Anda di halaman 1dari 52

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin pendingin (Refrigerator) ialah suatu rangkaian mesin atau pesawat

yang mampu bekerja untuk menghasilkan suatu suhu atau temperatur dingin

(Najamuddin, 2014). Refrigerator merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan

saat ini, misalnya untuk pembekuan ikan, pendingin sayur atau buah-buahan, dan

sebagai penyejuk ruangan. Sesuai dengan kegunaannya mesin pendingin

terdiri dari beberapa jenis antara lain : Refrigerator untuk keperluan Industri,

Lemari es / Kulkas, Freezer (Pembekuan / pendingin makanan dan minuman),

AC/Air Conditioning (Penyejuk ruangan), Dispenser (untuk menghasilkan air yang

dingin), dan tabung vortex.

Sistem pendinginan tabung vortex merupakan salah satu cara mendapatkan

efek pendinginan melalui ekspansi udara pada tekanan tinggi dan temperatur kamar.

Pendinginan dengan tabung vortex mempunyai banyak penerapan antara lain:

pelengkap pakaian para pekerja penambangan bawah tanah, pemadam kebakaran

dan pabrik-pabrik peleburan logam. Tabung vortex juga digunakan untuk

mendinginkan alat-alat permesinan seperti pada mesin bor, mesin bubut, dan lain-

lain.

Prinsip kerja sistem pendingin tabung vortex ialah udara bertekanan dialirkan

ke dalam sebuah pipa dengan inlet membentuk sudut tangensial, sehingga akan

terbentuk pusaran udara di sepanjang pipa tabung. Fenomena ini akan

menghasilkan perubahan suhu terhadap udara yang dialirkan tersebut. Udara yang

1
mengalir di dalam pipa akan dikeluarkan dari dua sisi yaitu sisi panas dan sisi

dingin. Dari fenomena tersebut, terlihat bahwa tekanan udara masuk berpengaruh

terhadap performa sistem pendingin tabung vortex.

Berdasarkan uraian tersebut akan dilakukan pengujian performa sistem

pendingin tabung vortex.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ialah bagaimana pengaruh tekanan dan

bukaan katup terhadap performa sistem pendingin tabung vortex

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan masalah untuk lebih

memfokuskan kegiatan penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Ujung Pandang

2. Penelitian dilakukan pada suhu ruangan (25 - 35 °C) dan tekanan 2 - 4 bar

3. Penelitian dilakukan dengan variasi bukaan katup 1 - 6 mm

3. Ukuran tabung vortex tidak divariasikan

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh tekanan masuk

(input) dan bukaan katup terhadap performa sistem pendingin tabung vortex.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini di harapkan:

2
a. Mengetahui kinerja dari tabung vortex pada sisi pendingin

b. Mengembangkan tabung vortex pada sisi pendingin

c. Dapat dijadikan sebagai rujukan / referensi bagi pembaca

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aliran Vortex
Aliran vortex adalah aliran fluida yang berputar dan biasanya turbulen.

Gerakan spiral apapun dengan arah aliran tertutup disebut aliran vortex. Gerakan

cairan yang berputar cepat mengitari pusatnya disebut vortex. Kecepatan dan

tingkat rotasi cairan dalam vortex bebas (irotasional) lebih tinggi di pusatnya, dan

menurun secara progresif sesuai jarak dari pusatnya, sementara kecepatan vortex

dorongan (rotasional) adalah nol di pusat dan meningkat secara proporsional sesuai

jarak dari pusatnya. Kedua jenis vortex tersebut memiliki tekanan minimum di

pusat, meski tekanan minimum pada vortex bebas lebih rendah. (Nusantara, 2013)

Gambar 2.1 Aliran vortex


(Nusantara, 2013)

Aliran vortex juga dikenal sebagai aliran pulsating atau aliran yang berputar

pada suatu saluran pipa dikarenakan terjadinya perubahan mendadak seperti

belokan atau perubahan diameter pipa. Aliran vortex cenderung dianggap sebagai

suatu kerugian pada suatu aliran, namun belakangan justru sudah dikembangan

4
dalam dunia industri, baik fabrikasi, pertambangan, pengeboran minyak dalam

proses pemisahan air dan minyak serta dalam industri-industri kimia.

2.2. Tabung Vortex

Tabung vortex atau juga dikenal dengan nama Ranque–Hilsch Tube pertama

kali ditemukan oleh Georges J.Ranque, fisikawan Prancis pada tahun 1931. Tabung

Ranque- Hilsch adalah sebuah alat sederhana yang bekerja tanpa terjadi laju

perpindahan materi (Hansske dkk., 2007). Pada awal pembuatannya alat ini

digunakan untuk penelitian proses pemisahan partikel gas pada fluida dengan

membuat pusaran paksa. Penemuan ini sempat ditinggalkan karena dianggap tidak

efisien, pada tahun 1947 seorang engineer Jerman Rudolf Hilch berhasil

memperbaiki desain dan kinerja alat ini. Semenjak itu banyak peneliti berusaha

mencoba untuk mengoptimalkan efisiensi kinerja tabung vortex. Keberhasilan

Rudolf Hilch menemukan perubahan temperatur udara pada tabung vortex, saat ini

menjadikan suatu yang sangat menguntungkan. Pada awalnya tabung vortex hanya

digunakan sebagai alat pemisah partikel fluida namun ternyata perubahan suhu

yang terbentuk justru dapat dijadikan keuntungan yang lebih menarik dalam dunia

industri. Tabung vortex adalah alat yang menghasilkan udara dingin dan udara

panas secara bersamaan. Tabung vortex dapat dimanfaatkan sebagai pendingin atau

juga sebagaipemanas tergantung dari setting yang diberikan. Sumber energi alat ini

dapat dikatakan murah karena hanya menggunakan udara terkompresi.

