Anda di halaman 1dari 29

Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

LAPORAN TUGAS BESAR


STUDI SERTIFIKASI BAUT UNTUK KOMPONEN
PESAWAT UDARA

Disusun sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah AE4060 Kelaikan Udara

Penyusun :
M. Fikri Kawakibi H. 13612059
Bagus Bambang R 13613040

Dosen :

Dr. Ir. Rais Zain M.Eng

PROGRAM STUDI AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017

1
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 5

1.2 Tujuan Studi ............................................................................................. 6

1.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 7

1.4 Batasan Masalah ....................................................................................... 7

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................... 7

BAB 2 PRODUK DAN PRODUSEN .................................................................. 8


2.1 Deskripsi Produk ...................................................................................... 8

2.2 Sertifikasi Produsen Bolt ........................................................................ 10

2.3 Pasar Produsen Bolt di Luar Negeri ....................................................... 10

2.4 Potensi Produsen Baut di Indonesia ....................................................... 11

BAB 3 REGULASI DAN TSO .......................................................................... 15


3.1 Regulasi .................................................................................................. 15

3.2 TSO-C148 .............................................................................................. 17

BAB 4 PROSEDUR PENGUJIAN .................................................................... 18


4.1 Tensile Strength Test .............................................................................. 19

4.2 Wedge tension test .................................................................................. 20

4.3 Double Shear Test .................................................................................. 21

4.4 Tension Fatigue Test .............................................................................. 21

4.4.1 Peralatan .......................................................................................... 21

4.4.2Spesimen Uji Tension Fatigue ........................................................ 22

4.4.3 Prosedur Pengujian ......................................................................... 22

4.5 Shear Joint Fatigue Test ......................................................................... 23

4.5.1 Kekuatan Statik Joint ...................................................................... 23

4.5.2 Pengujian ......................................................................................... 23

2
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

4.6 Fasilitas Pengujian .................................................................................. 24


4.6.1 Fasilitas Pengujian di Luar Indonesia ............................................. 24

4.6.2 Fasilitas Pengujian di Indonesia ...................................................... 25

BAB 5 KESIMPULAN ...................................................................................... 26


REFERENSI ..................................................................................................... 27

LAMPIRAN .......................................................................................................... 28

DAFTAR GAMBAR
Figure 2-1. Contoh Mechanical fastener..................................................................9

Figure 2-2. tipe-tipe baut..........................................................................................9

Figure 2-3. Fasilitas fabrikasi diPT. Bekasi Metal Inti Megah..............................13

Figure 2-4. (a) produk fabrikasi, (b) produk stamping PT. Bekasi Metal Inti Megah
13

Figure 2-5. Fasilitas pengujian PT. Timur Megah Steel........................................14

Figure 2-6. Fasilitas produksi PT. Timur Megah Steel..........................................15

Figure 2-7. Beberapa komoponen yang diproduksi Figure 2 6. Fasilitas produksi


PT. Timur Megah Steel..........................................................................................15

Figure 4-1. susunan spesimen dan alat uji tarik.....................................................20

Figure 4-2. Logo Laboratory Testing INC.............................................................24

Figure 4-3. Logo TCR Engineering Service..........................................................24

Figure 4-4. Fasilitas uji tarik di B2TKS-BPPT......................................................26

3
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

DAFTAR TABEL
Tabel 3-1. Regulasi yang digunakan......................................................................17

Tabel 3-2. Ringkasan Jenis Pengujian berdasarkan TSO...................................... 18

Tabel 4-1. Ukuran spesimen berdasarkan ASTM standard A370......................... 19

Tabel 4-2. load rate acuan berdasarkan MIL Standard..........................................21

4
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pesawat terbang merupakan sebuah sistem besar yang terdiri dari beberapa sistem.
Sistem pesawat mencakup sistem navigasi, komunikasi, navigasi, roda
pendaratan, kendali terbang, display, collision avoidance, environmental control,
in-flight entertainment, electrical power, engine control, ground steering, thrust
reversers, bahan bakar, dan flight datalink. Setiap sistem memiliki efek pada
pengoperasian keseluruhan pesawat.

