I. Bahan Bacaan:
1. Sardjito. 1996. Fisika untuk Mahasiswa Politeknik. Bandung: P5D.
2. Sears, F.W. dan Zemansky, M.W. 1994. Fisika untuk Universitas.
Bandung: Binacipta.
3. Meriam, J.L. dan Kraige, L.G. 1991a. Mekanika Teknik; Statika. Jakarta:
Erlangga.
IV Tugas:
Mahasiswa mengerjakan soal-soal latihan di rumah.
23
BAB III
KINEMATIKA PARTIKEL
Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini Anda diharapkan :
2. dapat mendefinisikan gerak lurus beraturan dan gerak lurus yang mengalami
percepatan serta dapat menjelaskannya dalam grafik atau percobaan.
3. dapat membedakan gerak proyektil dan gerak melingkar dengan cara menggambar
bentuk lintasannya
24
PENDAHULUAN
Gerak merupakan salah satu bagian penting dalam fisika yang khusus dipelajari dalam
mekanika. Dalam menyelidiki gerak sebuah benda digunakan beberapa alat ukur untuk
menentukan posisi, kecepatan dan waktu yang dibutuhkan. Pada saat menyelidiki gerak
benda, posisinya setiap waktu dapat ditentukan tanpa memperhatikan penyebabnya.
Masalah ini dipelajari dalam salah satu cabang mekanika yaitu kinematika. Karena benda
itu bergerak maka timbul pertanyaan, apa yang menyebabkan gerak ini ? Gerak ini
ditimbulkan oleh sesuatu yang disebut gaya.
Benda yang bergerak dan mengalami perubahan posisi sejalan dengan bertambahnya
waktu disebut gerak translasi, namun demikian ada juga benda yang berotasi. Gerak
rotasi ini terjadi karena ada bagian yang posisinya tetap yaitu sumbu putar. Sebagian
gerak benda merupakan gabungan antara gerak translasi dan rotasi. Agar gerak rotasi
dapat diabaikan benda yang ditinjau haruslah berukuran jauh lebih kecil dari lintasan
translasinya. Benda semacam ini disebut partikel atau benda yang digambarkan sebagai
sebuah titik pengertian titik di sini tidak selalu benda itu harus berupa titik.
Sebagai contoh bumi terhadap matahari, bumi dapat dianggap titik karena besarnya jauh
lebih kecil dari jarak keduanya. Dengan anggapan bahwa bumi sebagai partikel, maka
geraknya dapat dibahas sebagai gerak translasi.
Y
Y
B X
Y
C X
25
A X
Gbr. 3-1 Benda yang lintasannya melengkung dari A ke C
Benda yang lintasannya garis lurus, dengan mudah kita menentukan cepatnya perubahan
posisi benda terhadap waktu yang disebut kecepatan. Cepat perubahan posisi benda dapat
dinyatakan dengan kecepatan rata-rata dan kecepatan sesaat. Kecepatan rata-rata ini dapat
ditentukan jika posisi awal dan akhir serta lamanya waktu yang digunakan bergerak
diketahui. Sebagai contoh pada saat awal benda berada pada titik A yang jaraknya dari
titik O dinyatakan oleh vektor r1 dan dalam selang t benda berada di B, yang dari titik
O dinyatakan oleh r 2 (gambar 3-2a).
r r r1
V rata
2
= = 2 (3-1)
t t 2 t1
Selain itu dari gambar (3-2 b) kita juga dapat menentukan kecepatan rata-rata benda jika
dipilih posisi akhir benda B dengan t < t.