5
Gambar 2.2 Tabung vortex

Gambar 2.3 Skema tabung vortex

Gambar 2.3 adalah skema sederhana tabung vortex, gambar tersebut

menunjukkan bagian-bagian tabung vortex. Aliran udara akan berawal dari saluran

inlet kemudian nozzle dan chamber, dilanjutkan pada hot tube, valve dan hot air

outlet, kemudian aliran berbalik dan berakhir di cold air outlet.

2.3. Aplikasi Tabung Vortex


Tabung vortex sudah digunakan dalam dunia industri sebagai proses

pendingin dan pemanas karena bentuknya yg praktis, ringkas, ringan serta alat yang

tidak berisik (Bruno, 1992). Udara bertemperatur rendah yang dihasilkan oleh

tabung vortex banyak digunakan dalam dunia industri, seperti pada industri logam,

6
efek tabung vortex digunakan untuk mendinginkan coolant pada alat-alat produksi

seperti bubut, freis, dan lain sebagainya. Kemudian pada industri pengecoran

logam, efek tabung vortex juga dimanfaatkan sebagai penyuplai udara dingin pada

baju khusus yang digunakan di area-area panas seperti pada seragam astronot.

Gambar 2.4 Tabung vortex digunakan sebagai pendingin pada coolant mesin

bubut. (Nusantara, 2013)

Gambar 2.4 menunjukkan tabung vortex yang digunakan pada pendingin

mesin produksi, pada alat ini fluida yang digunakan adalah cairan coolant

2.4. Jenis Tabung Vortex


Ada dua jenis tabung vortex yang dikenal saat ini yaitu counter-flow vortex

tube dan uni-flow vortex tube. Kedua jenis tabung vortex ini masih digunakan dalam

industri, namun yang lebih populer adalah counter-flow vortex tube. (Giorgio De

Vera, 2010)

7
Nozzle Air inlet
Hot air
Air in

Oirfice plate
Nozzle Cone valve

Gambar 2.5 Counter-flow vorteks tube.

Gambar 2.5 menunjukkan skema kerja dari counter-flow vortex tube, sistem

ini menempatkan cold outlet pada posisi berlawanan arah dengan hot outlet. Sistem

ini lebih banyak digunakan karena dianggap lebih efisien dengan perbedaan suhu

yang dihasilkan antara cold dan hot outlet cukup tinggi.

Hot air cut


Air in
Nozzle
Air in
Cold air out

Cone valve
Nozzle
Gambar 2.6 Uni-flow vorteks tube

Gambar 2.6 menunjukan skema kerja uni-flow tabung vortex. Uni-flow

tabung vortex menempatkan cold air sejajar dengan hot outlet. Sistem ini tidak

dapat menghasilkan kinerja yang optimal baik untuk udara dingin maupun udara

panas. Sistem ini digunakan apabila ruang dan biaya perawatan dianggap lebih

penting.

8
2.5. Prinsip Kerja Tabung Vortex
Udara terkompresi dialirkan kedalam tabung vortex melalui nosel, yang di

alirkan dengan sudut tangensial terhadap pusat silinder maka aliran akan bergerak

secara spiral di sepanjang sisi tabung. Aliran akan bergerak ke arah hot end dan

akan terhambat oleh control valve. Hambatan oleh control valve mengakibatkan

peningkatan tekanan di sekitar hot end dan memaksa aliran balik bergerak kearah

cold end. Aliran balik ini mengalir melalui sumbu silinder karena pada bagian ini

memiliki tekanan yang lebih rendah. Aliran akan mulai mengalir dari hot end yang

bertekanan tinggi ke sisi tekanan rendah di cold end. (Boswell & Chandratilleke ,

2009). Selama proses mengalirnya udara secara vortex didalam tabung vortex,

perpindahan energi berlangsung secara continue antara udara balik dan udara maju.

Perpindahan energi ini mengakibatkan penurunan suhu pada udara balik dan

peningkatan suhu pada udara maju (Frohlingsdorf dan H. Unger, dikutip Gatra

Putra Nusantara, 2013). Aliran udara balik akan mengalir keluar melaui diafragma

dan berakhir di cold outlet, sedangkan udara maju akan keluar melalui celah bukaan

control valve dan berakhir di hot outlet. Dengan mengatur bukaan control valve,

maka kuantitas dan temperatur udara dingin dapat divariasikan. Gambar 2.7 berikut

akan menggambarkan sistem kerja serta aliran udara di dalam tabung vortex.

9
Gambar 2.7 Sistem kerja serta aliran udara di dalam tabung vortex.
2.6. Teori Fenomena Transfer Energi
Tabung vortex dapat menghasilakan udara panas dan dingin secara

bersamaan tanpa ada perpindahan materi, penambahan alat penukar kalor, maupun

input kalor dari luar sistem. Fenomena ini menjadi pertanyaan yang menarik tentang

bagaimana proses perpindahan energi yang terjadi di dalam tabung vortex. Hingga

saat ini belum ada satu teori yang dapat menjelaskan secara pasti dan sempurna

mengenai fenomena transfer energi yang mengakibatkan penurunan suhu udara

pada satu sisi tabung vortex dan peningkatan suhu pada sisi lainnya. Ada banyak

penjelasan tentang fenomena ini namun dua teori yang populer hingga saat ini yaitu:

1. Teori Van Deemter

Udara bertekanan diinjeksikan masuk melalui nosel dan langsung

membentuk aliran pusaran bebas dalam tabung vortex yang disebabkan oleh

percepatan sentripetal, Pusaran udara bergerak sepanjang sisi tabung hingga saat

hampir mencapai katup pada ujung tabung, rotasi udara hampir berhenti sehingga

terdapat suatu titik stagnan pada daerah ini. Pada saat tekanan di dekat katup ini

melebihi tekanan atmosfir, suatu aliran udara aksial balik mulai terbentuk. Aliran

udara ini bersinggungan langsung dengan arus pusar bebas yang bergerak dengan

10
cepat di sisi tabung yang mengakibatkan udara balik pada aksial di ujung katup ikut

bergerak dan menjadi arus pusaran paksa dengan arah rotasi yang sama dengan sisi

luar namun arah alirannya berlawanan. Energi yang dibutuhkan untuk membentuk

dan menjaga pusaran paksa balik di sumbu tabung diperoleh dari arus pusaran pada

sisi tabung. Hal ini mengakibatkan adanya laju aliran energi momentum dari lapisan

udara sisi tabung terhadap arus pusar balik di sumbu tabung. Kecepatan rotasi arus

pusar pada sisi tabung berkurang secara perlahan dari sisi nosel ke sisi katup,

sehingga terdapat bidang-bidang geser relatif yang bergerak menuju katup.

