneous velocity (or simply velocity) v.
The velocity at any instant is obtained from the average velocity by shrinking
the time interval #t closer and closer to 0. As #t dwindles, the average velocity ap-
proaches a limiting value, which is the velocity at that instant:

#x dx
v " lim " . (2-4)
#t : 0 #t dt
halliday_c02_013-037hr.qxd 17-09-2009 12:15 Page 18

18 CHAPTER 2 MOTION ALONG A STRAIGHT LINE

Note that v is the rate at which position x is changing with time at a given instant;
that is, v is the derivative of x with respect to t. Also note that v at any instant is
the slope of the position – time curve at the point representing that instant.
Velocity is another vector quantity and thus has an associated direction.
Speed is the magnitude of velocity; that is, speed is velocity that has been
stripped of any indication of direction, either in words or via an algebraic sign.
(Caution: Speed and average speed can be quite different.) A velocity of %5 m/s
and one of #5 m/s both have an associated speed of 5 m/s. The speedometer in a
car measures speed, not velocity (it cannot determine the direction).

CHECKPOINT 2
The following equations give the position x(t) of a particle in four situations (in each
equation, x is in meters, t is in seconds, and t ! 0): (1) x " 3t # 2; (2) x " #4t 2 # 2;
(3) x " 2/t 2; and (4) x " #2. (a) In which situation is the velocity v of the particle con-
stant? (b) In which is v in the negative x direction?

Sample Problem

Velocity and slope of x versus t, elevator cab


Figure 2-6a is an x(t) plot for an elevator cab that is initially move and then later slows to a stop, v varies as indicated in
stationary, then moves upward (which we take to be the pos- the intervals 1 s to 3 s and 8 s to 9 s. Thus, Fig. 2-6b is the
itive direction of x), and then stops. Plot v(t). required plot. (Figure 2-6c is considered in Section 2-6.)
Given a v(t) graph such as Fig. 2-6b, we could “work
backward” to produce the shape of the associated x(t) graph
KEY IDEA
(Fig. 2-6a). However, we would not know the actual values
We can find the velocity at any time from the slope of the for x at various times, because the v(t) graph indicates only
x(t) curve at that time. changes in x. To find such a change in x during any interval,
we must, in the language of calculus, calculate the area
Calculations: The slope of x(t), and so also the velocity, is
“under the curve” on the v(t) graph for that interval. For
zero in the intervals from 0 to 1 s and from 9 s on, so then
example, during the interval 3 s to 8 s in which the cab has a
the cab is stationary. During the interval bc, the slope is con-
velocity of 4.0 m/s, the change in x is
stant and nonzero, so then the cab moves with constant veloc-
ity.We calculate the slope of x(t) then as $x " (4.0 m/s)(8.0 s # 3.0 s) " %20 m. (2-6)

$x 24 m # 4.0 m (This area is positive because the v(t) curve is above the
"v" " %4.0 m/s. (2-5) t axis.) Figure 2-6a shows that x does indeed increase by 20
$t 8.0 s # 3.0 s
m in that interval. However, Fig. 2-6b does not tell us the
The plus sign indicates that the cab is moving in the positive values of x at the beginning and end of the interval. For that,
x direction. These intervals (where v " 0 and v " 4 m/s) are we need additional information, such as the value of x at
plotted in Fig. 2-6b. In addition, as the cab initially begins to some instant.

2-6 Acceleration
When a particle’s velocity changes, the particle is said to undergo acceleration (or
to accelerate). For motion along an axis, the average acceleration aavg over a time
interval $t is

v2 # v1 $v
aavg " " , (2-7)
t2 # t1 $t

where the particle has velocity v1 at time t1 and then velocity v2 at time t2. The
instantaneous acceleration (or simply acceleration) is

dv
a" . (2-8)
dt

Anda mungkin juga menyukai