r' r ' r2
V rata
2
= = 2 (3-2)
t ' t 2 ' t 1
(a) (b)
Dari kedua persamaan ini tampak bahwa besarnya t dan t sangat berpengaruh pada
kecepatan rata-rata. Walaupun nilai kecepatan rata-rata telah diketahui namun belum bisa
26
menerangkan berapa kecepatan pada saat tertentu. Hal ini dapat dijelaskan dengan
kecepatan sesaat, yang dapat diperoleh jika t diperkecil mendekati nol. Secara
matematis dapat ditulis dalam persamaan
r dr
v lim (3-3)
t 0 t dt
Melalui uraian di atas tampak bahwa kecepatan benda berubah terhadap waktu. Besar
perubahan kecepatan ini disebut percepatan. Sama halnya pada kecepatan percepatan
juga mempunyai percepatan rata-rata dan percepatan sesaat. Dari gambar 3-2b,
percepatan rata-rata dinyatakan oleh :
2 v v v1
a rata 2 (3-4)
t t 2 t1
v dv
a lim (3-5)
t 0 t dt
Agar Anda lebih mudah memahami masalah di atas, perhatikanlah secara seksama contoh
di bawah ini.
Contoh 1
Sebuah benda bergerak pada lintasan lurus dari suatu titik awal ke suatu jarak x 1
membutuhkan waktu t1, seterusnya jarak x2 dengan waktu t2. Jarak yang ditempuh (x)
untuk waktu yang tertentu (t) akan dapat dilihat dalam tabel. Hitunglah kecepatan rata-
x
rata .
t
Penyelesaian
Semua jarak yang ditempuh dan waktu yang dibutuhkan dapat disajikan dalam tabel.
Demikian juga kecepatan rata-rata disajikan dalam tabel.
27
x
No x1 (m) t1 (det) x2 (m) t2(det) x t
t
1. 2 1 16,0 3,0 14,0 2,0 7,0
2. 2 1 12,5 2,5 10,5 1,5 7,0
3. 2 1 9,0 1,8 7,0 0,8 8,75
4. 2 1 6,5 1,5 4,5 0,5 9,0
5. 2 1 3,0 1,3 1,0 0,3 3,33
x
Dari tabel tampak bahwa walaupun x 0 dan t 0 tetapi tidaklah mendekati
t
x
nilai nol, karena hanya tergantung pada posisi awal dan akhir saja.
t
Contoh 2.
Penyelesaian
v = b + ct2
dv d
a= (b ct 2 ) 2 ct
dt dt
a = 2 (4) 3 m/detik2 = 24 m/detik2
28
Pada saat t = 0 benda di x = 0 dan pada saat t = t benda di x = x, maka persamaan
(3-6) kita integralkah pada batas ini menjadi
x t
0
dx v dt
0
X x = vt (3-7)
O t1 t2 t3 t4 t
Gbr. 3-3 Grafik x vs t yang menyatakan
kecepatan benda konstan
Gerak ini adalah gerak yang mengalami percepatan, yang dibedakan menjadi gerak lurus
dengan percepatan tetap dan percepatan berubah. Untuk lebih mudah, terlebih dahulu kita
membahas gerak lurus dengan percepatan tetap. Gerak ini disebut gerak lurus dipercepat
beraturan, artinya besar pertambahan kecepatan sama dalam selang waktu yang sama.
Karena percepatan benda tetap dan hanya dalam satu arah, maka dengan
mengintegrasikan persamaan (3-5) kecepatan pada saat t dapat diperoleh
v t
v0
dv a dt
0
vt = vo + at (3-8)
Jika persamaan (3-8) dinyatakan dalam v fungsi t grafiknya dapat dilihat pada gambar (3-
4). Dari gambar tampak bahwa at adalah besarnya perubahan kecepatan dalam selang
waktu t.
Selanjutnya karena kita ketahui bahwa pada saat awal t = 0 benda di x 0 dan pada saat t
benda di x, maka persamaan (3-6) dapat diintegrasikan dalam batas ini menjadi :
29
x t x t
xo
dx v dt atau
0
xo
dx
o
( v o at ) dt
x xo = vot + at2
v xt = xo + vot + at2 (3-9)
Persamaan (3-9) menyatakan posisi benda setelah
vt
t detik sedang panjang lintasan yang ditempuh
at
vo vt adalah x xo. Jika kita ambil posisi awal xo = 0
vo pada persamaan (3-9) dan t dari persamaan (3-8)
O t t disubstitusikan ke persamaan (3-9), maka
Gbr. 3-4 Grafik V vs t dari gerak lurus diperoleh :
dengan kecepatan tetap
Persamaan ini menyatakan hubungan antara kecepatan dan jarak yang ditempuh.