Akibatnya terdapat perpindahan energi yang kontinyu dari bidang nosel ke bidang

katup, hal ini menyebabkan pemanasan pada udara yang menuju katup.

2. Teori Prof. Parulekar


Udara memasuki tabung secara tangensial dengan bantuan nosel dan

membentuk arus pusar bebas. Arus pusaran tersebut bergerak sepanjang dinding

tabung. Pada daerah mendekati katup, pusaran udara hampir berhenti berputar

karena udara dimampatkan oleh katup yang berbentuk kerucut meruncing. Tekanan

udara di daerah ini meningkat dan melebihi tekanan udara luar pada sisi ujung yang

lain sehingga udara mulai bergerak menuju sisi bertekanan rendah dan aliran udara

balik di pusat tabung mulai terbentuk. Aliran balik ini berkontak langsung dengan

pusaran bebas di sisi tabung sehingga memaksa aliran pada pusat tabung turut

bergerak berputar searah dengan putaran luar dengan kecepatran tinggi membentuk

arus pusaran paksa. Energi yang dibutuhkan untuk membentuk arus pusar paksa

pada aliran di sumbu tabung diperoleh dari arus pusar bebas di sisi tabung. Meski

demikian, aliran energi tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan perpindahan

11
energi dari sumbu tabung ke sisi tabung, sehingga akibatnya terdapat netto

perpindahan energi radial keluar dan menuju katup. Jadi aliran udara disisi tabung

akan menjadi panas sedangkan aliran udara di sumbu tabung akan menjadi dingin.

2.7 Teori Tabung Vortex

2.7.1 Termodinamika

Dalam teori termodinamika menyebutkan :

1. Apabila sejumlah gas mengalami pengembangan yang sangat cepat dari

keadaan tekanan tinggi menjadi tekanan rendah secara adiabatik. Sebagai

akibat pengembangan adiabatik ini, gas mengalami perubahan suhu bisa

positif atau negatif. Artinya suhu dapat naik atau turun sebagai akibat

pengembangan ini. Gejala ini disebut sebagai efek Joule-Thompson.

2. Jika pengembangan udara melewati suatu hambatan. Maka nilai enthalpi

juga akan berkurang dan suhu udara juga akan turun.

2.7.2 Performansi

Parameter yang paling penting dalam menentukan performa Tabung vortex adalah

cold fraction yang dirumuskan sebagai berikut :

(Th − Tin )+4


ε= ............................................................................ (2.1)
Th − Tin

Penurunan temperatur udara dingin

ΔTc = Tin – Tc .............................................................................. (2.2)

Kenaikan temperatur udara panas

ΔTh = Th – Tin .............................................................................. (2.3)

12
Laju Aliran massa udara dingin

ṁc = ṁin . ε ................................................................................. (2.4)

Coeffisient of performance dari aliran udara dingin didefenisikan kalor dingin (Qc)

yang dihasilkan oleh sistem dibagi dengan kerja yang diperlukan ( WK ).

Qc = ṁc cp (Tin - Tc)..................................................................... (2.5)

Dengan menganalogikan kerja kompresor yang digunakan untuk mengkompresi

tekanan udara atmosfer menjadi tekanan udara masukan dengan proses kompresi

reversible isothermal.

P
WK = ṁin Rin Tin ln( P𝑖𝑛) ............................................................ (2.6)
𝑐

Jadi,
𝑄𝑐
COPc = ................................................................................ (2.7)
𝑊𝐾

Dimana :

ε = cold fraction

ṁc = Laju aliran massa udara dingin (kg/s)

ṁin = Laju aliran massa udara masukan (kg/s)

cp = Panas jenis udara (kJ/kg°C)

Tin = Temperatur udara masuk (°C)

Tc = Temperatur keluar udara dingin (°C)

Rin = Kontanta gas untuk udara

Pin = Tekanan udara masukan tabung vortex(bar)

Patm = Tekanan udara atmosfer (bar)

Pc = Tekanan udara dingin (bar)

ΔTc = Penurunan temperatur udara dingin (°C)

13
Qc = Kalor dingin (kW)

COP = Koefisien Performansi

WK = Kerja Kompresor (KJ/s)

14
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan proses Pengujian Performa Sistem Pendingin Tabung Vortex ini

dilaksanakan di Laboratoriam Mekanika Fluida Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Negeri Ujung Pandang. Waktu pelaksanaan dimulai pada akhir bulan Maret sampai

pertengahan bulan agustus 2018.

Bulan
No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengadaan
1 Alat dan
Bahan
Perakitan
2
Peralatan
Proses
3
Pengujian
Pembuatan
Laporan
4
dan
Artikel
Seminar
5
Hasil

3.2 Alat dan Bahan Penelitian


1) Alat

a) Peralatan Utama:

 1 unit tabung vorteks

15
b) Peralataan Bantu:

 kompresor

Berfungsi untuk masukan udara bertekanan

 selang

Berfungsi sebagai penghubung antara tabung dengan tabung vortex

 katup

Berfungsi sebagai mengatur masuknya udara bertekanan

 kunci kombinasi 1 set

Berungsi untuk melonggarkan dan mengencangkan mur atau baut

c) Peralatan ukur yang dipergunakan:

 Termometer

Berfungsi mengukur keluaran suhu masing-masing pada sisi dingin dan

panas

 Barometer

Berfungsi mengukur tekanan udara masuk dan keluaran tabung vortex

2) Bahan Rangkain penelitian

 Isolasi, berfungsi sebagai perekat peralatan tambahan.

