Anda di halaman 1dari 32

BAB II

KINEMATIKA
I. Kinematika Dalam Satu Dimensi

Studi mengenai gerak benda, konsep-konsep gaya dan energi yang berhubungan,
membentuk satu bidang ilmu yang dinamakan mekanika. Mekanika umumnya dibagi
menjadi dua bagian, yaitu: 1) kinematika, yang merupakan penjelasan mengenai
bagaimana benda bergerak, dan (2) dinamika, yang menangani masalah gaya dan
menjelaskan mengapa benda bergerak sedemikian rupa akan dibahas pada Bab III.
Dalam bab ini akan dibahas mengenai kinematika. Kita mulai dengan membahas benda
yang bergerak tanpa rotasi (berputar). Benda yang bergerak tanpa berotasi dinamakan
gerak translasi. Secara matematika sebuah partikel diperlakukan sebagai titik, benda
tanpa ukuran sehingga rotasi dan vibrasi tidak perlu diperhitungkan.

A.

Jarak dan Perpindahan

engukuran posisi, jarak, atau laju harus dibuat dengan mengacu pada suatu
kerangka acuan. Dengan kata lain, semua pengukuran dibuat relatif terhadap suatu
kerangka acuan. Untuk gerakan satu dimensi, kita sering memilih sumbu X sebagai
garis di mana gerakan tersebut terjadi. Dengan demikian posisi benda pada setiap saat
dinyatakan dengan koordinat X-nya.

Kita perlu membedakan antara jarak yang ditempuh sebuah benda, dan perpindahan.
Jarak adalah panjang lintasan sesungguhnya yang ditempuh oleh suatu benda dalam
waktu tertentu. Jarak adalah skalar. Perpindahan adalah perubahan kedudukan suatu
benda karena adanya perubahan waktu. Perpindahan hanya bergantung pada
kedudukan awal dan kedudukan akhir suatu benda dan tidak bergantung pada jalan
mana yang ditempuh oleh benda. Perpindahan adalah vektor. Secara matematis,
perpindahan dirumuskan sebagai berikut:
x = xakhir - xawal .(2.1)
Contoh 2.1.
Seorang anak berjalan dari barat ke timur sejauh 20 meter, dan kembali ke barat sejauh
10 meter. Tentukan perindahan dan jarak tempuh anak tersebut.
Penyelesaian:
Misalnya perjalanan anak tersebut seperti gambar 2.1 berikut:
x1
x2
Barat
Timur
0
10 m
20 m
Awal
Akhir
Gbr.2.1 Lintasan sepanjang sb-x

Perpindahan
x = x2 x1 = 10 m 0 m = 10 m
Jarak Tempuh:
x 20 m + 10 m = 30 m

12

B. Laju dan Kecepatan Rata-rata


Laju menyatakan seberapa jauh sebuah benda berjalan dalam suatu selang waktu
tertentu. Misalnya sebuah mobil dapat menempuh 180 kilometer
selama 2 jam,
dikatakan bahwa laju rata-rata mobil tersebut adalah 60 km/jam. Secara umum laju
rata-rata didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh sepanjang lintasannya dibagi waktu
yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tersebut. Jarak yang ditempuh dalam hal ini
disebut juga jarak total, dan waktu tempuh disebut waktu total. Secara matematis laju
dirmuskan sebagai berikut:

x
t

vr =

...

(2.2)
di mana:
v = laju rata-rata (m/s)

x jarak tempuh total (m)


t waktu untuk menempuh jarak tersebut (s)

ecepatan rata-rata didefinsikan sebagai perbandingan (rasio) antara perpindahan


dengan selang waktu. Istilah kecepatan dan laju sering dipertukarkan dalam
kehidupan sehari-hari. Tetapi dalam fisika kita membuat perbedaan antara laju dan
kecepatan. Laju adalah besaran positif (skalar), sedangkan kecepatan vektor (mempunyai nilai dan arah). Nilai (besar) laju rata-rata dan kecepatan rata-rata mungkin sama
atau berbeda. Bila nilai (besar) jarak tempuh total sama dengan nilai perpindahannya
maka nilai laju rata-ratan sama dengan nilai kecepatan rata-ratanya,sebalikya bila nilai
(besar) jarak tempuh total sama dengan nilai perpindahannya maka nilai laju rata-rata
sama dengan nilai kecepatan rata-ratanya,sebaliknya bila nilai (besar) jarak tempuh total
tidak sama dengan nilai perpindahannya maka nilai laju rata-rata tidak sama dengan
nilai kecepatan rata-ratanya. Secara matematis, kecepatan rata-rata dirumuskan:

x x
t t
2
2

....

(2.3)
di mana:

= kecepatan rata-rata (m/s)

x = perpindahan (m)
t = selang waktu (s)

Contoh 2.2
Seorang pejalan kaki berjalan dari kota A menuju kota C ditunjukkan pada gbr. 2.2
Waktu yang diperlukan pejalan kaki tersebut dari kota A ke kota B, dan dari kota B ke
kota C masing-masing jam. Tentukanlah laju rata-rata dan kecepatan rata-rata pejalan
kaki tersebut.
C
3km
A

4km

13

Gbr. 2.2 Lintasan Pejalan Kaki

Laju rata-rata:
vr =

AB BC
4km 3km
7 km
14km
x

3.9 m/s
=
t

1
/
4
jam

1
/
4
jam
1
/
2
jam
jam
AB
BC

a) Kecepatan rata-rata:
BC ( AB) 2 ( BC ) 2 =

( 4 km) 2 (3km) 2 =5 km = x

t (tAB+tBC) tA= 2/4 jam 0 jam = 2/4 jam = jam


x x2 x1

5km
10km / jam 2,8m / s
vr

=
1
/
2 jam
t
t2 t1

C.

Kecepatan Sesaat

ecepatan sesaat pada saat tertentu adalah kemiringan garis yang menyinggung
kurva x terhadap t pada saat itu. Penting diketahui bahwa x bergantung pada
waktu t ; ketika t mendekati nol, juga x mendekati nol. Dengan demikian
x
kecepatan sesaat ( vs ) didefinisikan sebagai limit rasio
., jika
mendekati
t t
nol. Secara matematis dirumuskan :

x dx

t 0 t
dt

lim

(2.4)

Kemiringan garis yang menyinggung kurva x terhadap t dapat positif (x bertambah) atau
negatif (berkurang); dengan demikian, dalam gerakan satu dimensi, kecepatan sesaat
mungkin bernilai positif atau negatif. Besarnya kecepatan sesaat dinamakan laju
sesaat, disebut juga laju saja (vs) tanpa ada tanda vektor.
Contoh 2.3.
Misalkan pada saat t detik posisi suatu partikel ditentukan oleh persamaan X = 2t 2+5t +
6 (x dalam m dan t dalam sekon). Tentukan kecepatan partikel itu pada saat 2 sekon.
Penyelesaian:

x dx
= d(2t2+5t + 6)/dt = 4t + 5 Kecepatan sesaat pada saat

t 0 t
dt

lim

t = 2 sekon adalah vs = 4.2 + 5 = 13 m/s

Contoh 2.4
Seekor tikus bergerak sepanjang garis lurus yang dinyatakan dengan persamaan
berikut: x = 2t2 -3t 5, dengan dalam meter dan t dalam sekon. Tentukan: (a) kecepatan

14

rata-rata tikus dalam selang waktu antara t = 1 s dan t = 2s; (b) kecepatan tikus pada t =
1s

Penyelesaian
a. Misal kedudukan pada t1 = 1 s adalah xA dan kedudukan akhir pada t2 = 2 s
adalah xB maka:
XA = 2(1)2 -3(1) 5 = 2 3 5 = -6 m
XB = 2(2)2 -3(2) 5 = 8 6 5 = -3 m
vr = xt = 32( 1 6 ) = 3 m/s
b.

x dx d (2t 2 3t 5)