Seandainya percepatan benda berubah pada setiap posisi dan waktu, maka persamaan (3-
8), (3-9) dan (3-10) tidak digunakan lagi. Yang digunakan adalah percepatan yang
dinyatakan dalam fungsi posisi, a = a (x) dan fungsi waktu a = a (t). Jika percepatan
dinyatakan dalam a = a (t), kecepatan dapat dihitung dengan mengintegrasikan persamaan
dv = a dt. Untuk percepatan yang dinyatakan dalam fungsi posisi, bentuknya adalah
dv d dx
a=
dt dt dt
dv dv dx
a=
dt dx dt
dx dv
karena = v maka a ditulis menjadi a = v atau a dx = v dv (3-
dt dx
11)
Dengan demikian benda yang bergerak dipercepat dapat memakai persamaan (3-8), (3-9),
(3-10) dan (3-11).
Salah satu contoh benda yang bergerak dengan percepatan tetap adalah benda jatuh bebas
asalkan tempatnya tidak terlalu tinggi. Hal ini dapat terjadi jika tidak dipengaruhi gaya
luar. Gerak ini juga tidak dipengaruhi bentuk dan berat benda. Gerak seperti ini disebut
gerak jatuh bebas. Percepatan yang bekerja pada gerak ini adalah g = 9,8 m/det 2 untuk
daerah sekitar khatulistiwa dan dekat permukaan bumi. Percepatan ini disebut percepatan
gravitasi, yang arahnya ke pusat bumi.
30
Dari uraian di atas dijelaskan bahwa benda yang jatuh tidak dipengaruhi bentuk dan
beratnya. Bagaimana hal ini dapat terjadi ? Bukankah sebuah bola akan tiba lebih awal di
tanah, dari pada bulu ayam jika jatuh dari ketinggian yang sama ? Jawaban pertanyaan
pertama terjadi jika dilakukan dalam tabung hampa udara. Pertanyaan kedua lebih banyak
dipengaruhi dari pengamatan sehari-hari. Jawabannya adalah gaya gesekan udara pada
bulu ayam berkurang jika dalam hampa udara. Besarnya gaya gesek di dalam hampa
menjadi sama pada keduanya, sehingga kecepatan jatuhnya sama.
Contoh 1
Sebuah kelereng dilepaskan dari keadaan diam melalui bidang miring. Untuk menempuh
jarak 1 m dibutuhkan waktu 4 detik. hitunglah (a) percepatannya, (b) jarak jatuhnya
secara vertikal jika t = 6 det.
Penyelesaian
(a) Dari persamaan (3-9) posisi benda yang bergerak dipercepat setelah t detik adalah
x = xo + vot + at2
Karena benda bergerak dari xo = 0 dengan vo = 0 maka
x = at2 2 x = at2
2x 2
a = 2
= 0,125 m/det2
t 16
(b) Jika benda ini jatuh vertikal, maka bekerja percepatan gravitasi g = 9,8 m/detik2
h = gt2
h = (9,8) 36 = 176,4 m
Contoh 2
Rem sebuah mobil mempunyai kecepatan awal 30 m/det. Mobil menerima percepatan -2
m/det|2. (a) Berapa jauh perpindahannya jika kecepatannya diturunkan menjadi 15 m/det?
(b) Berapakah jarak yang telah ditempuh pada saat berhenti ?
