Anda di halaman 1dari 79

FISIKA DASAR I

Andria Kurniawan, S.Si, M.Sc


andria.kurniawan@gmail.com
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU):

Mahasiswa mampu mengenal dan memahami hukum-hukum alam dan penalarannya


sebagi dasar untuk memecahkan persoalan yang berhubungan dengan mekanika, listrik,
magnet, optic, dan gelombang.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK):

1. Mahasiswa mampu memahami pembahasan tentang vector


2. Mahasiswa mampu memahami dan menentukan besaran-besaran kinematika
(posisi, kecepatan dan percepatan)
3. Menentukan besaran-besaran mekanika (massa, kecepatan, dan waktu) dengan
menggunakan konsep energy dan momentum.
4. Menentukan besaran-besaran fluida (kecepatan aliran, ketinggian, tekanan,
kekentalan) dan besaran-besaran benda tegar (momen inersia, momen gaya dan
titik berat)
Mata kuliah ini membahas tentang Fisika Dasar 1 dengan pokok bahasan :

Vektor, Kinematika partikel, Dinamika partikel, Kerja, Energi, Momentum linier,


Impuls, Tumbukan, Konsep pusat massa dan gerak pusat massa, Gerak roket, Konsep
gerak rotasi, Benda tegar, Momen inersia, Momentum sudut dan gaya dan mekanika,
dinamika dan statistika fluida

Daftar Referensi:
1. Haliday, D dan Resnich, R., Fisika I dan II, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 1996.

2. Kane, J.W., Physics, Edisi ke-2, John Wiley, 1983.

3. Giancoli, D., Fisika, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 2003.


JUMLAH SKS
 3 SKS
KOMPONEN PENILAIAN
 TUGAS MANDIRI
 UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)
 UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)

SISTEM PENILAIAN
 TUGAS (20%), QUIZ(20%), UTS (30%), UAS
(30%).
Definisi Vektor

•Besaran vektor adalah besaran yang terdiri dari dua variabel, yaitu besar
dan arah. Sebagai contoh dari besaran vektor adalah perpindahan.

•Sebuah besaran vektor dapat dinyatakan oleh huruf di cetak tebal (misal A)
atau diberi tanda panah di atas huruf (misal Ā) Dalam handout ini sebuah
besaran vektor dinyatakan oleh huruf yang dicetak tebal.

Perpindahan dari a ke b dinyatakan oleh vektor R


Penjumlahan Vektor
•Penjumlahan vektor R yang menyatakan perpindahan a ke b dan vektor S
yang menyatakan perpindahan b ke c menghasilkan vektor T yang
menyatakan perpindahan a ke c.

•Cara menjumlahkan dua buah vektor dengan mempertemukan ujung vektor


pertama, vektor R, dengan pangkal vektor kedua, vektor S. Maka resultan
vektornya, vektor T, adalah menghubungkan pangkal vektor pertama dan
ujung vektor kedua.
Besar Vektor Resultan

Jika besar vektor R dinyatakan oleh R dan besar vektor S dinyatakan oleh S,
maka besar vektor T sama dengan :

Sudut θ menyatakan sudut yang dibentuk antara vektor R dan vektor S


KINEMATIKA

Kinematika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas gerak


benda tanpa memperhatikan penyebab gerak benda
tersebut. Penyebab gerak yang sering ditinjau adalah gaya
atau momentum.

Pergerakan suatu benda itu dapat berupa translasi atau


perpindahan, rotasi, atau vibrasi. Dalam bab ini, dibahas
mengenai gerak translasi dan rotasi saja. Sedangkan gerak
vibrasi akan dibahas pada bab selanjutnya yang berkaitan
dengan gerak harmonik.
KINEMATIKA
Ada 3 besaran fisis yang digunakan untuk mengetahui gerak sebuah
partikel yaitu :
1. Posisi (r), satuannya meter
posisi relatif, perpindahan (r), jarak tempuh
2. Kecepatan ( v ), satuannya m/s
kecepatan rata-rata (vrata-rata) dan sesaat ( v )
3. Percepatan ( a ), satuannya m/s2
percepatan rata-rata (arata-rata) dan sesaat (a)
GERAK TRANSLASI
Contoh dari gerak translasi : menggeser meja dari suatu
tempat ke tempat yang lain, mobil bergerak dari kota A ke
kota B, dan sebagainya.
Contoh dari gerak rotasi : planet Merkurius mengelilingi
Matahari, elektron mengelilingi inti atom, putaran baling-
baling helikopter, dan lain-lain.

