Anda di halaman 1dari 29

FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM MKE


TURBIN PELTON

PENYUSUN:
BERNARD ALEXANDER
5007201243

ASISTEN:
ABI SURYA DEWANTARA
0211190000016
1
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

ABSTRAK
Pembangkit listrik fluida (air, gas, dan angin) merupakan salah satu bentuk
pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan energi terbarukan. Salah satu
prosedur pengoperasian turbin pembangkit listrik akan dibahas dalam praktikum
ini, dengan penekanan pada efisiensinya. Dalam hal ini, turbin Pelton sedang
digunakan. Praktikum selanjutnya bertujuan untuk menghitung daya teoritis turbin,
daya efektif turbin, efisiensi turbin, dan hubungan antara laju aliran, tinggi head,
serta daya dan efisiensi turbin. Selain itu juga bertujuan untuk menghitung
hubungan antara putaran dan daya serta efisiensi turbin.
Eksperimen Turbin Pelton adalah alat yang digunakan, dan itu termasuk
flowmeter, throttle, nozzle, indikator gaya, indikator RPM, dan indikator tekanan.
Bukaan gate valve diubah selama percobaan menjadi 1/2 putaran, 1 putaran, 1,5
putaran, 2 putaran, dan putaran penuh. RPM digunakan sebagai titik data untuk
setiap variasi, dan data dikumpulkan untuk nilai RPM 400, 500, 600, 700, dan 800.
Data debit, gaya pengereman, tekanan, dan kecepatan putaran turbin dikumpulkan
untuk setiap modifikasi.
Setelah selesainya praktikum ini, diketahui bahwa nilai efisiensi masih akan
sedikit berfluktuasi dengan semakin tingginya debit pada aliran yang ada, namun
secara umum akan naik seiring dengan naiknya laju aliran. Keterkaitan antara debit
aliran dan WHP menyatakan bahwa debit aliran menurun seiring dengan
peningkatan WHP yang ada. Peringkat efisiensi menurun dengan meningkatnya
kepala turbin. Mengenai jumlah putaran yang diselesaikan. Mengingat nilai yang
diperoleh bervariasi berdasarkan putaran, head, dan torsi, hubungan antara efisiensi
dan BHP dan WHP cukup kompleks.
Kata Kunci : Turbin Pelton, Daya Turbin, Tenaga Air, Efisiensi Turbin

2
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan................................................................................................................ 6
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 6
BAB II DASAR TEORI ................................................................................................... 8
2.1 Pengertian .......................................................................................................... 8
2.2 Klasifikasi Turbin ............................................................................................. 8
2.2.1 Berdasarkan Jenis ..................................................................................... 8
2.2.2 Berdasarkan Prinsip Kerja ...................................................................... 9
2.3 Karakterisitik Turbin Pelton ......................................................................... 10
2.4 Rumus – Rumus yang Digunakan ................................................................. 11
2.4.1 Efisiensi Turbin (EHP) ........................................................................... 11
2.4.2 Daya Turbin (BHP)................................................................................. 11
2.4.3 Daya Air (WHP) ...................................................................................... 11
2.4.4 Kecepatan Aliran .................................................................................... 11
2.4.5 Momen Torsi ........................................................................................... 12
2.5 Pengertian Head Pompa ................................................................................. 12
2.6 Aplikasi Turbin ............................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 14
3.1 Spesifikasi Alat ................................................................................................ 14
3.2 Konversi Satuan .............................................................................................. 15
3.3 Prosedur Penelitian......................................................................................... 15
3.4 Flowchart Percobaan ...................................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................... 16
4.1 Data Hasil Percobaan ..................................................................................... 16
4.2 Flowchart Perhitungan ................................................................................... 18
4.3 Contoh Perhitungan........................................................................................ 18
4.4 Data Hasil Perhitungan .................................................................................. 20

3
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5 Pembahasan Grafik ........................................................................................ 22


4.5.1 Grafik Perbandingan Debit Air (Q) dan RPM ..................................... 22
4.5.2 Grafik Efisiensi dan RPM ...................................................................... 23
4.5.3 Grafik Gaya dan RPM ........................................................................... 24
4.5.4 Grafik WHP dan RPM ........................................................................... 25
4.5.5 Grafik BHP dan RPM ............................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 29