 Plester pipa, berfungsi sebagai perekat pipa.

16
3.3 Diagram Alir Penelitian Tugas Akhir

Mulai

Studi Literatur

Persiapan Alat

Input Data Teknis


- Pin (bar) - Th (°C) - Pc (bar)
- Tin (°C) - Tc (°C)
- ṁin (kg/s) - ṁc (kg/s)
- Cp -Rin (kJ/kg K)
- Variasikan bukaan katup (0mm-6mm)

Hitung:
(Th − Tin )+4
ε= Th − Tin

Hitung:
ΔTc = Tin – Tc
ṁc = ṁin . ε
Qc = ṁc Cp ΔTc

Hitung:
P
WK = ṁin Rin Tin ln( P𝑖𝑛)
𝑐

Hitung:
𝑄𝑐
COPn = 𝑊𝐾

A B

17
A B

Tidak
Berhasil

Ya

Tulis Hasil

Kesimpulan

Selesai

3.4 Studi Literatur

Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan informasi dan data kepustakaan

yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

3.5 Desain Alat

Gambar 3.1 Alat Pengujian Tabung Vortex

18
P P
TANGKI
UDARA

F T F T
KOMPRESOR UDARA PANAS
TABUNG VORTEKS
UDARA DINGIN

Patm Gambar 3.2 Desain Alat Pengujian Tabung Vortex

Keterangan:

Tin = Temperatur Masukan (°C)

Tc = Temperatur Keluaran Udara Dingin (°C)

Th = Temperatur Keluaran Udara Panas (°C)

ṁc = Laju Aliran Massa Udara Dingin (kg/s)

ṁh = Laju Aliran Massa Udara Panas (kg/s)

Pin = Tekanan udara masukan tabung vortex(bar)

Patm = Tekanan udara atmosfer (bar)

Pout = Tekanan Udara Keluaran Kompresor (bar)

3.6 Metode Pengujian

Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan metode variasi udara

bertekanan yang masuk pada tabung vortex untuk mengetahui unjuk kerja atau

19
performansi dari tabung vortex. Penelitian ditekankan pada proses pendinginan

tabung vortex.

Adapun proses penelitian yang akan dilakukuan, yaitu:

1) Menyiapkan peralatan uji dan alat ukur.

2) Menghubungkan semua peralatan

3) Mencatat temperatur lingkungan pada tempat penelitian berlangsung

4) Mengatur bukaan katup 6 mm

5) Meng-ON-kan kompresor

6) Meyalurkan udara bertekanan ke tabung vortex dengan tekanan

masuk yaitu 2 bar.

7) Mencatat temperatur udara masuk ke tabung votex (Tin)

8) Mencatat laju aliran massa udara masuk ke tabung vortex (ṁin)

9) Mencatat temperatur keluaran tabung votex pada sisi dingin (Tc) dan

sisi panas (Th)

10) Mencatat laju aliran massa udara keluaran tabung vortex pada sisi

dingin (ṁc)

11) Mengulangi langkah pengujian nomor (4) sampai nomor (10)

dengan beberapa variasi tekanan yaitu 2.5 bar, 3 bar, 3.5 bar dan 4

bar serta variasi bukaan katup yaitu 5mm, 4mm, 3mm, 2mm, dan

1mm

20
3.7 Teknik Pengolahan/Analisis Data
Persamaan yang akan digunakan dalam perhitungan performansi tabung

vortex adalah :

 Performansi

Parameter yang paling penting dalam menentukan performa Tabung vortex adalah

cold fraction yang dirumuskan sebagai berikut :

(Th − Tin )+4


ε= Th − Tin

Penurunan temperatur udara dingin

ΔTc = Tin – Tc

Laju Aliran massa udara dingin

ṁc = ṁin . ε

Coeffisient of performance dari aliran udara dingin didefenisikan kalor dingin (Qc)

yang dihasilkan oleh sistem dibagi dengan kerja yang diperlukan ( W K ).

Qc = ṁc cp (Tin - Tc)

Dengan menganalogikan kerja kompresor yang digunakan untuk mengkompresi

tekanan udara atmosfer menjadi tekanan udara masukan dengan proses kompresi

reversible isothermal.

P
WK = ṁin Rin Tin ln( P𝑖𝑛)
𝑐

Jadi,
𝑄𝑐
COPc = 𝑊𝐾

Dimana :

ε = cold fraction

21
ṁc = Laju aliran massa udara dingin (kg/s)

ṁin = Laju aliran massa udara masukan (kg/s)

cp = Panas jenis udara (kJ/kg°C)

Tin = Temperatur udara masuk (°C)

Tc = Temperatur keluar udara dingin (°C)

Th = Temperatur keluar udara panas (°C)

Rin = Kontanta gas untuk udara kJ/kg K

Pin = Tekanan udara masukan tabung vortex(bar)

Patm = Tekanan udara atmosfer (bar)

Pc = Tekanan udara dingin (bar)

ΔTc = Penurunan temperatur udara dingin (°C)

Qc = Kalor dingin (kW)

COP = Koefisien Performansi

WK = Kerja Kompresor (KJ/s)

22
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian

Setelah melakukan pengambilan data dalam pengujian performa sistem


pendingin tabung vortex. Penulis dapat mengambil kesimpulan dengan melakukan
analisa dan pembahasan.

Dalam menganalisa penulis mengambil data pada tabel hasil pengujian dengan

membandingkan data variasi tekanan input dan vaariasi bukaan katup untuk

menghitung nilai cold fraction (ε), penurunan temperatur udara dingin (ΔTc), Laju

aliran massa udara dingin (ṁc), kalor dingin (Qc), kerja kompresor (WK), dan

Coeffisien Of Performance (COP).