Penyelesaian
(a) v2 = vo2 + 2 ax
2ax = v2 vo2
31
2
v2 vo (15) 2 (30) 2
x = 168,75
2a 4
(b) Saat berhenti v = 0
0 (30) 2
x= 225 m
4
Contoh 3
Posisi suatu partikel ditentukan oleh x = 6t3 + 2t2 22t + 5 dimana x dalam meter dan t
dalam detik. Tentukan waktu t dan percepatan a, jika v = 0.
Penyelesaian
Gerak proyektil adalah salah satu gerak dalam bidang yang lintasannya berbentuk
parabola. Dalam gerak ini arah percepatan tidak lagi searah seperti pada gerak lurus. Hal
ini disebabkan karena percepatan gerak proyektil adalah percepatan gravitasi yang
arahnya tegak lurus ke bawah sedang percepatan pada arah horizontal ax = 0. Arah
kecepatan gerak ini selalu menyinggung lintasan. Dalam menjelaskan gerak proyektil,
sistem yang ditinjau dinyatakan dalam koordinat x dan y seperti pada gbr 3-5. Pada saat
awal t =- 0 proyektil berada di titik pangkal (0,0). Kecepatan awal proyektil adalah v o
yang membuat sudut terhadap sumbu x. Komponen vektor kecepatan awal pada sumbu
x adalah vox = vo cos , dan pada sumbu y adalah voy= vo sin . Karena percepatan pada
32
sumbu x, ax = 0 maka kecepatannya adalah vx selalu tetap, yaitu vx = vo cos . Pada
sumbu y percepatannya adalah a = ay = -g.
vx = vo cos + 0 (3-12)
vy = vo sin - gt (3-13)
Besar kecepatan resultante partikel setiap saat
2 2
dinyatakan dengan v = v x v y sedang
Gbr. 3-5 Lintasan gerak proyektil pada vy
bidang data tangen arahnya adalah tg =
vx
x = vo cos t (3-14)
Harga h maksimum juga dapat dihitung, karena saat mencapai titik maksimum vy =0,
maka dengan menyubstitusi harga t dari persamaan (3-13) ke dalam persamaan (3-15)
diperoleh
2
v o sin 2
hmaks = (3-16)
2g
Dari persamaan (3-14) diperoleh nilai
x
t=
v o cos
gx 2
y = tg x - (3-17)
2( v o cos ) 2
persamaan ini dapat disederhanakan bentuknya menjadi persamaan umum parabola
yaitu :
y = ax bx2 (3-18)
33
Dari uraian di atas kita telah membahas gerak
proyektil dalam bidang datar, tetapi gerak ini
dapat juga dilakukan pada bidang datar
percepatan pada arah sumbu x, ax = 0 maka
pada bidang miring ax mempunyai nilai
tertentu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar (3-6). Dari gambar (3-6)
Gbr. 3-6 Lintasan gerak proyektil
pada bidang miring diperoleh
ax = gx = g sin
ay = gy = g cos
vox = vo cos ; voy = vo sin
vx = vox axt ; vy = voy - ayt
x = xo + vox t ax t2
y = yo + voy t ay t2
Vertikal Contoh 1
Sebuah roket kehabisan bahan bakar seperti
pada gambar, meneruskan penerbangan di atas
30
atmosfer. Bila kecepatan awal 1000 km/jam,
hitunglah ketinggian tambahan maksimum
yang dicapai dan waktu t untuk mencapainya.
Percepatan gravitasi pada fase penerbangannya
9,39 m/det2.
Penyelesaian :
vo = 1000 km/jam = 277,8 m/det
ay = 9,39 m/det2
vy = vo - ayt
Jika mencapai titik tertinggi berarti vy = 0
Jadi vy = 0 = vo sin - ay t
vy = 277,8 (sin 60) 9,39 t
240,58
t = 25,62 det
9,39
34
Ketinggian tambahan yang dicapai adalah
v2 = vo2 + 2gx
vy2 = voy2 2gh
v2oy v2y = 2gh
2
v oy v 2y (240,58) 2
h=
2g 2 (9,39)
h = 3081,93 m
Contoh 2
Dari gambar di samping pen P dipaksa
bergerak dalam celah parabolik yang tetap
oleh batang pandu vertikal bercelah. Batang
pandu ini berpindah dalam arah sumbu x
dengan laju tetap 20 mm/det. Hitunglah
besarnya kecepatan dan percepatan pen P bila
x = 60 mm.
