Anda di halaman 1dari 21

FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

LAPORAN PRAKTIKUM

MESIN KONVERSI ENERGI

TURBIN KAPLAN

I GEDE MADE BUDARI DWI PRASETYA


DISUSUN OLEH:
SYLVIA THERESIA HUTAGALUNG
Muhammad Fauzan Alfito (02111940000013)
02111940000030

A DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

TURBIN KAPLAN |
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin berkembangnya teknologi kebutuhan energi terus meningkat
yang membuat sumber energi semakin menipis dan juga membuat kondisi
lingkungan menjadi tidak stabil. Untuk itu dibutuhkan beberapa pembangkit
listrik memanfaatkan sumber energi terbarukan. Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) merupakan salah satu pembangkit yang memanfaatkan sumber
energi terbarukan berupa air dan termasuk pembangkit yang ramah lingkungan.
Cara kerja PLTA adalah dengan memanfaatkan energi potensial dari air yang
akan dikonversi menjadi energi mekanik. Energi mekanik inilah yang
selanjutnya akan memutar poros (batang penyambung) pada generator
sehingga menghasilkan energi listrik. Listrik tersebut akan didistribusikan
kepada konsumen yang nantinya digunakan untuk kebutuhan sehari - hari.
PLTA bekerja berdasarkan tinggi jatuh dan debit air suatu reservoir.
Namun di bangku perkuliahan kita hanya tau cara kerja mesin konversi energi
tersebut hanya berdasarkan teoritis, maka dari itu, praktikum Mesin Konversi
Energi dilakukan sebagai wadah pembelajaran. Pada praktikum ini, praktikan
akan berfokus pada pembelajaran mengenai cara kerja turbin Kaplan. Turbin
ini efektif bekerja pada ketinggian jatuh air yang rendah namun dengan debit
air yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana kinerja dari suatu
turbin Kaplan.

1.3 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk meneliti kinerja dari turbin Kaplan.

1.4 Batasan Masalah


a) Steady flow
Merupakan keadaan dimana properties aliran terhadap suatu titik tidak
berubah terhadap waktu.
b) Incompressible flow
Merupakan keadaan dimana aliran yang perubahan densitasnya dapat
diabaikan.
c) Inviscid flow
Merupakan keadaan aliran dimana efek dari viskositas fluida diabaikan
(µ=0).

1
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

d) Flow along streamline


Merupakan keadaan dimana aliran diasumsikan streamline.
e) Uniform flow
Merupakan keadaan dimana magnitude velocity aliran sama disetiap titik
yang akan ditinjau.
f) No heatloss happened
Merupakan keadaan dimana tidak terjadi kerugian panas pada aliran.

2
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Turbin


Turbin merupakan salah satu jenis mesin konversi energi yang mengubah
energi potensial dari fluida kerja menjadi energi mekanik untuk menggerakkan
poros. Fluida kerja turbin yaitu berupa air, uap air dan gas. Dengan demikian,
turbin air merupakan turbin yang bekerja dengan menggunakan fluida air yang
mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Dalam hal
ini, air memiliki energi potensial yang akan menjadi mekanik untuk
menggerarakan sudu turbin. Energi mekanik ini kemudian diubah menjadi
energi listrik oleh generator. (Ramadhan, et al., 2016)
Konstruksi roda atau runner turbin memiliki sudu. Sudu adalah suatu
lempengan dengan bentuk dan penampang tertentu. Air sebagai fluida kerja
mengalir melalui ruang di antara sudu tersebut. Dengan demikian, roda atau
runner turbin akan berputar dan pada sudu akan ada suatu gaya yang bekerja.
Gaya tersebut terjadi karena ada perubahan momentum dari fluida kerja air
yang mengalir di antara sudunya. Sudu hendaknya dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat terjadi perubahan momentum pada fluida kerja air tersebut.
(Arismunandar, 1988)

Gambar 2.1 Contoh turbin air

2.2 Jenis-Jenis Turbin


Turbin air dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, namun yang paling
utama adalah dengan melihat cara turbin mengubah energi air menjadi energi
kinetik. Berikut adalah klasifikasi turbin air :
a) Turbin Impuls

2
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Turbin reaksi adalah turbin air yang cara kerjanya mengubah seluruh
energi air (yang terdiri dari energi potensial, tekanan, kecepatan) yang
tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan energi kinetik. Energi potensial air diubah menjadi energi
kinetik pada nozzle. Air keluar dari nozzle dengan kecepatan tinggi dan
membentur sudu turbin sehingga roda turbin berputar. Setelah membentur
sudu, arah kecepatan aliran air berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Contoh turbin impuls adalah turbin Pelton.