4
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Turbin Kaplan adalah jenis turbin air yang digunakan untuk menghasilkan
listrik dari energi air. Turbin ini dinamai dari nama Viktor Kaplan, seorang insinyur
Austria yang mengembangkan turbin ini pada awal abad ke-20.
Pada masa itu, sebagian besar turbin air dirancang dengan bilah datar yang
tidak terlalu efisien dalam mengekstraksi energi dari air. Pelton mengamati bahwa
ketika air dipaksa melalui nozzle, kecepatannya meningkat, dan menyadari bahwa
turbin dengan bilah melengkung dapat menangkap energi ini dengan lebih efisien.
Dia mengembangkan desain baru dengan bucket berbentuk kerucut, yang dapat
menangkap jet air dengan kecepatan tinggi dan mengubahnya menjadi energi
mekanik.
Desain Pelton merupakan terobosan besar dalam pembangkit listrik tenaga
air. Turbin buatannya jauh lebih efisien dari desain lain, dan dapat menghasilkan
daya listrik yang tinggi bahkan dengan laju aliran air yang rendah. Penemuan Pelton
dengan cepat populer, dan segera menjadi teknologi standar di pembangkit listrik
tenaga air di seluruh dunia.
Selama bertahun-tahun, turbin Pelton telah mengalami banyak perbaikan
dan modifikasi. Misalnya, turbin Pelton modern mungkin memiliki lebih dari satu
nozzle untuk meningkatkan output daya, dan bilahnya dapat terbuat dari bahan
canggih seperti serat karbon untuk meningkatkan daya tahan dan kinerjanya.
Saat ini, turbin Pelton masih banyak digunakan di pembangkit listrik tenaga
air, terutama di daerah pegunungan dengan waduk ketinggian dan aliran air yang
curam. Turbin Pelton dikenal karena efisiensinya yang tinggi, keandalannya, dan
kemampuannya untuk beroperasi dalam berbagai kondisi aliran air.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara menentukan daya teoritis turbin?

5
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

2. Bagaimana cara menentukan daya efektif turbin?


3. Bagaimana cara menentukan efesiensi turbin?
4. Bagaimana cara menentukan hubungan debit aliran terhadap daya dan
efisiensi turbin?
5. Bagaimana cara menentukan hubungan head ketinggian tergadap daya dan
efisiensi turbin?
6. Bagaimana cara menentukan hubungan putaran terhadap daya dan efisiensi
turbin?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Menentukan daya teoritis turbin.
2. Menentukan daya efektif turbin.
3. Menentukan efesiensi turbin.
4. Menentukan hubungan debit aliran terhadap daya dan efisiensi turbin.
5. Menentukan hubungan head ketinggian tergadap daya dan efisiensi turbin
6. Menentukan hubungan putaran terhadap daya dan efisiensi turbin.

Batasan Masalah
Adapun batasan dalam diadakannya ada praktikum Mesin Konversi Energi
(MKE) Turbin Pelton ini adalah sebagai berikut,
1. Steady flow
Kondisi aliran fluida di mana sifat-sifatnya tidak berubah terhadap waktu.
Dalam steady flow, kecepatan, tekanan, suhu, dan sifat-sifat lain dari fluida
tetap konstan di setiap titik dalam sistem aliran, meskipun volumenya dapat
berubah.
2. Incompressible flow
Jenis aliran fluida di mana kepadatan fluida dianggap konstan, sehingga
perubahan tekanan tidak signifikan mempengaruhi volume spesifik fluida.
Dalam incompressible flow, volume fluida tetap konstan saat mengalami
perubahan tekanan atau kecepatan.

6
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

3. Inviscid flow
Jenis aliran fluida di mana viskositas diabaikan atau dianggap nol. Dalam
inviscid flow, fluida dianggap sebagai fluida ideal yang tidak memiliki kekuatan
gesekan internal antara partikel-partikelnya saat bergerak.
4. Flow along streamline
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran fluida yang mengikuti
jalur atau garis imajiner yang disebut streamline. Streamline adalah garis yang
dihasilkan dalam fluida yang menunjukkan arah aliran fluida pada setiap
titiknya.
5. Uniform flow
Jenis aliran fluida di mana kecepatan fluida pada setiap titik dalam aliran tetap
konstan sepanjang waktu. Dalam uniform flow, tidak ada perubahan kecepatan
atau arah aliran fluida di sepanjang lintasan aliran.
6. No heatloss happened
Mengacu pada situasi di mana tidak ada kehilangan tekanan atau headloss yang
terjadi dalam aliran fluida. Dalam konteks ini, headloss mengacu pada
perubahan tekanan yang terjadi saat fluida mengalir melalui saluran atau
perangkat tertentu dalam sistem.