Penyelesaian:
x 60
3 det
v 20
1
y= x2
160
1 3600
y = x2 = 22,5
160 160
y = voy t + at2
vy = voy + at = 15 mm/det
v = v 2x v 2y
v = 25 mm/det
35
Contoh 3
maka x = vxt
x
t= (**)
v o cos 30
2 2
2 h x 5
g v
o cos 30 20 cos 30
Contoh 4
Sebuah peluru ditembakkan pada bidang dengan kemiringan 15. Kecepatan awal peluru
20 m/det dan mengapit sudut 30 terhadap bidang miring. Dimanakah peluru jatuh
setelah 10 detik ?
36
Penyelesaian :
Vox = Vox cos 30
Voy = vo sin 30
gx
Sin = gx = g sin
g
gy
Cos = gy = g cos
g
Xt = vo t gt2
= voxt gxt2 = vo os 30t g sin t2
X10 = 20 cos 30 (10) (9,8) sin 15(10)2
X10 = didapat
3.4 Gerak Melingkar
Gerak melingkar adalah gerak lengkung yang lintasannya berupa lingkaran. Gerak
melingkar mempunyai arah percepatan yang selalu menuju ke pusat lingkaran atau
bersifat sentral. Karena itu, percepatan ini biasa disebut percepatan sentripetal atau
percepatan radial. Benda yang bergerak melingkar kecepatannya selalu menyinggung
lintasannya karena arahnya selalu dibelokkan oleh percepatan sentripetal. Kecepatan
benda yang bergerak melingkar seperti ini disebut kecepatan tangensial (garis
singgung). Percepatan sentripetal selalu tegak lurus kecepatan.
ds
Jika ada suatu benda bergerak melingkar dengan
v kecepatan v dan jari-jari r
ar v2
ar =
r
Dalam gerak melingkar sering lebih memudahkan jika perubahan posisi benda
dinyatakan dalam sudut. Jadi sering dikenal adanya perpindahan sudut atau perpindahan
angular (). Benda yang mengalami perpindahan sudut () relatif kecil, maka
hubungannya dengan perpindahan linier (X) adalah
37
x
= (radian)
r
Selanjutnya benda yang mengalami perpindahan dalam sudut ini mempunyai kecepatan
sudut () yang persamaannya adalah :
d
( rad / dt )
dt
Karena perpindahan benda sejauh ds sepanjang busur lingkaran, maka ds = rd
v
Hubungannya dengan kecepatan linier dinyatakan dengan ; dan percepatan
r
sudut () adalah :
d
(rad / dt 2 )
dt
a
=
r
Satuan kecepatan sudut selain (rad/det) juga dikenal rpm (revolution per minutes( atau
putaran per menit).
2 radian
1 rpm = 60 sekon rad / det
30
Waktu untuk menempuh satu putaran disebut periode (T) dan jumlah putaran tiap detik
disebut frekuensi.
1
f= = 2f
T 2
Dalam gerak melingkar juga dikenal gerak melingkar beraturan yaitu = 0 atau =
konstan
d
=
dt
= dt
38
d
=
dt
= dt
Contoh 1
Suatu silinder baja bergaris tengah 12 cm akan dibubut dengan laju linier permukaannya
60 cm/s. Berapakah rpm seharusnya laju putaran mesin bubut tersebut?
Penyelesaian :
v 60
= 10 rad/det
r 6
30
1 rpm = rad / det atau 1rad / det rpm
30
30
Maka = (10) rpm
300
= rpm
Atau = 95,5 rpm
Contoh 2
Suatu motor listrik memerlukan waktu 5 det untuk meningkatkan laju putarannya dari
600 rpm menjadi 1200 rpm. Berapa jumlah putaran yang ditempuhnya selama 5 detik ?
