Anda di halaman 1dari 60

TUGAS FISIKA MATEMATIKA 1

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
NAMA NIM
1. AGMI CLARANTIKA 06111181419014
2. EKA OLSA ARDIANA 06111181419062
3. MAT KUNCI 06111181419016
4. TURANI 06111181419015
5. WINDA OKTORI 06111181419001

DOSEN PENGASUH: Drs. HAMDI AKHSAN, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
DERET TAK HINGGA,
DERET PANGKAT
1. DERET GEOMETRI
Sebagai contoh sederhana dari banyaaknya hal yang termasuk dalam deret, kita akan
mempelajari deret geometri tersebut. Anda dapat mengingat kembali bahwa dalam
kelanjutan dari deret geometri, kita memperbnyak suku dengan mengalikannya dengan
angka tetap untuk mendapatkan suku selanjutnya. Untuk Contoh :

(1.1) (a) 2, 4, 8, 16, 32, ....


2 4 8 16
(b) 1, 3 , 9 , 27 , 81 ,.....
(c) a, ar, ar2, ar3,...
adalah geometri berkelanjutan. Itu mudah untuk dijadikan sebagai contoh dari banyaknya
deret yang berkelanjutan, Seandainya jumlah dari bakteri yang membelah setiap jamnya.
Kemudian contoh (1.1a) mewakili jumlah dari populasi bakteri yang telah berkembang
biak setelah 1 hari, 2 hari, dan seterusnya. Atau seperti peristiwa memantulnya bola tiap

2
waktunya hingga 3 dari ketinggian sebelumnya hingga benar-benar jatuh dari
ketinggian 1 yd.

Pada contoh pertama kita jelas bahwa populasi bakteri akan mengalami pertambahan
jumlah tanpa batas hingga waktu selesai. (Secara matematika itu diasumsikan tidak ada
pengaruh makanan yang diasumsikan untuk membelah setiap jam). Pada contoh kedua
bagaimanapun ketinggian dari pantulan bola berkurang dari hasil sebelumnya, dan kita
dapat menghitung jarak total dari peristiwa bola tersebut. Bola jatuh pada jarak 1 m,

2 2
memantul kembali pada ketinggian 3 , jatuh pada jarak 3 , memantul pada jarak

4 4
9 , jatuh pada jarak 9 dan begitu seterusnya. Dengan demikian nampak jelas untuk
dituliskan dengan pernyataan dari totla jarak bola selama memantul:
Dimana ada titik-titik yang artinya bahwa waktu berkelanjutan setelah mereka memulai

2
(masing-masing menjadi 3 dari sebelumnya) dan tidak pernah ada suku terakhir. Mari
kita mempertimbang pernyataan (1.2) yaitu

Pernyataan tersebut adalah contoh dari sebuah deret tak hingga, dan kita meminta
menemukan jumlah deret tersebut ; Anda dapat melihat bahwa bentuk dari deret tersebut
dengan menambahkan suku-suku di (1.1a) yang tidak memiliki jumlah berhingga.
Bagaimanapun rata-rata ketika sebuah deret tak hingga yang memiliki jumlah berhingga,
kita tidak dapat menemukan itu dengan menambahkan suku-sukunya karena tidak ada hal
sebanyak apa kita menambahkan nya selalu lebih. Jadi kita harus menemukan cara lain.
(itu sebenarnya lebih mendalam daripada ini; apa yang benar-benar harus dilakukan untuk
memberi definisi apa yang kita maksud dari penjumlahan deret)

Mari pertama-tama kita temukan jumlah dari n dari syarat di (1.3). Formula ( masalah 2)
untuk jumlah n dari .........

Menggunakan (1.4) didalam (1.3) kita menemukan

2
Ketika n meningkat, ( 3 )n berkurang dan mendekati nol. Kemudian jumlah dari n
mendekati 2 maka n meningkat, dan kita mengatakan itu jumlah dari deret adalah 2. (Ini
adalah sebuah ketentuan : jumlah dari deret tak hingga terbatas dari jumlah n menjadi n
→∞). Kemudian dari (1.2) total jarak yang ditempuh oleh bola adalah 1 + 2 . 2 = 5.
Ini adalah jawaban untuk masalah matematika. Seorang ahli fisika mungkin juga
keberatan bahwa ukuran bola atom tidak masuk akal! Bagaimanapun bilangan tak hingga
terkecil dari deret setelah pantulan, berkontribusi sangat sedikit untuk jawaban akhir ( lihat
masalah 1 ). Hingga terdapat sedikit perbedaan ( jawaban untuk jarak total ) apakah kita
bersikeras bahwa bola berputar jumlah tertentu dari pantulan atau apakah kita memasukan
seluruh deret, dan itu mudah untuk ditemukan jumlah dari deret daripada jumlah dari
bilangan dua puluh satu.