POSISI
Suatu perpindahan benda dicirikan oleh perubahan posisi
dari benda tersebut. Perubahan posisi benda selalu
dinyatakan dalam parameter waktu. Sebagai contoh,
perjalanan sebuah bis dari Bandung ke Jakarta. Oleh
karena itu posisi benda adalah fungsi dari waktu.
Posisi : X = f(t)
GERAK TRANSLASI
Gambar di bawah ini menyatakan kordinat dari posisi bis pada
waktu tertentu. Dari gambar diperoleh pada jam 7.00 posisi
bis masih di Bandung. Satu jam kemudian posisinya berada di
Ciranjang. Jam 9.00 berada di kota Cianjur. Dan jam 10.00
sudah berada di Jakarta.

Jakarta

Cianjur
Ciranjang

Bandung

7.00 8.00 9.00 10.00 waktu


GERAK TRANSLASI
Contoh fungsi posisi terhadap waktu:
X(t) = 2t2 +2t – 1
X(t) = ln(t2) untuk t  1

Persamaan posisi sebagai fungsi waktu di atas adalah dalam


kerangka satu dimensi, karena benda hanya bergerak dalam arah
koordinat X saja.

Untuk kerangka dua dimensi atau tiga dimensi posisi tersebut


harus dinyatakan dalam bentuk vektor dalam komponen arah
sumbu koordinat X, komponen sumbu koordinat Y, dan komponen
sumbu koordinat Z.
GERAK 2D DAN 3D
Dua dimensi : y

R(t) = X(t) i + Y(t) j


Contoh :
j
1)
R(t) = t i + (t + 1)j 5 (t

+
ti
R(t) = r(cos t i + sin t j) R(
t )=
3
Tiga dimensi :
1
R(t) = X(t) i + Y(t) j + Z(t) k x
0 2 4
Contoh : t=0 t=2 t=4

R(t) = t i + (t + 1)j  k
R(t) = r(cos t i + sin t j) + k
KECEPATAN
Besaran lain dalam gerak translasi yang menyatakan
perubahan posisi terhadap waktu adalah kecepatan.
Umumnya posisi dinyatakan dalam bentuk vektor (kecuali
untuk gerak satu dimensi), maka kecepatan juga merupakan
besaran vektor. Kecepatan sebuah benda sama dengan
turunan pertama dari posisi terhadap waktu.

dr  t 
Kecepatan : v t  
dt
Contoh :
Posisi : r(t) = t i + (t – 1)2 j – k
kecepatan : v(t) = i + (t  1) j
KECEPATAN

Kecepatan rata-rata : v

Δ
r 
t r

 
t 
r t
0
Δt tt0

Sehingga persamaan posisi dapat dinyatakan :

r(t) = r0 + v.t

Untuk persamaan posisi dalam satu dimensi :


X(t) = X0 + v.t

r(t0) dan X(t0) menyatakan posisi pada keadaan awal


GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Gerak lurus beraturan adalah gerak perpindahan benda
pada garis lurus dan mempunyai kecepatan konstan.
Persamaan gerak lurus beraturan dinyatakan oleh :
x(t) = xo + vt xo : posisi awal
v : kecepatan

X
Jika sebuah benda mengalami GLB,
maka grafik X – T berupa garis lurus.
Kemiringan fungsi x(t) dinyatakan oleh :
Xo dx(t)

v(t)

kons
tan
t dt
CONTOH
Sebuah benda bergerak dalam bidang XY yang dinyatakan oleh :
x(t) = 2t3  t2 ; y(t) = 3t2 – 2t + 1
Tentukan :
a. Komponen kecepatan untuk masing-masing arah
b. Besar kecepatan pada t = 1 detik
Jawab :
dx dy
a. vx = = 6t2 – 2t m/s vy = = 6t – 2 m/s
dt dt
b. vx(1) = 6.12 – 2.1 = 4 m/s vy(1) = 6.1 – 2 = 4 m/s,
2 2
maka besar kecepatan : v = 4
4 4m/s
2
PERCEPATAN
Percepatan adalah perubahan kecepatan terhadap waktu dan
merupakan besaran vektor. Percepatan sebuah benda adalah
turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu, atau turunan
kedua dari posisi terhadap waktu.

