MODUL II
KINEMATIKA DAN HUKUM NEWTON
2.1 Pendahuluan
Setiap hari kita melihat Matahari bergerak dari Timur ke Barat, sebuah bus
berjalan dari halte ke halte, dan gerak benda lainnya. Bagaimana Anda menjelaskan
peristiwa-peristiwa tersebut? Studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya dan
energy yang berhubungan membentuk satu bidang ilmu yang disebut mekanika.
Secara garis besar mekanika dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu kinematika yang
menerangkan tentang gerak dan dinamika yang membahas hubungan antara gerak
dan penyebabnya.
II.1
Kinematika Zarrah
Waktu yang dibutuhkan oleh obyak untuk berpindah dari posisi x1 ke x2 adalah t =
t2 - t1. Maka kecepatan rata-rata didefenisikan sebagai:
x2 x1 x
v (2.1)
t 2 t1 t
dengan v adalah kecepatan dan tanda garis datar ( - ) diatas v berarti rata-rata.
II.2
Kinematika Zarrah
dengan nol.
Contoh 1: Sebuah truk polisi bergerak ke kiri sepanjang lintasan (Gambar 2.5). Truk
berada di x1 = 277 m pada saat t1 = 16,0 s dan berada di x2 = 19 m saat t2 = 25,0 s.
Berapakah kecepatan rata-rata pelari?
II.3
Kinematika Zarrah
Contoh 2: Persamaan gerak suatu zarrah dinyatakan oleh fungsi x(t)= 0,1 t 3, dengan
x dalam meter dan t dalam detik. Hitunglah;
a. Kecepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 5 s
b. Kecepatan pada saat t = 4 s
c. Percepatan rata-rata dalam selang waktu t = 3 s ke t = 5 s
II.4
Kinematika Zarrah
Oleh karena kecepatan berubah secara beraturan (uniform), maka kecepatan rata-rata
v akan berada di tengah-tengah antara kecepatan awal dan akhir, yaitu:
v v0
v (2.9)
2
Jika persamaan (2.9) disubtitusi ke dalam persamaan (2.7) diperoleh:
v0 v v t vt
x x0 ( )t x0 0 (2.10)
2 2 2
Persamaan (2.8) disubtitusi ke persamaan (2.10), diperoleh:
II.5
Kinematika Zarrah
at 2
x x0 v0 t (2.11)
2
Persamaan (2.11) ini dapat diperoleh dengan mengintegralkan persamaan (2.8)
sebagai fungsi waktu. Selanjutnya persamaan (2.6) dapat ditulis menjadi
v v0
t dan jika persamaan ini disubtitusi ke dalam persamaan (2.10) diperoleh:
a
v0 v v v0 v 2 v02
x x0 ( )( ) x0 , atau
2 a 2
v2 = vo2 + 2a(x - x0) (2.12)
Tanda vektor sudah dihilangkan karena pada gerak satu dimensi vektor arah hanya
dipengaruhi oleh tanda positif dan negatif.
Jika efek dari udara dapat diabaikan, maka semua
benda yang jatuh dari tempat tertentu akan mempunyai
percepatan ke bawah yang sama dan tidak tergantung
ukuran atau beratnya. Hal ini dapat kita lihat pada
Gambar 2.4. Gambar tersebut merupakan foto dari bola
jatuh yang diambil dengan selang waktu yang sama.
Perhatikan bahwa bola jatuh semakin jauh dalam selang
yang berurutan, yang berarti terjadi percepatan.
Pengukuran yang teliti memperlihatkan bahwa perubahan
kecepatan selalu sama pada setiap selang waktu. Jadi
Gambar 2.4 Multiflash bola
jatuh bebas percepatan bola yang jatuh bebas adalah konstan.