Diketahui nilai konstan untuk setiap analisa data yaitu:

Panas jenis udara (cp) = 1,0035 kJ/kg°C

Kontanta gas untuk udara (Rin) = 0,2869 kJ/kg K

Bukaan Katup 6 mm

Diketahui Pin = 2 bar

Pc = 1 bar

Tin = 29,1°C

Th = 47,71°C

Tc = 6,11°C

ṁin = 0,0029 kg/s

 cold fraction (ε)

(Th − Tin )+4


ε= Th − Tin

23
(47,71°C− 29,1°C)+4
ε= 47,71°C− 29,1°C

ε = 0.54351

 Penurunan temperatur udara dingin (ΔTc)

ΔTc = Tin – Tc

ΔTc = 29,1°C - 6,11°C

ΔTc = 22,99°C

 Laju Aliran massa udara dingin (ṁc)

ṁc = ṁin . ε

ṁc = 0,0029 kg/s . 0,509193132

ṁc = 0.00158 kg/s

 Kalor dingin (Qc)

Qc = ṁc cp (Tin - Tc)

Qc = 0.00158 kg/s . 1,0035 kJ/kg°C . (29,1°C - 6,11°C)

Qc = 0.03636 kJ/s

 Kerja kompresor (WK)

P
WK = ṁin Rin Tin ln( P𝑖𝑛)
𝑐

2 bar
WK = 0,0029 kg/s . 0,2869 kJ/kg K . (29,1+273)°K ln(1 bar)

WK = 0.17422 kJ/s

 Coeffisien Of Permance (COP)


𝑄𝑐
COP = 𝑊𝐾

0.03636 kJ/s
COP = 0.17422 kJ/s

COP = 0.20872

24
Data hasil analisa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran b tabel 1 sampai

tabel 7

4.2 Grafik dan Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Tekanan Input dan Bukaan Katup terhadap COP

0.21

0.2

0.19
COP

0.18

0.17

0.16

0.15
4 3.5 3 2.5 2
Pin (Bar)

Gambar 4.1 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada Bukaan Katup 1 mm

Terlihat pada gambar 4.1 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin). Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,20093 pada tekanan input 2

bar sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,15298 pada tekanan input 4 bar.

0.2

0.18
COP

0.16

0.14
4 3.5 3 2.5 2
Pin (Bar)

25
Gambar 4.2 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada Bukaan Katup 2 mm

Terlihat pada gambar 4.2 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin). Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0.195 pada tekanan input 2

bar sedangkan nilai COP terendah yaitu 0.14186 pada tekanan input 4 bar.

0.21
0.19
COP

0.17
0.15
0.13
4 3.5 3 2.5 2
Pin (Bar)

Gambar 4,3 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada Bukaan Katup 3 mm

Terlihat pada Gambar 4.3 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin). Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,19118 pada tekanan input 2

bar sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,13862 pada tekanan input 4 bar.

0.2

0.18
COP

0.16

0.14
4 3.5 3 2.5 2
Pin(Bar)

Gambar 4.4 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada Bukaan Katup 4 mm

26
Terlihat pada gambar 4.4 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin). Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,19205 pada tekanan input 2

bar sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,146038 pada tekanan input 4 bar.

0.23
0.21
COP

0.19
0.17
0.15
4 3.5 3 2.5 2
Pin (Bar)

Gambar 4.5 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada Bukaan Katup 5 mm

Terlihat pada gambar 4.5 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin). Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,20738 pada tekanan input 2

bar sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,16175 pada tekanan input 4 bar.

0.23
0.21
COP

0.19
0.17
0.15
4 3.5 3 2.5 2
Pin (Bar)

Gambar 4.6 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada Bukaan Katup 6 mm

27
Terlihat pada gambar 4.6 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin). Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,20872 pada tekanan input 2

bar sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,15441 pada tekanan input 4 bar.

0.22

0.21

0.2

0.19
Bukaan Katup 1 mm
0.18 Bukaan Katup 2 mm
COP

0.17 Bukaan Katup 3 mm


Bukaan Katup 4 mm
0.16
Bukaan Katup 5 mm
0.15
Bukaan Katup 6 mm
0.14

0.13
4 3.5 3 2.5 2
Pin (Bar)

Gambar 4.7 Hubungan antara Tekanan Input dan COP pada variasi Bukaan Katup

Terlihat pada gambar 4.7 bahwa nilai COP akan semakin tinggi apabila tekanan

input (Pin) semakin rendah dengan kata lain bahwa COP berbanding terbalik dengan

tekanan input (Pin) pada setiap bukaan katup. Adapun nilai COP tertinggi yaitu

bukaan katup 6mm pada tekanan input 2 bar dengan nilai 0,20872 sedangkan nilai

COP terendah yaitu bukaan katup 3 mm pada tekanan input 4 bar dengan nilai

0,13862

28
0.165

0.155

COP
0.145

0.135
1 2 3 4 5 6
Bukaan Katup (mm)

Gambar 4.8 Hubungan antara Bukaan Katup dan COP pada Tekanan Input 4 Bar

Terlihat pada gambar 4.8 bahwa nilai COP naik turun dimana pada bukaan

katup mulai dari 1 mm – 3 mm terjadi penurunan kemudian pada bukaan katup 3

mm – 5 mm terjadi lagi kenaikan dan pada bukaan katup 5 mm – 6 mm terjadi

penurunan. Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,16175 pada bukaan katup 5 mm

sedangkan nilai COP terendah yaitu 0.13862 pada bukaan katup 3 mm.

