PENYUSUN:
BERNARD ALEXANDER
5007201243
ASISTEN:
ABI SURYA DEWANTARA
0211190000016
1
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
ABSTRAK
Pembangkit listrik fluida (air, gas, dan angin) merupakan salah satu bentuk
pembangkit listrik yang dapat memanfaatkan energi terbarukan. Salah satu
prosedur pengoperasian turbin pembangkit listrik akan dibahas dalam praktikum
ini, dengan penekanan pada efisiensinya. Dalam hal ini, turbin Pelton sedang
digunakan. Praktikum selanjutnya bertujuan untuk menghitung daya teoritis turbin,
daya efektif turbin, efisiensi turbin, dan hubungan antara laju aliran, tinggi head,
serta daya dan efisiensi turbin. Selain itu juga bertujuan untuk menghitung
hubungan antara putaran dan daya serta efisiensi turbin.
Eksperimen Turbin Pelton adalah alat yang digunakan, dan itu termasuk
flowmeter, throttle, nozzle, indikator gaya, indikator RPM, dan indikator tekanan.
Bukaan gate valve diubah selama percobaan menjadi 1/2 putaran, 1 putaran, 1,5
putaran, 2 putaran, dan putaran penuh. RPM digunakan sebagai titik data untuk
setiap variasi, dan data dikumpulkan untuk nilai RPM 400, 500, 600, 700, dan 800.
Data debit, gaya pengereman, tekanan, dan kecepatan putaran turbin dikumpulkan
untuk setiap modifikasi.
Setelah selesainya praktikum ini, diketahui bahwa nilai efisiensi masih akan
sedikit berfluktuasi dengan semakin tingginya debit pada aliran yang ada, namun
secara umum akan naik seiring dengan naiknya laju aliran. Keterkaitan antara debit
aliran dan WHP menyatakan bahwa debit aliran menurun seiring dengan
peningkatan WHP yang ada. Peringkat efisiensi menurun dengan meningkatnya
kepala turbin. Mengenai jumlah putaran yang diselesaikan. Mengingat nilai yang
diperoleh bervariasi berdasarkan putaran, head, dan torsi, hubungan antara efisiensi
dan BHP dan WHP cukup kompleks.
Kata Kunci : Turbin Pelton, Daya Turbin, Tenaga Air, Efisiensi Turbin
2
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 5
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan................................................................................................................ 6
1.4 Batasan Masalah ............................................................................................... 6
BAB II DASAR TEORI ................................................................................................... 8
2.1 Pengertian .......................................................................................................... 8
2.2 Klasifikasi Turbin ............................................................................................. 8
2.2.1 Berdasarkan Jenis ..................................................................................... 8
2.2.2 Berdasarkan Prinsip Kerja ...................................................................... 9
2.3 Karakterisitik Turbin Pelton ......................................................................... 10
2.4 Rumus – Rumus yang Digunakan ................................................................. 11
2.4.1 Efisiensi Turbin (EHP) ........................................................................... 11
2.4.2 Daya Turbin (BHP)................................................................................. 11
2.4.3 Daya Air (WHP) ...................................................................................... 11
2.4.4 Kecepatan Aliran .................................................................................... 11
2.4.5 Momen Torsi ........................................................................................... 12
2.5 Pengertian Head Pompa ................................................................................. 12
2.6 Aplikasi Turbin ............................................................................................... 13
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 14
3.1 Spesifikasi Alat ................................................................................................ 14
3.2 Konversi Satuan .............................................................................................. 15
3.3 Prosedur Penelitian......................................................................................... 15
3.4 Flowchart Percobaan ...................................................................................... 16
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................................... 16
4.1 Data Hasil Percobaan ..................................................................................... 16
4.2 Flowchart Perhitungan ................................................................................... 18
4.3 Contoh Perhitungan........................................................................................ 18
4.4 Data Hasil Perhitungan .................................................................................. 20
3
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
4
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB I
PENDAHULUAN
5
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
1. Menentukan daya teoritis turbin.
2. Menentukan daya efektif turbin.
3. Menentukan efesiensi turbin.
4. Menentukan hubungan debit aliran terhadap daya dan efisiensi turbin.
5. Menentukan hubungan head ketinggian tergadap daya dan efisiensi turbin
6. Menentukan hubungan putaran terhadap daya dan efisiensi turbin.
Batasan Masalah
Adapun batasan dalam diadakannya ada praktikum Mesin Konversi Energi
(MKE) Turbin Pelton ini adalah sebagai berikut,
1. Steady flow
Kondisi aliran fluida di mana sifat-sifatnya tidak berubah terhadap waktu.
Dalam steady flow, kecepatan, tekanan, suhu, dan sifat-sifat lain dari fluida
tetap konstan di setiap titik dalam sistem aliran, meskipun volumenya dapat
berubah.
2. Incompressible flow
Jenis aliran fluida di mana kepadatan fluida dianggap konstan, sehingga
perubahan tekanan tidak signifikan mempengaruhi volume spesifik fluida.