II.6
Kinematika Zarrah
v v x0 (8,3m / s) 2 (12,5m / s) 2
2 2
ax x 0,14m / s 2
2( x x0 ) 2(300)m
tanda minus berarti arah berlawanan dengan arah mobil ( ke arah barat)
(b). Waktu yang ditempuh mobil tersebut selama terjadi perlambatan:
v x v x 0 (8,3m / s) (12,5m / s)
t 30 s
ax 0,14m / s 2
(c). Ketika mobil berhenti v x 0 dan diasumsikan bahwa mobil tersebut secara
kontinu mengalami perlambatan, maka waktu dan jarak yang ditempuh oleh
mobil :
v x v x 0 (0) (12,5m / s)
t 89,3s
ax 0,14m / s 2
s v x 0 t 12 at 2 (12,5m / s)(89,3s) 12 (0,14m / s 2 )(89,3s) 2 558m
II.7
Kinematika Zarrah
B 2 A2 O2 A2
dan sin cos 2 2
2 2
, karena;
C C C2
C2 = A2 + B2 (dalil Phytagoras) (2.15)
maka sin2 + cos2 = 1 (2.16)
y Dx
Dy D D2 D2y D Dy
D1 D2x
D1y
D1x Dx
x
Gambar 2.6 Uraian komponen vektor
Pandang dua buah vektor D1 dan D2 (Gambar 2.6). Komponen-komponen vektor
dapat diuraikan menjadi:
D = D1 + D2 = iDx + jDy (2.17)
dengan:
D1 = iD1x + jD1y
D2 = iD2x + jD2
Dx = D1x + D2x
Dy = D1y + D2
Berdasarkan Dalil Phytagoras:
D ( Dx2 D y2 ) (2.18)
Dx = D cos
Dy = D sin
arctan(0,833) 44,2 o arah tenggara
II.8
Kinematika Zarrah
sudut tertentu terhadap horizontal. Apabila benda dilepaskan dari suatu ketinggian
dengan kecepatan awal v0 = 0, maka benda dikatakan jatuh bebas.
Pandang jejak suatu obyek yang bergerak di udara dengan kecepatan v0 dan
membentuk sudut terhadap sumbu-x (gambar 2.8).
Untuk menentukan persamaan gerak dari gerak peluru dapat kita uraikan komponen-
komponen vertikal dan horizontal dari gerak tersebut. Persamaan-persamaan ini
ditunjukkan secara terpisah untuk komponen-komponen x dan y pada Tabel 2-1,
untuk kasus umum gerak dua dimensi.
Kita dapat sederhanakan persamaan dalam Tabel 2-1 untuk kasus gerak peluru
karena kita dapat menentukan a x 0 . Persamaan umum untuk gerak peluru
disajikan pada Tabel 2-2.
II.9
Kinematika Zarrah
Contoh 4: Sebuah bola ditendang sehingga memiliki kecepatan awal 20,0 m/s dan
membentuk sudut 37,0o, hitunglah: a) Tinggi maksimum bola, b) Waktu lintasan bola
hingga menyentuh tanah, c) Jarak horizontal bola menyentuh tanah, d) Vektor
kecepatan pada tinggi maksimum , dan e) Vektor percepatan pada tinggi maksimum
Jawab
vxo = vo cos 37o = (20 m/s)(0,799) = 16,0 m/s
vyo = vo sin 37o =(20 m/s)(0,602) = 12 m/s
a. Pada tinggi maksimum vy = 0
vy = vyo – gt, maka t = vyo/g = 12 / 9,8 =1,22 s
y = vyot – (½) gt2 = (12)(1,22) - ( ½)(9,8)(1,22)2 =7,35 m
atau y = (vyo2 - vy2)/(2g)=[(12)2 - (0)2] / 2(9,8) = 7,35 m
b. Pada saat ditendang yo = 0, setelah menyentuh tanah kembali y = 0, maka
y = yo + vyot – (½)gt2
0 = 0 + vyot – (½)gt2, maka
t = (2vyo)/g = [(2)(12)]/ 9,8 = 2,45 s
c. Jarak horizontal x = xo + vxot, dengan xo = 0
X = vxot = (16,0 m/s)(2,45 s) = 39,2 m
d. Pada titik tertinggi, v = vx + vy , dengan vy = 0
v = vx = vxo = vo cos 37o =16,0 m/s
e. a = -g = -9,8 m/s2
II.10
Kinematika Zarrah
v s v v2
a N limit .v
R t 0 t R R
Kecepatan objek yang bergerak melingkar apabila telah menempuh jarak satu kali
putaran selama satu periode (T), adalah:
2R
v
T
Jadi sebuah obyek yang bergerak dalam satu lingkaran dengan jari-jari r dan
laju v konstan mempunyai percepatan yang arahnya menuju pusat lingkaran dan
II.11
Kinematika Zarrah
besarnya adalah v2/r. Karena arahnya menuju pusat lingkaran sehingga percepatan ini
disebut “percepatan sentripetal” (sentripetal = mencari pusat) atau “percepatan
radial” karena arahnya sepanjang jari-jari lingkaran.