0.17
0.165
0.16
COP

0.155
0.15
0.145
1 2 3 4 5 6
Bukaan Katup (mm)

Gambar 4.9 Hubungan antara Bukaan Katup dan COP pada Tekanan Input 3.5 bar

Terlihat pada gambar 4.9 bahwa nilai COP naik turun dimana pada bukaan katup

mulai dari 1 mm – 3 mm terjadi penurunan kemudian pada bukaan katup 3 mm - 5

mm terjadi kenaikan dan pada bukaan katup 5 mm – 6 mm terjadi lagi penurunan.

Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,16577 pada bukaan katup 5 mm sedangkan nilai

COP terendah yaitu 0,14655 pada bukaan katup 3 mm.

29
0.18
0.175
0.17

COP
0.165
0.16
0.155
1 2 3 4 5 6
Bukaan Katup (mm)

Gambar 4.10 Hubungan antara Bukaan Katup dan COP pada Tekanan Input 3 Bar

Terlihat pada gambar 4.10 bahwa nilai COP naik turun dimana pada bukaan

katup mulai dari 1 mm – 3 mm terjadi penurunan kemudian pada bukaan katup 3

mm – 5 mm terjadi kenaikan dan pada bukaan katup 5 mm – 6 mm terjadi lagi

penurunan. Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,17556 pada bukaan katup 1 mm

sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,115813 pada bukaan katup 3 mm.

0.185
0.18
0.175
COP

0.17
0.165
0.16
1 2 3 4 5 6
Bukaan Katup (mm)

Gambar 4.11 Hubungan antara Bukaan Katup dan COP pada Tekanan Input 2.5 bar

Terlihat pada gambar 4.11 bahwa nilai COP naik turun dimana pada bukaan

katup mulai dari 1 mm – 4 mm terjadi penurunan kemudian pada bukaan katup 4

mm – 6 mm terjadi lagi kenaikan. Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0,18333 pada

bukaan katup 6 mm sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,16732 pada bukaan katup

4 mm.

30
0.21
0.205
0.2

COP
0.195
0.19
0.185
1 2 3 4 5 6
Bukaan Katup (mm)

Gambar 4.12 Hubungan antara Bukaan Katup dan COP pada Tekanan Input 2 Bar

Terlihat pada gambar 4.12 bahwa nilai COP naik turun dimana pada bukaan

katup mulai dari 1 mm – 3 mm terjadi penurunan kemudian pada bukaan katup 3

mm – 6 mm terjadi lagi kenaikan. Adapun nilai COP tertinggi yaitu 0.20872 pada

bukaan katup 6 mm sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,19118pada bukaan katup

3 mm.

0.22

0.21

0.2

0.19
Pin 4 Bar
0.18
COP

Pin 3.5 Bar


0.17
Pin 3 Bar
0.16 Pin 2.5 Bar
0.15 Pin 2 Bar

0.14

0.13
1 2 3 4 5 6
Bukaan Katup (mm)

Grafik 4.13 Hubungan Antara Bukaan Katup dan COP pada Variasi Tekanan Input

31
Pada pengujian performa sistem pendingin tabung vortex nilai COP tertinggi

yaitu 0,20872 pada bukaan katup 6 mm dan tekanan 2 bar dibandingkan dengan

pengujian dengan bukaan katup dan tekanan input lainnya. Adapun bukaan katup 5

mm nilai COP tertinggi yaitu 0,20738 pada tekanan input 2 bar. Pada bukaan katup

4 mm nilai COP tertinggi yaitu 0,19205 pada tekanan input 2 bar. Pada bukaan

katup 3 mm nilai COP tertinggi yaitu 0,19118 pada tekanan input 2 bar. Pada

bukaan katup 2 mm nilai COP tertinggi yaitu 0,195 pada tekanan input 2 bar. Pada

bukaan katup 1 mm nilai COP tertinggi yaitu 0,20093 pada tekanan input 2 bar.

Sedangkan Pada pengujian performa sistem pendingin tabung vortex dengan

nilai COP terendah yaitu 0,13862 pada bukaan katup 3 mm dan tekanan 4 bar

dibandingkan pengujian dengan bukaan katup dan tekanan input lainnya. Adapun

bukaan katup 6 mm nilai COP terendah yaitu 0,15441 pada tekanan input 4 bar.

Pada bukaan katup 5 mm nilai COP terendah yaitu 0,16175 pada tekanan input 4

bar. Pada bukaan katup 4 mm nilai COP terendah yaitu 0,14638 pada tekanan input

4 bar. Pada bukaan katup 2 mm nilai COP terendah yaitu 0,14186 pada tekanan

input 4 bar. Pada bukaan katup 1 mm nilai COP terendah yaitu 0,15298 pada

tekanan input 4 bar.

32
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada pengujian performa sistem pendingin tabung vortex sangat

dipengaruhi oleh tekanan input dan bukaan katup.

2. Semakin tinggi tekanan input maka temperatur udara dingin yang

dihasilkan semakin rendah. Begitupun sebaliknya semakin rendah

tekanan input maka temperatur udara yang dihasilkan semakin tinggi.

3. Semakin besar bukaan katup maka temperatur udara dingin yang

dihasilkan semakin rendah. Begitupun sebaliknya semakin kecil bukaan

katup yang diberikan maka temperatur udara yang dihasilkan semakin

tinggi.

4. Nilai COP tertinggi yaitu 0,20872 pada bukaan katup 6 mm dengan

tekanan 2 bar. Sedangkan nilai COP terendah yaitu 0,13862 pada

bukaan katup 3 mm dengan tekanan 4 bar.

5.2 Saran

Untuk mendapatkan hasil kinerja tabung vortex yang optimum yang baik,

sebaiknya :

33
1. Agar penelitian ini tidak terjadi kebocoran di setiap sambungan atau

saluran ke tabung vortex

2. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan variasi generator

3. Agar penelitian ini dapat di kembangkan dengan menggunakan tekanan

input yang lebih tinggi

34
DAFTAR PUSTAKA

Najamuddin, 2014. Siklus Dasar dan Konsep Teknik Pendingin Pada Sistem Kerja
Mesin Pendingin (Refrigerator). Teknik Mesin, Univesitas Bandar
Lampung.
Hansske, A., D. Müller, R. Streblow and F. Ziegler, 2007. Experiments and
simulation of a vortex tube.

