DOSEN PENGAMPU
Dedy Usman Effendy, ST., MT.
DISUSUN OLEH
Jefri Angga Maulana
NIM : 201222019152816
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL (Reg.B)
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2020
DAFTAR ISI
PENGERTIAN ................................................................................................................1
KESIMPULAN ..............................................................................................................14
Apa pengertian gerak secara fisika? Gerak merupakan perubahan posisi atau kedudukan
suatu titik atau benda terhadap titik acuan tertentu. Berdasarkan bentuk lintasannya
gerak dapat dibedakan menjadi dua yaitu gerak translasi (pergeseran) dan gerak
rotasi (melingkar).
GERAK TRANSLASI
Gerak translasi dapat didefinisikan sebagai gerak pergeseran suatu benda dengan bentuk
dan lintasan yang sama di setiap titiknya. Jadi sebuah benda dapat dikatakan melakukan
gerak translasi (pergeseran) apabila setiap titik pada benda itu menempuh lintasan yang
bentuk dan panjangnya sama. Contoh gerak translasi silahkan lihat gambar di bawah
ini.
Gambar di atas merupakan gerak sebuah balok di atas suatu permukaan datar tanpa
mengguling, dari posisi 1 ke posisi 2 pada jarak yang sama yaitu sebesar s.
GERAK ROTASI
Gerak rotasi dapat didefinisikan sebagai gerak suatu benda dengan bentuk dan lintasan
lingkaran di setiap titiknya. Jadi, benda disebut melakukan gerak rotasi jika setiap titik
pada benda itu (kecuali titik-titik pada sumbu putar) menempuh lintasan berbentuk
lingkaran. Sumbu putar adalah suatu garis lurus yang melalui pusat lingkaran dan tegak
lurus pada bidang lingkaran. Contoh gerak rotasi silahkan lihat gambar di bawah ini.
1
Gambar 1.2 Benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus.
Gambar di atas merupakan contoh gerak rotasi, di mana setiap titik pada benda yang
berotasi bergerak melingkar mengelilingi sumbu putarnya.
Apa yang menyebabkan suatu benda mengalami gerak translasi dan gerak rotasi?
Penyebab suatu benda mengalami gerak translasi karena adanya gaya yang bekerja pada
benda tersebut.
Dalam vector, translasi atau pergeseran adalah penambahan setiap titik ( x,y ) dengan
vector tertentu (a, b) sehingga menghasilkan (x + a, y + b). Penentuan benda, translasi,
dan bayangan suatu titik dapat dilihat sebagai berikut :
2
Contoh :
Syarat sebuah gerak translasi adalah “setiap titik pada benda tersebut menempuh
lintasan dan bentuk yang sama”. Berikut uraian perumusan pada Gerak Translasi :
3
Partikel dari titik A pindah ke titik B maka partikel tersebut dikatakan telah bergerak
dan perpindahannya memenuhi persamaan berikut.
Δr = rB − rA atau Δr = Δxi + Δyj
Jarak Tempuh pada Gerak Translasi
Perpindahan partikel pada gambar 1.2 digambarkan sebagai vektor dari A ke B yaitu
vektor Δr. Bagaimana dengan jarak tempuhnya? Jarak tempuh partikel adalah panjang
lintasan yang dilakukan partikel selama bergerak.
Bagaimana dengan laju rata-rata? Kecepatan adalah besaran vektor maka berkaitan
dengan perpindahan. Tetapi laju merupakan besaran skalar maka harus berkaitan
dengan jarak tempuh. Sehingga laju ratarata didefinisikan sebagai jarak tempuh yang
terjadi tiap satu satuan waktu.
4
Sedangkan laju sesaat dapat ditentukan sama dengan besar kecepatan sesaat. Laju sesaat
inilah yang dapat diukur dengan alat yang dinamakan speedometer.
Sudah tahukah kita dengan deferensial fungsi itu? Tentu saja sudah. Besaran posisi atau
kecepatan biasanya memenuhi fungsi waktu. Deferensial fungsi waktu tersebut dapat
memenuhi persamaan berikut.
Jika r = tn maka
Pada gerak dua dimensi, dapat dijelaskan dengan contoh gerak perahu seperti pada
gambar berikut.
Secara vektor, kecepatan perahu dapat diuraikan dalam dua arah menjadi vx dan vy.
Posisi tiap saat memenuhi P(x,y). Berarti posisi perahu atau benda dapat memenuhi
persamaan diatas. dari persamaan itu dapat diturunkan persamaan kecepatan arah
sumbu x dan sumbu y sebagai berikut.
r = xi + yj
v = vxi + vy j
Jadi proyeksi kecepatannya memenuhi :
Besar kecepatan sesaat, secara vektor dapat memenuhi dalil Pythagoras. Kita tentu
dapat merumuskan persamaan besar kecepatan tersebut. Perhatikan persamaan diatas
Dari persamaan itu dapat kita peroleh :
5
MOMEN GAYA GERAK ROTASI
Penyebab suatu benda mengalami gerak rotasi karena adanya momen gaya (torsi) yang
bekerja pada benda tersebut.
6
Partkel bergerak dari P ke Q dalam selang waktu t (= t2 - t1) telang menyapu sudut
(=2 - 1), maka kecepatan sudut rata-rata partikel adalah :
2 - 1
t2 - t1 t
Catatan : setiap partikel pada benda tersebut akan mempunyai kecepatan sudut yang sama.
