ILMU DASAR-FISIKA
PS. TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
IIK MEDIKA PERSADA BALI
KINEMATIKA
Mempelajari gerak sebagai fungsi dari
waktu tanpa mempedulikan
penyebabnya
Manfaat
Perancangan suatu gerak:
Jadwal kereta, pesawat terbang, dll
Jadwal pits stop pada balapan F1,
pengaturan lalu lintas
Untuk memprediksi terjadinya suatu
peristiwa
Gerhana bulan, gerhana matahari, awal bulan
puasa
Model (analogi) bagi fenomena lain di luar
ruang lingkup fisika.
Pertumbuhan tanaman, pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan ekonomi dll.
KINEMATIKA (lanjutan)
POSISI
Suatu perpindahan benda dicirikan oleh perubahan posisi
dari benda tersebut. Perubahan posisi benda selalu
dinyatakan dalam parameter waktu. Sebagai contoh,
perjalanan sebuah bis dari Bandung ke Jakarta. Oleh
karena itu posisi benda adalah fungsi dari waktu.
Posisi : X = f(t)
GERAK TRANSLASI
Gambar di bawah ini menyatakan kordinat dari posisi bis
pada waktu tertentu. Dari gambar diperoleh pada jam 7.00
posisi bis masih di Bandung. Satu jam kemudian posisinya
berada di Ciranjang. Jam 9.00 berada di kota Cianjur. Dan
jam 10.00 sudah berada di Jakarta.
Jakarta
Cianjur
Ciranjang
Bandung
R(t) = t i + (t + 1)j k
R(t) = r(cos t i + sin t j) + k
KELAJUAN
• Kelajuan dan kecepatan adalah dua
kata yang sering tertukar.
• Kelajuan berkaitan dengan panjang vs
D
lintasan yang ditempuh dalam t
v=D/t
KECEPATAN
Besaran lain dalam gerak translasi yang menyatakan
perubahan posisi terhadap waktu adalah kecepatan.
Umumnya posisi dinyatakan dalam bentuk vektor (kecuali
untuk gerak satu dimensi), maka kecepatan juga
merupakan besaran vektor. Kecepatan sebuah benda sama
dengan turunan pertama dari posisi terhadap waktu.
dr t
Kecepatan : v t
dt
Contoh :
Posisi : r(t) = t i + (t – 1)2 j – k
kecepatan : v(t) = i + (t 1) j
KECEPATAN
Δr t r t r t0
Kecepatan rata-rata : v
Δt t t0
r(t) = r0 + v.t
X
Jika sebuah benda mengalami GLB,
maka grafik X – T berupa garis lurus.
Kemiringan fungsi x(t) dinyatakan oleh :
dx(t)
Xo
v(t) kons tan
t dt
CONTOH
Sebuah benda bergerak dalam bidang XY yang dinyatakan
oleh :
x(t) = 2t3 t2 ; y(t) = 3t2 – 2t + 1
Tentukan :
a. Komponen kecepatan untuk masing-masing arah
b. Besar kecepatan pada t = 1 detik
Jawab :
dx dy
a. vx = = 6t2 – 2t m/s vy = = 6t – 2 m/s
dt dt
b. vx(1) = 6.12 – 2.1 = 4 m/s vy(1) = 6.1 – 2 = 4 m/s,
maka besar kecepatan : v = 42 42 4 2 m/s
PERCEPATAN
Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap waktu
dan merupakan besaran vektor. Percepatan sebuah benda
adalah turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu,
atau turunan kedua dari posisi terhadap waktu.
dv(t ) d2 r t
Percepatan: a t
dt dt 2
X
o
t
Percepatan a
bernilai positif
X
o
t
KINEMATIKA
Secara umum ada 3 kasus kinematika yaitu :
1. Posisi diketahui, kecepatan dan percepatan dicari dengan
cara posisi diturunkan.
2. Kecepatan diketahui, ada informasi posisi pada t tertentu.
Percepatan dicari dengan cara mendeferensialkan v dan
posisi dicari melalui integrasi v.
3. Percepatan diketahui, ada informasi posisi dan kecepatan
pada t tertentu. Kecepatan dan posisi diperoleh melalui
integrasi a.
CONTOH
Sebuah partikel bergerak pada garis lurus (sumbu X).
Percepatan gerak berubah dengan waktu sebagai a(t) = 12 t2
ms-2.
a. Hitung v pada t = 2 s, jika pada t = 0 benda diam.
b. Tentukan x(t) jika diketahui pada saat t = 2 s benda ada
pada posisi x = 1 m.
c. Tentukan laju benda ketika benda tepat menempuh jarak
66 m.