Bruno, T.J. 1992. Applications of the vortex tube in chemical analysis. Process
Control Qual. 3: 195-207.

Vera, G.D., 2010. “The Ranque-Hilsch Vortex Tube”.

Boswell, B., Chandratilleke, T.T., (2009), “Air-cooling used for metal cutting”,
American Journal of Applied Sciences 6 (2), pp. 251 – 262.
Nusantara, Gatra Putra .2013. Studi Performa Tabung Vorteks. Tugas Akhir.
Bengkulu , Universitas Bengkulu.

Nugroho Ari. Pengaruh Tekanan Input, Panjang Tabung dan Diameter Vortex
Chamber terhadap Unjuk Kerja Vortex Tube Cooler. Teknik Mesin dan
Industri, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada

35
L
A
M
P
I
R
A
N

36
LAMPIRAN A
(DATA-DATA HASIL PENGAMATAN)

37
Lampiran A1

Hari/Tanggal : Senin / 2 Juli 2018

Lokasi Pengujian : Laboratorium mekanika fluida teknik mesin, Politeknik

Negeri Ujung Pandang

Tabel 1 Hasil pengujian dengan bukaan katup 1 mm

Bukaan Katup 1mm


Pin Pc
No min Th Tc Tin
(Bar) (Bar)
(Kg/s) (°C) (°C) (°C)

1 4 1 0.0029
60.87 -4.28 29.45
2 3.5 1 0.0029
60.66 -2.13 29.46
0.0029
3 3 1 59.41 0.54 29.47
4 2.5 1 0.0029
55.97 6.76 29.46
5 2 1 0.0029
51.53 10.51 29.46

Tabel 2 Hasil pengujian dengan bukaan katup 2 mm

Bukaan Katup 2mm


Pin Pc
No min Th Tc Tin
(Bar) (Bar)
(Kg/s) (°C) (°C) (°C)

1 4 1 0.0029
55.82 -4.08 29.4
0.0029
2 3.5 1 55.2 -0.91 29.41
3 3 1 0.0029
54.28 0.07 29.4
4 2.5 1 0.0029
51.95 6.28 29.43
0.0029
5 2 1 48.42 9.8 29.46

38
Tabel 3 Hasil pengujian dengan bukaan katup 3 mm

Bukaan Katup 3mm


Pin Pc
No min Th Tc Tin
(Bar) (Bar)
(Kg/s) (°C) (°C) (°C)

1 4 1 0.0029 53.18 -6 29.42


0.0029
2 3.5 1 52.71 -2.98 29.44
0.0029
3 3 1 51.98 0.05 29.43

4 2.5 1 0.0029 49.62 4.89 29.38

5 2 1 0.0029 46.23 8.83 29.4

Tabel 5 Hasil pengujian dengan bukaan katup 4mm

Bukaan Katup 4mm


Pin Pc
No min Th Tc Tin
(Bar) (Bar)
(Kg/s) (°C) (°C) (°C)

1 4 1 0.0029 55.36 -7.29 29.41

2 3.5 1 0.0029 53.96 -2.95 29.35


0.0029
3 3 1 52.15 0.04 29.38

4 2.5 1 0.0029 48.7 3.92 29.43

5 2 1 0.0029 45.28 7.56 29.42

39
Tabel 6 Hasil pengujian dengan bukaan katup 5mm

Bukaan Katup 5mm


Pin Pc
No min Th Tc Tin
(Bar) (Bar)
(Kg/s) (°C) (°C) (°C)

1 4 1 0.0029 62.65 -6.66 29.25


0.0029
2 3.5 1 60.36 -3.28 29.29
0.0029
3 3 1 57.27 0.04 29.28

4 2.5 1 0.0029 53.31 3.67 29.32

5 2 1 0.0029 48.86 7.48 29.27

Tabel 7 Hasil pengujian dengan bukaan katup 6mm

Bukaan Katup 6mm


Pin Pc
No min Th Tc Tin
(Bar) (Bar)
(Kg/s) (°C) (°C) (°C)

1 4 1 0.0029 58.53 -7.28 29.02

2 3.5 1 0.0029 57.36 -4.44 29.01


0.0029
3 3 1 54.83 -0.88 29

4 2.5 1 0.0029 51.77 2.06 29.08

5 2 1 0.0029 47.71 6.11 29.1

40
LAMPIRAN B
(HASIL ANALISA DATA)

41
Lampiran B1

Tabel 1 Hasil analisa data dengan bukaan katup 1mm

Pin Pc Th Tc Tin ṁin cold ∆Tc ṁc Qc Rin WK COP


Cp
fraction
bar bar °C °C °C kg/s kJ/kg°C ℃ kg/s kJ/s kJ/kg.K kJ/s
4 1 60.87 -4.28 29.45 0.0029 1.0035 0.54367 33.73 0.00158 0.05337 0.2869 0.34885 0.15298

3.5 1 60.66 -2.13 29.46 0.0029 1.0035 0.5606 31.59 0.00163 0.05154 0.2869 0.31526 0.16348

3 1 59.41 0.54 29.47 0.0029 1.0035 0.57652 28.93 0.00167 0.04854 0.2869 0.27647 0.17556

2.5 1 55.97 6.76 29.46 0.0029 1.0035 0.62 22.7 0.0018 0.04096 0.2869 0.23058 0.17762

2 1 51.53 10.51 29.46 0.0029 1.0035 0.63554 18.95 0.00184 0.03505 0.2869 0.17443 0.20093

