Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN BAHASA

A. Prinsip Umum Perkembangan Manusia


Menurut Anita Woolfolk (2009:34), perkembangan dalam pengertian psikologis
secara umum mengacu pada perubahan-perubahan tertentu yang terjadi pada manusia
(atau binatang) di antara konsepsi dan kematian. Sementara menurut Rizki Takriyanti
(2006:33), perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan kearah yang lebih
maju.
Jadi, secara pengertian perkembangan adalah suatu perubahan tertentu kearah
yang lebih maju terjadi pada diri kita (ataupun hewan) yang kita alami sejak konsepsi
sampai mati dalam proses atau tahapan secara berurutan. Perkembangan manusia dapat
dibagi menjadi sejumlah aspek yang berbeda antara lain perkembangan fisik,
perkembangan pribadi, perkembangan sosial dan perkembangan kognitif.
Perkembanngan fisik, berhubungan dengan perubahan dalam struktur dan fungsi
tubuh dari waktu ke waktu. Perkembangan pribadi adalah istilah umum digunakan untuk
perubahan pada kepribadian individu selama dia tumbuh. Sementara itu, Perkembangan
sosial, merupakan perubahan dari waktu ke waktu dalam cara kita berhubungan dengan
orang lain. Selanjutnya, Perkembangan kognitif yang mengacu pada perubahan dalam
berfikir yang terjadi secara gradual dan berurutan pada berbagai proses mental hingga
menjadi lebih kompleks dan canggih.
Beberapa teoritis berpendapat bahwa ada beberapa prinsip umum dalam
perkembangan, antara lain:
1. Orang berkembang dengan laju yang berbeda
Di kelas, guru pasti memiliki contoh tingkat perkembangan yang berbeda
terhadap siswanya. Contohnya: sebagian siswa yang bertubuh lebih besar,
memiliki koordinasi yang lebih baik dan lebih matang dalam berfikir serta dalam
hubungan sosialnya. Sebagian lainya jauh lebih lambat matang di bidang ini.
2. Perkembangan relatif urut
Orang mengembangkan berbagai kemampuan dengan urutan yang logis. Pada
waktu bayi, mereka duduk sebelum berjalan, meraban sebelum bicara, dan
melihat dunia melalui matanya sebelum mereka mulai membayangkan
bagaimana orang lain melihat. Tetapi, keberurutan ini belum tentu linier atau
dapat diprediksi.
3. Perkembangan terjadi secara gradual
Sangat jarang perubahan muncul dalam waktu semalam. Seorang siswa yang tidak
dapat memanipulasi pensil atau menjawab pertanyaan hipotesis dapat
mengembangkan kemampuan ini dengan baik, tetapi perubahannya cenderung
membutuhkan waktu lama.

B. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Piaget


1. Konsep Kunci
Piaget mengajukan empat konsep pokok dalam menjelaskan
perkembangan kognitif. Ke empat konsep yang dimaksud adalah skema, asimilasi,
akomodasi, dan ekuilibrium.
a) Skema
Skema menggambarkan tindakan mental dan fisik dalam mengetahui dan
memahami objek.Dalam pandangan Piaget Skema meliputi kategori
pengetahuan dan proses memperoleh pengetahuan.Misalnya anak
memiliki skema tentang jenis binatang , misalnya kambing.Apabila anak
hanya memiliki pengalaman bahwa kambing itu kecil, maka dia akan
menggeneralisasikan bahwa semua kambing adalah binatang kecil. Namun
seandainya anak itu menghadapi kambing yang besar, anak itu akan
memasukkan informasi baru, memodifikasi skema yang telah dimiliki, yang
pada akhirnya dia dapat mengatakan bahwa kambing itu ada yang besar
dan ada pula yang kecil.
b) Asimilasi
Merupakan proses memasukkan informasi ke dalam skema yang telah
dimiliki. Proses ini agak bersifat subjektif, karena seseorang cenderung
memodifikasi pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya. Dengan
menggunakan contoh tersebut, dengan melihat kambing kemudian anak
itu menamakannya kambing. Maka, anak itu telah mengasimilasikan
binatang tersebut ke dalam skema kambing yang ada pada anak tersebut.
c) Akomodasi
Akomodasi merupakan proses mengubah skema yang telah dimiliki ke
dalam informasi baru. Skema akan terus dikembangkan selama
akomodasi.
d) Ekuilibrium
Piaget percaya bahwa setiap anak mencoba memperoleh keseimbangan
antara asimilasi dan akomodasi dengan menerapkan mekanisme
keseimbangan.
Anak mengalami kemajuan karena adanya perkembangan kognitif, maka
penting untuk mempertahankan keseimbangan antara menerapkan pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya (asimilasi) dan mengubah perilaku karena adanya
pengetahuan baru (akomodasi). Ekuilibrium ini menjelaskan cara anak berfikir ke
tahap selanjutnya.
Menurut Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap
perkembangan kognitif dari lahir hingga dewasa. setiap tahap ditandai oleh
munculnya kemampuan intelektual baru dimana manusia mulai mengerti dunia
yang bertambah kompleks. Berikut kita akan lihat tahap-tahap perkembangan
kognitif menurut Paiget, seperti yang terdapat dalam kolom berikut.
Tahap Umur Karakteristik dan Kemampuan
Sensorimotor 0 hingga 2 Mulai mempergunakan imitasi, ingatan dan
tahun fikiran, mulai mengerti bahwa objek tidak
hilang ketika disembunyikan.
Pra-Operasional 2 hingga 7 Secara gradual mengembangkan
tahun penggunaan bahasa dan kemampuan untuk
berfikir dalam bentuk simbolik, berfikirnya
masih egosentris dan berpusat. Anak mulai
menjelaskan dunia dengan kata dan gambar
Operasional- 7 hingga 11 Mampu mengatasi masalah-masalah
Konkret tahun konkret secara logis, memahami hukum-
hukum percakapan, mampu
mengklasifikasikan dan mengurutkan dari
besar ke kecil begitu juga sebaliknya
Memahami reversibilitas (kemampuan
untuk memikirkan serangkaian langkah, lalu
membalikkan langkah itu secara mental
kembali ke titik awal).
Operasional 11 hingga Mampu berfikir abstrak dan dapat
Formal dewasa menganalisis masalah secara ilmiah dan
kemudian menyelesaikan masalah.
Mengembangkan tentang isu-isu sosial dan
identitas.

2. Implikasi Pembelajaran
Terdapat beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk dasar
pertimbangan tatkala mengajar
a) Tatkala guru mengajar hendaknya menyadari bahwa banyak siswa remaja
yang belum dapat mencapai tahap berfikir operasional formal secara
sempurna, kondisi ini menuntut konsekuensi pada penyusunan kurikulum,
hendaknya tidak terlalu formal dan abstrak.
b) Kondisi pembelajaran diciptakan dengan nuansa eksplorasi dan
penemuan.
c) Metode pembelajaran hendaknya mengarah pada konstruktivisme
d) Setiap akhir pembelajaran siswa diminta membuat “map mind”

C. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Bruner


1. Konsep Kunci
Brunner dalam menyusun teori perkembangan kognitif memperhitungkan
enam hal
a) Perkembangan intelektual ditandai oleh meningkatnya variasi respon
terhadap stimulus.
b) Pertumbuhan tergantung pada perkembangan intelektual dan system
pengolahan informasi yang dapat menggambarkan realita.
c) Perkembangan intelektual memerlukan peningkatan kecakapan untuk
mengatakan pada dirinya sendiri dan orang lain, melalui kata-kata atau
symbol.
d) Interaksi antara guru dengan siswa adalah penting bagi perkembangan
kognitif.
e) Bahasa menjadi kunci perkembangan kognitif.
f) Pertumbuhan kognitif ditandai oleh semakin meningkatnya kemampuan
melakukan berbagai kegiatan secara bersamaan dan mengalokasikan
perhatian secara runtut pada berbagai situasi.
2. Tahap Perkembangan
Bruner mengelompokan ada tiga perkembangan kognitif:
a) Tahap enaktif.
Pada tahap ini anak memahami ligkungannya. Contohnya saja anak yang
sedang belajar naik sepeda.
b) Tahap ikoni.
Pada tahap ini informasi dibawa anak melalui imageri. Karakteristik
tunggal pada obyek yang diamati dijadikan sebagai pegangan, dan pada
akhirnya anak mengembangkan memori visual.
c) Tahap simbolik.
Pada tahap ini tindakan tanpa pemikiran terlebih dahulu dan pemahaman
perseptual sudah berkembang. Pada tahap simbolik ini memberikan
peluang anak untuk menyusun gagasan secara padat, misalnya
menggunakan gambar yang saling berhubungan atau mengunakan
bentuk-bentuk tertentu.
3. Implikasi Terhadap Pembelajaran
a) Anak memiliki cara berpikir yang berbeda dengan orang dewasa. Guru
perlu memperlihatkan fenomena atau masalah kepada anak. Hal ini dapat
dilakukan melalui kegiatan wawancara atau pengamatan terhadap objek.
b) Anak, terutama pada pendidikan anak usia dini dana anak SD kelas rendah,
akan belajar dengan baik apabila mereka memanipulasi objek yang
dipelajari, misalnya dengan melihat, merasakan, mencium, dan
sebagainya. Pendekatan pembelajaran diskoveri atau pendekatan
pembelajaran induktif lainnya akan lebih efektif dalam proses
pembelajaran anak.
c) Pengalaman baru yang berinteraksi dengan struktur kognitif dapat
menarik minat dan mengembangkan pemahaman anak. Oleh karena itu,
pengalaman baru yang dipelajari anak harus sesuai dengan pengetahuan
yang telah dimiliki anak.

D. Teori Perkembangan Kognitif Menurut Pandangan Vygotsky


Tiga konsep yang dikembangkan dalam teori vygotsky (Tappan,1998): (1) keahlian
kognitif anak dapat dipahami apabila di analisis dan pahami apabila dianalisis dan di
interpretasikan secara developmental; (2) kemampuan kognitif yang di mediasi dengan
kata, bahasa, dan bentuk diskursus yang berfungsi sebagai alat psikologis
untukmembantu dan menstraformasi aktivitas mental; dan (3) kemampuan kognitif
berasal dari relasi social dan dipengaruhi oleh latarbelakag sosiokultural.
Vygotsky berpendapat bahwa pada masa kanak kanak awal (early childhood),
bahasa mulai digunaka sebagai alat yang membantu anak untuk merancang aktivitas dan
memecahkan problem. Vygotsky percaya bahwa kemampuan kognitif berasal dari
hubungan social dan kebudayaan. Oleh karena itu karena itu perkembangan anak tidak
bisa dipisahkan dari kegiatan social dan cultural (Holland, dkk 2001). Dia percaya bahwa
perkembangan memori, perhatian dan nalar, melibatkan pembelajaran untuk
menggunakan alat yang ada dalam masyarakat, seperti bahasa, system matematika, dan
strstegi memori. Pada satu kultur, konsep ketiga ini dimaksudkn mungkin berupa
pelajaran menghitung dengan menggunkan computer, namun dalam kultur yang
berbeda, pembelajaran ini mungkin berupa pelajaran berhitung menggunakan batu dan
jari.
Teori vygotsky mengandung pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi
situasi dan bersifat kolaboratif, artinya pengetahuan didistribusikan di antara orang dan
lingkungan, yang mencaku objek artifak, alat, buku, dan komunitas tempat orang
berinteraksi dengan orang lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkembangan kognitif
berasal dari situasi social.
Vygotsky mengemukakan beberapa ide tentang zone of proxsimal development
(ZPD). Zone of proximal development (ZPD) adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit
dikuasai anak secara sendirian, tapi dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau
anak yang lebih mampu. Untuk memahami batasan ZPD anak, terdapat batasan atas,
yaitu tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat dikerjakan anak dengan
bantuan instruktur yang mampu, diharapkan pasca bantuan ini anak tatkala melakukan
tugas sudah mampu tanpa bantuan orang lain dan batas bawah, yang dimaksud adalah
tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri.
ZPD menurut vygotsky menunjukkan akan pentingnya pengaruh social, terutama
pengaruh instruksi atau pengajaran terhadap perkembangan kognitif anak (Hasse, 2001).
Salah satu Contoh aplikasi konsep ZPD adalah tutorial tatap muka yang diberikan pada
guru Selandia Baru dalam program Reading Recovery. Tugas ini dimulai dengan tugas
membaca yang sudah dikenal dengan baik, kemudian pelan-pelan memperkenalkan
strategi membaca yang belum dikenal dan kemudian menyerahkan control aktivitas
kepada si anak sendiri (Clay & Cazden dalam Santrocks, 2008).
Scaffolding yaitu teknik untuk mengubah tingkat dukungan. Selama sesi
pengajaran, orang yang lebih ahli (guru atau siswa yang lebih mampu) menyesuaikan
jumlah bimbingannya dengan level kinerja siswa yang di capai. Ketika tugas siswa yang
akan di pelajari merupakan tugas baru, maka orang yang lebih ahli dapat menggunakan
teknik intruksi langsung. Saat kemampuan sisa meningkt, maka semakin sedikit
bimbingan yang diberikan.
Dialog merupakan alat penting dalam teknik ini di dalam ZPD. Didalam hal ini
vygotsky menganggap anak memmpunyai konsep yang banyak, namun tidak sistematis,
tidak teratur, dan spontan. Tatkala anak mendapatkan bimbingan dari para ahli, mereka
akan membahas konsep yang lebih sitematis, logis, dan rasional.
Bahasa dan pemikiran. Vygotsky berkeyakinan bahwa anak menggunakan bahasa
bukan hanya untuk berkomunkikasi saja, melainkan juga untuk merencanakan,
memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri. Penggunaan bahasa untuk mengatur
diri sendiri, dinamakan pembicaraan batin (inner speech) atau berbicara sendiri (private
speech). Menurut piaget, berbicara sendiri bersifat egosentris dan tidak dewasa tetapi
menurut vygotsky adalah alat penting bagi pemikiran selama mas kanak kanak. Tatkala
anak sering meakukan pembicaraan batin, ia justru akan lebih kompeten secara social.
Karena anak menginternalisasikan pembicaraan egosentrisnya dalam bentuk
pembicaraan batin kemudian pembicaraan batin ini menjadi pemikiran mereka. Oleh
karena itu pembicaraa batin dapat mempresentasikan transisi awal untuk menjadi lebih
komuniktif secara social.
1. Implikasi Dalam Pembelajaran
Pembelajaran akan lebih efektif tatkala seorang guru mengajar dengn
menggunakan teori vygotsky sebagai landasan, bentuk pembelajaran yang
dimaksud adalah:
a) Sebelum mengajar, seorang guru hendaknya dapat memahami ZPD siswa
batas bawah sehingga bermanfaat untuk menyusun struktur mteri
pembelajaran. Implikasinya guru lebih akuat tatkala menyusun strategi
mengajarnya, sehingga tidak melulu selalu memberikan bimbingan kepada
siswa. Dampak pengiringnya adalah siswa dapat belajar sampai tingkat
keahlian yang diharapkan dan mencapai ZPD pada batas atas.
b) Untuk mengembangkan pembelajaran yang komunitas seorang guru perlu
memanfaatkan tutor sebaya didalam kelas.
c) Dalam pembelajaran seorang guru hendaknya menggunakan teknik
scaffolding dengan tujuan siswa dapat belajar atas inisiatifnya sendiri,
sehingga mereka dapat mencapai keahlian pada batas atas ZPD.