=
t 0 t
dt
dt

lim

= 4t 3

Kecepatan sesaat pada t = 1 s= 4.1-3 = 1 m/s

ila sebuah benda bergerak dengan kecepatan yang tidak tetap besarnya dikatakan
bahwa benda itu mengadakan gerak berubah. Gerakan benda tersebut semakin
lama semakin cepat atau semakin lama semakin lambat. Misalkan pada saat t1 benda

berada di titik 1 dengan


kecepatan v1dan pada saat t2 benda berada pada titik 2 dengan

kecepatan
, vmaka
dalam selang waktu t (t 2 t1) tersebut, benda mengalami
2

perubahan kecepatan v ( v2 v1 ) . Perubahan kecepatan dibagi selang waktu


dinamakan percepatan rata-rata. Secara matematis percepatan rata-rata dirumuskan:

v2 v1 v

t2 t1
t

(2.5)
Di mana:

= percepatan rata-rata (m/s2)

v = perubahan kecepatan (m/s)


t = selang waktu (s).
Percepatan merupakan vektor, tetapi untuk gerakan satu dimensi, kita hanya perlu
menggunakan tanda plus atau minus untuk menunjukkan arah relatif sistem koordinat
yang dipakai.

ercepatan sesaat (as) didefinisikan sebagai limit rasio perbandingan perubahan


kecepatan terhadap selang waktu mendekati nol. Percepatan sesaat juga
merupakan turunan v terhadap t, atau turunan kedua x terhadap t. Secara matematis
dirumuskan:

a
(2.6)

v dv d 2 ( x)
lim

t 0 t
dt
dt 2

D. Gerak Lurus
15

enda dikatakan bergerak lurus apabila lintasan gerakan benda tersebut merupakan
garis lurus. Bila suatu benda bergerak dengan lintasan lurus serta kecepatannya
tetap dinamakan gerak lurus beraturan (GLB), dan bila suatu benda bergerak dengan
lintasan lurus serta percepatannya tetap dinamakan gerak lurus berubah beraturan
(GLBB).

iri suatu benda bergerak lurus beraturan seperti yang dijelaskan


di atas ada
dua, yaitu lintasannya lurus dan kecepatannya tetap. Karena v tetap, maka

dv
a
0 . Untuk menentukan rumus perpindahan gerak lurus beraturan
dt
dapat dijabarkan dari konsep kecepatan sebagai berikut:
v
x

(2.7)

dx
dt

v dt =

v.t + c1..

Pada saat t = 0, x= x0, sehingga c1 = x0. Dengan memasukkan harga-harga tersebut,


persamaan 2.6 menjadi:
x = v.t +x0 x-x0 = v.t . (2.8)
x - x0 dinamakan perpindahan benda.
x0 dinamakan kedudukan (posisi) awal.

iri suatu benda bergerak lurus berubah beraturan seperti yang dijelaskan di atas
ada dua, yaitu lintasannya lurus dan percepatannya tetap. Untuk menentukan
rumus kecepatan dan perpindahan pada gerak lurus berubah beraturan dapat
dijabarkan dari konsep percepatan dan kecepatan sebagai berikut:
Untuk benda yang bergerak dalam satu dimensi, persamaan percepatannya
dirumuskan sebagai berikut:

dv

a
v
dt

adt

v at c1

..

(2.9)

Pada saat t = 0, v vo , sehingga c1 = v0 . Dengan demikian persamaan 2.9 menjadi:



v vo at ... (2.10)

Di mana:

v = kecepatan saat t detik (m/s)

vo = kecepatan awal (m/s)


a = percepatan benda (m/s2)
t = waktu (s)

Untuk perumusan perpindahan, dijabarkan dari konsep kecepatan sbb:

16

dx
v

dt

x v dt = (vo at )dt vot a t 2 +c2


2

...

(2.11)
Pada saat t = 0, x = x0, sehingga c2 = x0
Dengan demikian persamaan 2.11 menjadi:

x-x0

1 2

= vot a t
2

..

(2.12)
Di mana:
X = posisi pada saat t detik (m)
X0 = posis awal (m)
t = waktu (s)
a = percepatan benda (m/s2)


v vo
Apabila persamaan (2.12) dieliminasi dengan t =
, maka persamaan (2.12)
t
menjadi :

v 2 v 2 o 2a ( x xo )

(2.13)

erpindahan yang ditampilkan secara grafik sebagai luas di bawah kurva v versus
t.Luas ini adalah integral terhadap waktu dari t 1 sampai saat akhir t2. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:


x = lim
vi t i
x 0

t2

vdt

...

t1

(2.14)
Jarak dapat ditentukan dengan cara yang sama pada penentuan perpindahan dengan
harga batas yang berbeda, tergantung dari bentuk grafiknya adalah sebagai berikut ini:
v

t2

t1

t3

Perpindahan =

t3
x =

v(t )dt

....

t1
(2.15)

17

Jarak

t3
v
(
t
)
dt

x=
v(dt )
t1
t2
t2

...

(2.16)

Contoh 2.5
Sebuah partikel bergerak pada garis lurus dengan kecepatan pada saat t dinyatakan
oleh v = 3t2- 6t 9, t dalam sekon dan v dalam m/s. Tentukan besar perpindahan dan
jarak yang ditempuh partikel di antara t = 1 s dan t = 4 s.
Penyelesaian:
Untuk v = 0, diperoleh nilai t sebagai berikut:
3t2 6t 9 = 0
t2 2t 3 = 0 (t-3)(t+1) = 0 t = 3 s atau t = -1 s
Sketsa grafik V = 3t2 6t 9 ditunjukkan pada grafik berikut ini:
v
V=3t2-6t-9

t=1

-1
0

t=2

t=4

Perpindahan =
4

x = v (t ) dt =
1

( 3t -6t-9)dt = [ t -3t -9t ]1 = + 9 cm.


2

Tanda positif menyatakan bahwa benda sedang bergerak ke arah sumbu x


positf
Jarak

t2

x = - v (t ) dt

t1

t3

2
2
v(dt ) = - 1 (3t 6t 9)dt 3 (3t 6t 9)dt
t2

x = - [t 3 3t 2 6t

] [t
1

3t 2 6t ] -(-16)+(7) = 23 cm
3

E. Gerak Jatuh Bebas

18

erak vertikal adalah gerakan suatu benda yang menempuh lintasan vertikal
terhadap tanah di mana selama gerakannya benda tersebut hanya mengalami
percepatan geravitasi bumi (gesekan udara terhadap
benda diabaikan). Percepatan

g
gravitasi adalah besaran vektor, dengan notasi
dan arahnya menuju pusat bumi.
Besarnya percepatan gravitasi di sekitar permukaan bumi secara rata-rata (g) = 10 m/s 2.
Gerak vertikal merupakan salah satu contoh gerak lurus berubah beraturan, karena itu

rumus-rumus gerak lurus beraturan berlaku juga untuk gerak vertikal; percepatan a

dalam gerak vertikal menjadi g = -g = -9,8 m/s 2. Tanda negatif menyatakan arah vektor
percepatan gravitasi bumi yang menuju pusat bumi (sumbu negatif). Juga lambang
perpindahan, dimana dalam gerak lurus lambang perpindahan s atau x, diganti menjadi
y dalam gerak vertikal. Bila arah gerakannya ke atas y bertanda positif, dan
gerakannya menuju pusat bumi ke bawah, y bertanda negatif. Berdasarkan cirinya,
gerak vertikal dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu: (1) gerak jatuh bebas, (2) gerak
vertikal, dan (3) gerak vertikal ke atas.
Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah dengan kecepatan awal sama
dengan nol (vo= 0). Rumus-rumus gerak jatuh bebas:

v gt .(2.17)

2
y=1g
...
2

(2.18)


2g y

..... (2.19)

Gerak vertikal ke bawah adalah gerak vertikal suatu benda yang dijatuhkan dari suatu

ketinggian dengan kecepatan awal


. Di sini
dan y bertanda negatif (menuju

sumbu negatif menurut sumbu koordinat).