Beberapa sistem memiliki dampak keselamatan yang lebih dari sistem yang lain.
Oleh karena itu, peraturan penerbangan sipil dan regulasi pendukung lainnya yang
menglasifikasikan kategori kegagalan menurut risikonya. Lima kategori kondisi
kegagalan yang ditetapkan yaitu catastrophic, hazardous/severe-major, major,
minor, dan no effect. Setiap fungsi di masing-masing sistem serta kombinasi dari
fungsi tersebut dinilai terhadap dampak keseluruhan pengoperasian pesawat
terbang.

Pengoperasian pesawat terbang dibagi atas beberapa fase yaitu taxi, take off,
climb, cruise, descent, dan landing. Sistem keamanan dievaluasi untuk setiap fase,
sehingga efek dari kegagalan bervariasi tergantung pada fase terbang yang
dijalankannya.

Dewasa ini, meskipun pesawat sudah menjadi moda transportasi umum yang
banyak digunakan orang, masyarakat masih merasa bahwa pesawat merupakan
moda yang rawan terjadi kecelakaan dan menyebabkan angka kematian yang
tinggi. Padahal, kecelakaan pesawat yang menyebabkan kematian merupakan
suatu kasus yang dinamakan “black swan”, yaitu kecelakaan yang sangat kecil
peluang terjadinya, namun apabila terjadi, efeknya catastrophic.

5
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Keselamatan penerbangan merupakan konsentrasi utama pada profesi yang terkait


dengan penerbangan dan dirgantara. Seiring dengan terus berkembangnya
teknologi, hampir setiap sistem dan bagian pesawat ditingkatkan keandalannya
untuk menambah tingkat keselamatan pada pesawat terbang. Selain itu, sistem-
sistem penting dalam pesawat juga diharuskan mempunyai back up sesuai dengan
syarat keandalannya agar tetap dapat menjalankan fungsinya saat sistem
mengalami kegagalan. Setiap sistem terdiri dari komponen-komponen sub sistem,
dan setiap komponen terdiri dari item-item yang lebih kecil lagi.

Keandalan dan kegagalan sebuah sistem sangat dipengaruhi oleh item yang paling
kecil dan merinci, karena kegagalannya dapat menjalar ke komponen berganda.
Pada studi ini akan dibahas item yang paling umum digunakan pada pesawat
terbang dan sistem mekanik yang lain yaitu Baut. Di Indonesia sendiri belum
terdapat perusahaan yang bersertifikat untuk memproduksi Baut untuk pesawat
terbang karena pemahaman terhadap regulasi desain dan pengujian serta fasilitas
uji yang kurang memadai. Oleh karena itu, penyusunan laporan ini diharapkan
dapat menjadi panduan untuk melakukan sertifikasi Baut berdasarkan pada
regulasi yang standar performa untuk komponen Baut tersebut.

1.2 TUJUAN STUDI

Studi ini bertujuan untuk mempelajari aspek – aspek maupun pedoman sertifikasi
standard fastener (Baut) berdasarkan aturan dan standar yang ada (EASA,
Advisory Circular dan TSO) dan dokumen regulasi lain. Fokus pembahasan pada
studi ini adalah sebagai berikut :

 Menetapkan point-point regulasi dalam EASA, AC, dan regulasi lain


yang mengatur tentang sertifikasi standard fasteners;
 Menentukan alur sertifikasi standard fasteners; dan

6
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

1.3 METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Metode dan teknik pengumpulan data yang dilakukan pada studi ini hanya
terbatas pada studi literatur. Hal ini karena fokus utama pengerjaan laporan adalah
pengkajian terhadap beberapa regulasi terkait komponen yang ingin disertifikasi
dan untuk melakukan survei penulis terkendala waktu. Literatur yang diambil
semua regulasi yang terkait dengan pengujian komponen Baut.