Jawab :
a. Kecepatan v(t) = a(t) dt 12t 2
dt 4t 3
vo
CONTOH
Nilai vo dapat ditentukan dari syarat awal pada t = 0
kecepatan v = 0. v(0) = 4(0)3 + vo = 0. Sehingga
diperoleh vo = 0. Dengan demikian v(t) = 4t3 m/s. Pada
t = 2 detik nilai kecepatan v(2) = 4.23 = 32 m/s
b. Posisi x(t) = v(t) dt 4t 3 dt t 4 x o
Nilai xo dapat ditentukan dari syarat awal pada t = 2
detik posisi benda pada x = 1 m. Nilai x(2) = 24 + xo =
1. Sehingga diperoleh xo = -15. Dengan demikian
diperoleh x(t) = t4 – 15.
c. x(t) = 66 = t4 – 15 t4 – 81 = 0 atau t = 3 detik
Kecepatan pada t = 3 detik adalah v(3) = 4.33 = 108 m/s
GERAK DUA DIMENSI
Contoh dari gerak dua dimensi adalah gerak peluru dan
gerak melingkar.
Gerak peluru adalah gerak benda pada bidang XY di
bawah pengaruh gravitasi (pada sumbu-y) dan gesekan
udara (sumbu-x).
Gerak pada sumbu X : x = xo + voxt
Gerak pada sumbu Y : y = yo + voyt - ½gt2
vox = vo cos
voy = vo sin
Dengan (xo, yo) adalah posisi awal, (vox, voy) kecepatan
awal, dan g adalah percepatan gravitasi.
GERAK PELURU
Y
vo
Yo
X
Xo
Titik tertinggi terjadi pada saat kecepatan vy(t) = vo sin -
gt = 0. Dengan demikian titik tertinggi terjadi pada saat :
t vosinθ
g
CONTOH
Sebuah bola golf dipukul sehingga memiliki kecepatan awal
150 m/s pada sudut 45o dengan horizontal. Tentukan :
a. Tinggi maksimum yang dapat dialami bola golf tersebut
dari permukaan tanah
b. Lama waktu bola berada di udara
c. Jarak dari saat bola dipukul sampai kembali ke tanah
Jawab :
a. Tinggi maksimum diperoleh pada saat vy(t) = 0, yaitu
pada :
75 2 75 2
75 2 gt = 0. Diperoleh tmax = = 7,5 2 s
g 10
CONTOH
Ketinggian ymax = vo sin .tmax ½ g tmax2
= 150. ½ 2 .7,5 2 ½.10.(7,5 2 )
2
28
SOAL
2. Sebuah benda bergerak dalam bidang XY sebagai
fungsi t : x(t) = 2t3 t2 m dan y(t) = 3t2 – 2t + 1 m, t
dalam detik. Tentukan :
a. Komponen kecepatan untuk masing-masing arah
b. Besar kecepatan pada t = 1 detik
c. Waktu ketika kecepatan nol
d. a(t)
e. Waktu ketika arah a sejajar dengan sumbu Y
3. Sebuah bom dijatuhkan dari sebuah pesawat yang
bergerak horizontal dengan kecepatan 103 km/jam.
Pesawat berada pada ketinggian 180 m. Tentukan
jarak horizontal dari titik awal dijatuhkan bom dengan
posisi di mana bom mendarat !
SOLUSI
v(m/s)
10
6 8
t(s)
1 3 5
-5
1. a. Kecepatan :
10t 0 t 1
10 1 t 3
v
5t 25 3t6
5 6t8
30
SOLUSI
Untuk selang 0 < t < 1, v(t) = 10t. Percepatan :
10t 10
dv( t ) d
a( t )
dt dt
Untuk selang 1 < t < 3, v(t) = 10. Percepatan :
10 0
dv( t ) d
a( t )
dt dt
Untuk selang 3 < t < 6, v(t) = -5t + 25. Percepatan :
5t 25 5
dv( t ) d
a( t )
dt dt
SOLUSI
Untuk selang 6 < t < 8, v(t) = -5. Percepatan :
5 0
dv( t ) d
a( t )
dt dt
Dengan demikian, grafik a(t) :
a(m/s)
10
6 8
t(s)
1 3 5
-5
SOLUSI
1. b. Untuk menentukan selisih jarak x8 – x0 dengan
menghitung luas dari daerah yang dibentuk oleh
fungsi v(t) dan sumbu t. Untuk daerah pada harga
v(t) positif, artinya terjadi pertambahan jarak.
Sedangkan untuk harga v(t) negatif, terjadi
pengurangan jarak. Dengan demikian selisih jarak x8
– x0 dapat ditentukan dengan mengurangi luas
daerah A dikurangi daerah B di bawah ini :
v(m/s)
10 Luas A = ½.(2 + 5).10 = 35
A Luas B = ½.(2 + 3).5 = 12,5
6 8
t(s)
1 3 5 B
-5
SOLUSI
Luas A – luas B = 22,5. Dengan demikian selisih
jarak x8 – x0 = 22,5 m
1. c. Untuk menentukan panjang lintasan dari t = 0
sampai t = 8 detik dapat dicari dengan menghitung
luas total yang dibentuk fungsi v(t) dan sumbu t dari
t = 0 sampai dengan t = 8 yang besarnya sama
dengan Luas A + luas B = 47,5. Dengan demikian
panjang lintasan sama dengan 47,5 m.
SOLUSI
2. a. vx =
dx = 6t2 – 2t vy =
dy = 6t – 2
dt dt
2. b. vx(1) = 6.12 – 2.1 = 4 m/s vy(1) = 6.1 – 2 = 4 m/s,
maka besar kecepatan :
v = v x v y 4 2 m/s
2 2