7
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Turbin Pelton adalah jenis turbin air yang digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik dari energi kinetik air yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Turbin
ini dinamakan menurut penemunya, Lester Allan Pelton pada tahun 1870. Prinsip
kerja turbin Pelton adalah dengan mengarahkan air melalui nozzle (disebut juga
spear) dengan tekanan tinggi sehingga air keluar dengan kecepatan tinggi. Air yang
keluar dari nozzle kemudian menabrak sudu-sudu kincir turbin yang terpasang pada
roda turbin. Gerakan sudu-sudu tersebut kemudian menggerakkan poros turbin
yang terhubung dengan generator untuk menghasilkan listrik. Turbin Pelton banyak
digunakan di daerah pegunungan dengan sumber air yang berlimpah, karena turbin
ini membutuhkan tekanan air yang tinggi untuk menghasilkan daya listrik yang
efektif. Turbin Pelton juga sering digunakan pada pembangkit listrik tenaga air
skala kecil dan menengah.

Gambar 2.1 Turbin Pelton


Sumber : intip.in/pelton1

2.2 Klasifikasi Turbin


2.2.1 Berdasarkan Jenis
Turbin dapat diklasifikasikan berdasarkan jenisnya, yaitu turbin air,
turbin uap, turbin gas, turbin angin, dan turbin hidrolik. Turbin air
digunakan untuk menghasilkan energi listrik dari tenaga air yang
menggerakkan turbin. Turbin air dapat dibedakan menjadi turbin air
mengalir, turbin air tekanan, dan turbin air reaksi. Sementara itu, turbin uap
8
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

menggunakan uap air yang dipanaskan untuk menghasilkan tenaga kinetik


dan kemudian menghasilkan energi listrik. Turbin gas menggunakan gas
yang dipanaskan untuk menghasilkan tenaga kinetik dan kemudian
menghasilkan energi listrik. Sedangkan turbin angin digunakan untuk
mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik. Terakhir, turbin
hidrolik digunakan untuk menghasilkan tenaga listrik dari air yang mengalir
di saluran air atau pipa. Turbin hidrolik dapat digunakan untuk pembangkit
listrik skala kecil hingga besar. Dalam masing-masing jenis turbin, terdapat
berbagai jenis turbin lain yang memiliki prinsip kerja dan karakteristik yang
berbeda-beda.

Gambar 2.2 Identifikasi Turbin Berdasarkan Jenisnya


Sumber : intip.in/pelton2

2.2.2 Berdasarkan Prinsip Kerja


Turbin dapat diidentifikasikan menjadi impulse dan reaction. Turbin
impuls menggunakan sudu-sudu tetap yang dipasang pada casing dan satu
atau beberapa sudu gerak yang dipasang pada poros. Fluida yang masuk
diarahkan pada sudu gerak dan kemudian keluar melalui sudu tetap.
Momentum dari fluida yang keluar menyebabkan sudu gerak berputar,
menghasilkan energi mekanik. Turbin impuls umumnya digunakan untuk
perbedaan tinggi air yang besar dengan debit air yang relatif kecil.
Sementara itu, turbin reaksi menggunakan sudu-sudu yang dapat berputar
pada poros dan disusun secara berkelompok. Fluida yang masuk akan
mengalir melalui ruang antara sudu dan menghasilkan tekanan pada sudu.
Tekanan yang dihasilkan akan menghasilkan reaksi pada sudu dan

9
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

menyebabkan putaran pada poros. Turbin reaksi umumnya digunakan untuk


perbedaan tinggi air yang kecil dengan debit air yang relatif besar.
Kedua jenis turbin ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing tergantung pada kondisi dan kebutuhan aplikasi. Turbin impuls
memiliki efisiensi yang lebih tinggi pada kondisi aliran fluida yang stabil,
sedangkan turbin reaksi lebih efektif pada kondisi aliran fluida yang
berubah-ubah. Oleh karena itu, pemilihan jenis turbin yang tepat harus
dipertimbangkan dengan cermat.

Gambar 2.3 Identifikasi Turbin Berdasarkan Prinsip Kerja


Sumber : PPT MKE Week 11

2.3 Karakterisitik Turbin Pelton


Turbin Pelton memiliki beberapa karakteristik yang membuatnya berbeda
dengan jenis turbin air lainnya. Pertama, turbin ini efektif dalam menghasilkan
tenaga listrik dari sumber air yang memiliki tekanan tinggi, seperti air terjun atau
sungai yang mengalir dengan kecepatan tinggi. Kedua, turbin Pelton memiliki
sudu-sudu kincir yang berbentuk sendok atau mangkok, yang memungkinkan air
yang keluar dari nozzle untuk menabrak sudu-sudu tersebut dengan sudut yang
tepat. Ketiga, turbin Pelton dapat beroperasi pada kecepatan rendah atau tinggi,
tergantung pada kebutuhan. Selain itu, turbin ini memiliki kemampuan untuk
menghasilkan daya listrik yang stabil dan konsisten, karena aliran air yang masuk
dapat diatur dengan presisi menggunakan katup pengatur. Terakhir, turbin Pelton
relatif mudah dalam hal perawatan dan pemeliharaan, karena komponennya yang
sederhana dan mudah diakses. Namun, perlu diingat bahwa turbin ini memerlukan
lingkungan yang bersih dan bebas dari kotoran atau benda asing yang dapat
merusak komponen-komponennya.