Jika kecepatan sudut sesaat dari benda tersebut berubah dari 1 ke 2 dalam selang waktu
t, maka percepatan sudut rata-rata dari benda tersebut adalah :
2 - 1
t2 - t1 t
dan percepatan sudut sesaatnya adalah : = lim / t = d/ dt
t0
Untuk rotasi dengan sumbu tetap, setiap patikel pada benda pejal tersebut mempunyai
kecepatan sudut yang sama dan percepatan sudut yang sama. Jadi dan merupakan
karakteristik keseluruhan benda pejal tersebut.
Arah dari dapat dicari dengan aturan arah maju sekrup putar kanan, dan arah sama
dengan arah d/dt yang sama dengan arah bila dipercepat dan berlawanan dengan arah
bila diperlambat.
(1). = o + t
(2). = o + 1/2 ( + o )t
(3). = o + ot + 1/2 t2
(4). 2 = o2 + 2 ( - o)
7
Hubungan antara Kinematika Linear dan Kinematika Rotasi dari Partikel yang
Bergerak Melingkar.
Panjang lintasan yang telah ditempuh partikel adalah s dan sudut yang telah disapu .
Jari-jari lintasan partikel adalah r yang berharga konstan.
s= r
bila dideferensialkan terhadap t, diperoleh :
ds/dt = d/dt . r
Kecepatan linear partikel :
v= r
bila dideferensialkan sekali lagi terhadap t :
dv/dt = d/dt . r
Percepatan tangensial partkel :
at = r
Pada saat tersebut partikel bergerak melingkar maka partikel juga mendapat
percepatan sentripetal (radial) at
ar
8
Torsi pada sebuah Partikel.
Setelah memahami penyebab suatu benda berputar karena ada torsi. Torsi tersebut akan
menimbulkan suatu percepatan sudut dalam sistem yang dikenai torsi. Dalam
memecahkan permasalahan sistem rotasi-ranslasi yang terpenting adalah meninjau
setiap benda serta mengurai persamaan geraknya. Untuk sistem yang mengalami
translasi urailah persamaan gerak dalam persamaan gerak Newton mengenai gerak
translasi. Sebaliknya jika sistem mengalami gerak rotasi, persamaan gerak Newton
dalam sistem rotasi juga perlu diuraikan. Marilah kita turunkan sebuah persamaan
hukum Newton untuk gerak rotasi. Persamaan tersebut dapat diturunkan dari persamaan
torsi yang bekerja pada sebuah sistem. Untuk lebih jelasnya, lihatlah pahamilah
persamaan di bawah ini.
9
Persamaa terakhir di atas merupakan bentuk hukum kedua Newton dalam gerak rotasi.
Dalam hal ini, besaran di atas analog dengan hukum dua Newton untuk gerak tranlasi.
I momen inersia yang analog dengan massa (m), alpha analog dengan percepatan linier
(a), dan Tau analog dengan gaya (F). Sebagai bentuk pengingat kita tuliskan persamaan
hukum II Newton untuk gerak translasi yaitu:
Dalam memecahkan permasalahan sistem translasi dan rotasi, selalu akan melibatkan
dua persmaan di atas untuk meninjau keadaan masing-masing sistem yang ditinjau.
Contoh :
Jika massa B lebih besar dari massa A, dan percepatan gravitasi adalah g (gesekan
antara tali dan katrol diabaikan). Tentukanlah, (1) percepatan sistem, (2) Jika massa A
2kg, B bermassa 3 kg, dan massa katrol 10 kg, hitunglah percepatan sistem tersebut!
Jawab :
10
Perhatikanlah sistem di bawah ini. Sebuah katrol digantungi oleh beban bermassa m
seperti terlihat pada gambar (momen inersia katrol mR^(2)/2).
Jika massa katrol M dan percepatan gravitasi g, tentukanlah percepatan sistem dalam
bentuk variabel m, M, dan g, serta tentukan pula nilai tegangan tali sistem!
Untuk menghitung percepatan kita tinjau gaya-gaya yang bekerja pada sistem seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
Resultan gaya yang bekerja pada sistem balok adalah sebagai berikut :
11
HUBUNGAN GERAK TRANSLASI DENGAN GERAK ROTASI
1. Pintu rumah menggunakan konsep momen gaya, gaya dorong yang kita
berikan tegak lurus terhadap pintu dan diberikan di gagang pintu agar lebih
mudah untuk membuka pintu.
12
2. Memutar baut menggunakan kunci inggris, merupakan konsep momen gaya,
gaya diberikan diujung batang kunci inggris agar mudah diputar.
Gambar 4. Katrol
5. Gangsing yang berputar menggunakan konsep momentum sudut.
Gambar 5. Gangsing
13
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
REFERENSI 1
Gerak Rotasi. (2007, 1 1). Retrieved from Gerak Rotasi: www.sisfo.itp.ac.id
REFERENSI 2
Gerak Translasi. (2000, 1 1). Retrieved from Gerak Translasi: www.fisikazone.com
REFERENSI 3
Harijono, D. (2000). Geometri Transformasi. Jakarta: Gramedia.
REFERENSI 4
Konsep Sistem Translasi dan Rotasi. (2016, 12 1). Retrieved from Konsep Sistem
Translasi dan Rotasi: www.fisikasekolah.com
REFERENSI 5
Pengertian Gerak Translasi dan Rotasi. (2014, 1 1). Retrieved from Pengertian Gerak
Translasi dan Rotasi: www.mafia.mafialol.com
14