Gambar 2.3 Turbin Pelton

b) Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya mengubah seluruh
energi air yang tersedia menjadi energi kinetik. Pada turbin reaksi, aliran air
masuk ke dalam rumah turbin dalam keadaan bertekanan lalu mengalir
masuk ke celah-celah bagian sudu di mana air akan memutar baling - baling
pada turbin. Saat aliran air masuk ke sekeliling sudu piringan, turbin akan
berputar secara maksimal sesuai debit aliran yang masuk kedalam rumah
turbin dan saluran belakang (tail race) akan terendam air seluruhnya. Tinggi
laju aliran air sewaktu mengalir ke sekeliling sudu akan diubah menjadi
tinggi laju kecepatan dan berkurang hingga tekanan atmosfer sebelum
meninggalkan piringan turbin. Yang termasuk ke dalam jenis turbin ini
adalah turbin Francis dan Kaplan.

3
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) turbin Francis, (b) turbin Kaplan


2.3 Bagian-Bagian Turbin Kaplan
Turbin Kaplan adalah turbin air jenis propeller. Turbin ini dikembangkan
pada tahun 1913 oleh profesor Austria, Viktor Kaplan yang mengombinasikan
baling – baling yang dapat di-adjust dengan otomatis sesuai dengan gerbang
gawang (wicket gates) untuk mencapai efisiensi melalui berbagai tingkat dan
aliran air.
Turbin Kaplan merupakan evolusi dari turbin Francis. Penemuan ini
menyebabkan listrik dapat diproduksi secara efisien dengan menggunakan
head yang rendah yang tidak mungkin dapat dicapai dengan turbin Francis.
Tinggi head berkisar 10 - 70 meter dan output daya 5 - 200 MW. Diameter
runner adalah antara 2 - 11 meter. Kisaran rotasi turbin adalah 79 – 429 rpm.
Instalasi turbin Kaplan dipercaya dapat menghasilkan kekuatan yang
paling optimal jika head nominalnya adalah 34.65 m. Turbin Kaplan saat ini
sudah banyak digunakan di Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan
head rendah. Efisiensi turbin Kaplan biasanya lebih dari 90%, namun mungkin
lebih rendah jika head-nya sangat rendah.
Tidak berbeda dengan turbin francis, cara kerja turbin kaplan
menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip
dengan baling - baling pesawat terbang. Bila baling - baling pesawat terbang
berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi
untuk mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi
pada poros turbin.
Berbeda dengan roda jalan pada francis, posisi sudu - sudu pada roda jalan
kaplan dapat diputar untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin kaplan
banyak dipakai pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sungai,
karena turbin ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang
berubah - ubah sepanjang tahun. Turbin kaplan dapat beroperasi pada
kecepatan tinggi sehingga ukuran roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel
langsung dengan generator. Pada kondisi beban tidak penuh, turbin kaplan
mempunyai efisiensi paling tinggi. Hal ini dikarenakan sudu - sudu turbin
kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban yang ada.

4
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 2.4 Bagian-bagian turbin Kaplan

2.4 Head Turbin


Head adalah perbedaan ketinggian antara tempat masuknya air ke dalam
sistem hidro dan tempat keluarnya air. Head dinyatakan dalam meter.Kondisi
pengoperasian berupa head ini nantinya akan mempengaruhi pemilihan jenis
turbin dalam sistem pembangkit. Pemilihan jenis turbin dapat dilakukan
dengan melihat gambar grafik karakteristik hubungan antara net head (m) dan
debit aliran (m3/s) agar didapatkan jenis turbin yang cocok sesuai dengan
kondisi pengoperasiannya. Gambar berikut merupakan operating areas untuk
beberapa jenis turbin dan digunakan sebagai acuan pemilihan.