1.4 BATASAN MASALAH

Dalam laporan ini, penulis membatasi pembahasan pada :


 Regulasi yang digunakan adalah EASA untuk berbagai kategori pesawat
meskipun pada FAA juga terdapat poin yang mengatur mengenai fastener
ini. Hal ini karena dokumen EASA ini lebih mudah didapatkan serta
bagian-bagian yang mengatur tentang kebutuhan fastener lebih jelas.
 Pada TSO acuan terdapat 3 aspek yang diuji yakni design properties,
performance properties, dan metallurgical properties. Studi ini hanya
berfokus pada sertifikasi aspek performance properties sehingga
disumsikan untuk design properties dan metallurgical properties sudah
memenuhi TSO.
 Pada laporan ini, Baut yang akan disertifikasi adalah baut dengan aplikasi
pada kondisi temperatur kamar

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam laporan ini adalah sebagai berikut :


Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Produk dan Produsen
Bab 3 Regulasi dan TSO
Bab 4 Prosedur dan Pengujian
Bab 5 Timeline Kerja dan Proses Sertifikasi Produk
Bab 6 Kesimpulan

7
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

BAB 2
PRODUK DAN PRODUSEN

2.1 DESKRIPSI PRODUK

Baut adalah komponen yang sudah tidak asing lagi di dunia engineering. Baut
adalah jenis fastener dengan kontur bidang miring di permukaan luarnya. Baut
digunakan untuk merakit dua komponen terpisah, dengan bantuan nut.

Berdasarkan arah pembebanan, baut terbagi atas 2 jenis desain utama yaitu tension
joint bolt dan shear joint bolt. Untuk baut jenis tension joint bolt, komponen baut dan
komponen penutup yang dijepit dirancang untuk mentransfer beban tarik yang terjadi
pada sambungan dengan keseimbangan kekuatan antara baut dan penutup (nut) yang
tepat. Join harus dirancang sedemikian rupa sehingga beban eksternal tidak
menyebabkan kegagalan. Jika beban eksternal melebihi beban yang bisa ditanggung
oleh beban preload baut penjepit , maka komponen joint yang terjepit akan terpisah,
dan memungkinkan pergerakan relatif komponen yang dijoin.

Tipe baut kedua yaitu shear joint bolt berfungsi untuk mentransfer beban yang
pada daerah leher baut. Tipe ini bergantung pada kekuatan geser baut. Preload
atau pembebanan konstan masih diterapkan namun pertimbangan fleksibilitas
komponen tidak begitu penting seperti pada kasus di mana beban tarik
ditransmisikan melalui sambungan (pada kasus tension joint bolt).

8
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Figure 2-1. Contoh Mechanical fastener

Figure 2-2. tipe-tipe baut

Berdasarkan bentuk head nya , baut dibagi menjadi beberapa jenis seperti gambar
di atas. Untuk aplikasi pada pesawat udara , baut yang umum digunakan pada
sistem pesawat udara, yaitu jenis hex bolts dan flange bolts.

Hex Bolts adalah baut yang memiliki kepala heksagonal dan kontur bidang miring
untuk disambungkan dengan nut atau dipasangkan ke dalam lubang. Baut jenis ini
juga dikenal sebagai hex cap screws atau machine bolts.

Flange bolts adalah jenis baut yang memiliki flange berbentuk lingkaran di bawah
kepala yang berfungsi untuk mendistribusikan beban. Flange bolts kadang-kadang
tidak bergerigi, dan biasa disebut frame bolts.

Dari beberapa tipe bolt yang ada di atas , laporan ini berfokus pada tipe Hex Bolt
karena lebih sering dijumpai. Hex bolts adalah baut yang memiliki kepala

9
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

heksagonal dan kontur bidang miring untuk disambungkan dengan nut atau
dipasangkan ke dalam lubang. Baut jenis ini juga dikenal sebagai hex cap screws
atau machine bolts.

2.2 SERTIFIKASI PRODUSEN BOLT

Baut termasuk part terkecil dari sistem pesawat dan tidak bisa diurai menjadi
bagian yang lebih kecil lagi. Standar minimum untuk part ini tercantum dalam
TSO-C148 (TSO seri C). Berdasarkan aturan pembagian kelas produksi, maka
perusahaan pembuat baut yang berkeinginan untuk mendapatkan sertifikat
produksi baut untuk aplikasi di pesawat terbang minimal termasuk dalam kategori
Class II dan baut yang dihasilkan harus memeuhi TSO-C148.