Dalam incompressible flow, volume fluida tetap konstan saat mengalami
perubahan tekanan atau kecepatan.
6
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
3. Inviscid flow
Jenis aliran fluida di mana viskositas diabaikan atau dianggap nol. Dalam
inviscid flow, fluida dianggap sebagai fluida ideal yang tidak memiliki kekuatan
gesekan internal antara partikel-partikelnya saat bergerak.
4. Flow along streamline
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran fluida yang mengikuti
jalur atau garis imajiner yang disebut streamline. Streamline adalah garis yang
dihasilkan dalam fluida yang menunjukkan arah aliran fluida pada setiap
titiknya.
5. Uniform flow
Jenis aliran fluida di mana kecepatan fluida pada setiap titik dalam aliran tetap
konstan sepanjang waktu. Dalam uniform flow, tidak ada perubahan kecepatan
atau arah aliran fluida di sepanjang lintasan aliran.
6. No heatloss happened
Mengacu pada situasi di mana tidak ada kehilangan tekanan atau headloss yang
terjadi dalam aliran fluida. Dalam konteks ini, headloss mengacu pada
perubahan tekanan yang terjadi saat fluida mengalir melalui saluran atau
perangkat tertentu dalam sistem.
7
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Turbin Pelton adalah jenis turbin air yang digunakan untuk menghasilkan
tenaga listrik dari energi kinetik air yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Turbin
ini dinamakan menurut penemunya, Lester Allan Pelton pada tahun 1870. Prinsip
kerja turbin Pelton adalah dengan mengarahkan air melalui nozzle (disebut juga
spear) dengan tekanan tinggi sehingga air keluar dengan kecepatan tinggi. Air yang
keluar dari nozzle kemudian menabrak sudu-sudu kincir turbin yang terpasang pada
roda turbin. Gerakan sudu-sudu tersebut kemudian menggerakkan poros turbin
yang terhubung dengan generator untuk menghasilkan listrik. Turbin Pelton banyak
digunakan di daerah pegunungan dengan sumber air yang berlimpah, karena turbin
ini membutuhkan tekanan air yang tinggi untuk menghasilkan daya listrik yang
efektif. Turbin Pelton juga sering digunakan pada pembangkit listrik tenaga air
skala kecil dan menengah.
9
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
10
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
11
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
12
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
13
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB III
METODE PENELITIAN
14
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
15
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Percobaan
Adapun data yang didapatkan dari percobaan turbin pelton seperti yang
ditampilkan dalam table berikut,
No RPM Debit (l/m) Pressure (Psi) Force (kgf)
1 400 67 25 0.175
2 500 68 29 0.18
16
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
3 600 66 36 0.17
4 700 63 43 0.17
5 800 58 53 0.158
Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Variasi Bukaan Full
17
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
18
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
𝐴 = 0.0013 𝑚!
ᶯ"#$ = 95%
1. Mencari Momen
𝐹 = 0.155 × 9.8 = 1.519 𝑁
𝑀𝑡= 𝐹 𝑥 𝐿 𝑥 𝜂𝑟𝑒𝑚
𝑀% = 1.519 × 0.1 × 95% = 0.1598 𝑁𝑚
2. Mencari Kecepatan
65 × 0.001 𝑚&
𝑄= = 0.0011
60 𝑠
𝑉= 𝑄𝐴
𝑄 0.0011 𝑚
𝑉= = = 0.862
𝐴 0.0013 𝑠
3. Head Turbin
𝑁
𝑃 = 35 × 6894.76 = 241316.6
𝑚!
𝑃 𝑣!
𝐻% = + 0.7 × N P
𝜌×𝑔 2×𝑔
241316.6 0.862!
𝐻% = + 0.7 × N P = 24.651 𝑚
1000 × 9.8 2 × 9.8
4. BHP
𝑁
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋 × 𝑀% ×
60
500
𝐵𝐻𝑃 = 2𝜋 × 0.1598 × = 8.372
60
5. WHP
𝑊𝐻𝑃 = 𝜌 × 𝑔 × 𝑄 × 𝐻%
𝑊𝐻𝑃 = 1000 × 9.8 × 0.0011 × 24.651 = 261.708
6. Efisiensi
𝜂= 𝐵𝐻𝑃 𝑥 𝑊𝐻𝑃 𝑥 100%
𝐵𝐻𝑃 8.372
η= = = 3.20%
𝑊𝐻𝑃 261.708
19
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
20
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
21
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM
22
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
0,04
0,035
0,03
0,025
0,02
0,015
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran
400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM
23
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM
24
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
440
390
340
290
240
190
Full 1/2 Putaran 1 Putaran 1 1/2 Putaran 2 Putaran
400 RPM 500 RPM 600 RPM 700 RPM 800 RPM
25
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
26
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilaksanakan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam percobaan ini, diperoleh nilai daya teoritis untuk setiap variasi. Pada
variasi bukaan penuh, nilai daya teoritis adalah 0.039224, 0.042843,
0.040313, 0.041261, 0.038633 pada rpm 400, 500, 600, 700, dan 800. Pada
variasi bukaan ½ putaran, nilai daya teoritis adalah 1,384; 1,513; 1,427;
1,967; dan 2,076. Pada variasi bukaan 1 putaran, nilai daya teoritis adalah
1,297; 1,513; 2,076; 1,976; dan 3,113. Pada variasi bukaan 3/2 putaran, nilai
daya teoritis adalah 1,643; 1,730; 2,335; 2,573; dan 3,113. Pada variasi
bukaan 2 putaran, nilai daya teoritis adalah 1,384; 1,946; 2,335; 3,027; dan
3,632. Data ini menggambarkan urutan nilai daya teoritis dari rpm 400
hingga 800.