Gambar 2.5 Operating areas untuk beberapa jenis turbin

5
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

2.5 Perhitungan Dalam Praktikum


2.5.1 Daya mekanik
Energi mekanik yang dihasilkan oleh propeller diteruskan ke
poros sehingga daya mekanik diperoleh dari putaran poros dan torsi
yang dihasilkan. Pengukuran torsi pada poros menggunakan sistem rem
pada puli seperti pada
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 𝜔. 𝑇
dimana:
T = torsi (N.m)
2. . 𝑛. 𝑇
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 =
60
dimana:
n = putaran (rpm)
𝑇 = 𝐿×𝑑
dimana:
L = beban terukur dari brake load cell (N)
D = jarak lengan beban gesek load cell terhadap sumbu rotor (m)
d = 0,022 m

2.5.2 Daya hidrolik


𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘 = . 𝑄. 𝛥𝐻𝑡
dimana :
 = ρ.g
 = densitas air, 1000 kg/m3
g = percepatan gravitasi bumi, 9.81 m/s2
Q = aliran yang masuk, m3/s
ΔHt = head pada nozel, m.H2

2.5.3 Efisiensi Turbin


𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘
ᶯ= × 100%
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘

2.5.4 Persamaan Venturi

2. 𝑔. ∆𝐻
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐴1 √ 2
(𝑋 − 1)
Dimana:

6
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Cd = koefisien venturi
A1 = luas saluran masuk venturi, D = 0,081 m
g = percepatan gravitasi bumi, g = 9,8 m/s
ΔH = selisih h1 dan h2
𝐴1
X = 𝐴2
A2 = luas saluran leher venturi, d = 0,055 m

7
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Spesifikasi Alat


1. Turbin Kaplan

a. Runner Blade 4 Blade

b. Guide vane nozzle 1 gvn

2. Venturi

a. Diameter besar (D) 81 mm


b. Diameter kecil (d)
55 mm

3. Pompa Sentrifugal Multistage

a. Kapasitas (Q) 100 liter/menit

b. Head Total 24 meter

Gambar 3.1 Puli Rem

Gambar 3.2 Venturi

11
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Gambar 3.3 Potongan Turbin Kaplan

Gambar 3.4 Turbin Kaplan

3.2 Cara Kerja


Percobaan I
1. Tekan tombol emergensi
2. Hidupkan sumber listrik
3. Atur posisi pengaturan putaran pompa nol (minimum)
4. Pengaturan beban terbuka

12
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

5. Lepaskan tombol emergensi


6. Nyalakan pompa dengan menekan tombol run
7. Atur kecepatan pompa dengan memutar tombol inverter (rpm)
8. Pengaturan rpm pompa dianggap tetap perkelompok 1 (20 rpm) , 2 (25 rpm)
, 3 (30 Rpm), 4 (40 rpm)
9. Lakukan kombinasi beban
a. 1 beban kecil
b. 1 beban sedang
c. 1 beban besar
d. 2 beban kecil
e. 2 beban sedang
f. 2 beban besar
10. Catat beban (F), ∆𝐻 venturi, ∆𝐻 turbin pada table
11. Setelah semua data diambil, turunkan semua beban penghambat dan atur
putaran pompa hingga 0 rpm dengan mengatur inverter
12. Matikan putaran pompa, tekan tombol stop aliran listrik

13
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

3.3 Flowchart Percobaan

Start

Pompa air, turbin, venturi,


beban, timer

Kecepatan pompa diatur mula-mula


sesuai kelompok 1 (20 rpm)

Tambahkan beban di lengan brake load


cell

Beban (F), perbedaan tekanan venturi,


perbedaan tekanan turbin dicatat pada
lembar data.

Ulangi dengan Yes


beban yang
berbeda

No

Finish

14
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Percobaan

No. Putaran ∆𝐻𝑣𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟𝑖 (𝑚𝑚𝐻𝑔) ∆𝐻𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 (𝑚𝑚𝐻𝑔) F beban Putaran


Pompa (N) Turbin
(Rpm) (rpm)
1 1077 2000 4000 10.02 450
2 1077 3000 4000 15.75 373
3 1077 3000 5000 19.27 256
4 1077 2000 5000 28.48 196
5 1077 2000 5000 28.97 213
6 1077 2000 5000 43.37 30

4.2 Flowchart Perhitungan

Start

Input data hasil


percobaan

Perhitungan kapasitas aliran fluida

2. 𝑔. ∆𝐻
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐴1 √ 2
(𝑋 − 1)

Perhitungan daya mekanik, daya


hidrolik

2..𝑛.𝑇
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 60
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘 = . 𝑄. 𝛥𝐻𝑡