Gerak vertikal ke atas adalah gerak vertikal suatu benda yang dilemparkan ke atas

dengan kecepatan awal vo . Di sini vo dan y bertanda positif (menuju sumbu positif
menurut sumbu koordinat)
Perlu diingat bahwa tanda vektor disini (juga pada rumus-rumus lainnya) hanya
mengingatkan kita bahwa besaran tesebut adalah besaran vektor (penting
mencantumkan besar dan arahnya
Contoh 2.6.
Bola jatuh bebas dari ketinggian 40 m. Berapakah waktu yang dibutuhkan bola untuk
mencapai tanah?
Penyelesaian:
Diketahuai:

y 10m

g 9,8 m s 2
Ditanya:
t = ?
Jawab:

19


2y
2. 40m
1 2
y 2 gt t
2,86 s
g
9,8 m 2
s

TUGAS KELOMPOK KE -2

1. Vektor posisi suatu benda dinyatakan oleh persamaan r t 2 2t i 4t 2 j , dimana


t dalam detik, r dalam meter.
a.
Tentukan besar dan arah perpindahan benda dari t = 2 s dan t = 3 s
b.
Tentukan kecepatan rata-rata benda antara t = 1 s dan t = 3 s
2. Posisi suatu benda yang bergerask spiral (helix) diberikan oleh persamaan

r t 6 cos 2t i 6 sin 2t j 3t k meter


a. Tentukan posisi benda saat t = 0 dan t = 1/3 sekon
b. Tentukan kecepatan benda pada t = 0 dan t = 1/3 sekon
c. Tentukan perobahan kecepatan benda pada t = 0 dan t = 1/3 sekon
3. Benda bergerak sepanjang sumbu x dengan jaraknya dari titik awal dinyatakan oleh
persamaan x(t) = 8t 3 t2, dimana x dalam cm dan t dalam detik.
a. Hitung kelajuan rata-rata pada interval t = 0 ke t = 1 s dan interval t = 0 ke t = 4s
b. Hitung kelajuan rata-rata pada interval t dan t
c. Berapa harga limit jika t menuju nol
d. Tentukan saat di mana benda diam
e. Hitung perobahan kelajuan setiap saat
4. Partikel bergerak sepanjang sumbu X. Posisinya merupakan fungsi waktu yang
dinyatakan oleh persamaan x = At2 + B, dimana A = 2,1 ms-2 dan B = 2,8 m.
Tentukan :
a. Pergeseran partikel selama interval waktu t1 = 3,0s ke t2 = 5,0 s
b. Kecepatan rata-rata selama interval waktu tersebut
c. Magnitudo dari kecepatan sesaat pada t = 5,0 s
5. Suatu mobil bergerak dari satu tempat ketempat lain dalam selang waktu 2 jam,
dinyatakan dalam grafik kecepatan terhadap waktu sepertti gambar berikut:
a. Hitung percepatan maksimum yang
dialami selama mobil bergerak
b. Tentukan jarak yang ditempuh selama
1 jam pertama

V (km/jam
8,0
6,0
4,0

20
0,6 0,8 1,0

2,0

t jam

6. Posisi partikel terhadap waktu diberikan oleh


t,
s
x, m

10

11

15

45

65

70

60

-30

-50

-50

-55

-55

Petakan x terhadap t, dan gambarlah kurva mulus x(t). Tunjukkanlah waktu atau
selang waktu ketika (a) kelajuan terbesar, (b) kelajuan terkecil, (c) kelajuan nol, (d)
kelajuan konstan, (e) percepatan positif, dan (f) percepatan negatif.
7. Sebuah mobil polisi mengejar seorang pengebut yang bergerak dengan kelajuan 125
km/j. Kelajuan maksimum polisi adalah 190 km/j. Mobil polisi bergerak dari keadaan
diam dengan percepatan konstan 8 km/j sampai kelajuannya 190 km/j. Mobil polisi
ini kemudian bergherak dengan kelajuan konstan. (a) Kapankah mobil polisi
menyusul pengebut itu jika mobil polisi ini berangkat tepat ketika pengebut
melewatinya? (b) Berapakah jarak yang ditempuh oleh masing-masing mobil? (c)
Gambarkan x(t) untuk masing-masing mobil.
8. Sebuah mobil dipercepat dari keadaan diam dengan percepatan 2 m/s 2 selama 20 s.
Kelajuan kemudian diatur konstan selama 20 s, setelah itu terjadi percepatan -3 m/s2
sampai mobil berhenti. Berapakah jarak total yang ditempuh mobil?
9

Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas dari tanah dengan percepatan 8 m/s2.
Bahan bakarnya habis dalam 4 sekon. (a) .berapakah ketinggian maksimum yang
dapat dicapai roket? g = 10 m/s2. (b) Berapa lama roket tersebut berada di udara?

10 Sebuah bola dilempar vertikal ke atas dari atap dengan kelajuan 15 m/s. Dua sekon
kemudian, bola lainnya dijatuhkan bebas dari atap. (a) Kapan dan di mana kedua
bola bertemu? (b) Berapa kelajuan masing-masing bola saat bertemu? g = 10 m/s.

II. Kinematika Dalam Dua Dimensi


A. Vektor Kecepatan

21

ndaikan kita sedang mengendarai mobil dengan kelajuan 50 km/jam seperti yang
ditunjukkan oleh pembacaan spidometer dan mengarah ke selatan seperti yang
ditunjukkan oleh kompas. Spidometer memberikan kelajuan, besar kecepatan, dan
kompas menyatakan arah kecepatan. Vektor kecepatan sesaat adalah vektor yang
menunjukkan arah gerakan dan mempunyai besar yang sama dengan kelajuan mobil.
Vektor ini sama dengan laju perubahan vektor perpindahan.
Ambar 2.4 di bawah ini menunjukkan sebuah partikel yang bergerak sepanjang
suatu kurva dalam ruang. (Kurva ini jangan diacukan dengan gambar x versus t
untuk gerak partikel dalam satu dimensi). Kita definisikan posisi partikel dengan
pertolongan
vektor perpindahannya dari titik asal O. Perpindahan ini dinamakan vektor
posisi r . Jika partikel berada di titik (x,y), vektor posisinya adalah:

r xi yj

......

(2.20)

P1 pada t1

s
r

r1

P2 pada t2

r2

Gbr. 2.4 Sebuah partikel bergerak sepanjang kurva


Sembarang
dalam ruang dengan vektor posisi r1
dan r2 pada dua saat yang berbeda t1dan t 2

Pada saat t1, partikel berada di titik P1 yang ditunjukkan oleh vektor posisi

yang

ditarik dari titik acuan O. Pada saat berikutnya yaitu t 2, partikel berada di titik P2 dan
mempunyai vektor posisi
Vektor perpindahan partikel tersebut adalah:
2

r r2 r1 .
(2.21)
Rasio vektor perpindahan terhadap selang waktu t2 t1 = t disebut vektor
kecepatan rata rata. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut:

r
=

r
t
(2.22)

pabila selang waktu yang semakin kecil, besar perpindahan mendekati jarak yang
sebenarnya yang ditempuh partikel sepanjang kurva (Gbr. 2.5)
y
P1

r1

P2''
r ' ' ' P '
r 2
r
P

r2

22
x

Gbr.2.5 Jika selang waktu semakin kecil, besar vektor perpindahan


mendekati jarak sebenarnya yang ditempuh sepanjang kura,
dan arah vektor perpindahan mendekati arah garis singgung
di kurva titik P1.

imit vektor kecepatan rata-rata untuk selang waktu t mendekati nol disebut
vektor kecepatan sesaat, juga sering disebut kecepatan sesaat atau kecepatan
saja. Secara matematis kecepatan sesaat dituliskan sebagai berikut:

(2.23)

r
dr

v lmit

t 0 t
dt

..

ika vektor sesaat adalah turunan vektor posisi terhadap waktu dan arahnya adalah
sepanjang garis singgung pada kurva yang ditempuh oleh partikel dalam ruang.
Karena itu arahnya menunjuk arah gerakan partikel. Besar kecepatan sesaat sama
dengan kelajuan ds/dt, dengan s adalah jarak yang ditempuh diukur sepanjang kurva.
Untuk menghitung turunan pada persamaan (2.20), kita harus menyatakan vektor posisi
dalam komponen-komponennya seperti pada persamaan (2.24):


r r 2 r 1 = (x -x ) i +(y -y ) j
2

x i y j
v lim it
lim it
=
t 0 t
t 0
t

x i
y j

t
t

lim it
t 0

(2.24)
atau
dx dy
v
i
j .. (2.25)
dt
dt
Contoh 2.7.
Sebuah kapal layar mempunyai koordinat awal (x1,y2) = (100m,200m). Dua menit
kemudian, kapal itu mempunyai koordinat (x2,y2) = (120m,210m). Berapakah komponenkomponennya, besar, dan arah kecepatan rata-ratanya untuk selang 2,00 menit.
Penyelesaian:
Vx,rata-rata=

x x

y , rata rata

120 m 100 m
10,0m / menit
2,00 menit

210 m 200 m
5,0 m/menit
2,00 menit

23

Vrat-rata=

(v

Arah: tg =

x , rata rata

vy
vx

) (v

y , rata rata

(10,0) 2 (5,0) 2

(125 m 2 ) = 11,2 m/s

5
0,5 - = arc tg 0,5 = 26,60
10

B. Vektor Percepatan

ektor percepatan rata-rata didefinisikan sebagai rasio (perbandingan) perubahan

kecepatan sesaat v terhadap selang waktu t . Secara matematis percepatan


rata-rata dirumuskan sebagai berikut:

(2.26)

v
t

..

ektor pecepatan sesaat didefinisikan sebagai limit rasio percepatan rata-rata ketika
selang waktu mendekati nol. Artinya kecepatan sesaat adalah turunan vektor
kecepatan terhadap waktu. Secara matematis dirumuskan:

a lim it v ....
t 0
t
(2.27)

alam sistem koordinat, kecepatan sesaat dan percepatan sesaat dapat dinyatakan
seperti persamaan berikut:


dx dy j
v v xi v y j i
dt
dt

...

(2.28)
2
2
dv y
dv
j d x i d y j .. (2.29)
a x i
dt
dt
dt 2
dt 2

Contoh 2.8.
Sebuah mobil bergerak ke timur dengan kelajuan 60 km/jam. Lintasan mobil ini ditunjukkan pada kurva, dan 5 s kemudian mobil bergerak ke utara dengan kelajuan 60 m/jam.
Carilah percepatan rata-rata mobil ini.
Penyelesaian:

v = 60 km/j i dan v 60 km/j .


v v v 60km / j j 60km / j i 3,3 m
a t 5s
5s
s
1

j 3,3 m i
s2

Magnitudo (besar) percepatan rata-rata bobil tersebut adalah:

24

a=

a a

( 3,3) 2 (3.3) 2 =

21,78

= 4,67 m/s2.

C. Kecepatan Relatif

ecepatan sebuah benda kadang-kadang diukur relatif terhadap suatu sistem


koordinat yang bergerak relatif terhadap sistem koordinat lainnya. Sebagai contoh,
bayangkan dua kereta api yang yang saling mendekati, masing-masing dengan laju 80
km/jam terhadap bumi. Pengamat di sisi rel akan mengukur 80 km/jam sebagai laju
setiap kereta. Pengamat di tiap kereta (kerangka acuan yang lain) akan mengukur laju
160 km/jam untuk kereta yang mendekatinya. Dengan cara yang sama, ketika satu
mobil berjalan dengan laju 90 km/jam melewati mobil kedua yang berjalan dengan arah
yang sama pada laju 75 km/jam, mobil pertama mempunyai laju relatif terhadap mobil
kedua sebesar 90 km/jam 75 km/jam = 15 km/jam. Ketika kecepatan berada di
sepanjang jalur yang sama, penambahan atau pengurangan yang mudah sudah cukup
untuk mendapatkan kecepatan relatif. Tetapi jika tidak berada pada jalur yang sama, kita
harus menggunakan penambahan vektor.
ntuk menghindarkan kekeliruan dalam menjumlahkan atau mengurangkan vektor
yang salah, maka perlu sekali menggambarkan diagram dan menggunakan proses
pemberian label dengan teliti yang bisa memperjelas persoalan. Setiap kecepatan diberi
label dengan dua indeks: yang pertama menunjukkan benda, yang kedua menyatakan
kerangka acuan di mana benda tersebut memiliki kecepatan.
Sebagai contoh, misalkan sebuah perahu akan menyeberangi sungai ke sisi seberang

Kita misalkan v sebagai kecepatan perahu terhadap air. (Ini juga merupakan kecepaPA
tan perahu relatif terhadap tepian jika air tidak bergerak). Dengan cara yang sama,

PT

adalah kecepatan perahu terhadap tepi sungai, dan

AT

adalah kecepatan air

sementara v

terhadap tepi sungai (ini merupakan arus sungai). Perhatikan bahwa


kecepatan yang dihasilkan motor perahu (terhadap air),
dengan

PA

adalah

PA
PT

sama

ditambah efek arus. Penjelasan tersebut di atas, dapat digambarkan

sebagai berikut:

U
BY

vAT

T
Y
S

Air Sungai

VPT

PT

v PA v AT

Di mana:

VPA

25

PT

= kecepatan perahu terhadap


tepi sungai.

PA

= kecepatan perahu terhadap


air.

AT

= kecepatan air terhadap tepi


sungai (arus sungai)

Gambar 2.6 Perahu harus mengarah ke hulu


dengan sudut jika ingin menyeberang sungai lurus ke seberang. Vektor-vektor kecepatan
ditunjukkan dengan tanda panah
tebal.

ntuk dua benda atau kerangka acuan A dan B, kecepatan A relatif terhadap B
memiliki besar yang sama, tetapi arahnya saling berlawanan.Secara matematis,
kecepatan B relatif terhadap A dirumuskan sebagai berikut:

(2.30)

v AB
BA

...

Contoh 2.9.
Laju sebuah perahu pada air tenang adalah VPA = 1,85 m/s. Jika perahu tersebut akan
menyeberang lurus ke seberang sungai yang lajunya vAT = 120 m/s, dengan sudut
berapa ke arah hulu perahu tersebut harus diarahkan?

Penyelesaian:
vAT
VPT

VPA

Sin =

v
v

AT

Arus sungai

120 m / s
= 0,6486.
1,85 m / s

PA

= arc sin 0,6486 = 40,4o


Dengan demikian, perahu harus mengarahkan ke hulu dengan sudut 40,40, agar
perahunya menyeberang lurus ke seberang sungai.