v2
aN acp aR (2.21)
R
Contoh 5: Bulan mengelilingi bumi dalam satu putaran penuh dalam waktu 27.3
hari. Diasumsikan bahwa orbitnya adalah sebuah lingkaran dengan radius 3.85 x 108
m. Tentukanlah percepatan bulan yang mengelilingi bumi tersebut.
Jawab
Percepatan bulan yang mengelilingi bumi
T 27,3hari 24 jam 60 menit 60detik 2,36 10 6 s
2r 2(3,14)(3,85 10 8 m)
v 1020 m / s
T (2,36 10 6 s )
v2 (1020 m / s ) 2
a 0,00273 m / s 2
r (3,85 10 8 m)
SOAL LATIHAN
1. Sebuah mobil bergerak sepanjang jalan lurus (arah sumbu x) dengan kecepatan
54 km/jam. Kemudian sopir menginjak pegas sehingga setelah 5 detik kecepatan
mobil naik menjadi 18 km/jam. Berapakan percepatan rata-rata mobil?
2. Seorang anak melempar koin lurus ke atas dengan laju sekitar 15 m/s. (a) Berapa
ketinggian yang dicapai koin tersebut? (b) Berapa lama koin tersebut berada di
udara?
3. Dalam sebuah wahana putar di karnaval, penumpang bergerak dengan laju
konstan dalam sebuah lingkaran berjari-jari 4,0 m. Mereka meyelesaikan satu
putaran selama 3,0 detik. Berapa percepatan penumpang?
4. Seorang atlit melakukan lompat jauh meninggalkan tanah dengan sudut 30 dan
melewati 7,80 m. (a) Berapa laju awal atlit tersebut? (b) Jika laju itu bertambah
5,0 persen saja, seberapa jauh lebihnya lompatan tersebut dibandingkan
sebelumnya?
II.12
Kinematika Zarrah
2. Hukum Newton
2.1. Hukum Newton I
Bagaimana hubungan yang tepat antara gaya dan gerak? Galileo Galilei
(1564 – 1642) mencoba memikirkan hal tersebut. Apa yang dipikirkan Galileo
adalah andaikan sebuah benda diletakkan di atas lantai yang licin, sehingga gesekan
antara benda dengan lantai tidak ada sama sekali, kemudian benda tersebut didorong
sedikit kuat dan dilepas, maka benda akan bergerak lurus tanpa berhenti. Gerak yang
demikian dikatakan benda bergerak lurus beraturan.
Berdasarkan pemikiran Galileo di atas, Isaac Newton (1642 – 1727)
membangun teori geraknya yang terkenal, yaitu Hukum Newton I, yang
menyatakan bahwa
Setiap benda akan tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus
dengan laju konstan, kecuali jika diberi gaya total yang tidak nol.
Hukum Newton I juga memberikan pengertian bahwa suatu benda akan tetap diam
atau bergerak lurus beraturan, jika tidak ada gaya yang bekerja padanya. Sifat ini
disebut sebagai Inersia atau lembam. Jadi kata inersia adalah sifat benda yang
menyatakan kecenderungan benda untuk mempertahankan keadaan diam atau gerak
tetapnya pada garis lurus. Dalam Hukum Newton II sifat inersia ini diberi definisi
yang kuantitatif yaitu massa. Jadi massa suatu benda tidak lain merupakan
pengertian kuantitatif dan operasional dari sifat inersia benda dan mempunyai satuan
kilogram (menurut satuan internasional).