2. Dalam percobaan ini, diperoleh nilai daya efektif untuk setiap variasi. Pada
variasi bukaan penuh, nilai daya efektif adalah 2,709; 2,950; 2,964; 3,300;
dan 3,744 pada rpm 400, 500, 600, 700, dan 800. Pada variasi bukaan ½
putaran, nilai daya efektif adalah 3,315; 5,460; 6,237; 6,750; dan 6,716.
Pada variasi bukaan 1 putaran, nilai daya efektif adalah 2,280; 2,736; 3,843;
3,564; dan 4,640. Pada variasi bukaan 3/2 putaran, nilai daya efektif adalah
2,8; 3,276; 2,756; 3,248; dan 3,650. Pada variasi bukaan 2 putaran, nilai
daya efektif adalah 2,728; 2,989; 3,233; 3,276; dan 3,619. Data ini
menggambarkan urutan nilai daya efektif dari rpm 400 hingga 800.
3. Dalam percobaan ini, diperoleh nilai daya efisiensi untuk setiap variasi.
Pada variasi bukaan penuh, nilai daya efisiensi adalah 45%, 40%, 53%,
55%, dan 55% pada rpm 400, 500, 600, 700, dan 800. Pada variasi bukaan
½ putaran, nilai daya efisiensi adalah 42%, 28%, 23%, 29%, dan 31%. Pada
variasi bukaan 1 putaran, nilai daya efisiensi adalah 57%, 55%, 54%, 55%,
dan 67%. Pada variasi bukaan 3/2 putaran, nilai daya efisiensi adalah 59%,
53%, 85%, 79%, dan 85%. Pada variasi bukaan 2 putaran, nilai daya
27
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
efisiensi adalah 51%, 65%, 72%, 92%, dan 100%. Data ini menggambarkan
urutan nilai daya efisiensi dari rpm 400 hingga 800.
4. Dalam praktikum ini, diketahui bahwa secara teori debit memiliki hubungan
yang sebanding dengan daya efektif. Semakin besar debit, semakin besar
daya efektif yang dimiliki oleh turbin. Selain itu, debit juga memiliki
hubungan yang sebanding dengan efisiensi turbin. Hal ini dapat dilihat dari
pengaruh WHP (Water Horsepower) terhadap efisiensi turbin, di mana
semakin besar nilai WHP, semakin besar efisiensi turbin.
5. Dalam praktikum ini, diketahui bahwa head pada turbin memiliki hubungan
yang sebanding dengan daya efektif. Semakin besar head, semakin besar
daya efektif yang dihasilkan. Selain itu, head juga memiliki hubungan yang
sebanding dengan efisiensi turbin. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh WHP
terhadap efisiensi turbin, di mana semakin besar nilai WHP, semakin besar
efisiensi turbin.
6. Dalam praktikum ini, diketahui bahwa putaran memiliki hubungan yang
sebanding dengan daya teoritis. Semakin besar rpm, semakin besar daya
teoritis yang dihasilkan. Namun, hubungan putaran dengan efisiensi adalah
sebanding terbalik. Dengan kata lain, semakin besar nilai putaran, semakin
kecil efisiensi yang dihasilkan oleh turbin
5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman praktikan selama rangkaian praktikum
berlangsung, praktikan memiliki beberapa saran agar praktikum ke depannya bisa
lebih baik lagi
1. Persiapan alat yang lebih baik lagi karena pada hari h pelaksanaan
praktikum terdapat kebocoran pada alat turbin pelton
2. Penetapan tanggal yang lebih baik lagi karena berada pada saat asisten
praktikum mayoritas menyiapkan untuk seminar proposal tugas akhir
28
Turbin Pelton
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNLOGI SEPULUH NOPEMBER
DAFTAR PUSTAKA
Thumann, A., & Mehta, D. P. (2020). Handbook of energy engineering (6th ed.).
Fairmont Press.
Gulliver, J. S., & Wright Jr., L. A. (2014). Hydropower engineering handbook.
McGraw-Hill Education.
Fox, R. W., McDonald, A. T., & Pritchard, P. J. (2011). Introduction to Fluid
Mechanics (8th ed.). Wiley.
29
Turbin Pelton