10
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.4 Rumus – Rumus yang Digunakan


2.4.1 Efisiensi Turbin (EHP)
Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan rencana
penggunaan keluaran (output) dengan penggunaan masukan pada turbin.
Nilai maksimum dari efisiensi adalah 1 atau 100%. Pada praktikum turbin
pelton, output yang digunakan adalah daya pengereman pada turbin (BHP)
sedangkan input yang digunakan adalah daya air itu sendiri (WHP).
𝜂= 𝐵𝐻𝑃 𝑥 𝑊𝐻𝑃 𝑥 100%
2.4.2 Daya Turbin (BHP)
BHP dapat didefinisakan sebagai daya yang dihasilkan oleh fluida
penggerak turbin untuk menggerakkan turbin pada torsi dan kecepatan
tertentu, atau bisa disebut juga input power ke turbin dari fluida.
𝐵𝐻𝑃=2𝜋 .𝑀𝑡 .𝑁
Dimana:
N = Putaran turbin (Rps)
Mt = Momen puntir (Nm)
2.4.3 Daya Air (WHP)
WHP dapat didefinisikan sebagai daya efektif yang diterima oleh air
dari pompa persatuan waktu
𝑊𝐻𝑃= 𝛾 .𝑄 .𝐻𝑡
Dimana:
γ = Berat Jenis (N/m3)
Q = Debit Air (m3/s)
Ht = Head turbin (m)
2.4.4 Kecepatan Aliran
𝑉= 𝑄𝐴
Dimana:
v = kecepatan aliran (m/s)
Q = kapasitas / debit air (m3/s)
A = luas penampang pipa (m2)

11
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.4.5 Momen Torsi


𝑀𝑡= 𝐹 𝑥 𝐿 𝑥 𝜂𝑟𝑒𝑚
Dimana:
Mt = momen torsi turbin (Nm)
F = gaya pada rem prony (N)
𝜂𝑟𝑒𝑚 = efisiensi rem
L = panjang lengan momen (m)

2.5 Pengertian Head Pompa


Head pada pompa adalah ketinggian maksimum yang dapat diangkat oleh
pompa dari permukaan air atau cairan yang ada di dalam tangki atau sumur. Head
ini dinyatakan dalam satuan ketinggian, misalnya meter atau kaki. Semakin tinggi
head yang diperlukan, semakin besar pula daya yang dibutuhkan oleh pompa untuk
mengangkat cairan tersebut. Head pompa tergantung pada beberapa faktor, seperti
tinggi air dari permukaan air ke pompa (suction head), tinggi air yang harus
diangkat oleh pompa (discharge head), dan resistensi yang dihasilkan oleh pipa atau
saluran yang digunakan. Selain itu, jenis dan ukuran pompa juga mempengaruhi
head yang dapat dihasilkan. Ada beberapa jenis pompa, seperti pompa sentrifugal,
pompa sumur dalam, dan pompa submersible, yang masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda dan dapat menghasilkan head yang berbeda pula.

Gambar 2.4 Head Pompa


Sumber : intip.in/pelton3

12
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.6 Aplikasi Turbin


Turbin Pelton memiliki beragam aplikasi dalam menghasilkan energi listrik
dari sumber air yang mengalir dengan kecepatan tinggi. Salah satu aplikasi utama
turbin Pelton adalah pada pembangkit listrik tenaga air, baik skala kecil maupun
besar. Dalam aplikasi ini, turbin Pelton dapat menghasilkan daya listrik yang stabil
dan efisien pada kecepatan putaran rendah. Turbin ini dapat menghasilkan daya
listrik yang stabil dan efisien pada kecepatan putaran rendah atau tinggi. Di industri,
turbin Pelton sering digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin produksi dan
sistem pompa yang memerlukan tenaga listrik. Selain itu, turbin Pelton juga dapat
digunakan pada pengolahan limbah untuk menghasilkan daya listrik atau
menggerakkan peralatan lainnya.