2.3 PASAR PRODUSEN BOLT DI LUAR NEGERI

a. MS Aerospace

Produsen utama aerospace grade bolt adalah MS


Aerospace. MS Aerospace memproduksi world
class quality aerospace bolts, aerospace studs,
aerospace pins, dan sekrup untuk aplikasi
pesawat udara. MS Aerospace juga menyediakan fastener dengan persyaratan
khusus dalam beragam head style seperti konektor 12-point, d-head, 6-lobe, slab-
head, hex head, shear head, flush head, dan spline head. MS Aerospace juga
memproduksi beragam komponen standar.

b. Cherry Aerospace

Terletak di Santa Ana, California / AS, Cherry


Aerospace adalah anggota Fastener Product PCC.
Nama lengkap perusahaan ini adalah "SPS
Technologies LLC, DBA Cherry Aerospace". Produk meliputi blind rivets, blind
bolts, shear pin fasteners, rivetless nutplates, dan installation tools and systems.

10
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Produk ini ditawarkan dalam berbagai macam bahan, gaya, dan ukuran. Tenaga
penjualan dan jaringan distribusi resmi di seluruh dunia memberikan dukungan
kuat dan pengiriman cepat untuk pelanggan, yang mencakup OEM, sub-
kontraktor dan pasar MRO.

c. National Aerospace Fasteners Corporation

NAFCO didirikan pada bulan Oktober 1997. Berbasis di Taiwan dan Cina
Shanghai, adalah perusahaan desain, penelitian, dan pembuatan produk fastener
untuk sektor industri kedirgantaraan, elektronik, dan high-end industries.

Pada tahun 2001 dan 2003, NAFCO diberi sertifikasi oleh GE, produsen mesin
pesawat terbang ternama di Amerika, dan Snecma, dari Grup Safran dari Eropa.
NAFCO merupakan satu-satunya produsen fastener mesin dirgantara yang
bersertifikat di kawasan Asia Pasifik. Selain itu, perusahaan NAFCO menjalin
hubungan rantai pasok dengan perusahaan domestik dan luar negeri, seperti
AVIO, AVIALL, IHI, SAMSUNG, EATON, FAURECIA, INFASTECH, dll.

2.4 POTENSI PRODUSEN BAUT DI INDONESIA


a. PT. Garuda Metalindo

PT. Garuda Metalindo adalah perusahaan swasta nasional yang didirikan pada tahun
1982 sebagai produsen baut dan mur. Produksi baut dan mur sudah aktif sejak tahun
1970, dalam kapasitasnya sebagai industri rumahan yang memproduksi spring center
bolt dan spring u-bolt, dan telah banyak digunakan di industri otomotif. Sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia, PT. Garuda Metalindo

11
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

juga terus berkembang tidak hanya memproduksi spring center bolt dan spring u-
bolt, autoparts, dan fastener, tetapi juga baut dan mur sesuai pesanan pelanggan
berdiameter 2 mm sampai 30 mm.

PT. Garuda Metalindo saat ini menempati lahan seluas 5 ha, mempekerjakan lebih
dari 1000 karyawan dengan kapasitas produksi hingga +/- 50.000 ton per tahun.

Kepercayaan yang diberikan oleh perusahaan manufaktur yang beredar untuk


kendaraan bermotor, sepeda motor, furnitur, elektronik, komponen otomotif dan
industri sejenis lainnya, semuanya merupakan pelanggan utama PT. Garuda
Metalindo, telah menjadi bukti nyata kualitas baut dan mur yang dihasilkan.

b. PT. Bekasi Metal Inti Megah

PT. Bekasi Metal Inti Megah didirikan pada


tahun 1976 dengan status perusahaan swasta,
berawal dai layanan otomotive dan memperluas
bisnisnya untuk Engineering services, Machine,
Manufacturing, Stamping, Fabrication,
Memperbaiki dan membuat Dies. Perusahaan ini
beralamat di Jalan Perjuangan No. 57 Bekasi 17142. Perusahaan ini telah
menyandang sertifikasi ISO 9001: 2008. Dalam hal industri komponen automotiv,
PT Bekasi Metal Inti Megah melakukan produksi dengan dua metode yakni
fabrikasi dengan hasil produk antara lain Shearing Plate, Fire Cut, Bending Plate,
Bracket Fabrication dan Stamping press dies untuk part electronik, spare part
otomotif, dari berbagai jenis material baik jenis tembaga coil & plate, almunium
coil& plate, besi coil& plate serta jasa Dies maker.