26

D. Gerak Peluru

erak peluru merupakan hasil perpaduan gerak lurus beraturan (GLB) dengan gerak
lurus berubah beraturan (GLBB). Benda-benda yang berada di udara dalam dua
dimensi di dekat permukaan bumi, seperti bola golf, bola yang dipukul atau dilempar
pada permainan baseball, bola yang ditendang, peluru yang ditembakkan dari senapan,
para atlit yang melakukan lompat jauh atau lompat tinggi. Semua contoh-contoh di atas
adalah contoh gerak peluru. Pembahasan gerak peluru ini, hambatan udara diabaikan;
tidak memperhitungkan proses bagaimana benda dilemparkan, tetapi hanya
memandang gerakannya setelah dilemparkan dan bergerak bebas di udara dengan
pengaruh gravitasi bumi semata, yang arahnya ke bawah (menuju pusat bumi) yang
besarnya g = 9,8 m/s2 dan dianggap konstan.
rang yang pertama sekali mendeskripsikan gerak peluru secara akurat adalah
Galileo. Ia menunjukkan bahwa gerakan tersebut bisa dipahami dengan
menganalisa komponen-komponen horizontal dan vertikal gerak parabola tersebut
secara terpisah. Ini merupakan analisis inovatif, tidak pernah dilakukan oleh siapapun
sebelum Galileo. Dalam analisis ini tidak memperhitungkan gesekan udara. Untuk
mudahnya kita anggap bahwa gerakan dimulai pada waktu t = 0 pada titik awal dari
sistem koordinat koordinat (berarti x0 dan y0 = 0). Untuk lebih jelasnya mari kita bahas
melalui analisis berikut ini:

nalisis 1. Misalkan sebuah bola (kecil) yang berguling jatuh dari sebuah meja

dengan kecepatan awal vox dengan arah horizontal (x), seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 2.7 berikut:

y
Vox

x
vx

Vy

vx
Vy

vx
Vy
vx

Jatuh vertikal

Vy

27

Gbr. 2.7

Sebuah benda diluncurkan dari ketinggian


tertentu dengan sudut elevasi 00.

asil analisis 1, yaitu analisis terhadap komponen vertikal (y) dari gerak tersebut.
Begitu bola meninggalkan meja (pada t= 0) bola mengalami percepatan vertikal ke
bawah (- g) yang disebabkan oleh gravitasi bumi. Besar kecepatan dalam arah sumbu y
negatif makin ke bawah makin besar, sedangkan dalah arah sumbu x besar
kecepatannya tetap. Dengan demikian, a pada awalnya nol tetapi terus bertambah
dengan arah ke bawah sampai bola menyentuh lantai. Misalkan ditentukan y postif ke
atas dan y negitf ke bawah. Berarti ay = -g Dengan demikian, persamaan-persamaan
gerak peluru untuk kasus 1 itu dapat dituliskan:
vy g t
.....
(2.31)
y 12 gt 2
...
(2.32)

2 gy ....

(2.33)
Ingat! Bahwa besaran vy , g, dan y adalah besaran vektor, oleh kerena itu harus
diperhitungkan besar (nilai) dan arahnya; apapila arahnya menuju sumbu positif
digunakan tanda positif, sebaliknya apabila arahnya menuju sumbu negatif digunakan
tanda negatif. Khusus untuk percepatan gravitasi arahnya tak pernah menuju sumbu
positif tetapi arahnya selalu menuju sumbu negatif (menuju pusat bumi), karena itu
selalu digunakan g. Magnitudo percepatan graviasti bumi di permukaan bumi rata-rata
= 9.8 m/s2.

nalisis 2. Misalkan sebuah peluru ditembakkan ke atas dengan sudut elevasi


seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8 berikut:
Vy

vx
vx

ymaksimum
Vyo
0

vo

Vy

Vox

a = -g
xmaksimum

28

Gbr. 2.8 Sebuah peluru ditembakkan ke udara dengan


sudut elevasi dengan sumbu x positif.

asil analisis 2 ini, komponen kecepatan awal ada dua, yaitu komponen kecepatan
awal dalam arah vertikal ke atas ( voy v0 sin ), dan komponen kecepatan
dengan arah horizontal ( vox v0 cos ). Karena adanya percepatan gravitasi bumi
yang arahnya ke bawah (sb y-), maka besar kecepatan dalam arah vertikal (

berkurang sampai mencapai nol pda saat peluru mencapai titik tertinggi, tetapi besar
kecepatan dalam arah sumbu x (

) tetap besarnya, yaitu

vx = vo cos .
ersamaan-persamaan matematik untuk analisis 2 ini dapat dijabarkan untuk
beberapa keadaan, yaitu: (1) peluru mencapai titik tertinggi, (2) peluru mencapai titik
terjauh, dan (3) peluru berada pada titik sembarang.

1. Peluru berada pada titik tertinggi


Ketika peluru berada pada titik tertinggi, kecepatan peluru dalam arah sb y+ = 0.

v y 0 syarat peluru mencapai titik tertinggi

y=

g
t
oy

0 =

v cos gt

max

max

sin
g

(2.34)
ymax v o sin (tmax ) 2

v0 sin
2g
2

ymin

2
2 gt max v0 sin .

vosin

v0 sin
2
g

(3.35)
2. Peluru mencapai titik terjauh:
Ketika peluru mencapai titik terjauh, tinggi peluru sama dengan nol (y = o)

max

R vox 2tmax vo cos . 2

max

vo sin 2
g

vo sin
g

.......

(2.36)
3. Peluru berada pada titik sembarang

29

Dalam arah horizontal:


vx vox
.......
(2.37)
x vox t
...
(2.38)
Dalam arah vertikal:
v y voy gt (2.39)

y y0 v0 y t 12 gt 2 ....
(2.40)
Jika yo = 0 , maka persamaan 2.40 menjadi:
2
y voy gt ..(2.41)
Besar Kecepatan peluru pada titik sembarang:
v

vx v y

....(2.42)

v y
vx

Arah kecepatannya : tg =

..

(2.43)
Contoh 2.10.
Seorang pemain pengganti mengendarai sebuah motor yang melaju melompat dari atas
sebuah tebing dengan tinggi 50,0 m. Seberapa cepat motor tersebut harus
meninggalkan puncak tebing jika harus mendarat di daratan rata di bawahnya, yang
berjarak 90,0 m dari kaki tebing.
Penyelesaian:

y 12 g t 2

R = v0x . t - vox =

2. y / g

2 x 50 m
=
9,8 sm2

10,20 s 2

=3,19 s.

R
90m

28,2m / s
t
3,19 s

Contoh 2.11.
Sebuah bola ditendang dengan sudut elevasi () = 370 dengan kecepatan 20 m/s,
sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Hitung :
Tinggi maksimum yang dicapai bola, (b) waktu yang diperlukan sebelum menyentuh
tanah, (c) jarak horizontal yang dicapai bola, (d) Vektor kecepatan pada saat bola
mencapai titik tertinggi, dan (e) vektor percepatan pada ketinggian maksimum. Anggap
bola meninggalkan kaki pada ketinggian permukaan tanah.
v

vo

voY

37

voX

vy= 0 pada titik ini (titik tertinggi


v

30

x
a = -g
Penyelesaian:
v ox = vo cos = v0cos 370 = (20 m/s)(0,799) = 16 m/s
voy = v0 sin = vosin 370 = (20 m/s)(0,602) = 12 m/s
a) Pada titik tertinggi ( v y 0)
v y voy gt max

b)
c)
d)
e)

0 =

vo sin -9,8 m/s2 t max

t max

12 m s
9,8 m s 2

= 1,22 s.

2
2
ymax vo sin 37 o t max 1 g t 2 max = 12 m/s.1,22 s - 12 .9,8 m/s .(1,22 s)
2
= 14,64 m 7,29 m = 7,35 m
tdi udara = 2tmax= 2.1,22 s = 2,44 s

xmax = R = v o cos . 2t max = 16 m/s . 2. 1,22 s = 39,04 m


Pada titik tertinggi tidak ada komponen vertikal dari kecepatan, hanya ada
komponen horizontal yang besarnya konstan selama bola tersebut melayang di
udara.
Vektor percepatan adalah sama pada titik tertinggi maupun pada saat lainnya, yaitu
9,8 m/s2 dengan arah ke bawah.