E. Teori Perkembangan Bahasa Menurut Pandangan Chomsky


1. Pengertian
Perkembangan bahasa dalam psikolinguistik diartikan sebagai proses
untuk memperoleh bahasa, menyusun tatabahasa dari ucapan-ucapan, memilih
ukuran penilaian tatabahasa yang paling tepat dan paling sederhana (Tarigan,
1986:243). Proses perkembangan bahasa dijelaskan melalui dua pendekatan:
a) Navistik: struktur bahasa telah ditentukan secara biologik sejak lahir
(tarigan, 1986:257)
b) Empiris: kemampuan berbahasa merupakan hasil belajar individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan (orang dewasa yang berbahasa)
2. Tahap-Tahap Perkembangan
Perkembangan bahasa sebagai aspek universal berlangsung dalam suatu
pola yang bertahap:
a) Tahap Pralinguistik: perkembangan permulaan bahasa yang dimulai sejak
usia mulai 3 bulan. Pada tahap ini anak mengeluarkan bunyi ujaran dalam
bentuk ocehan yang mempunyai fungsi komunikatif.
b) Tahap Halofrastik: pada usia sekitar satu tahun anak mulai mengucapkan
kata – katanya pertama. Contoh: “kursi “.
c) Tahap kalimat dua kata: anak mulai lebih banyak kemungkinan untuk
menyatakan maksud dan berkomunikasi dengan kalimat dua kata. Contoh
“kucing papa“.
d) Tahap perkembangan tata bahasa: berkisar antara 2 – 5 tahun, anak mulai
mengembangkan sejumlah sarana tata bahasa, panjang kalimat
bertambah, ucapan yang dihasilkan semakin kompleks.
e) Tahap perkembangan tata bahasa menjelang dewasa: berkisar 5 – 10
tahun, anak mulai mengembangkan struktur tata bahasa yang lebih rumit.
f) Tahap kompetensi lengkap: berkisar 11 tahun sampai dewasa, anak
semakin lancar dan fasih dalam berkomunikasi dengan bahasa.

F. Kemampuan Berbahasa dan Berpikir


Berpikir merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi yang
berlangsung selama terjadinya stimulus sampai dengan munculnya respon (Morgan 1989
:228). Dalam aktivitas berpikir di dalamnya melibatkan bahasa. Berpikir merupakan
percakapan dalam hati. Bahasa merupakan alat untuk berpikir mengekspresiakn hasil
pemikiran tersebut. Jadi berpikir dan berbahasa merupakan dua aktivitas bersamaan.
Faktor yang paling berperan adalah faktor kognisi.
1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
a) Faktor Biologis
Kemampuan kodrati atau alami yang memungkinkannya menguasai
bahasa. Potensi alam ini bekerja secara otomatis.
b) Faktor lingkungan
Lingkungan yang kaya dengan kemampuan bahasanya akan memberikan
kesempatan yang lebih besar bagi berkembangnya bahasa individu yang
tinggal di dalamnya.
2. Implikasi dalam Pembelajaran
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan berbahasa, di
antaranya adalah:
a) Mengupayakan lingkungan yang dapat memberikan kesempatan seluas-
luasnya bagi perkembangan bahasa secara optimal. Lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat perlu dikembangkan menjadi lingkungan yang
dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar, berlatih, dan
mengembangkan kemampuan bahasa.
b) Pengenalan sejak dini terhadap lingkungan yang memiliki variasi
kemampuan bahasa pada anak sangat diperlukan untuk memacu
perkembangan bahasa.
c) Mengembangkan strategi untuk mempermudah penguasaan bahasa.
Antara lain: cara untuk memudahkan mengingat, meniru, mengalami
langsung dan bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Rifa’I, A., Anni C.T. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
Santrock, John.W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Prenada Group.
Perkembangan Kognitif dan Bahasa (http.achmdgelorawan.com//perkembangan-kognitif-dan-
bahasa yang diakses pada hari rabu, 26 Maret 2013 pukul 19.00 WIB)
Makalah Perkembangan Kognitif dan Bahasa
(http://learnbebetter.blogspot.com/2015/03/makalah-perkembangan-kognitif-dan-
bahasa.html yang diakses pada hari Minggu, 13 Maret 2022 pukul 19.59 WIB)

Anda mungkin juga menyukai