12
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Figure 2-3. Fasilitas fabrikasi diPT. Bekasi Metal Inti Megah

Figure 2-4. (a) produk fabrikasi, (b) produk stamping PT. Bekasi Metal Inti Megah

(a) (b)

c. PT. Timur Megah Steel

13
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

PT. Timur Megah Steel beralamat di Jalan Embong Kenongo 60 Surabaya, Jawa
imur. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1975 sebagai produsen peralatan rumah
tangga aluminium oleh Bapak Budi Agusalim. PT. Timur Megah Steel telah
berkembang menjadi manufaktur pengikat terbesar di indonesia dan salah satu
yang terbesar di Asia Tenggara. Selama ini, perusahaan telah memberikan
kontribusi besar terhadap perkembangan produk yang digunakan pada menara
baja, pembangkit listrik, jalan raya, jembatan, pelabuhan dan berbagai industri di
seluruh negeri.

Pabrik tersebut berada di dalam kota Surabaya. Pada tahun 1979 Perusahaan
mengubah namanya menjadi PT. Timur Megah Steel seperti yang diketahui
sekarang. Perusahaan ini kemudian mengakuisisi Torque Control Bolt production
know-how dari Shinko Bolt of Japan dan memperoleh lisensi untuk berproduksi.
Pada tahun 1997 Laboratorium Pengujian perusahaan memperoleh sertifikasi ISO
Guide 25 dan Fastener Quality Act (FQA) dari Performance Review Institute of
the USA dan akhirnya pada tahun 2004 , perusahaan ini diberikan sertifikasi ISO
9001: 2000 untuk Quality System.

Figure 2-5. Fasilitas pengujian PT. Timur Megah Steel

14
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Figure 2-6. Fasilitas produksi PT. Timur Megah Steel

Figure 2-7. Beberapa komoponen yang diproduksi Figure 2 6. Fasilitas produksi PT. Timur Megah Steel

BAB 3
REGULASI DAN TSO
3.1 REGULASI

Pemberian sertifikasi pada part tertentu bertujuan untuk menuju kondisi zero accident
pada penerbangan. Sertifikasi ini adalah sebagai bukti bahwa kesalahan / error pada
requirements, desain, dan implementasi pada sistem telah diidentifikasi, dianalisa,
dikoreksi, dan sistem telah memenuhi peraturan sertifikasi yang berlaku. Pemenuhan
syarat - syarat sertifikasi dilakukan dengan melakukan beberapa tes

15
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

yang harus dipenuhi oleh komponen tertentu (dalam hal ini adalah fastener),
seperti uji kesesuaian pemasangan, uji kekuatan struktur fastener, uji fatigue, uji
ketahanan terhadap berbagai kondisi lingkungan seperti vibrasi, temperatur,
kerentanan terhadap korosi, dan lain sebagainya.

Berikut merupakan ringkasan regulasi- regulasi yang harus dipenuhi untuk


memproduksi Baut untuk pesawat. Regulasi yang tercantum pada bab ini telah
disesuaikan dengan regulasi CS (Certification Spesification) . Regulasi yang
mengatur tentang pembuatan mechanical fasteners ini mecakup hampir semua tipe
pesawat karena memang pemakiannya yang luas. Dalam makalah ini akan
disajikan beberapa pendekatan sistematis yang bertujuan menunjukkan
persyaratan bagi fastener sehingga sesuai dengan pedoman pada EASA dan AC
20-71. Fastener merupakan satu dari sekian item pada pesawat yang kemungkinan
potensi kegagalannya dapat menimbulkan terjadinya multiple failure. Oleh karena
itu, diperlukan sertifikasi yang memenuhi syarat-syarat dalam regulasi yang ada.

16
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Tabel 3-1. Regulasi yang digunakan

3.2 TSO-C148

 Technical Standard Order (TSO) ini menentukan standar kinerja


minimum bahwa mechanical fasteners pesawat harus memenuhi tiap poin
yang terdapat dalam TSO. Dokumen ini bisa diaplikasikan untuk semua
jenis mechanical fastener yang dideskripsikan pada Apendix 1.
 Deviasi. Prosedur uji alternatif yang menghasilkan tingkat keamanan
setara mungkin digunakan jika ditentukan pada saat aplikasi TSO dan
disetujui sesuai dengan 14 CFR §21.609.