Hukum Newton I berlaku penuh pada kerangka inersial yaitu kerangka yang
berada dalam keadaan diam atau bergerak lurus beraturan.
II.13
Kinematika Zarrah
Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang bekerja padanya.
Pernyataan di atas dikenal dengan Hukum Newton II. Jika dirumuskan dalam bentuk
persamaan dapat dituliskan
F
a (2.22)
m
di mana a adalah percepatan, m adalah massa, dan F merupakan gaya total, jumlah
vektor dari semua gaya yang bekerja pada benda tersebut.
Kita ketahui bahwa gaya itu merupakan besaran vektor, sehingga secara
umum dapat ditulis sebagai: F = m a. Jika pada benda bekerja lebih dari sebuah gaya
maka Hukum Newton II dapat ditulis dalam bentuk komponen-komponennya
sebagai berikut:
F x ma x , F y ma y , F z ma z .
Jika F 0 , maka a = 0 dan berarti bahwa benda dalam keadaan diam atau
bergerak lurus beraturan. Tampak bahwa Hukum Newton I adalah hal khusus dari
Hukum Newton II. Jadi sebetulnya Hukum Newton I dan II saling berhubungan.
Contoh 1
Perkirakan gaya total yang dibutuhkan untuk mempercepat mobil dengan massa
1
1000 kg sebesar g.
2
Jawab
1 1
Percepatan (a) = g = (9,8 m/s2) 5 m/s2
2 2
Dari Hukum Newton II kita dapatkan gaya total yang dibutuhkan:
II.14
Kinematika Zarrah
gaya perlawanan yang mempunyai besar yang sama dan arahnya berlawanan. Hal
inilah yang menjadi inti dari Hukum Newton III:
Ketika suatu benda memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua
tersebut memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan awah
terhadap benda pertama.
Arti lain dari hukum Newton ini adalah untuk setiap aksi ada reaksi yang sama dan
berlawanan arah sehingga dapat ditulis:
Faksi Freaksi (2.23)
3. Berat
Semua benda yang jatuh di permukaan Bumi akan mengalami percepatan
yang sama. Percepatan tersebut disebabkan oleh gaya gravitasi Bumi. Jika kita
terapkan hukum Newton kedua untuk gaya gravitasi akan kita peroleh persamaan
berikut:
FG mg (2.24)
Dengan g adalah percepatan gravitasi dan FG merupakan gaya gravitasi yang
besarnya biasa disebut berat.
Dalam dinamika, pengertian massa dan berat harus dibedakan. Massa sebuah benda
merupakan sifat hakiki dari sebuah benda yang harganya sama untuk tempat yang
berbeda, sedangkan berat bergantung pada besar percepatan gravitasi di tempat
tersebut.
II.15
Kinematika Zarrah
huruf G menyatakan konstanta gravitasi yang mempunyai harga sama untuk setiap
pasangan partikel. Dari eksperimen diperoleh bahwa harga G = 6,673 x 10-11
Nm2/kg2. Sedangkan r adalah jarak antara M1 dan M2. Persamaan (3.4) disebut
sebagai Hukum Gravitasi Newton.
II.16
Kinematika Zarrah
lintang yang sama, karena sifat lapisan-lapisan bumi. Perbedaan harga ini digunakan
dalam eksplorasi bahan galian bumi.