Penyelesaian :
t = wot + t2
t = o + t
5
1200 = 600 +
60
= 7200 putaran/menit2
Jumlah putaran
t = ot + t2
39
5 5
2
= 600 + (7200)
60 60
t = 75 putaran.
Contoh 3
Suatu baling-baling kincir angin berjari-jari 15 cm berputar dengan laju 1200 rpm.
Berapakah :
a. Frekuensinya putarannya ?
b. Jarak yang ditempuh suatu titik pada ujung baling-baling tiap putaran ?
Penyelesaian :
a) Frekuensi putarannya
f =
2
= 1200 rpm = (1200) rad / det 40 rad / det
30
40
f = = 20 hertz (Hz) atau 20 putaran/det
2
b) Jarak yang ditempuh tiap titik pada ujung baling-baling adalah :
X = .t
1 putaran = 2 rad
X = 2 (0,15) = 0,3
X 0,95 m
c) Laju baling-baling konstan, jadi percepatan tangensialnya nol. Jadi yang ada
percepatan radialnya.
v2
ar = ; v = .r
r
(r ) 2
ar = = 2 r = (40)2 (0,15); ar = 240 m/det2
r
40
3.5 Rangkuman
Perpindahan adalah perubahan posisi dari suatu benda yang bergerak.
Kecepatan didefinisikan sebagai besarnya perpindahan suatu benda tiap satuan waktu,
v = dx/dt
Percepatan adalah besarnya perubahan kecepatan tiap satuan waktu, a = dv/dt.
Gerak melingkar adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran dan mempunyai
v2
percepatan sentripetal atau radial yang arahnya selalu menuju ke pusat, ar =
r
Kecepatan sudut benda yang bergerak melingkar adalah besarnya sudut yang ditempuh
d
per satuan waktu yang dinyatakan denagn, ( rad / dt )
dt
Hubungan antara besaran dalam gerak lurus dan melingkar dapat dinyatakan dengan
persamaan, x = .r; v = . r; a = .r
2. Sebuah benda bergerak pada sumbu x dengan kecepatan, V = 5t + 2 cm/det. Bila pada
keadaan awal benda berada di X = 5 cm, tentukanlah posisinya setelah 2 det.
3. Percepatan benda yang bergerak pada sumbu y adalah a = 4 +5 y cm/det 2. Pada posisi
y = 0, benda mempunyai kecepatan 15 cm/det. Tentukan kecepatan benda di setiap
posisi.
4. Sebuah bola dilemparkan dari P dengan kecepatan awal V o yang membentuk sudut
30 dengan bidang datar. Bola tepat melewati Q dan jatuh di R seperti gambar.
5.
b. Hitunglah jarak OR
30 Q X
P
50 cm
41
50 cm
O R
6. Sebuah benda berputar pada sumbunya dan sudut yang ditempuhnya adalah = 3t2 +
5t + 2 rad.
Hitunglah :
8. Bulan berputar mengelilingi bumi dan kembali ke tempatnya semula dalam waktu 30
hari. Bila jarak bumi ke bulan 40 x 404 km, hitunglah :
1. Sebuah benda berputar pada sumbunya dan sudut yang ditempuhnya adalah =
3t2 + 5t + 2 rad.
Hitunglah :
a. Kecepatan sudut rata-rata antara t = 2 det dan t = 5 det.
b. Kecepatan sudut pada t = 3 det
c. Kecepatan linier suatu titik pada jarak 0,2 km dari sumbunya
d. Percepatan sudut rata-rata antara t = 2 det dan t = 4 det
42
e. Percepatan sudut pada t = 2 det
Bulan berputar mengelilingi bumi dan kembali ke tempatnya semula dalam waktu 30
hari. Bila jarak bumi ke bulan 40 x 104 km, hitunglah :
43