17
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

 Berikut adalah tabel jenis pengujian pada TSO-C148.

Tabel 3-2. Ringkasan Jenis Pengujian berdasarkan TSO

BAB 4
PROSEDUR PENGUJIAN

Berdasarkan pada regulasi dan standar prestasi part di atas, selanjutnya


dibutuhkan pengujian untuk membuktikan pemenuhan pada requirement yang
ada, beberapa contoh pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan referensi yang
didapat diantaranya adalah :

18
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

4.1 TENSILE STRENGTH TEST

a. Peralatan uji
Peralatan mesin uji tarik harus mampu mengaplikasikan beban secara halus dan
pada laju pembebanan yang terkontrol . laju pembebanan tidak boleh melebihi
25 mm/menit atau lebih dianjurkan pada kisaran 0,5 sampai 1 mm/menit.
Beban pada Test jig dipastikan paralel terhadap bolt main axis dan tidak ada
tegangan torsional yang disebabkan dari susunan percobaan ini.
b. Pengujian

Spesimen baut yang akan diuji harus dalam ukuran utuh. Jika ukuran baut tidak
sesuai dengan ukuran spesimen, atau spesifikasi suatu produk individu
membolehkan untuk dilakukan proses machining pada spesimen, maka machining
harus menghasilkan spesimen dengan ukuran standar berdasarkan ASTM
Standard A370 untuk baut dengan material baja atau Method 211, Federal Test
Method Standard No.151 untuk material stainless atau nonferrous.
Tabel 4-1. Ukuran spesimen berdasarkan ASTM standard A370

Baut dipasang pada piranti mesin uji tarik seperti pada gambar dibawah ini.

19
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Figure 4-1. susunan spesimen dan alat uji tarik

Beban diberikan secara aksial. Perpanjangan baut kemudian diukur untuk


menentukan kekuatan luluh (yield strength), baik dengan metode offset dengan
nominal offset yang sudah ditentukan (sering kali nilai offset adalah 0,2) atau
dengan beban pada total pemanjangan 0,5% panjang awal seperti yang telah
ditentukan. Digunakan gage dengan panjang 2 inci atau 4 kali diameter spesimen
uji. Kegagalan harus terjadi di bagian tubuh atau ulir tanpa kegagalan di
persambungan antara tubuh dan kepala.

4.2 WEDGE TENSION TEST

Prosedur pengujian sama dengan tensile test. Tujuannya adalah untuk mengetahui
kekuatan baut dengan bentuk kepala (wedge) yang berbeda. Untuk bentuk wedge
lingkaran atau bujur sangkar dengan dimensi dan kekerasan material tertentu,
ditempatkan di bawah kepala baut yang sedang diuji. Kegagalan tidak boleh
terjadi di persimpangan tubuh dan kepala.

20
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

4.3 DOUBLE SHEAR TEST

Tes ini bertujuan untuk mendapatkan nilai ultimate double shear strength dengan
melakukan pengujian Double Shear Test. Pada percobaan ini, beban diberikan
dengan laju yang seragam seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 4-2. load rate acuan berdasarkan MIL Standard

Untuk ukuran baut yang lebih kecil atau besar, laju pembebanan harus dihitung
2
demi memberikan laju tegangan mula-mula sebesar 50.000 lb/minutes/inch .
pengujian mungkin diberhentikan dan spesimen diambil tanpa terjadi kegagalan
akibat beban shear setelah beban shear ultimate telah tercapai.

4.4 TENSION FATIGUE TEST

Metode uji tension fatigue dilakukan pada baut, skrup, dan mur di temperatur
ruangan.

4.4.1 Peralatan

a. Penyelarasan Statis
Penyesuaian statis setiap mesin uji fatigue harus diverifikasi untuk
memastikan memenuhi persyaratan penyelarasan.

b. Spacer

21
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Spacer yang sesuai dengan gambar peralatan di atas dapat digunakan di


bawah kepala fastener yang menonjol untuk memberikan jarak pada radius
fillet head-to-shank. Spacer polos datar biasa digunakan di bawah nut.