6. Gaya
6.1. Gaya Gesekan
Gaya gesekan akan terjadi pada permuakaan antara dua benda yang
bersinggungan pada waktu benda yang satu bergerak atau akan bergerak terhadap
yang lainnya. Gaya gesekan selalu melawan arah gerak benda atau dengan kata lain
gaya gesekan selalu berusaha menghentikan benda yang bergerak, dan selalu terjadi
walaupun tidak ada gerak relatif antara dua benda bersinggungan. Gaya gesekan
yang bekerja antara dua permukaan yang berada dalam keadaan diam relatif satu
terhadap lainnya disebut gaya gesekan statis dan diberi simbol fs. Gaya gesekan
statik mencapai maksimum bila benda mulai bergerak atau gaya gesekan statik
maksimum adalah gaya terkecil yang menyebabkan benda bergerak, dan besarnya
tidak bergantung pada luas permukaan kontak yang bersinggungan, melainkan
sebanding dengan besar gaya normal antara kedua benda yang bergesekan. Gaya
normal adalah gaya tekan yang terjadi antara kedua permukaan singgung dari benda-
benda yang bersangkutan. Jadi gaya gesekan statik dapat dituliskan dalam
persamaan:
f s s N (2.27)
dalam pers.(3.6) s menyatakan koefisien gesekan statik dan N adalah gaya normal.
Bila benda mulai bergerak, maka gaya gesekan yang bekerja bukan lagi gaya
gesekan statik melainkan gaya gesekan kinetik. Seperti juga pada gaya gesekan
statik, gaya gesekan kinetik tidak bergantung pada luas permukaan kontak, tetapi
sebanding dengan gaya normal. Persamaan gaya gesekan kinetik dapat dituliskan
sebagai:
fk k N (2.28)
II.17
Kinematika Zarrah
Contoh 2
Tiga buah balok masing-masing mempunyai massa 2kg, 1kg, dan 0,5kg dihubungkan
dengan tali. Benda ketiga kemudian ditarik ke kanan dengan gaya 42 N. Bila
koefisien gesekan antara benda dengan permukaan horizontal sama, yaitu 0,2 maka
tentukan percepatan benda tersebut.
Jawab
T1 f1 m1a (1)
T2 T1 f 2 m2 a (2)
F T2 f 3 m3 a (3)
dari persamaan (1),(2), dan (3) dapat diperoleh hubungan
( F f1 f 2 f 3 )
a 10m / s 2
(m1 m2 m3 )
II.18
Kinematika Zarrah
2r
v (2.31)
T
Contoh 3
Sebuah bola 150 g di ujung sebuah tali diputar secara beraturan membentuk
lingkaran horisontal dengan radius 0,60 m. Bola membuat 2,00 putaran dalam waktu
satu detik. Berapa percepatan sentripetalnya?
Jawab
Bola membuat dua putaran penuh per detik sehingga periode bola tersebut untuk
menempuh satu putaran sebesar 0,50 detik. Dengan demikian laju bola tersebut
2r 2(3,14)(0,60)
v 7,54 m/s
T 0,50
Percepatan sentripetalnya adalah
v 2 (7,54) 2
a sp 94,8 m/s2.
r 0,60
a. Uraian
1. Gaya gravitasi pada batu 2 kg adalah dua kali lipat dari batu 1 kg. Mengapa batu
yang lebih berat tidak jatuh lebih cepat?
2. Sebuah balok massa 1,5 kg yang meluncur pada bidang miring dengan sudut
kemiringan 30°. Berapa percepatannya jika koefisien gesekan antara balok dan
bidang miring 0,35?
3. Sebuah helikopter 6500 kg dipercepat ke atas sebesar 0.6 m/s2 dengan
mengangkat mobil 1200 kg. (a) Berapa gaya angkat yang diberikan oleh udara
pada baling-baling? (b) Berapa tegangan tali (abaikan massanya) yang
menghubungkan mobil dengan helikopter?
4. Sebuah mobil bermassa 400 kg tergelincir di pinggir jalan dan ditarik dengan
sebuah mobil derek massa 800 kg dengan gaya 5000 N. Bila koefisien gesekan
antara ban mobil derek dengan jalan 0,2 dan antara ban mobil dengan bidang
miring 0,5 dengan kemiringan sudut 30°, tentukan:
a. Percepatan sistem;
b. Tegangan tali penderek!
II.19
Kinematika Zarrah
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kinematika benda/partikel merupakan cabang dari mekanika yang
memppelajari gerak suatu benda tanpa meninjau penyebab dari benda tersebur
bergerak. Gerak suatu benda ditentukan melalui kecepatan, percepatan,
perpindahanbenda dari posisi awal ke posisi akhir. Aspek yang paling nyata dari
gerak suatu benda adalah seberapa cepat benda tersebut bergerak. Hal ini dapat
dinyatakan sebagai laju atau kecepatan. Seringkali kita tidak dapat membedakan kata
kecepatan dan laju. Ada beberapa perbedaan mendasar antara dua kata tersebut, yaitu
kecepatan adalah besaran vektor sedangkan laju belum tentu vektor. Laju rata-rata
didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktuyang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Sedangkan kecepatan rata-rata
didefinisikan sebagai perpindahan dibagi dengan waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh perpindahan tersebut. Perpindahan telah didefinisikan dalam bagian
sebelumnya. Misalkan mula-mula suatu objek berada pada posisi x1 pindah ke x2
Maka perubahan posisi adalah (simbol x), x = x2 – x1. Untuk menentukan
kecepatan rata-rata adalah menghitung berapa perubahan posisi awal terhadap posisi
akhir persatuan waktu (detik). Demikian pula untuk menentukan percepatan rata-rata
adalah berapa besar perubahan kecepatan rata-rata per satuan waktu.
B. Ruang Lingkup
Dalam modul ini akan dipelajari tentang system kerangka acuan dalam menentukan
kecepatan dan percepatan rata-rata dengan meninjau perubahan posisi suatu benda
dan perubahan kecepatan, Juga dalam modul ini, akan dihitung
C. Kaitan Modul
Modul ini merupakan modul pertama dari beberapa modul dalam matakuliah Fisika
Dasar dan dilaksanakan pada pertemuan ke dua. Modul ini adalah dasar untuk
penyelesaian berbagai permasalahan tentang kinematika benda/partikel yang
berkaitan langsung dengan kecepatan rata-rata dan seseat, percepatan rata-rata dan
percepatan sesaat, gerak dua dimensi eperti gerak parabola dan gerak melingkar
beraturan.
II.20
Kinematika Zarrah
D. Sasaran Modul
Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Mendefinisikan dan menjelaskan secara komprehensif tentang kinematika
dan aplikasinya
2. Menyelesaikan sola-soal kinematika
BAB II PEMBELAJARAN
A. Kompetensi Pembelajaran
Kompetensi Utama : Mampu memahami konsep gerak kinematika berupa
kecepatan, percepatan dan gerak dua dimensidalam
aplikasi bidang studi di Fakultas masing-masing.
Kompetensi Pendukung : Mampu berkomunikasi, beradaptasi dan bekerjasama
dalam pengembangan ilmu di bidang masing-masing
Kompetensi lainnya : Mampu mengembangkan diri berdasarkan prinsip
budaya bahari serta menjunjung tinggi norma tata nilai
moral, agama, etika dengan rasa tanggung jawab.
B. Model Pembelajaran
Matakuliah : Fisika Dasar I
Pendekatan SCL : Small Group and Collaboration
C. Tugas Mahasiswa
a. Menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan gerak kinematika dalam
kelompok kecil
b. Menyelesaikan soal-soal yang didiskusikan dalam panel
D. Proses Pembelajaran
1. Mahasiswa peserta matakuliah ini dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
2. Salah satu wakil dari setiap kelompok memaparkan tugas yang diselesaikan,
kemudian ditanggapi dan dikoreksi oleh kelompok lain
E. Strategi Pembelajaran
1. Tatap muka (kuliah)
II.21
Kinematika Zarrah
F. Kriteria Penilaian
1. Mampu membedakan dimensi satuan dasar dan satuan turunan
2. Tingkat pemahaman dalam menggunakan besaran, dimensi dan satuan.
3. Tingkat pemahaman keterkaitan materi perkuliahan pada setiap bidang studi.
4. Kemampuan menyelesaikan problem set
5. Keaktifan dalam diskusi kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, DC., 2001, Fisika (terjemahan Yuhilza Hanum, Irwan Arifin), Jilid II,
Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta.
II.22