d
v(
t)
2

dt
r
Percepatan: 
at   2
dt dt

Percepatan rata-rata : a

Δt 
v vt 
vt0

Δt t t0
GLBB
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak
translasi/perpindahan benda pada garis lurus dan mempunyai
percepatan konstan.
Persamaan gerak lurus berubah beraturan dinyatakan oleh :
x(t) = xo + vot + ½at2
xo : posisi awal
vo : kecepatan awal
a : percepatan
GLBB
Percepatan a
X bernilai negatif

X
t
o

Percepatan a
bernilai positif

X
t
o
KINEMATIKA
Secara umum ada 3 kasus kinematika yaitu :
1. Posisi diketahui, kecepatan dan percepatan dicari dengan cara
posisi diturunkan.
2. Kecepatan diketahui, ada informasi posisi pada t tertentu.
Percepatan dicari dengan cara mendeferensialkan v dan posisi
dicari melalui integrasi v.
3. Percepatan diketahui, ada informasi posisi dan kecepatan pada t
tertentu. Kecepatan dan posisi diperoleh melalui integrasi a.
CONTOH
Sebuah partikel bergerak pada garis lurus (sumbu X). Percepatan
gerak berubah dengan waktu sebagai a(t) = 12 t2 ms-2.
a. Hitung v pada t = 2 s, jika pada t = 0 benda diam.
b. Tentukan x(t) jika diketahui pada saat t = 2 s benda ada pada
posisi x = 1 m.
c. Tentukan laju benda ketika benda tepat menempuh jarak 66
m.

Jawab :
2 3
a. Kecepatan v(t) =  a(t) dt   12t dt  4t  vo

7/2/23 01:02 PM FISIKA I 38


CONTOH
Nilai vo dapat ditentukan dari syarat awal pada t = 0
kecepatan v = 0. v(0) = 4(0)3 + vo = 0. Sehingga
diperoleh vo = 0. Dengan demikian v(t) = 4t3 m/s. Pada
t = 2 detik nilai kecepatan 3v(2) = 4.2
4
3
= 32 m/s
b. Posisi x(t) =  v(t) dt   4t dt  t  x o
Nilai xo dapat ditentukan dari syarat awal pada t = 2
detik posisi benda pada x = 1 m. Nilai x(2) = 24 + xo =
1. Sehingga diperoleh xo = -15. Dengan demikian
diperoleh x(t) = t4 – 15.
c. x(t) = 66 = t4 – 15 t4 – 81 = 0 atau t = 3 detik
Kecepatan pada t = 3 detik adalah v(3) = 4.33 = 108 m/s
GERAK DUA DIMENSI
Contoh dari gerak dua dimensi adalah gerak peluru dan
gerak melingkar.
Gerak peluru adalah gerak benda pada bidang XY di
bawah pengaruh gravitasi (pada sumbu-y) dan gesekan
udara (sumbu-x).
Gerak pada sumbu X : x = xo + voxt
Gerak pada sumbu Y : y = yo + voyt - ½gt2
vox = vo cos 
voy = vo sin 
Dengan (xo, yo) adalah posisi awal, (vox, voy) kecepatan
awal, dan g adalah percepatan gravitasi.
GERAK PELURU
Y

vo


Yo
X
Xo
Titik tertinggi terjadi pada saat kecepatan vy(t) = vo sin  -
gt = 0. Dengan demikian titik tertinggi terjadi pada saat :
t  vosinθ
g
CONTOH
Sebuah bola golf dipukul sehingga memiliki kecepatan awal
150 m/s pada sudut 45o dengan horizontal. Tentukan :
a. Tinggi maksimum yang dapat dialami bola golf tersebut dari
permukaan tanah
b. Lama waktu bola berada di udara
c. Jarak dari saat bola dipukul sampai kembali ke tanah

Jawab :
a. Tinggi maksimum diperoleh pada saat vy(t) = 0, yaitu
pada :
752 752
75 2  gt = 0. Diperoleh t max =  = 7,5 2 s
g 10
CONTOH
Ketinggian ymax = vo sin .tmax  ½ g tmax2
= 150. ½ 2.7,5 2  ½.10.(7,5 2 )
2

= 1125 – 562,5 = 562,5 m


b. Lama waktu bola di udara adalah waktu t pada saat bola
jatuh ke tanah, yaitu pada y = 0. y = 75 2t - ½gt2 = 0.
Diperoleh t = 15 2 detik
c. Jarak tempuh bola sampai ke tanah sama dengan x = vocos. t.
Dengan t menyatakan selang waktu bola golf sejak di lempar
sampai kembali ke tanah.
Diperoleh x = 75 2 .15 2 = 2250 m
Gerak Melingkar
Gerak melingkar adalah gerak pada bidang dengan
lintasan berupa lingkaran. Posisi benda dari gerak pada
bidang dapat dinyatakan dalam bentuk vektor :
r(t) = r [cos(t + o)i + sin(t + o)j]
r(t) = r r
Konstanta  menyatakan kecepatan sudut, o
menyatakan sudut awal, dan r menyatakan vektor satuan
dari r(t). r menyatakan jari-jari lintasan yang besarnya
konstan. Pada saat = 0, berlaku :
ro(t) = r [cos o i + sin o j]
Koordinat Polar
Berlaku : xo = r cos o
yo = r sin o
Dengan (xo, yo) adalah posisi awal. yo
r
Arah putaran berlawanan arah jarum jam.
Untuk memudahkan perhitungan  o
x
dalam mencari persamaan gerak
o

rotasi, suatu posisi dapat dinyatakan


dalam koordinat polar.
Berbeda dengan koordinat Kartesius, posisi dari suatu titik
dinyatakan oleh jarak dari titik tersebut dengan titik pusat
dan sudut yang dibentuk dengan sumbu x positif.
Koordinat Polar
Vektor posisi dalam koordinat polar dinyatakan dalam :
r(t) = r(t) rr
Dengan r(t) menyatakan jarak titik pusat ke titik posisi
sebagai fungsi waktu dan vektor satuan rr menyatakan
arah dari vektor r(t) yang arahnya berubah terhadap
waktu.
Untuk gerak melingkar, jarak r r
y
r(t) besarnya konstan yang o
r
dinyatakan sebagai jari-jari o
x
lintasan r. o
Gerak Melingkar
Kecepatan dari gerak melingkar dinyatakan oleh :
dRt  der
vt   R
dt dt
Karena R konstan, maka yang berubah terhadap waktu
adalah arah vektor/vektor satuan. Diketahui dari slide
sebelumnya :
er = cos(t + o)i + sin(t + o)j
Jika o = 0, diperoleh :
er = cos t i + sin t j
Maka : de r = (-sin t i + cos t j)
dt
Gerak Melingkar
Atau :
de r
= [cos(t + 90o)i + sin(t + 90o)j] = e
dt
e er
Vektor satuan e menyatakan
yo arah tegak lurus dengan vektor
R
satuan er seperti pada gambar
o
xo samping.
Dengan demikian kecepatan
dalam gerak melingkar sama
dengan :
v(t) = R e
Gerak Melingkar
Dengan demikian besar kecepatan v = r dengan arah
tegak lurus vektor posisi. Arah dari kecepatan
merupakan garis singgung dari lintasan lingkaran.
a  a
Vektor satuan a menyatakan
r

yo
arah tegak lurus dengan vektor
r
satuan ar seperti pada gambar

x
o

o
samping.
Percepatan dari gerak melingkar
dinyatakan oleh :
dv  t  d (ωa )
a t   r
dt dt
Gerak Melingkar Beraturan
Gerak melingkar beraturan terjadi jika  yang
menyatakan kecepatan sudut konstan. Kecepatan
sudut adalah turunan sudut terhadap waktu.
dθt  d
 ωt  θ o   ω
dt dt
Jika  konstan maka percepatan :
dv  t  da
a t    ωr
dt dt
da
= -(cos t i + sin t j) = -ar
dt
Dengan demikian besar percepatan a = 2r dengan
arah berlawanan vektor posisi (-ar).
Gerak Melingkar
Percepatan yang demikian disebut percepatan
sentripetal, yang dicirikan arahnya menuju titik pusat.
Jika  tidak konstan, maka percepatan menjadi :
dv  t  de dω
a t    ωr  ra  ω2rar  rαa 
dt dt dt
Dengan  menyatakan percepatan sudut yang
merupakan turunan pertama dari kecepatan sudut
terhadap waktu.
Percepatan yang searah dengan arah kecepatan (a)
disebut percepatan tangensial.
CONTOH
Sebuah roda berotasi murni mengelilingi porosnya.
Sebuah titik P yang berjarak 0,2 m dari sumbu rotasi
menempuh sudut (dalam radian) sebagai berikut :
 = (t3)/3 – (t2)/2  2t (t dalam sekon)
Tentukan :
a. Kecepatan dan percepatan sudut titik P pada t = 2 s
b. Laju titik P pada t = 2 s
c. Percepatan tangensial dan sentripetal titik P pada t =
2s
SOLUSI
Jawab :
dθt 
a. Kecepatan sudut :  = = t2 - t - 2.
dt
Pada t = 2 s diperoleh  = 0.
b. Laju titik P pada t = 2 s adalah v = 0.0,2 = 0
c. Percepatan tangensial dan sentripetal titik P pada t =
2 s adalah :
as = 2.r = 0
at = r
Dengan  menyatakan percepatan sudut yang
dωt 
besarnya adalah  = dt = 2t - . Saat t = 2 s
diperoleh  = 3. Dan at = 0,6 m/s2
DINAMIKA
 HUKUM NEWTON II
 HUKUM NEWTON III
 MACAM-MACAM GAYA
• Gaya Gravitasi (Berat)
• Gaya Sentuh
- Tegangan tali
- Gaya normal
- Gaya gesekan
 DINAMIKA I (tanpa gesekan)
 DINAMIKA II (dengan gesekan)
HUKUM NEWTON I
tentang Gerak
Selama tidak ada resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
maka benda tersebut akan selalu pada keadaannya, yaitu benda yang
diam akan selalu diam dan benda yang bergerak akan bergerak
dengan kecepatan konstan.

SF=0 a=0

Hukum Sistem Inersial


Kelembaman
 HUKUM NEWTON II
Sebuah benda bermassa m yang mendapat gaya sebesar F akan
memmperoleh percepatan sebanding dengan gaya tersebut dan
berbanding terbalik dengan massanya
F
a


m

F  m
Bila pada benda tersebut bekerja berbagai gaya, maka
percepatannya dapat ditentukan dari hukum Newton II :

F  ma
F = Gaya [N = newton]
m = Massa [kg]
a = Percepatan [m/s2 ]
 GAYA GRAVITASI
Semua benda yang berada dalam (dipengaruhi oleh) medan
gravitasi bumi akan ditarik ke bawah dengan percepatan gravitasi

Hukum Newton II :
F  ma
a g FW
W  mg W=mg
g = percepatan gravitasi
W = Berat benda

Bumi
 TEGANGAN TALI
Bila benda bergerak ke atas
dengan percepatan a, maka :
 F  T  W  T  mg  ma
Bila benda bergerak ke bawah
T
dengan percepatan a, maka :
 F  W  T  mg  T  ma
Bila benda diam atau bergerak ke
atas atau ke bawah dengan
kecepatan konstan (percepatan =
W 0), maka :
 F  W  T  mg  T  0  T  mg

Hukum Newton I  F = 0
 GAYA NORMAL & GAYA GESEKAN

Bidang Datar Bidang Miring

N N

fmksimum   N
f
f F

W f maksimum   N W
 = koefisien gesekan

s = koefisien gesekan statik (benda tidak bergerak)


 k  s
k = koefisien gesekan kinetik (benda bergerak)
Kombinasi berbagai gaya

Katrol

N
T

T
f
W2 > T

W1

W2
Katrol

N
T

f T

W2 < T

W1

W2
Contoh Soal 2.1 [Dinamika I Gerak Horisontal]
Tiga buah balok masing-masing bermassa 12 kg, 24 kg dan 31
kg yang berada di atas lantai horisontal dihubungkan dengan dua
buah tali dimana balok 24 kg berada ditengah. Balok 40 kg ditarik
oleh sebuah gaya sebesar 65 N. Bila lantainya licin, tentukan
percepatan dan tegangan pada kedua tali.
Jawab :

T1 T1 T2 T2
12 24 31 T3

T1  m1a  12 a
T2  T1  m 2 a  T2  m 2 a  T1  24 a  12 a  36 a
T3  T2  m 3a  65  m 3a  T2  31a  36 a  67 a
65
a  0,97 m / s 2  T2  36a  36(0,97)  34,92 N
67
T1  12a  12(0,97)  11,64 N
Contoh Soal 2.2 [Dinamika I Gerak Vertikal]
Sebuah helikopter bermassa 15000 kg mengangkat sebuah truk
bermassa 4500 kg dengan percepatan sebesar 1,4 m/s2. Truk
disebut diangkat dengan menggunakan kabel baja, Gaya angkat
yang diterima oleh baling-baling helikopter arahnya vertikal ke
atas. Tentukan besarnya tegangan pada kabel baja dan besarnya
gaya angkat pada baling-baling helikopter.
Jawab :
F
Hukum Newton II pada truk :

F y  T  m 2g  m 2a 2 a1  a 2  a
a
T  m 2 (g  a )  (4500)(9,8  1,4)  50400 N
T
Hukum Newton II pada helikopter :
W1

F y  F  T  m1g  m1a1 a 1  a 2  a
T
F  T  m1 (g  a )
 50400(15000)(9,8  1,4)  218400 N

W2
Contoh Soal 2.5 [Dinamika II bidang datar]
Sebuah mobil bermassa 1000 kg menarik kereta gandeng yang
massanya 450 kg. Bila koefisien gesekannya 0,15 tentukan gaya
dorong minimum yang harus dimiliki oleh mobil agar dapat
menarik kereta gandeng tersebut.

Jawab : N

450 1000 F

mg

F y  N  mg  0  N  mg  1450(9,8)  14210 N
F x  F  f  0  F  f  N  0,15(14210)  2131,5 N
Contoh Soal 2.6 [Dinamika II bidang miring]
Sebuah balok bemassa 5 kg bergerak ke atas dengan kecepatan
awal Vo pada bidang miring dengan sudut 30o terhadap horisontal.
Oleh karena koefisien gesekan antara balok dan bidang miring
kecil (yaitu sebesar 0,15), maka setelah naik keatas balok
tersebut turun kembali dan sampai ditempat semula dengan
kecepatan sebesar 7,66 m/s. Tentukan kecepatan awal Vo

Jawab : L
V1 = 0 V1 = 0

Vo = ?
m = 5 kg

30o
 = 0,15
V2 = 7,66 m/s
Diagram gaya (turun) : N

F y  0  N  mg cos   0 f

F x  ma mg sin 
mg sin   f  ma
mg cos 
f  N   mg cos 
mg sin   mg cos   ma mg

a  (g sin   g cos  )
2
a  (9,8)(0,5)  (0,15)(9,8)(0,87)  3,62 m / s
L
2 2 V1 = 0
V  V  2aL
2 1

7,66 2  0
L  8,1 m
2(3,62)
V2 = 7,66 m/s
Diagram gaya (naik) : N

F y  0  N  mg cos   0
F x  ma mg sin 

 (mg sin   f )  ma f
mg cos 

N  mg cos   f  N   mg cos  mg
  mg cos   mg sin   ma  a  ( g sin   g cos  )
a  [(0,15)(9,8)(0,87)  (9,8)(0,5)]  6,18 m / s 2
L V1 = 0
2 2
V  V  2aL
1 o