42
Tabel 2 Hasil analisa data dengan bukaan katup 2mm
Pin Pc Th Tc Tin ṁin cold ∆Tc ṁc Qc Rin WK COP
Cp
fraction
bar bar °C °C °C kg/s kJ/kg°C ℃ kg/s kJ/s kJ/kg.K kJ/s
55.8
4 1 0.0029 1.0035 0.50785 33.48 0.00147 0.04948 0.2869 0.34879 0.14186
2 -4.08 29.4

3.5 1 55.2 -0.91 29.41 0.0029 1.0035 0.53092 30.32 0.00154 0.04685 0.2869 0.31521 0.14862

54.2
3 1 0.0029 1.0035 0.53274 29.33 0.00154 0.04547 0.2869 0.27641 0.16451
8 0.07 29.4

51.9
2.5 1 0.0029 1.0035 0.58069 23.15 0.00168 0.03912 0.2869 0.23056 0.16968
5 6.28 29.43

48.4
2 1 0.0029 1.0035 0.59451 19.66 0.00172 0.03401 0.2869 0.17443 0.195
2 9.8 29.46

43
Tabel 3 Hasil analisa data dengan bukaan katup 3mm
cold
Pin Pc Th Tc Tin ṁin Cp ∆Tc ṁc Qc Rin WK COP
fraction
bar bar °C °C °C kg/s kJ/kg°C ℃ kg/s kJ/s kJ/kg.K kJ/s
53.1
-6 29.42 0.0029 1.0035 0.46908 35.42 0.00136 0.04835 0.2869 0.34881 0.13862
4 1 8

52.7
-2.98 29.44 0.0029 1.0035 0.48967 32.42 0.00142 0.0462 0.2869 0.31524 0.14655
3.5 1 1

51.9
0.05 29.43 0.0029 1.0035 0.51127 29.38 0.00148 0.04371 0.2869 0.27644 0.15813
3 1 8

49.6
4.89 29.38 0.0029 1.0035 0.54192 24.49 0.00157 0.03862 0.2869 0.23052 0.16754
2.5 1 2

46.2
8.83 29.4 0.0029 1.0035 0.55695 20.57 0.00162 0.03334 0.2869 0.1744 0.19118
2 1 3

44
Tabel 4 Hasil analisa data dengan bukaan katup 4mm

Pin Pc Th Tc Tin ṁin cold ∆Tc ṁc Qc Rin WK COP


Cp
fraction
kJ/kg°C
bar bar °C °C °C kg/s ℃ kg/s kJ/s kJ/kg.K kJ/s
55.36 -7.29 29.41 0.0029 1.0035 0.47805 36.7 0.00139 0.05106 0.2869 0.3488 0.14638
4 1
53.96 -2.95 29.35 0.0029 1.0035 0.50272 32.3 0.00146 0.04725 0.2869 0.31514 0.14995
3.5 1
52.15 0.04 29.38 0.0029 1.0035 0.51372 29.34 0.00149 0.04386 0.2869 0.27639 0.1587
3 1
48.7 3.92 29.43 0.0029 1.0035 0.51965 25.51 0.00151 0.03858 0.2869 0.23056 0.16732
2.5 1
45.28 7.56 29.42 0.0029 1.0035 0.52651 21.86 0.00153 0.03349 0.2869 0.17441 0.19205
2 1

45
Tabel 5 Hasil analisa data dengan bukaan katup 5mm
cold
Pin Pc Th Tc Tin ṁin Cp ∆Tc ṁc Qc Rin WK COP
fraction
bar bar °C °C °C kg/s kJ/kg°C ℃ kg/s kJ/s kJ/kg.K kJ/s
62.65 -6.66 29.25 0.0029 1.0035 0.5396 35.91 0.00156 0.05639 0.2869 0.34862 0.16175
4 1
60.36 -3.28 29.29 0.0029 1.0035 0.55107 32.57 0.0016 0.05223 0.2869 0.31508 0.16577
3.5 1
57.27 0.04 29.28 0.0029 1.0035 0.55897 29.24 0.00162 0.04756 0.2869 0.2763 0.17215
3 1
53.31 3.67 29.32 0.0029 1.0035 0.56386 25.65 0.00164 0.04209 0.2869 0.23048 0.18262
2.5 1
48.86 7.48 29.27 0.0029 1.0035 0.57008 21.79 0.00165 0.03615 0.2869 0.17432 0.20738
2 1

46
Tabel 6 Hasil analisa data dengan bukaan katup 6mm
cold
Pin Pc Th Tc Tin ṁin Cp ∆Tc ṁc Qc Rin WK COP
fraction
bar bar °C °C °C kg/s kJ/kg°C ℃ kg/s kJ/s kJ/kg.K kJ/s
58.53 -7.28 29.02 0.0029 1.0035 0.50919 36.3 0.00148 0.05379 0.2869 0.34835 0.15441
4 1
57.36 -4.44 29.01 0.0029 1.0035 0.52346 33.45 0.00152 0.05096 0.2869 0.31479 0.16187
3.5 1
54.83 -0.88 29 0.0029 1.0035 0.53545 29.88 0.00155 0.04656 0.2869 0.27605 0.16867
3 1
51.77 2.06 29.08 0.0029 1.0035 0.53691 27.02 0.00156 0.04222 0.2869 0.23029 0.18333
2.5 1
47.71 6.11 29.1 0.0029 1.0035 0.54351 22.99 0.00158 0.03636 0.2869 0.17422 0.20872
2 1

47
LAMPIRAN C
(FOTO-FOTO KEGIATAN)

48
Proses pemotongan besi untuk pembuatan rangka dudukan pengujian

Proses pengelasan untuk pembuatan rangka dudukan pengujian

49
Proses pengukuran rangka dudukan pengujian

Proses pengecetan rangka dudukan pengujian

50
Proses pengujian (membuka katup utama untuk penyaluran udara bertekanan)

Proses pengujian (Mencatat data pengujian)

51
Proses pengujian (mengatur jarak bukaan katup tabung vortex)

52

Anda mungkin juga menyukai