Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN DAN

MODEL PEMBELAJARAN

Kognitif
Perkembangan Kognitif

istilah yang digunakan oleh ahli psikologi untuk


menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan
dengan persepsi, pikiran, ingatan dan pengolahan
informasi yang memungkinkan seseorang memperoleh
pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan
masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan
bagaimana individu mempelajari, memperhatikan,
mengamati, membayangkan, memperkirakan, menilai dan
memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009).
B. Proses Perkembangan Kognitif
proses perkembangan kognitif oleh para pakar
psikologi pemprosesan informasi.

1. Teori Perkembangan Kognitif Piaget


Piaget meyakini bahwa pemikiran seorang anak berkembang
dari bayi sampai dia dewasa.
a. Tahap Sensori-Motorik (usia 0-2 tahun)
b. Tahap Pra-Operasional (usia 2-7 tahun)
c. Tahap Konkret-Operasional (usia 7-11 tahun)
d. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun-dewasa)
C. Karakteristik Perkembangan Kognitif
Peserta Didik
Karakteristik perkembangan kognitif
peserta didik dibagi menjadi 3 bagian:

1. Masa kanak-kanak awal

b) Kemampuan yang mampu


dikuasai anak
Pada tahap ini kemampuan
anak berada pada tahap
praoperasional. Dikatakan
praoperasional karena pada
tahap ini anak belum
memahami anak.
Fase praoperasional mencakup tiga aspek, yang memiliki kemampuan yaitu:
1. Berpikir Simbolik
Berpikir simbolik yaitu kemampuan untuk berpikir tentang objek dan peristiwa
walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir secara fisik (nyata) di
hadapan anak. Subfase fungsi simbolis terjadi pada usia 2 - 4 tahun. Pada masa
ini, anak telah memiliki kemampuan untuk menggarnbarkan suatu objek yang
secara fisik tidak hadir.

2. Berpikir Egosentris
Aspek berpikir secara egosentris, yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak
benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri. Oleh sebab
itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di sudut pandang orang lain.
Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit
membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.
Subfase berpikir secara egosentris terjadi pada usia 2-4 tahun.

3. Berpikir lntuitif
Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemarnpuan untuk menciptakan sesuatu,
seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak mengetahui dengan
pasti alasan untuk melakukannya. Subfase berpikir secata intuitif tenadi pada
usia 4 - 7 tahun. Masa ini disebut subfase berpikir secara intuitif
Kemampuan lain yang dikuasai anak tahap ini adalah:
a. Memahami identitas
b. Memahami sebab akibat
c. Mampu mengklasifikasi
d. Memahami angka
e. Empati
f. Teori pikiran

Tahap perkembangan bahasa berbicara pada masa kanak-kanak awal


Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, yaitu: periode
Prelinguistik (0-1 tahun) dan Linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik
inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang pertama, yang
merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode linguistik
terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:

1. Fase satu kata atau Holofrase


Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran
yang kornpleks, baik yang bcrupa keinginan, perasaan atau temuannya
tanpa pcrbedaan yang jelas.
2. Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekkar 18 bulan. Pada fase ini anak
sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat
tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-
kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar.
3. Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang bcrlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan
berkembang pesat.

Kemampuan memori yang berkembang pada masa kanak-kanak awal


· Model pemprosesan informasi mendeskripsikan tiga tahap dalam
mengingat yaitu

1. Encoding: proses di mana informasi dipersiapkan untuk penyimpanan jangka


panjang dan pemanggilan kembali di kemudian hari.
2. Storage: penyimpanan ingatan untuk penggunaan di masa depan.
3. Retrieval: proses di mana informasi diakses atau dipanggil kembali dari
penyimpanan ingatan.
.

Cara seorang anak membentuk memori permanen ada tiga tipe yaitu:

1. Memori generic: memori yang menghasilkan script bagi rutinitas yang akrab
untuk memandu perilaku. Script adalah catatan umum yang akrab dan
berulang, dipergunakan untuk memandu perilaku. Misalnya: seorang anak bisa
saja memiliki script untuk menaiki bus ke sekolah atau makan siang di rumah
nenek.

2. Memori episodis: memori jangka panjang tentang peristiwa yang kerap


terjadi dan akrab, dihubungkan dengan tempat dan waktu.