0  Vo2  2(6,18)(8,1) Vo
Vo  10 m / s
30o
 HUKUM NEWTON III

Faksi  Freaksi F21

F21  F12


2

F  m
1

1 F12
2
F12
F21

F12 = gaya pada benda 1 akibat benda 2 F21 = gaya pada benda 2 akibat benda 1
Contoh Soal 2.8 [Hukum Newton III]
Dua buah balok yang masing-masing bermassa 1 kg (sebelah kiri)
dan 3 kg (sebelah kanan) diletakkan berdampingan di atas lantai
horisontal dimana koefisien gesekan antara lantai dan balok 1 kg
adalah 0,2 sedangkan antara lantai dan balok 3 kg adalah 0,1.
Tentukan percepatan dari kedua balok tersebut dan gaya aksi-
reaksi bila balok 1 kg didorong ke kanan dengan gaya sebesar 12
N.
F = 12 N
1 kg 3 kg a=?

 = 0,1
 = 0,2

N1
F y  0  N1  m1g  (1)(9,8)  9,8 N

F12
F

f1
F x  m1a  F  f1  F12  m1a  (1)a  a
m1 g 12  (0,2)(9,8)  F12  a  F12  10,04  a
F = 12 N
1 kg 3 kg a=?

 = 0,1
 = 0,2

N2
F y  0  N 2  m 2 g  (3)(9,8)  29,4 N

F21

f2
F x  m 2 a  F21  f 2  m 2 a  (3)a  3a
m2 g F21  (0,1)(29,4)  3a  F21  3a  2,94
F12  10,04  a
F21  3a  2,94

F21  F12 3a  2,94  10,04  a


7,1 2
4a  10,04  2,94  7,1  a   1,775 m / s
4
F12  10,04  1,775  8,265 N
Kedua benda dapat dianggap sebagai N2
satu benda (gaya aksi reaksi saling
meniadakan )
F21 N1
F21
F

f2 f1
m1g

m2 g

F y  0  N1  N 2  m1g  m 2 g  9,8  29,4  39,2 N

F x  (m1  m 2 )a  F  f1  f 2  (m1  m 2 )a  4a
7,1
12  (0,2)(9,8)  (0,1)(29,4)  4a  a   1,775 m / s 2
4
Contoh Soal 2.9 [Hukum Newton III]
Sebuah balok bermassa 40 kg terletak di atas lantai licin. Diatas
balok tersebut diletakkan balok kedua yang bermassa 10 kg
dimana koefisien gesekan antara kedua balok adalah 0,4. Bila
balok kedua ditarik dengan gaya sebesar 100 N, hitung
percepatan dari kedua balok tersebut.
F=100 N 10 kg 2

1 40 kg  = 0,4

N21 3

f21 F y  0  N 21  m 2 g  (10)(9,8)  98N


F
F x  m 2a 2  F  f 21  m 2 a 2
100  0,4f 21  10a 2
m2 g N13
F y  0  N13  m1g  N12
N13  40(9,8)  98  490
F x  m1a1  f12  m1a 1  40a 1
f12
a 1  a 2  a f 21  f12 N12
100
100  0,4(40a )  10a  a   3,85 m / s 2
26 m1 g
Contoh Soal 2.10 [Dinamika II bidang miring dan katrol]
Pada gambar di bawah ini, balok B beratnya 102 N dan balok A
beratnya 32 N. Koefisien gesekan antara balok B dan bidang
miring adalah 0,25. Hitung percepatan dari kedua balok tersebut
bila balok B sedang bergerak ke bawah.
Jawab : Katrol

N
T

f T
m1gsin
40o

m1gcos
m1g
 Fy  0  N  m1g cos   102 cos 40o  78,132 m2 g
F x  m1g sin   T  f  m1a1
T  m 2 g  T  32  m 2 a 2
m1g sin   T   s N  m1a 1
32
102 T  32  a 2  32  3,265a 2
102 sin 40 o  T  0,25(78,132)  a1 9,8
9,8 46,03  10,4a  32  3,265a
65,564  T  19,533  10,4a
14,03
T  46,03  10,4a 13,665a  14,03  a   1,027 m / s 2
13,665

Anda mungkin juga menyukai