E. Gerak Melingkar
Gerak melingkar ialah suatu gerak titik materi yang lintasannya merupakan lingkaran.
Bila laju benda (titik materi) yang bergerak melingkar tetap, disebut gerak melingkar
beraturan. Jagi gerak melingkar beraturan adalah gerak titik materi (benda) yang
lintasannya berbentuk lingkaran dengan laju konstan. Untuk pembahasan lebih lanjut,
mari kita tinjau sebuah benda kecil (titik materi melintasi sebuah lingkaran berjari-jari R).
Q
s
O

v
P

31

Gbr. 2.9 Lintasan titik materi sepanjang


lingkaran dengan laju konstan

Selama selang waktu

t titik materi bergerak dari titik P ke titik Q, yang ditunjukkan


dengan vektor perpindahan , sehingga kecepatan rata-rata (seperti pada gerak lurus)
didefinisikan sebagai perpindahan dibagi selang waktu. Secara matematis dituliskan:
s
vr =
Sedangkan kecepatan sesaat di P didefinisikan sebagai limit
t
kecepatan rata-rata, bila Q makin mendekati P dan t mendekati nol. Secara
matematis ditulisksan:
s
t 0 t

vs lim
(2.44)

elama Q mendekati P arak vektor s mendekati arah garis singgung lingkaran di


P, sehingga arah vektor kecepatan sesaat di P berimpit dengan arah singgung
lingkaran di P. Pada saat ini kita hanya membicarakan suatu kejadian khusus yaitu
gerak melingkar dengan laju konstan, dan disebut gerak melingkar beraturan. Apabila
periode (waktu yang dibutuhkan titik materi untuk mengelilingi lingkaran 1 kali)
dinyatakan dengan T, maka laju partikel dinyatakan dengan persamaan:
v

2R
T

(2.45)

ada gerak melingkar beraturan, besar sudut yang ditempuh oleh jari-jari R dalam
selang waktu yang sama ( t ) senantiasa konstan. Dalam matematika besar
sudut dinyatakan dengan radian yang besarnya ditetapkan sebagai berikut:

2 radian = 3600 atau 1 radian (rad) = 1800/ , atau 10 =

rad, dan 900 = 12 rad.


180
Karena selama selang waktu T, besar sudut yang ditempuh oleh R adalah 2
2
rad, maka
dinamakan kecepatan anguler (kecepatan sudut) dengan
T
notasi , sehingga persamaan untuk kecepatan sudut dituliskan:
2

..
T
(2.46)
Satuan kecepatan sudut adalah radian/sekon (rad/s) atau derajat/sekon (0/s).

pabila persamaan (2.45) di substitusikan ke persamaan (2.46), akan diperoleh


persamaan yang menyatakan hubungan laju linier dengan kecepatan angulernya
dituliskan dengan persamaan berikut:

32

v R

(2.47)

eskipun laju titik materi konstan, namun kecepatan liniernya tidak konstan, karena
kecepatan linier tersebut adalah besaran vektor (mempunyai nilai dan arah).

Vektor v1 dan v2 adalah kecepatan linier titik materi di titik P dan Q dimana
panjangnya sama, tetapi arahnya tidak sama , seperti yang ditunjukkan pada gambar
2.10a di bawah ini:
Q
Q

V2

s
O

Gbr. 2.10a. Arah vektor kecepatan pada


dua titik yang berbeda

V2

v2

V1

-v1

v
R

Gbr. 2.10b. Arah perubahan vektor kecepatan


yang menuju pusat lingkaran

erubahan vektor kecepatan persatuan waktu dinamakan percepatan rata-rata. Pada


gambar 2.10b memperlihatkan gambar segitiga vektor untuk memperoleh

perubahan vektor kecepatan v di tengah-tengah busur PQ, yaitu di A (Gbr.2.10b).


Vektor v2 dipindahkan titik tangkapnya di A, sehingga arah vektor v1 berlawanan dengan
arah semula (menjadi negatif). Sebagai akibatnya, berdasarkan metode segitiga vektor
diperoleh beda vektor kecepatan v menuju pusat lingkaran O. Demikian pula arah
v
percepatan rata= ar =
. Karena nilai kecepatan v1 = v2 = v (konstan), maka istilah
t
percepatan rata-rata disebut percepatan saja, dan dituliskan:
v
a =
.
t
(2.48)
Arah percepatan tersebut menuju ke O .Untuk menentukan v dapat
ditentukan dengan menggunakan sifat-sifat dua buah segitiga sebangun. Dari gambar
2.10b terlihat bahwa OPQ dan O ' AB adalah sebangun, karena masing-masing
segitiga adalah sama kaki dan kedua kakinya saling tegak lurus. Kita tahu bahwa besar
vektor v1 = v2 = v, maka akan diperoleh:
v s
v

v s .(2.49)
v
R
R
Dengan mensupstitusikan persamaan (2.49) ke persamaan (2.48) akan diperoleh:

33

v s
v
a
v =
=
R t
R

, dan arahnya selalu menuju pusat lingkaran, yang

selanjutnya dinamakan percepatan sentripetal atau percepatan radial ( aR ) , dan


dituliskan sebagai berikut:

aR

...

(2.50)
Di mana:

aR = percepatan sentripetal/radial (m/s2)


v2 = kecepatan singgung/tangensial (m/s)
R = jari-jari lingkaran (m)
Contoh 2.12.
Sebuah mobil mengelilingi sebuah kurva berjari-jari 30 m. Jika percepatan sentripetal
maksimum yang diberikan oleh gesekan adalah 5 m/s 2. Hitunglah kecepatan maksimum
mobil ini dalam kilometer/jam.
Peneyelesaian:

aR
v

aR R

m
x 30 m
s2

150

m2
s2

= 12,2 m/s
= 44 km/jam.

E. Hubungan Roda-roda

ntuk menghubungkan dua buah roda dapat digunakan dengan tiga cara, yaitu: (a)
hubungan sepusat (satu poros), (b) bersinggungan (khusus untuk roda gigi), dan (c)
dengan tali, sabuk, atau rantai.

34

(a)

(b)

(c)

1 2 atau
v1
v
2
R1 R2

v1 v2

1 R1 2 R2

v1 v2

1 R1 2 R2

Contoh 2.13.
Sebuah mesin penggilingan padi menggunakan dua buah roda yang dihubungkan
dengan sabuk. Roda yang lebih kecil berjari-jari 5 cm diputar mesin pada 120 rad/s. Jika
jari-jari roda yang lebih besar 16 cm, berapa rpm roda tersebut akan berputar?
Penyelesaian:
a).

b).

Roda yang dihubungkan dengan sabuk satu dengan lainnya memiliki kelajuan
yang sama.

v1 = 1 R1 = (120 rad/s)(0,05 m) = 6 m/s


v1 v2 6 m/s
2
v2 2 R2 =
R2 = 2R2 f 2
T2

f2
f2 =
=
=

v2
6ms

2R2 2 x 0,16 m
600
Hz
32

600 1 putaran
x
32 160 menit
36000
rpm 358 rpm. (singkatan dari rotasi per menit).
32 x3.14

TUGAS KELOMPOK KE - 3
1. Seorang perenang mengarah langsung ke seberang sebuah sungai, berenang
dengan laju 1,6 m/s relatif terhadap air yang diam. Ia tiba di titik 40 m di hlir dari titik
tepat di seberang sungai yang lebarnya 80 m. (a) Berapakah kelajuan arus sungai?

35

(b) Berapakah kelajuan perenang relatif terhadap tepi sungai? (c) Ke arah mana
perenang itu harus berenang agar tiba di titik tepat di seberang titik awalnya?
2. Sebuah pesawat terbang dengan kelajuan 250 km/j relatif terhadap udara yang
diam. Angin bertiup dengan 80 km/j dalam arah timur laut (yaitu 45 0 ke timur dari
arah utara). (a) Dalam arah mana pesawat harus terbang agar menuju ke utara? (b)
Berapakah kelajuan pesawat relatif terhadap tanah?
3. Proyektil ditembakkan dari suatu ketinggian 150 m diatas tanah. Karena gravitasi
bumi proyektil tersebut semakin lambat. Jika kecepatan proyektil tersebut dinyatakan

sebagai fungsi waktu yaitu : v t 10 t 50 , dimana t dalam detik dan v dalam


meter per detik.
a. Kapan proyektil mencapai titik tertinggi ?
b. Berapa tinggi maksimum yang dicapai dihitung dari tanah ?
4. Sebuah bola dilemparkan ke arah pemain dengan kelajuan awal 20 m/s dengan
arah sudut 450 terhadap arah horizontal. Pada saat bola dilempar, pemain berada 50
m dari pelempar. Pada kelajuan berapa dan dalam arah mana ia harus lari untuk
menangkap bola pada ketinggian yang sama dengan ketika bola dilepas?
5. Sebuah bola hoki es yang dipukul pada permukaan es tepat terbang melewati
puncak sebuah tembok kaca yang tingginya 2,80 m. Waktu terbang ke titik ini adalah
0,650 s, dan jarak horizontal adalah 12,0 m. Carilah (a) kelajuan awal bola ini, dan
(b)ketinggian maksimum yang akan dicapai.
6. Seorang pemain baseball memukul sebuah bola yang mendarat pada kedudukan 24
m di atas lapangan permainan. Bola mendarat dengan kecepatan 50 m/s dengan
sudut 350 di bawah arah horizontal. (a) Jika pemain memukul bola 1 m di atas
lapangan permainan, berapakah kecepatan bola ketika meninggalkan tongkat
pemukul ? (b) Berapakah jarak horizontal yang ditempuh bola? (c) Berapa lamakah
bola itu berada di udara? (Abaikan hambatan udara).
7. Seorang pilot pesawat terbang berangkat dari sebuah tukikan dengan mengikuti
sebuah lingkaran yang jari-jarinya 300 m. Di dasar lingkaran, di mana kelajuannya
180 km/j, kemanakah arah dan berapakah besar percepatannya?
8. Seorang anak akan memutar sebuah bola yang terikat pada tali dalam lingkaran
horizontal berjari-jari 1 m. Berapakah putaran per menit harus dibuat bola jika
percepatannya ke pusat lingkaran harus mempunyai besar yang sama seperti
percepatan karena gravitasi?

Latihan Individu: Tes Pemahaman Konsep


1. Gambar di bawah menggambarkan sebuah mobil berangkat dari kota A menuju kota
B dengan perjalanan melintasi kota A-C-D-E-B
C

36
A

Berdasarkan gambar lintasan tersebut di atas, yang dinamakan dengan perpindahan


adalah .
A. Garis belok-belok A-C-D-E-B
B Garis lurus A-B
C. Garis lurus B-A
D. Garis belok-belok B-E-D-C-A.
2. Sebuah mobil bergerak dari A ke B melalui jalan A-C-D-E-B.
C

Garis belok-belok A-C-D-E-B disebut jarak tempuh, karena ..


A. Garis itu adalah panjang lintasan yang sebenarnya dilalui
B. Garis itu adalah jarak lurus antara kedudukan awal dan kedudukan akhir
C. Garis itu hanya satu-satunya jalan yang dapat ditempuh oleh mobil itu
D. Panjang lintasan yang sebenarnya dilalui
3. Dalam kasus 2 di atas, garis lurus AB adalah perpindahan karena
A. Garis itu adalah jarak lurus antara kedudukan awal dan kedudukan akhir
B. Hanya satu-satunya jalan yang dapat ditempuh mobil itu
C. Jalan itu merupakan lintasan yang paling mudah untuk mencapai B
D. Bila arah gerakan itu ke kanan, perpindahannya posotif.
4.

Perpindahan itu adalah


A. Besaran vektor
B. Arahnya dapat positif atau negatif bergantung pada arah geraknya
C. Arahnya tergantung dari arah perpindahan itu
D. Bila arah geraknya itu ke kanan, perpindahannya positif.

5. Speedometer pada sebuah mobil mencatat atau menunjukkan


A. Kelajuan rata-rata
C. Kecepatan
B. Kelajuan
D. Kelajuan sesaat
C. Kecepatan

37

6. Spedometer sebuah mobil yang sedang berjalan ke timur terbaca 100km/jam. Mobil
itu melewati mobil lain yang berjalan ke barat pada 100km/jam. Kedua mobil itu
mempunyai
A. Kelajuan yang sama dan kecepatan sama
B. Kelajuan yang berlawanan dan kecepatan sama
C. Kelajuan yang sama dan kecepatan berlawanan
D. Kelajuan yang berlawanan dan kecepatan berlawanan
7. Suatu benda yang memiliki kelajuan tetap dapat memiliki berbagai kecepatan.
Contoh dari kejadian ini
A. Jika benda bergerak lurus beraturan
B. Jika benda bergerak lurus dengan kecepatan tetap
C. Jika benda bergerak melingkar beraturan
D. Jika benda bergerak mengikuti lintasan parabola.
8. Jika kecepatan rata-rata sebuah benda pada selang waktu tertentu adalah nol. Ini
berarti bahwa
A. Perpindahan benda itu sama dengan jarak yang ditempuh
B. Perpindahan benda itu lebih besar dari jarak yang ditempuh
C. Perpindahan benda itu nol karena benda kembali ke posisi mula-mula
D. Perpindahan benda nol karena sama sekali benda itu memang tidak begerak
9. Karakteristik di bawah ini adalah yang membedakan kelajuan dan kecepatan
KECUALI
A. Kelajuan besaran skalar dan kecepatan besaran vektor
B. Satuan
kelajuan
adalah
jarak/interval
waktu,
satuan
kecepatan
perpindahan/interval waktu
C. Kelajuan tidak mempunyai arah, kecepatan mempunyai arah tertentu
D. Kelajuan dan kecepatan selalu bernilai poitif
10. Jika satu mobil begerak dengan kecepatan konstan, maka mobil itu juga bergerak
dengan
A. Kelajuan tetap jika mobil begerak lurus beraturan
B. Kelajuan tetap jika mobil bergerak lurus berubah beraturan
C. Kelajuan tetap jika mobil bergerak melalui lintasan yang lengkung
D. Kelajuan tetap jika bergerak jatuh bebas
11. Jika suatu benda bergerak sepanjang garis lurus ke arah positif dengan percepatan
yang tetap maka
A. Kecepatan akan tetap
B. Kecepatan akan berubah makin besar
C. Kecepatan akan berubah makin kecil
D. Kecepatan berubah-ubah kadang-kadang positif, kadang-kadang negative
12. Grafik-grafik di bawah ini, merupakan grafik V dan t yang menyatakan gerakan suatu
benda yang menggambarkan benda bergerak dengan percepatan uinfrom (tetap)
adalah
A. I
B. II
C. III
D. IV
I

II

38

III V

IV

13. Jika suatu mobil sedang berjalan dengan gerak lurus beraturan (GLB),maka
dikatakan
A. Perpindahan yang dialami mobil sama dengan jarak ditempuhnya
B. Perpindahan mobil lebih besar dari jarak yang ditempuhnya
C. Perpindahan mobil lebih kecil dari jarak yang ditempuhnya
D. Tidak dapat ditentukan hubungan antara perpindahan dan jarak
14. Sebuah mobil berjalan sepanjang sumbu x dengan arah ke kiri (arah negatif) dengan
gerak lurus berubah beraturan. Ini adalah contoh dari gerak di mana
A. Kecepatan negatif, percepatan negatif
B. Kecepatan positif, percepatan negatif
C. Kecepatan positif, percepatan positif
D. Kecepatan negatif, percepatan tetap
15. Yang konstan pada gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah
A. Kecepatan sesaat
B. Kecepatan rata-rata
C. Kecepatan
D. Pecepatan
16. Pada gerak lurus beraturan (GLB)
A. Kecepatannya tetap, percepatan nol
B. Kecepatan tetap, percepatan a>0
C. Kecepatan berubah, percepatan tetap
D. Kecepatan berubah, percepatan a<0
17. Sebuah mobil bergerak sepanjang sumbu x arah ke kanan (arah positif) dengan
gerak lurus berubah beraturan (GLBB). Ini adalah contoh dari gerakan di mana
A. Kecepatan positif, percepatan negatif
B. Kecepatan positif, percepatan positif
C. Kecepatan negatif, percepatan negatif
D. Kecepatan negatif, percepatan negatif

18. Jika suatu benda bergerak dengan percepatan konstan, maka dalam gerakan ini
A. Kecepatan bertambah atau berkurang dengan jumlah yang sama dalam tiap
selang waktu 1 sekon
B. Kecepatan bertambah atau berkurang dengan jumlah yang tidak sama dalam
tiap selang waktu 1 sekon
C. Kecepatan bertambah atau berkurang dengan jumlah yang makin besar dalam
selang waktu 1 sekon

39

D. Kecepatan bertambah atau berkurang dengan jumlah yang makin kecil dalam
selang waktu 1 sekon
19. Gerak lurus beraturan dapat diartikan sebagai
A. Gerakan benda yang lintasannya merupakan garis lurus dan kecepatannya tetap
B. Gerakan benda yang lintasannya berupa garis lurus dan percepatannya tetap
a>0
C. Gerakan benda yang lintasannya berupa garis lurus dengan kecepatan rata-rata
tergantung dari selang waktu yang dipilih
D. Gerakan yang unifrom (serba sama) dengan penunjukan speedometer tidak
konstan
20. Jika suatu benda bergerak pada kecepatan konstan, maka ini berarti bahwa
A. Kecepatan benda itu bergerak dengan kecepatan yang tidak berubah besar dan
arahnya
B. Benda itu bergerak dengan kecepatan rata-rata yang sama besarnya dengan
kecepatan sesaat
C. Benda itu akan mempunyai perpindahan yang sama dalam interval (selang )
waktu yang sama
D. Benda itu bergerak dengan kelajuan yang tetap dengan perubahan arah
26.

V (km / menit)
2
1
0

t (menit)

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara V dengan t. Hubungan yang


ditunjukkan oeh grafik/diagram tersebut adalah
A. Perpindahan yang ditempuh = panjang kali lebar
B. Perpindahan =V x t = 2 km/menit x 2,5 menit
C. Gerakan yang digambarkan adalah gerak lurus beraturan dengan V =2 km/menit
D. Jawaban A, B, C benar

27. Dari hasil observasi terhadap gerakan suatu benda diperoleh data seperti dalam
tabel:
Waktu (menit) :

Jarak (km)

1,5 :

4,5 :

7,5 :

40

Dari data dalam tabel ini dapat denyatakan bahwa


A.
Benda bergerak dalam gerak lurus beraturan dengan kecepatan konstan
1,5km/menit
B.
Benda bergerak dengan memenuhi persamaan : S=V t
C.
Benda bergerak dengan percepatan a = 1,5 km/menit2
D.
Jawaban A dan B benar
28. Tabel di bawah ini menunjukkan gerakan sebuah benda adalah jarak dalam m dan t
adalah waktu dalam sekon.
: X (m) :

0 :

3 :

6 :

9 :

6 :

3 :

0 :

-3

-3

: t (s) :

0 :

1 :

2 :

3 :

4 :

5 :

6 :

: 10 :

Berdasarkan data di atas, benda bergerak dalam arah yang berlawanan dengan
gerak semula ketika.
A. gerakan dari t = 3 s sampai 7 s
B. Gerakan dari t = 7 s ke t = 8 s
C. Gerakan dari t = 8 s ke t = 10 s
D. Gerakan dari t = 0s ke t =3 s
29.
S (meter)
6
5
4
3
2

t (detik)

Gambar ini adalah grafik jarak (s)terhadap waktu (t) berbentuk garis lurus miring
keatas melalui titik koordinat 0 (s,t). Berdasarkan yang ditunjukkan oleh kemiringan
grafik itu adalah
A. Kecepatan
B. Perpindahan
C. Panjang lintasan yang ditempuh
D. Percepatan
30. Gerak lurus berubah beraturan artinya adalah
A. Gerakan benda pada lintasan lurus dengan percepatan tetap nol
B. Gerakan benda pada lintasan lurus tanpa percepatan
C. Gerakan benda pada lintasan lurus dengan percepatan yang harganya tetap a > 0
D. Gerak benda pada lintasan lurus dengan percepatan berubah secara beraturan

41

31.

(jarak (S)

A
B

Waktu (sekon)

Perhatikan grafik jarak terhadap waktu (grafik S-t) pada Gambar disebelah kiri.
Kemiringan grafik gerakan benda A dan B tidak sama. Grafik A dan B menunjukkan
bahwa
A. Kecepatan benda B > kecepatan benda A
B. Kecepatan benda B < kecepatan benda A
C. Kecepatan benda B = kecepatan benda A
D. Kadang-kadang benda B lebih cepat, kadang-kadang benda A lebih cepat
32.

Kedudukan (m)

250
200

150

100
A
50

10

B
20

30

40

50

E
60

waktu (s)

Grafik di atas menunjukkan hubungan kedudukan dan waktu sebuah mobil yang
menempuh perjalanan pendek. Bagian dari perjalanan itu yang mengalami
kecepatan positif adalah
A. Bagian grafik AB
B. Bagian grafik BC
C. Bagian grafik CD
D. Bagian grafik DE
33. Percepatan tetap dalam gerak lurus berubah beraturan berarti bahwa
A. Percepatan itu tetap besarnya dan juga tetap arahnya
B. Percepatan itu tetap besarnya tetapi arahnya berubah
C. Percepatan itu tetap arahnya walaupun besarnya berubah
D. Percepatan itu berlawanan arahnya dan berubah besarnya secara tetap
34. Suatu benda dikatakan sedang jatuh bebas apabila
A. Benda itu jatuh akibat gaya gravitasi
B. Benda itu jatuh dipengaruhi gaya gravitasi juga oleh hambatan udara
C. Benda itu jatuh tanpa dipengaruhi gaya gravitasi
D. Benda itu jatuh hanya dipengaruhi gaya gesekan udara

42

35. Jika selembar kertas folio yang terbentang dan selembar kertas folio yang diremas
hingga terbentuk bulatan padat dijatuhkan pada ruang hampa secara bersamaan,
maka
A. Kedua benda mencapai lantai secara bersama, karena sama-sama mempunyai
percepatan yang sama
B. Kertas yang diremas mencapai lantai lebih dahulu dari lembar keras terbentang
karena mengalami percepatan yang lebih besar
C. Lembat kertas terbentang mencapai lantai lebih lambat karena mendapat gaya
grafitasi lebih kecil
D. Kertas yang terbentang jatuh lebih lambat mencapai lantai karena mendapat
hambatan/gesekan udara lebih besar, walaupun mendapat percepatan sama
36. Sebuah bola dilempar vertikal ke atas, kembali ke tangan pelempar. Jika hambatan
udara diabaikan, maka
A. Selang waktu dalam perjalanan naik lebih lama dari selang waktu dalam
perjalanan turun
B. Selang waktu ketika naik lebih kecil dari selang waktu ketika turun
C. Selang waktu ketika naik sama dengan selang waktu ketika turun
D. Selang waktu ketika turun lebih kecil dibandingkan selang waktu naik ke atas
karena kecepatan turun lebih besr dari kecepatan naik
37. Di bulan nilai g kira-kira 1/16 dari nilainya di bumi seorang astronot menjatuhkan
sebuah benda padat sampai mengenai tanah. Jika ketinggian/jarak jatuhnya sampai
dengan ketinggian di bumi, nilai kelajuannya pada saat mengenai tanah adalah
A A. Kelajuan di bulan sama dengan kelajuan di bumi
B. Kelajuan di bulan seperenam dari kelajuan di bumi
B C. Kelajuan di bulan enam kali dari kelajuan di bumi
C
D. Tidak dapat ditentukan

43

Anda mungkin juga menyukai