3. Memori autobiografis: memori tentang peristiwa tertentu dalam kehidupan


seseorang. Misalnya: seorang anak mengingat saat dia pergi ke kebun binatang.
2. Masa Kanak-kanak Akhir

, artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek – objek peristiwa


nyata atau konkrit. Masa ini berlangsung pada masa kanak-kanak akhir

Dalam masa ini, anak telah mengembangkan 3 macam proses yang disebut
dengan operasi – operasi, yaitu :
a) Negasi (Negation), yaitu pada masa konkrit operasional, anak
memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yag satu dengan
benda atau keadaan yang lain.
b) Hubungan Timbal Balik (Resiprok), yaitu anak telah mengetahui
hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c) Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan
benda-benda yang ada.
KEMAJUAN KOGNITIF
· Pemikiran spasial
Contoh : Dani dapat menggunakan peta atau model untuk membantunya
mencari objek tersembunyi dan dapat memberikan arah untuk menemukan
benda tersebut kepada orang lain. Dia dapat menemukan jalan ke sekolah dan
pulang ke rumah, dapat memperkirakan jarak, dapat menilai berapa waktu
yang dibutuhkan untuk pergi dari satu tempat ke tempat yang lain.
· Sebab akibat
Contoh : Doni mengetahui atribut fisik objek mana yang akan memengaruhi
hasil (misalnya, jumlah objek berpengaruh sedangkan jumlah warna tidak).
Tetapi dia belum mengetahui faktor spesial mana seperti posisi dan
penempatan objek, yang membuat perbedaan.
· Klasifikasi
Kemampuan mengategorisasi membantu anak untuk berpikir secara logis.
Contoh : elena dapat memilah objek ke dalam beberapa kategori, seperti
bentuk, warna, atau keduanya. Dia mengetahui bahwa subkelas (mawar)
memiliki anggota yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelas yang menjadi
induknya (bunga).
· Seriasi dan kesimpulan transitif
Kemampuan untuk mengenali hubungan antara dua objek dengan mengetahui
hubungan antara masing-masing objek tersebut dan objek ketiga.
Contoh : nina dapat mengatur kumpulan tongkat sesuai urutan, dari yang
paling pendek ke yang paling panjang, dan dapat memasukkan tongkat
berukuran menengah ke tempat yang tepat.
D.POKOK BAHASAN KOGNITIF
a. Perkembangan Memori
Cara otak menyimpan informasi dipercaya bersifat universal, walaupun
efisiensi dari sistem tersebut bervariasi dari orang ke orang (Siegler, 1998).
Model pemrosesan informasi menggambarkan otak memiliki tiga “gudang”,
yaitu:
1. Memori sensoris (sensory memory) adalah sistem penyimpanan awal
“tangki penampungan” sementara bagi informasi sensoris yang masuk. Ingatan
sensoris menunjukkan sedikit perubahan berkaitan dengan usia; sebagaimana
yang telah kita saksikan, bayi pun memilii ingatan sensoris.
2. Memori kerja (working memory) adalah sebuah “gudang” jangka
pendek bagi informasi yang sedang dikerjakan oleh seseorang pada saat ini;
dan informasi tersebut adalah informasi yang berusaha untuk dipahami,
diingat, atau dipikirkan.
3. Memori jangka panjang (long-term memory) adalah sebuah “gudang”
dengan kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas, yang menyimpan
informasi dalam jangka waktu yang lama.
Metamemori: Memahami memori
Antara anak usia 5 dan 7 tahun, lobus frontal mengalami perkembangan
signifikan dan reorganisasi, memungkinkan peningkatan pemanggilan kembali
dan metamemori, pengetahuan tentang proses memori (Janowsky & Carper,
1996).
3. Masa Remaja

· Pengertian perkembangan kognitif


remaja
Perkembangan kognitif remaja mencapai tahap operasional formal yang
memungkinkan remaja berpikir secara abstrak dan komplek, sehingga remaja
mampu mengambil keputusan untuk dirinya.
Kemampuan yang dimiliki pada tahap operasional formal ini adalah:
a. Abstrak
Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta pengalaman
yang benar-benar terjadi. Mampu memunculkan kemungkinan-kemungkinan
hipotesis atau dalil-dalil dan penalaran yang benar-benar abstrak.

b. Fleksibel dan kompleks


Seorang remaja mampu menemukan alternatif jawaban atau penjelasan
tentang suatu hal. Mulai berpikir tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri,
orang lain, dan dunia, serta membandingkan diri mereka dengan orang lain dan
standard-standard
c. Logis
Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka
mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa
depan (Santrock, 2001).
E. Masalah Perkembangan Kognitif Peserta Didik
a. Masa kanak-kanak awal
Permasalahan membaca pada masa ini masih dengan cara dieja,
pemahamannya hanya satu kata dan terkadang anak sulit diajak belajar
membaca.
Solusi: Membaca diikuti kata-kata bergambar agar menari anak untuk
membaca.
b. Masa kanak-kanak akhir
Permasalahan membaca dan pemahaman di SD saat ini umumnya
menggunakan sistem klasikal yang menempatkan kecepatan memahami isi
bacaan berdasarkan kecepatan rata-rata memahami isi buku atau siswa
merasa bahwa pembelajaran membaca pemahaman yang dilakukan oleh
guru terlalu cepat.
Solusi: Guru mengefektifkan pembelajaran membaca interpretatif dengan
mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok dengan memahami isi bacaan
& sharing.
c. Masa Remaja
Permasalahan membaca pemahaman di masa SMP/SMA lebih ke kurang
memahami isi bacaan.
Solusi: Seharusnya dengan membaca pemahaman secara serius

Anda mungkin juga menyukai