15
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Perhitungan efisiensi turbin

𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘
ᶯ= × 100%
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘

Tampilkan hasil
berupa diagram

End

4.3 Contoh Perhitungan


Data yang akan digunakan sebagai contoh perhitungan adalah data ke-1.
Data tersebut merupakan data yang sudah dicatat saat praktikum. Perhitungan
ditulis sebagai berikut.
Diketahui :
• Cd = 0.99
• A1 = 0.00515 m2
• A2 = 0.00237 m2
• g = 9,8 m/s
• ΔH = 2 MPa
𝐴1
• X = = 2.17
𝐴2
• L = 10.22 N
• d = 0.022 m
• n = 1077 rpm
•  = ρ.g = 9810 N/ m3
• ΔHt = 4 MPa

16
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

1. Kapasitas Aliran Fluida (Q)


2 ∙ ∆𝑃𝑣𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟𝑖
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐴1 √
𝜌(𝑋2 − 1)

(2)(2) ∙ 106
𝑄 = (0.99)(0.00515)√
1000 ∙ ((2.17)2 − 1)
𝑄 = 0.1668 𝑚3 /𝑠

2. Daya Mekanik (P)


2. . 𝑛. 𝑇
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 =
60

• 𝑇 = 𝐿×𝑑
𝑇 = 𝐿 × 𝑑 = (10.22)(0.022) = 0.225 𝑁𝑚

2. (1077)(0.225)
𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 =
60

𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘 = 10.595 𝑊

3. Daya Hidrolik (P)

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘 = . 𝑄. 𝛥𝐻𝑡

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘 = (9810)(0.1668)(4. 106 )

𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘 = 667 𝑘𝑊

4. Efisiensi turbin (η)

𝑃𝑚𝑒𝑘𝑎𝑛𝑖𝑘
ᶯ= × 100%
𝑃ℎ𝑖𝑑𝑟𝑜𝑙𝑖𝑘

10.595
ᶯ= × 100%
667. 103

ᶯ = 0.16%

4.4 Data Hasil Perhitungan

17
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

No. Kapasitas Air Daya Mekanik Daya Hidrolik Efisiensi turbin (η)
(m3/s) (W) (kW)
1 0.1668 10.5953 667 0.0016
2 0.2043 13.7063 817 0.0017
3 0.2043 11.4830 1021 0.0011
4 0.1668 13.1718 833 0.0016
5 0.1668 13.0923 833 0.0016
6 0.1668 3.0113 833 0.0004

4.5 Pembahasan Grafik


Berdasarkan cara perhitungan tersebut, didapatkan hasil berupa grafik
untuk mengevaluasi kinerja turbin dalam beberapa variasi pembebanan.
4.5.1 Perbandingan Daya Mekanik Turbin terhadap Variasi Pembebanan
Berdasarkan hasil percobaan dengan metode perhitungan yang telah
dicontohkan pada subbab 4.3, berikut adalah hasil daya mekanik turbin terhadap
variasi pembebanan turbin.

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Daya Mekanik Turbin terhadap Variasi
Beban

Dari grafik diatas dapat ditinjau bahwa trendline naik mulai dari beban awal
dan terdapat puncak di beban 15 Newton, kemudian turun di 11,5 Watt di
pembebanan 19 Newton, dan naik lagi di 14 Watt saat pembebanan 28 Newton. Hal
ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara RPM dan torsi sangat dibutuhkan
untuk memberikan Daya Mekanik tertinggi turbin. Ketika RPM rendah dan torsi
tinggi, grafik menunjukkan trendline turun menuju 3 Watt pada pembebanan 43
Newton. Akan tetapi, ketika pembebanan kecil, RPM tinggi, Daya yang dihasilkan

18
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

tidak maksimal yakni pada pembebanan 10 Newton dengan Daya Mekanik sebesar
10 Watt. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa performansi Daya Mekanik
akan sangat optimal ketika besar Torsi dan RPM diperhatikan. Hal ini berarti jenis
sudu yang digunakan dalam turbin harus diteliti lebih lanjut demi menghasilkan
Daya Mekanik terbaik.
4.5.2 Perbandingan Daya Hidrolik Turbin terhadap Variasi Pembebanan
Setelah dilakukannya percobaan dengan metode perhitungan yang telah
dicontohkan, berikut adalah hasil daya hidrolik turbin terhadap variasi pembebanan
turbin.