4.4.2 Spesimen Uji Tension Fatigue

Baut yang diuji hanya boleh digunakan sekali. Dalam pengujian ini, Universal
joints atau spherical seat tidak boleh digunakan di manapun pada perlengkapan
uji. Kepala baut harus diuji dengan tension fatigue test (lihat lampiran). Adaptor
berkontur bidang miring harus diganti jika terdapat kerusakan di luar toleransi
pada saat inspeksi visual. Saat adaptor digunakan untuk refree test, adaptor harus
dalam kondisi baru. Walaupun sama-sama berkontur bidang miring, fatigue test
ini tidak berlaku untuk mata bor. Untuk baut yang memiliki kontur khusus, nut uji
harus sesuai spesifikasi dari suplier. Panjang cengkraman minimum yang
disarankan untuk baut uji harus dua kali diameter nominal.

4.4.3 Prosedur Pengujian

 Tension bolt harus dipasang sehingga minimal dua dan maksimal tiga
kontur terlihat di antara permukaan nut. Untuk Baut geser harus dirakit
dengan minimum satu setengah dan maksimum satu kontur terlihat di
antara permukaan nut sedangkan untuk Flush head bolt harus diperiksa
agar seragam antara kepala baut dan loading cup yang akan diuji. Tidak
akan ada kontak di area radius head-shank fillet.
 Tidak boleh ada tegangan tarik pada pengencang karena torsi atau
prosedur pemasangan lainnya. Beban uji fatigue harus seperti yang
ditentukan dalam dokumen atau spesifikasi produk yang tertera, kecuali
ditentukan berbeda pada spesifikasi, beban bawah harus sepersepuluh dari
tingkat beban atas (R = 0,1).
 Kecepatan uji tidak boleh melebihi 12,500 siklus per menit. Panas yang
berlebihan dapat terjadi saat menguji pengencang kekuatan tinggi pada
frekuensi tinggi. Dalam hal ini kecepatan uji harus dikurangi untuk
memastikan bahwa suhu maximum baut yang diuji tidak melebihi 150°F.

22
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

4.5 SHEAR JOINT FATIGUE TEST

4.5.1 Kekuatan Statik Joint

Untuk menentukan kekuatan statis ultimate joint, spesimen yang serupa dengan
yang digunakan untuk uji fatigue harus disiapkan dan diuji. Kekuatan ultimate
adalah nilai yang ditunjukkan pada puncak pertama dari kurva defleksi terhadap
beban.

4.5.2 Pengujian

 Rasio beban untuk sambungan yang menerima beban maksimum harus


+0,1 dan untuk sambungan yang menerima beban rendah dan yang tidak
menerima beban sama sekali, -0,05.
 Minimal lima tingkat beban harus digunakan untuk membuat kurva S-N.
Satu nilai harus dipilih yang tidak gagal pada kurang dari 3.000.000 siklus;
Tiga lainnya harus berada pada 67, 50 dan 30 persen kekuatan statis
gabungan, dan yang kelima yang diperlukan untuk menentukan kurva.
Minimal tiga spesimen harus diuji pada setiap tingkat beban.
 Kecepatan uji maksimum harus dipilih yang tidak akan menyebabkan suhu
spesimen melebihi 150°F.
 Untuk mempertahankan keselarasan awal, jenis pembatas yang ditunjukkan
pada gambar di bawah ini harus digunakan dengan spesimen transfer beban
tinggi. Perhatian harus diberikan dalam penggunaan perangkat baik untuk
memastikan pembatas tidak mengalihkan sebagian dari beban. Dalam
pengujian pengencang yang terpasang pada bahan dengan kekuatan tinggi,
UTS 90 KSI, kesulitan akan dialami dalam menjaga keselarasan spesimen
awal pada mesin uji terlepas dari jenis pembatas yang digunakan.
 Spesimen tersebut akan dianggap gagal saat mesin uji tidak lagi
melakukan pembebanan karena spesimen telah gagal.

23
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

4.6 FASILITAS PENGUJIAN

4.6.1 Fasilitas Pengujian di Luar Indonesia

a. Laboratory Testing Inc. adalah laboratorium pengujian dan kalibrasi yang


terakreditasi dan independen yang berlokasi di luar Philadelphia, PA. Sejak
tahun 1984, pelanggan di seluruh dunia telah mempercayai lembaga ini untuk
layanan pengujian laboratorium nondestruktif dan keakuratan pengujian. Para
produsen mendapatkan hasil tes bersertifikat dengan luaran tentang sifat
material, karakteristik, kelemahan, cacat dan komposisi. Lembaga ini
mengkhususkan pada layanan pengujian logam, namun juga melakukan
pengujian dan analisis terhadap sampel mulai dari bubuk logam, bijih besi,
ferroalloys dan komposit, hingga keramik dan polimer. Layanan kalibrasi,
mesin uji spesimen, investigasi analisis kegagalan dan layanan teknik material
juga disediakan untuk kenyamanan "satu atap"

Figure 4-2. Logo Laboratory Testing INC.

b. TCR Engineering Service


Didirikan pada tahun 1973 bertempat di Navi Mumbai and Baroda India.
TCR Engineering Service melakukan pengujian material sesuai standar
dan spesifikasi internasional seperti yang didefinisikan oleh ASTM,
NACE, BIS, JS, GR, IS dan lain-lain. Pengujian juga bisa dilakukan sesuai
spesifikasi yang diberikan klien

Figure 4-3. Logo TCR Engineering Service

24
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

4.6.2 Fasilitas Pengujian di Indonesia

a. B2TKS-BPPT Serpong

B2TKS adalah Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur yang secara


Administrasi merupakan salah satu Balai dibawah koordinasi Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT), sebelumnya bernama Unit Pelayana Teknis
Laboratorium Uji Konstruksi (UPT-LUK BPPT) yang ditetapkan berdasarkan
keputusan Ka. BPPT No.214/KA/BPPT/IX/84 tanggal 9 November 1984, pada
waktu itu dijabat oleh Prof. Dr. Ing B.J. Habibie pada tanggal 18 Desember 1984
Presiden Republik Indonesia, Presiden Soeharto meresmikan UPT-LUK BPPT
yang berlokasi dikawasan Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(PUSPIPTEK) Setu – Serpong BSD, Tangerang Selatan.

Sampai saat ini B2TKS sudah berpengalaman lebih dari 20 Tahun sejak
beroperasi dan didukung oleh tenaga ahli yang berkompeten dan
berpengalaman dibidang material, komponen dan konstruksi struktur, maupun
yang berkaitan dengan pengalaman manajemen/administrasi dalam proses
internal dan eksternal bisnis melayani permintaan kebutuhan industri Nasional
didalam dan diluar negeri. Hal tersebut dibuktikan dengantelah diakreditasinya
B2TKS oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN-BSN) sebagai Laboratorium
Penguji yang menerapkan ISO/ICE 17025:2005 dan ISO/ICE Guide 65.

25
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

Figure 4-4. Fasilitas uji tarik di B2TKS-BPPT

BAB 5
KESIMPULAN

Setelah melakukan studi terkait dokumen-dokumen yang mengatur tentang


sertifikasi komponen mechanical fastener jenis baut ini, dapat diambil kesimpulan
bahwa :

 Baut adalah salah satu jenis mechanical fastener yang masuk pada kategori
komponen kritikal karena terpasang di hampir semua komponen lain dan
berguna untuk menjaga integrasi part-part lain.
 Berdasarkan TSO-C148 dan MIL-Standard mechanical fastener tipe baut
ini harus melalui test yang menunjukkan kekuatannya terhadap beban
tarik, geser, dan fatigue.
 Perusahaan yang sudah memproduksi mechanical fastener antara lain
adalah MS Aerospace, NAFCO, dan Cherry Aerospace. Potensi produsen
dalam negeri adalah PT. Garuda Metalindo, Tbk, PT. Bekasi Metal Inti
Megah , dan PT. Timur Megah Steel

26
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

REFERENSI

• EASA (CS-VLA.607, CS-VLR.607, CS-23, CS-25.607, CS-27.607, CS-


29.607,CS-P,CS-E.515), 2003
• FAA Advisory Circular, 1970
• Current Mechanical Fastener Specifiations and Test Procedure, 12-1-1971
• Criteria for Fastener System Design, October 1967
• TSO-C148
• MIL-STD-1312

27
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

LAMPIRAN

Gambar untuk Uji Tension Fatigue

28
Major Assignment Report –AE4060 Kelaikan udara

29

Anda mungkin juga menyukai