MODEL PEMBELAJARAN
Kognitif
Perkembangan Kognitif
2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak
benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab
itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.
Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit
membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.
Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun.
3. Berpikir lntuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu,
seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan
pasti alasan untuk melakukannya. Subfase berpikir secata intuitif tenadi pada
usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif
Kemampuan lain yang dikuasai anak tahap ini adalah:
a. Memahami identitas
b. Memahami sebab akibat
c. Mampu mengklasifikasi
d. Memahami angka
e. Empati
f. Teori pikiran
Cara seorang anak membentuk memori permanen ada tiga tipe yaitu:
1. Memori generic: memori yang menghasilkan script bagi rutinitas yang akrab
untuk memandu perilaku. Script adalah catatan umum yang akrab dan
berulang, dipergunakan untuk memandu perilaku. Misalnya: seorang anak bisa
saja memiliki script untuk menaiki bus ke sekolah atau makan siang di rumah
nenek.
Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut
dengan operasi – operasi, yaitu :
a) Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan
benda atau keadaan yang lain.
b) Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui
hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c) Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan
benda-benda yang ada.
KEMAJUAN KOGNITIF
· Pemikiran spasial
Contoh : Dani dapat menggunakan peta atau model untuk membantunya
mencari objek tersembunyi dan dapat memberikan arah untuk menemukan
benda tersebut kepada orang lain. Dia dapat menemukan jalan ke sekolah dan
pulang ke rumah, dapat memperkirakan jarak, dapat menilai berapa waktu
yang dibutuhkan untuk pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.
· Sebab akibat
Contoh : Doni mengetahui atribut fisik objek mana yang akan memengaruhi
hasil (misalnya, jumlah objek berpengaruh sedangkan jumlah warna tidak).
Tetapi dia belum mengetahui faktor spesial mana seperti posisi dan
penempatan objek, yang membuat perbedaan.
· Klasifikasi
Kemampuan mengategorisasi membantu anak untuk berpikir secara logis.
Contoh : elena dapat memilah objek ke dalam beberapa kategori, seperti
bentuk, warna, atau keduanya. Dia mengetahui bahwa subkelas (mawar)
memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelas yang menjadi
induknya (bunga).
· Seriasi dan kesimpulan transitif
Kemampuan untuk mengenali hubungan antara dua objek dengan mengetahui
hubungan antara masing-masing objek tersebut dan objek ketiga.
Contoh : nina dapat mengatur kumpulan tongkat sesuai urutan, dari yang
paling pendek ke yang paling panjang, dan dapat memasukkan tongkat
berukuran menengah ke tempat yang tepat.
D.POKOK BAHASAN KOGNITIF
a. Perkembangan Memori
Cara otak menyimpan informasi dipercaya bersifat universal, walaupun
efisiensi dari sistem tersebut bervariasi dari orang ke orang (Siegler, 1998).
Model pemrosesan informasi menggambarkan otak memiliki tiga “gudang”,
yaitu:
1. Memori sensoris (sensory memory) adalah sistem penyimpanan awal
“tangki penampungan” sementara bagi informasi sensoris yang masuk. Ingatan
sensoris menunjukkan sedikit perubahan berkaitan dengan usia; sebagaimana
yang telah kita saksikan, bayi pun memilii ingatan sensoris.
2. Memori kerja (working memory) adalah sebuah “gudang” jangka
pendek bagi informasi yang sedang dikerjakan oleh seseorang pada saat ini;
dan informasi tersebut adalah informasi yang berusaha untuk dipahami,
diingat, atau dipikirkan.
3. Memori jangka panjang (long-term memory) adalah sebuah “gudang”
dengan kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas, yang menyimpan
informasi dalam jangka waktu yang lama.
Metamemori: Memahami memori
Antara anak usia 5 dan 7 tahun, lobus frontal mengalami perkembangan
signifikan dan reorganisasi, memungkinkan peningkatan pemanggilan kembali
dan metamemori, pengetahuan tentang proses memori (Janowsky & Carper,
1996).
3. Masa Remaja