13
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Spesifikasi Alat

Gambar 3.1 Skema Alat Turbin Pelton


Sumber : Modul Praktikum MKE Turbin Pelton
Adapun fungsi alat dari peralatan yang digunakan dalam praktikum Mesin
Konversi Energi Turbin Pelton adalah sebagai berikut,
1. Gaya Pengereman : mengukur besarnya gaya rem pada turbin
2. Putaran Turbin : mengetahui kecepatan turbin dalam rpm
3. Tekanan : mengukur tekanan pada turbin
4. Nozzle : mengarahkan pancaran air ke sudu
5. Tombol Panik : mematikan sistem secara paksa
6. Throttle : mengatur aliran fluida yang alat
7. Tombol On/Off : menghidupkan pompa
8. Flowmeter L : mengetahui debit masuk

14
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.2 Konversi Satuan


Kapasitas (Q) 1 l/s 0.001 m3/s
Putaran (N) 1 Rpm 0.0167 Rps
Force (F) 1 Kgf 9,8 ms2
Tekanan (P) 1 Psi 0,070307 kgcm2
Tekanan (P) 1kgcm2 98066,5 Nm2
Gravitasi bumi (g) 9.8ms2
Massa jenis air (ρ) 1000kgm3
Diameter (D) 0.04 m

3.3 Prosedur Penelitian


1. Kelengkapan dan fungsi masing masing peralatan diperiksa, meliputi:
• Gate valve dipastikan terbuka penuh
• Spear dipastikan dalam kondisi bukaan penuh
• Rem prony dipastikan dalam keadaan tidak bekerja (longgar)
2. Kabel motor pompa dihubungkan menuju socket, motor pompa
dinyalakan dan kedudukan spear selalu bukaan penuh.
3. Kapasitas fluida yang menuju turbin diatur dengan bukaan spear pada
posisi bukaan penuh (Tekanan aliran fluida pada nanometer dicek).
4. Rem prony dicek untuk mendapatkan variasi putaran turbin 1000 Rpm
– 1500 Rpm.
5. Hasil pengamatan dicatat meliputi gaya rem (pada indikator gaya rem),
putaran turbin (melalui tachometer) dan kapasitas (melalui flowmeter)
pada masing-masing percobaan sesuai variasi putaran turbin.
6. Percobaan diulangi 3 – 5 kali dengan mengubah bukaan gate valve
untuk mendapatkan tekanan fluida di manometer sesuai arahan dari
teknisi atau grader.
7. Motor pompa dimatikan.
8. Motor pompa dicabut dari socket.

15
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.4 Flowchart Percobaan

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Adapun data yang didapatkan dari percobaan turbin pelton seperti yang
ditampilkan dalam table berikut,
No RPM Debit (l/m) Pressure (Psi) Force (kgf)
1 400 67 25 0.175
2 500 68 29 0.18

16
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

3 600 66 36 0.17
4 700 63 43 0.17
5 800 58 53 0.158
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Variasi Bukaan Full

No RPM Debit (l/m) Pressure (Psi) Force (kgf)


1 400 63 34 0.16
2 500 62 35 0.16
3 600 58 39 0.165
4 700 57.5 48 0.17
5 800 57.5 53 0.175
Tabel 4.2 Data Hasil Percobaan Variasi ½ Putaran

No RPM Debit (l/m) Pressure (Psi) Force (kgf)


1 400 69 34 0.155
2 500 65 35 0.155
3 600 63 40 0.14
4 700 62 48 0.16
5 800 60 53 0.145
Tabel 4.3 Data Hasil Percobaan Variasi 1 Putaran

No RPM Debit (l/m) Pressure (Psi) Force (kgf)


1 400 65 36 0.125
2 500 63 37 0.145
3 600 61 41 0.15
4 700 60 50 0.15
5 800 59.5 55 0.145
Tabel 4.4 Data Hasil Percobaan Variasi 1 ½ Putaran

No RPM Debit (l/m) Pressure (Psi) Force (kgf)


1 400 67 41 0.12
2 500 68 42.5 0.125
3 600 69 42.5 0.125
4 700 68 50 0.12
5 800 65 60.5 0.115
Tabel 4.5 Data Hasil Percobaan Variasi 2 Putaran

17
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.2 Flowchart Perhitungan


Berikut merupakan flowchart perhitungan yang akan dilakukan dalam
praktikum pelton ini,

4.3 Contoh Perhitungan


Adapun perhitungan yang akan dilakukan pada sebagai berikut. Contoh
perhitungan menggunakan data pada RPM 500 pada bukaan gate valve 1 putaran,
Diketahui :
𝑛 = 500 𝑅𝑃𝑀
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑄 = 65
𝑠
𝑃 = 35 𝑃𝑠𝑖
𝐹 = 0.155 𝑘𝑔𝑓
𝐿 = 0.1 𝑚

18
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

𝐴 = 0.0013 𝑚!
ᶯ"#$ = 95%
1. Mencari Momen
𝐹 = 0.155 × 9.8 = 1.519 𝑁
𝑀𝑡= 𝐹 𝑥 𝐿 𝑥 𝜂𝑟𝑒𝑚
𝑀% = 1.519 × 0.1 × 95% = 0.1598 𝑁𝑚
2. Mencari Kecepatan
65 × 0.001 𝑚&
𝑄= = 0.0011
60 𝑠
𝑉= 𝑄𝐴
𝑄 0.0011 𝑚
𝑉= = = 0.862
𝐴 0.0013 𝑠
3. Head Turbin
𝑁
𝑃 = 35 × 6894.76 = 241316.6
𝑚!
𝑃 𝑣!
𝐻% = + 0.7 × N P
𝜌×𝑔 2×𝑔
241316.6 0.862!
𝐻% = + 0.7 × N P = 24.651 𝑚
1000 × 9.8 2 × 9.8

4. BHP
𝑁
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋 × 𝑀% ×
60
500
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋 × 0.1598 × = 8.372
60
5. WHP
𝑊𝐻𝑃 = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻%
𝑊𝐻𝑃 = 1000 × 9.8 × 0.0011 × 24.651 = 261.708

6. Efisiensi
𝜂= 𝐵𝐻𝑃 𝑥 𝑊𝐻𝑃 𝑥 100%
𝐵𝐻𝑃 8.372
η= = = 3.20%
𝑊𝐻𝑃 261.708

19
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.4 Data Hasil Perhitungan


Cara perhitungan serupa diulangi untuk RPM 400 – 800. Masing - masing
untuk variasi bukaan full, variasi ½ putara, variasi 1 putaran, variasi 1 ½ putaran,
dan variasi 2 putaran didapatkan hasil perhitungan yang dirangkum dalam
beberapa tabel tersebut,
Moment Torsi Head Velocity Efisien
BHP WHP
(Nm) turbine (m) (m/s) Turbin
7.56186
0.180526 17.61687 0.888615 192.7873 0.039224
9
9.72240
0.185684 20.43191 0.901878 226.9304 0.042843
3
11.0187
0.175368 25.35506 0.875352 273.3275 0.040313
2
12.8551
0.175368 30.27745 0.835563 311.555 0.041261
8
13.6545
0.162989 37.30912 0.769249 353.4417 0.038633
7
Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Variasi Bukaan Full
Moment Torsi Head Velocity Efisien
BHP WHP
(Nm) turbine (m) (m/s) Turbin
6.91370
0.165053 23.94553 0.835563 246.3995 0.028059
8
8.64213
0.165053 24.64829 0.822301 249.605 0.034623
6
10.6946
0.170211 27.45946 0.769249 260.1327 0.041112
4
12.8551
0.175368 33.79102 0.762617 317.354 0.040507
8
15.1237
0.180526 37.30876 0.762617 350.3914 0.043162
4
Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Variasi ½ Putaran

Moment Torsi Head Velocity Efisien


BHP WHP
(Nm) turbine (m) (m/s) Turbin
6.69765
0.159895 23.95051 0.915141 269.9222 0.024813
5
8.37206
0.159895 24.65069 0.862089 261.7081 0.03199
9
9.07424
0.144421 28.16681 0.835563 289.8365 0.031308
2
12.0989
0.165053 33.7944 0.822301 342.2246 0.035354
9
0.149579 37.3106 0.795775 12.5311 365.6439 0.034271

20
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan Variasi 1 Putaran


Moment Torsi Head Velocity Efisien
BHP WHP
(Nm) turbine (m) (m/s) Turbin
5.40133
0.128947 25.35423 0.862089 269.1774 0.020066
5
7.83193
0.149579 26.05617 0.835563 268.118 0.029211
5
9.72240
0.154737 28.8688 0.809038 287.6295 0.033802
3
0.154737 35.19996 0.795775 11.3428 344.9596 0.032882
0.149579 38.71732 0.789143 12.5311 376.2678 0.033304
Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Variasi 1 ½ Putaran
Moment Torsi Head Velocity Efisien
BHP WHP
(Nm) turbine (m) (m/s) Turbin
5.18528
0.123789 28.87363 0.888615 315.9737 0.01641
1
6.75166
0.128947 29.92979 0.901878 332.4202 0.020311
8
8.10200
0.128947 29.93066 0.915141 337.3185 0.024019
2
9.07424
0.123789 35.2064 0.901878 391.0257 0.023206
2
9.93845
0.118632 42.59113 0.862089 452.1759 0.021979
6
Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Variasi 2 Putaran

21
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5 Pembahasan Grafik


Berdasarkan perhitungan diatas dapat ditampilkan suatu grafik yang mana
akan dibahas sebagai berikut,
4.5.1 Grafik Perbandingan Debit Air (Q) dan RPM
Perbandingan Debit Air (Q) dan RPM
71
69
67
65
63
61
59
57
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran

400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara debit dan rpm. Dalam


grafik ini, terlihat bahwa nilai debit cenderung menurun ketika rpm
meningkat. Fenomena ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Menurut teori,
rpm seharusnya meningkat seiring dengan peningkatan debit air. Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa semakin besar debit air, semakin banyak air
yang mengalir ke turbin dan mengakibatkan putaran turbin menjadi lebih
cepat. Ketidaksesuaian ini mungkin terjadi karena adanya kesalahan dalam
pembacaan instrumen atau kesalahan yang dilakukan oleh praktikan dalam
mengoperasikan alat praktikum

22
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5.2 Grafik Efisiensi dan RPM


Perbandingan Efisiensi dan RPM
0,045

0,04

0,035

0,03

0,025

0,02

0,015
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran

400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara efisiensi dan rpm.


Dalam grafik ini, terlihat bahwa nilai efisiensi cenderung menurun ketika
rpm meningkat. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Menurut teori,
semakin besar rpm, nilai debit aliran juga akan semakin besar. Selain itu,
dengan peningkatan rpm, nilai head turbin juga meningkat. Secara teori,
peningkatan rpm seharusnya menyebabkan peningkatan nilai efisiensi.
Namun, pada grafik terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang dijelaskan.
Hal ini mungkin disebabkan oleh kesalahan alat dalam mendeteksi rpm dan
debit, di mana hasil percobaan menunjukkan adanya hubungan terbalik
antara debit dan rpm.

23
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5.3 Grafik Gaya dan RPM


Perbandingan Gaya dan RPM
0,19
0,18
0,17
0,16
0,15
0,14
0,13
0,12
0,11
0,1
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran

400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM

Grafik diatas menunjukkan hubungan antara gaya dan rpm. Dalam


grafik ini, terlihat bahwa nilai rpm cenderung tidak berpengaruh pada gaya
di turbin. Hal ini tidak sesuai secara teori. Menurut teori, nilai gaya
seharusnya meningkat ketika rpm meningkat. Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa semakin cepat rpm, semakin banyak air yang mengenai sudu-sudu
turbin. Dengan peningkatan jumlah air yang mengenai sudu-sudu turbin,
gaya yang dihasilkan oleh air yang mengenai turbin akan bertambah. Oleh
karena itu, dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut akan sesuai secara teori
jika trendline-nya bergerak ke atas

24
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5.4 Grafik WHP dan RPM


PERBANDINGAN WHP DAN RPM
490

440

390

340

290

240

190
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran

400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM

Grafik 4.10 menunjukkan hubungan antara WHP (Wheel


Horsepower) dan rpm. Dalam grafik ini, terlihat bahwa nilai WHP
cenderung meningkat ketika rpm meningkat. Hal ini sesuai dengan teori.
Menurut teori, nilai WHP memiliki hubungan langsung dengan rpm.
Hubungan ini dapat ditunjukkan melalui persamaan yang menghubungkan
WHP dengan debit, seperti yang tertera pada persamaan berikut ini
𝑊𝐻𝑃 = 𝛾 . 𝑄 . 𝐻𝑡
𝑊𝐻𝑃 = 𝛾 . 𝐴. 𝑉 . 𝐻𝑡
𝑊𝐻𝑃 = 𝛾 . 𝐴. 𝜔. 𝑟 . 𝐻𝑡
Dalam persamaan tersebut, terlihat bahwa nilai WHP akan meningkat
seiring dengan peningkatan rpm. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hubungan yang terlihat pada grafik di atas adalah valid secara teori

25
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5.5 Grafik BHP dan RPM


Perbandingan BPH dan RPM
17
15
13
11
9
7
5
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran

400 RPM 500 RPM 600 RPM


700 RPM 800 RPM

Grafik 4.11 menunjukkan hubungan antara BHP (Brake


Horsepower) dan RPM. Grafik ini menunjukkan tren di mana nilai BHP
cenderung meningkat seiring dengan peningkatan RPM. Hal ini
menunjukkan bahwa nilai BHP memiliki hubungan yang sejalan dengan
RPM. BHP sendiri merupakan hasil perkalian antara momen torsi dan
putaran turbin, di mana putaran turbin memiliki hubungan yang berbanding
lurus dengan BHP. Oleh karena itu, secara teori, nilai BHP akan meningkat
seiring dengan peningkatan putaran turbin atau RPM

26
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam percobaan ini, diperoleh nilai daya teoritis untuk setiap variasi. Pada
variasi bukaan penuh, nilai daya teoritis adalah 0.039224, 0.042843,
0.040313, 0.041261, 0.038633 pada rpm 400, 500, 600, 700, dan 800. Pada
variasi bukaan ½ putaran, nilai daya teoritis adalah 1,384; 1,513; 1,427;
1,967; dan 2,076. Pada variasi bukaan 1 putaran, nilai daya teoritis adalah
1,297; 1,513; 2,076; 1,976; dan 3,113. Pada variasi bukaan 3/2 putaran, nilai
daya teoritis adalah 1,643; 1,730; 2,335; 2,573; dan 3,113. Pada variasi
bukaan 2 putaran, nilai daya teoritis adalah 1,384; 1,946; 2,335; 3,027; dan
3,632. Data ini menggambarkan urutan nilai daya teoritis dari rpm 400
hingga 800.
2. Dalam percobaan ini, diperoleh nilai daya efektif untuk setiap variasi. Pada
variasi bukaan penuh, nilai daya efektif adalah 2,709; 2,950; 2,964; 3,300;
dan 3,744 pada rpm 400, 500, 600, 700, dan 800. Pada variasi bukaan ½
putaran, nilai daya efektif adalah 3,315; 5,460; 6,237; 6,750; dan 6,716.
Pada variasi bukaan 1 putaran, nilai daya efektif adalah 2,280; 2,736; 3,843;
3,564; dan 4,640. Pada variasi bukaan 3/2 putaran, nilai daya efektif adalah
2,8; 3,276; 2,756; 3,248; dan 3,650. Pada variasi bukaan 2 putaran, nilai
daya efektif adalah 2,728; 2,989; 3,233; 3,276; dan 3,619. Data ini
menggambarkan urutan nilai daya efektif dari rpm 400 hingga 800.
3. Dalam percobaan ini, diperoleh nilai daya efisiensi untuk setiap variasi.
Pada variasi bukaan penuh, nilai daya efisiensi adalah 45%, 40%, 53%,
55%, dan 55% pada rpm 400, 500, 600, 700, dan 800. Pada variasi bukaan
½ putaran, nilai daya efisiensi adalah 42%, 28%, 23%, 29%, dan 31%. Pada
variasi bukaan 1 putaran, nilai daya efisiensi adalah 57%, 55%, 54%, 55%,
dan 67%. Pada variasi bukaan 3/2 putaran, nilai daya efisiensi adalah 59%,
53%, 85%, 79%, dan 85%. Pada variasi bukaan 2 putaran, nilai daya

27
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

efisiensi adalah 51%, 65%, 72%, 92%, dan 100%. Data ini menggambarkan
urutan nilai daya efisiensi dari rpm 400 hingga 800.
4. Dalam praktikum ini, diketahui bahwa secara teori debit memiliki hubungan
yang sebanding dengan daya efektif. Semakin besar debit, semakin besar
daya efektif yang dimiliki oleh turbin. Selain itu, debit juga memiliki
hubungan yang sebanding dengan efisiensi turbin. Hal ini dapat dilihat dari
pengaruh WHP (Water Horsepower) terhadap efisiensi turbin, di mana
semakin besar nilai WHP, semakin besar efisiensi turbin.
5. Dalam praktikum ini, diketahui bahwa head pada turbin memiliki hubungan
yang sebanding dengan daya efektif. Semakin besar head, semakin besar
daya efektif yang dihasilkan. Selain itu, head juga memiliki hubungan yang
sebanding dengan efisiensi turbin. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh WHP
terhadap efisiensi turbin, di mana semakin besar nilai WHP, semakin besar
efisiensi turbin.
6. Dalam praktikum ini, diketahui bahwa putaran memiliki hubungan yang
sebanding dengan daya teoritis. Semakin besar rpm, semakin besar daya
teoritis yang dihasilkan. Namun, hubungan putaran dengan efisiensi adalah
sebanding terbalik. Dengan kata lain, semakin besar nilai putaran, semakin
kecil efisiensi yang dihasilkan oleh turbin

5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman praktikan selama rangkaian praktikum
berlangsung, praktikan memiliki beberapa saran agar praktikum ke depannya bisa
lebih baik lagi
1. Persiapan alat yang lebih baik lagi karena pada hari h pelaksanaan
praktikum terdapat kebocoran pada alat turbin pelton
2. Penetapan tanggal yang lebih baik lagi karena berada pada saat asisten
praktikum mayoritas menyiapkan untuk seminar proposal tugas akhir

28
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR PUSTAKA

Thumann, A., & Mehta, D. P. (2020). Handbook of energy engineering (6th ed.).
Fairmont Press.
Gulliver, J. S., & Wright Jr., L. A. (2014). Hydropower engineering handbook.
McGraw-Hill Education.
Fox, R. W., McDonald, A. T., & Pritchard, P. J. (2011). Introduction to Fluid
Mechanics (8th ed.). Wiley.

29
Turbin Pelton

Anda mungkin juga menyukai