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Hasil Daya Hidrolik Turbin terhadap Variasi
Beban

Secara teoritis, Daya Hidrolik dipengaruhi oleh volumetric flow rate yang
diberikan oleh sumber air dan juga head yang dihasilkan oleh turbin. Dengan daya
pompa yang sama, maka volumetric flow rate yang diberikan juga sama. Yang
membedakan dari masing-masing variasi di sini adalah head turbin yang dihasilkan.
Pada grafik 4.2 ditunjukkan trend naik kemudian turun yang mana berarti pada
beberapa titik menunjukkan titik maksimum dan titik minimum. Titik minimum
terjadi pada 10 Newton. Hal ini berarti pada pembebanan 10 Newton, terjadi torsi
sehingga Daya Hidrolik dapat terserap oleh turbin secara maksimal. Dengan
demikian, ketika subbab 4.4.1 menunjukkan nilai pembebanan paling baik untuk
Daya Mekanik pada 28 Newton sehingga menghasilkan Daya Mekanik terbesar dan
pada subbab 4.4.2 menunjukkan pembebanan paling baik untuk Daya Hidrolik pada
10 Newton, secara intuitif maka efisiensi turbin terbaik akan berada pada Daya
Hidrolik minimum dan Daya Mekanik maksimum.

19
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

4.5.3 Perbandingan Efisiensi Turbin terhadap Variasi Pembebanan


Setelah dilakukannya percobaan, perhitungan, dan pembahasan Daya
Mekanik dan Daya Hidrolik turbin, dihasilkasn bahwa efisiensi turbin terhadap
variasi pembebanan sebagai berikut.

Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Hasil Efisiensi Turbin terhadap Variasi Beban
dengan Pendekatan Trendline Exponential

Grafik menunjukkan terdapat kenaikan dan penurunan efisiensi seiring


dengan berubahnya nilai Daya Mekanik dan Daya Hidrolik. Efisiensi tinggi terjadi
pada pembebanan 16 Newton dan 28 Newton. Akan tetapi, akan tidak efisien ketika
torsinya sangat rendah seperti halnya yang ditunjukkan oleh pembebanan 18
Newton. Dengan demikian, diperlukan riset khusus pada bentuk konstruksi turbin
sesuai dengan suplai head dan volumetric flow rate yang diberikan oleh sumber
energi air.

20
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB V
KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, keefektifan kinerja Turbin
Kaplan bergantung terhadap Daya Mekanik Turbin dan Daya Hidrolik Turbin.
Dua parameter ini bergantung dengan konstruksi Turbin mulai dari bentuk
sudu hingga jumlah sudu. Dengan Volumetric Rate sumber air yang sama,
turbin seharusnya dapat memberikan efisiensi yang sama optimalnya. Akan
tetapi, dari hasil pengukuran terdapat ketidaklinearan antara Daya yang
dihasilkan turbin terhadap besar Torsi turbin. Ditunjukkan bahwa dibutuhkan
penelitian lanjut mengenai Torsi dan RPM turbin sehingga memberikan
efisiensi tertinggi dan keakuratan pengukuran serta alat praktikum.

5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum ini sebagai berikut.
1. Praktikan kedepannya mempertimbangkan keadaan yang membuat
pengukuran tidak stabil seperti kurang kalibrasi alat ukur, kurang
optimalnya performa pengendalian actuator aliran pada alat eksperimen

12
FLUID MECHANICS AND TURBOMACHINERY LABORATORY
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI DAN REKAYASA SISTEM
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W. (1988). Penggerak Mula Turbin. Bandung: ITB PRESS.

Dincer, I., & Ishaq, H. (2021). Renewable Hydrogen Production. In I. Dincer, & H. Ishaq,
Renewable Hydrogen Production (pp. 191-218). Canada: Elsevier.

Fe'I, M. N., K., A., & Irzal. (2016). Rancang Bangun Simulasi Turbin Air Cross Flow.
Jurnal Pendidikan Teknik Mesin.

Pudjanarsa, A., & Nursuhud, D. (2013). Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: ANDI.

Ramadhan, I. F., Maharani, K. F., AnggerainI, M., Leonardo, M., Ilham, M. F., Syahputera,
M. I., . . . Ekayuliana, A. (2016). Laporan Praktikum Operasi Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Depok: Politeknik Negeri Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai