KINEMATIKA
Seasat setelah meledak, keadaan gerak benda berubah, tetapi tidak demikian untuk
kuantitas geraknya.
Vektor posisi merupakan besaran vektor suatu posisi tertentu yang diukur dari titik pusat
(titik acuhan). Perhatikan gambar berikut:
Contoh 4.1:
Suatu benda berada 6 satuan pada sumbu x positif dan 8 satuan dari y positif. Maka vektor
posisi dan besar jarak posisi dari p3usat sumbu koordinat adalah ?
Jawab :
diketahui x = 6 satuan dan y = 8 satuan, maka :
Vektor posisi : r = 6 i + 8 j
Contoh 4.2 :
Suatu vektor posisi dapat pula dinyatakan dalam sebuah persamaan yang mengandung unsur
waktu (t),
Contoh 4.3:
4.2 Kecepatan Rerata
Pengertian kecepatan gerak benda adalah laju perubahan posisi benda itu.
Kecepatan merupakan besaran vektor yang dapat ditampilkan dalam bentuk kecepatan rer
ata (v) atau kecepatan sesaat (v).
r r r
v 2 1
t t2 t1
(3.2)
dr
v (3.3)
dt
Contoh 4.4:
r t i (1 t 2 ) j t 2 k
r 4i 15 j 16k j 4i 16 j 16k
v (i 4 j 4k )m / s.
t 40 4
Kecepatan seaatnya :
d r d (ti (1 t 2 ) j t 2 k
v i 2tj 2tk , maka kecepatan sesaat pada saat
dt dt
4.3 Percepatan
Percepatan Rerata adalah sebagai hasil perbandingan antara perubahan kecepatan
v v2 v1
Percepatan rerata : a
t t 2 t1
(3.4)
d2r
Percepatan sesaat : a (3.5)
dt 2
Contoh 4.5:
Mengacu dari contoh diatas(4.4) , hitunglah percepatan rerata anatara t=0 smapai t=4s.
selanjutnya hitung pula percepatan sesaatnya saat t=0 s dan saat t=4 s.
Penyelesaian :
Telah diketahui kecepatan sesaatnya v i 2tj 2tk , sehingga
v(t 0) i;
v(t 4) i 8 j 8k , dan
percepa tan Re rata :
v i 8 j 8k i
a (2 j 2k ), m / s 2
t 40
Percepa tan sesaat :
d 2 r d 2 (ti (1 t 2 ) j t 2 k
a 2 2
0 (0 2) j 2k (2 j 2k ), m / s 2
dt dt
Gerak Linier
Gerak linier terdiri dari gerak linier di ruang 1 dimensi dan gerak linier di ruang 2
dimensi.
4.4. Gerak diruang 1Dimensi
S v xt (3.6)
Dan momentum linier benda itu p mv x
Jika benda itu semula diam di titik asal (sebut saja posisi awalnya x=0),
selanjutnya bergerak dipercepat pada percepatan tetap a, dikatakan benda itu
melakukan GLBB. Jika pada saat t benda berpinda sejauh x, maka ;
1
x x0 v0t at 2 (3.7)
2
Ketika saat awal benda diam (v0 0) di x0=0, maka jarak yang ditempuh benda
1
selam t adalah x at 2 (3.8)
2
Keterangan :
a = Percepatan(m/s2)
V0= Kecepatan Awal (m/s)
Vt = Kecepatan Akhir (m/s)
t = Selang Waktu (s)
x = Jarak (m)
4.5. Gerak diruang 2 Dimensi
Pada persoalan gerak dua dimensi, posisi benda terdefinisi secara lengkap apabila
menggunakan dua buah koordinat posisi, yaitu posisi di koordinat x dan y yang saling
tegak lurus. Arah sumbu x dan y dapat kita pilih secara sembarang asal tegak lurus.
Pemilihan arah dilakukan untuk mempermudah menyelesaikan persoalan. Contohnya
pada gerak sepanjang bidang miring kita sering memilih arah sumbu x searah kemiringan
bidang dan sumbu y tegak lurus bidang. Pada persoalan lain sumbu x sering dipilih
berarah horisontal sedangkan y berarah vertikal ke atas
Selain dapat bergerak dalam 1D, benda dapat pula bergerak dalam 2 dimensi dan 3 di
mensi. Contoh gerak dalam 2D misalnya saja adalah gerak peluru dan gerak melingkar, gerak
dalam dua dimensi dapat diuraikan menjadi dua arah yang saling tegak lurus (misalnya dala
m arah x dan y). Contoh penerapan gerak dalam 3D adalah gerakan melingkar seperti pegas
atau gerak parabola yang tertiup angin dari arah tegak lurus bidang parabola. Gerak dalam
tiga dimensi dapat diuraikan menjadi kombinasi dalam tiga arah yang dalam arah x, y dan z.
1.Gerak Peluru
Gerak peluru atau disebut juga sebagai gerak parabolik, merupakan gerak yang terdiri dari
gabungan GLB pada arah sumbu horizontal dan GLBB pada arah sumbu vertikal. Jadi untuk
setiap benda yang diberi kecepatan awal sehingga menempuh lintasan gerak yang arahnya
dipengaruhi oleh gaya gravitasi yang bekerja terhadapnya dan juga dipengaruhi oleh gesekan
udara, benda tersebut disebut mengalami gerak peluru. Misalnya saja seperti bom yang
dijatuhkan dari pesawat terbang, bola yang dilontarkan atau dipukul, misil yang ditembakkan
oleh meriam, dan roket yang sudah kehabisan bakarnya.
Proyeksi gerak peluru
Gambar diatas menunjukkan proyeksi gerak peluru pada sumbu horizontal (sumbu
x) dan sumbu vertikal (sumbu y), dengan titik pangkal koordinatnya ada pada titik dimana
peluru tersebut mulai terbang bebas. Pada titik pangkal tersebut ditetapkan t = 0 dengan
kecepatan awal yang digambarkan dengan vektor v0 yang membentuk sudut elevasi
θ0terhadap sumbu x.
Kecepatan awal diuraikan menjadi komponen horizontal v0x dan voy yang besarnya :
Karena komponen kecepatan horizontal konstan, maka pada setiap saat t akan diperoleh :
dan
Sementara itu, percepatan vertikal adalah –g sehingga komponen kecepatan vertikal pada saat
t adalah :
y = voyt – ½gt2
Persamaan diatas berlaku jika peluru ditembakkan tepat pada titik awal dari sistem koordinat
xy sehingga x0 = y0 = 0. Tetapi jika peluru tidak ditembakkan tepat pada titik awal koordinat
(x0 ≠ 0 dan y0 ≠ 0), maka kedua persmaan tersebut menjadi :
Pada titik tertinggi artinya pada posisi y maksimum, maka kecepatannya adalah horizontal
sehingga vty = 0. Sehingga persamaan diatas menjadi :
vty = voy -gt
0 = voy – gt
t = v0y/g (3.14)
(3.15)
Subtitusi persamaan (t) ke persamaan (x) akan menghasilkan posisi x pada saat y maksimum,
yaitu :
(3.16)
Sedangkan pada titik terjauh dari titik awal artinya posisi x maksimum, maka
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai x maksimum adalah :
Contoh 4.6 :
Sebuah peluru ditembakkan dari puncak menara yang tingginya 500 m dengan kecepatan 100
m s–1 dan arah mendatar. Apabila g = 10 m s–2 , dimanakah peluru menyentuh tanah dihitung
dari kaki menara ?
Penyelesaian :
Untuk menentukan jarak mendatar x, maka kita terlebih dahulu mencari waktu yang
dibutuhkan peluru dari puncak menara sampai tanah (dengan kecepatan awal arah vertical nol
(vy0=0)
Jadi waktu yang dibutuhkan peluru sampai tanah adalah 10 detik. Untuk mencari jarak
mendatar (x) maka kita gunakan gerak sumbu x. kecepatan peluru arah sumbu x konstan
yaitu 100 m/s sehingga jarak tempuh untuk 10 detik x=v.t=100.10= 1000 m.
Contoh 4.7 :
Sebuah benda dilemparkan dari suatu tempat yang tinggi nya 20 meter di atas tanah dengan
kecepatan 40 m s–1 dan sudut elevasi 60o terhadap horizontal. Jika g=10 m s–2 maka tinggi
maksimum yang dapat dicapai benda dari permukaan tanah adalah …
Penyelesaian :
Untuk mencari tinggi maksimum maka kita gunakan kecepatan arah vertical (vy). dari gambar
di atas maka . Tinggi maksimum dapat dicari dengan
menggunakan persamaan
Contoh 4.8:
Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan awal 100 m s–1 dan sudut elevasi 300. Jika
gravitasi di tempat itu 10 m s–2, maka waktu yang diperlukan peluru tersebut untuk mencapai
titik tertinggi adalah …
Penyelesaian:
Untuk mencari waktu untuk mencapai tinggi maksimum maka kina gunakan kecepatan arah
sumbu y. dari gambar di atas maka vy = vy0. Sin 30o = 100. ½ = 50 m/s. waktu untuk
mencapai tinggi maksimum dapat dicari dengan menggunakan persamaan
Gerak melingkar adalah gerak suatu objek yang lintasannya berupa lingkaran mengelilingi
suatu titik tetap. Contoh penerapannya dapat kamu lihat pada gerakan Bulan mengelilingi
bumi dan gerakan berputar bola yang tergantung pada tali, gerak mobil ditikungan jalan dan
sebagainya.
a.Frekuensi dan Periode
Pada gerak melingkar sering disebutkan istilah frekuensi dan periode. Frekuensi (f)
adalah banyaknya putaran yang dilakukan objek dalam satu detik. Periode (T) adalah waktu
yang dibutuhkan objek untuk menyelesaikan satu putaran penuh. Berikut rumus
t
persamaannya: T
n
Dimana:
n = banyak putaran
t = waktu (s)
1 putaran = 2π rad (radian)
1 rpm (rotasi per menit) = π/15
1
Periode dan frekuensi dihubungkan dengan persamaan: f
T
Dimana:
T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
Pada gerak melingkar terdapat hal penting yang harus kamu perhatikan, yaitu semua
persamaan kecepatan dan percepatan selalu menggunakan persamaan kecepatan sudut dan
percepatan sudut. Perhatikan gambar lintasan di bawah ini.
Kecepatan () merupakan kecepatan linier atau kecepatan yang biasa kamu jumpai dalam
gerak lurus. Kecepatan sudut atau disebut omega (ω) dan kecepatan linear (v) dihubungkan
dengan persamaan:
ω= v/r
Dimana:
v = kecepatan linear (m/s)
r = jari-jari lintasan (m)
Nilai kecepatan sudut dapat dicari jika diketahui frekuensi ataupun periodenya. Untuk
mencari nilai kecepatan sudut (ω) dipakai rumus:
ω= 2πf
atau
ω= 2π/T
Dimana:
ω = kecepatan sudut (rad/s)
π= 22/7 atau 3,14
Pada gerak melingkar, terdapat suatu percepatan pada objek yang mengarah ke pusat titik
lintasan yang dinamakan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal arahnya tegak lurus
dengan arah kecepatan linear. Perhatikan gambar dibawah.
Dimana:
Percepatan sentripetal (αs) menyebabkan timbulnya gaya sentripetal (Fs) yang juga mengarah
ke pusat titik lintasan. Gaya sentripetal harus ada agar objek tetap bergerak dalam lintasannya
(lingkaran). Perhatikan gambar dibawah.
Persamaan gaya sentripetal yakni:
Dimana:
Fs = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (m)
Jika sebuah benda digerakkan melingkar secara vertikal, maka komponen gaya-gayanya
dapat dilihat pada gambar dibawah.
Kamu dapat langsung mencari nilai kecepatan linier benda dengan persamaan:
Pada kasus gerak melingkar sebuah mobil yang berbelok dengan lintasan melingkar, kamu
dapat langsung mencari kecepatan liniernya dengan persamaan diatas juga.
Jika lintasannya memiliki kemiringan sebesar seperti pada gambar diatas, maka dimasukkan
pula kemiringan sudutnya sehingga persamaan kecepatan liniernya menjadi:
Contoh Soal 4.9 : Gerak Melingkar
Sebuah benda bermassa 1 kg bergerak dengan laju tetap 10 m/s. Jika pada partikel tersebut
bekerja gaya 100 N yang arahnya selalu menuju satu titik, tentukanlah lintasan dari partikel
terse
Solusi Soal:
Kamu pasti sudah tahu bahwa jika benda diberikan suatu gaya yang menuju selalu ke satu
titik maka kemungkinan besar benda akan mengalami gerak melingkar, contohnya seperti
revolusi bulan ke bumi . Oleh karena itu, gaya yang diberikan pada benda berarti sebuah gaya
sentripetal dan benda mengalami percepatan sentripetal. Untuk membuktikannya kita
tentukan jari-jari lintasannya dengan persamaan gaya semtripetal.
Jika diketahui kecepatan liniernya, maka dapat dicari jari-jari lintasannya dengan rumus:
Jadi, benda tersebut mengalami gerak melingkar dengan jari-jari lintasan sebesar 1 m.
LATIHAN
2. Sebuah Benda diketahui bermassa m dalam keadaan bergerak sehingga posisinya (r)
bergantung waktu (t) sebagai r (2t )i 4(1 t 2 ) j 5k hitunglah :
a. Kecepatan Rerata antara t=1 sampai t=4
b. Kecepatan sesaat benda, pada t=1 dan t=4
c. Percepatan rerata anatara t=1 sampai t=4 dan
d. Percepatan sesaat, pada saat t=1 dan t =4