Deret seperti (1.3) yang suku-sukunya membentuk deret ukur disebut deret geometri. Kita
bisa menulis deret geometri dalam bentuk :

Jumlah dari deret geometri ( seandainya memiliki satu ) dengan definisi

Dimana sn adalah jumlah dari n suku-suku dari deret. Dengan mengikuti metode contoh
diatas, Anda bisa bisa menunjukkan ( masalah 2) bahwa deret geometri memiliki jumlah
jika dan hanya jika ‫׀‬r1< ‫׀‬, dalam hal ini jumlahnya adalah

Deret ini disebut konvergen

Masalah- masalah, bagian 1


1. Sebagai contoh diatas, temukan ketnggian pantulan kesepuluh,dan jarak yang ditempuh
oleh bola setelah menyentuhkan tanah kesepuluh kalinya. Bandingkan jarak dengan
total jarak yang ditempuh.
2. Dapatkan rumus (1.4) untuk jumlah Sn dari deret geometri Sn = a + ar + ar2 + .... + arn-1.
Petunjuk : dimulai dari mengalikan Sn dengan r dan mengurangi hasil dari S n . Jika
perlu, kamu bisa melihat penjumlahan dan pegurangan di buku aljabar. Lihatlah deret
geometri (1.6) konvergen jika dan hanya jika ‫׀‬r1 < ‫׀‬, jumlah meghasilkan persamaan
(1.8).

10 ¿
1 3¿ ¿ 3 3
Kita bisa menulis 3 = 0,3333 .... = ¿ + 100 + 1000 +..... Apapun pecahan
yang setara dengan desimal yang tidak bisa menghasilkan tulisan kedua sebagai
pengulangan desimal dan deret geometri tak hingga.

Gunakan persamaan (1.8) untuk menemukan pecahan yang setara mengikuti pengulangan
decimal :

12. Dalam proses pemurnian air, langkah pertama dari pemurnian adalah menghilangkan
kotoran sebagai tahap pertama. Tahap selanjutnya, jumlah dari hilangnya kotoran
adalah suku pertama dari tahap pemurnian tersebut. Lihat jika n =2, air bisa menjadi
murni seperti yang diinginkan, tapi jika n = 3 paling sedikit setangah dari
ketidakmurnian sisanya tidak akan jadi apapun sebanyak apapun tahap yang
digunakan.

13. Dalam investasi dollar pada “ 6% bunga gabungan bulan,” jumlah untuk (1.005) n
dollar setelah n bulan. Jika Anda investasi $10 pada awal dari tiap bulan untuk 10
tahun (120 bulan ), Berapa banyak yang anda miliki diakhir setelah 10 tahun?

14. Dollar harus dibayar sampai selesai dari n bulan, dengan tarif bunga yang sama dalam
masalah 13, hanya bernilai (1.005)n dollar sekarang( karena jumlah akan $ 10
sebelum n bulan ). Berapa banyak yang harus Anda simpan sekarang dalam urutan
untuk menarik $ 10 setiap bulan ( mulai pada bulan pertama sampai sekarang) ?
(Anggap tarif sisa bunga sama selamanya )
2. DEFINISI DAN CATATAN
Ada banyak deret tak hingga lainnya disamping deret geometri. Beberapa contoh :

Pada umumnya, deret tak hingga dinyatakan terbentuk dari:

Dimana an’s ( satu untuk tiap integral positif n ) adalah jumlah atau fungsi akan
menghasilkan beberapa rumus atau peraturan. Tiga titik tiap perkara memiliki arti bahwa
deret tidak pernah berakhir. Menurut rumus , yang seharusnya jelas bagi Anda di tiap
waktu daerah tiga titik. Jika disana tepat jelas menjadi penegasan tentang bagaimana
bentuknya, istilah umum atau n ditulis seperti ini :

Banyaknya n!, dibaca n faktorial, rata, untuk integral n, hasil dari semua integral dari 1
untuk n; untuk contoh, 5! = 5 . 4 . 3. 2. 1 = 120. Banyaknya 0! (Hasilnya menjadi 1.). Pada
(2.3a), itu mudah dibaca tanpa istilah umum bahwa daerah itu hanya kuadrat dari jumlah
dari waktu, itu adalah, n2. Bagaimanapun, pada ( 2.3b), jika rumus untuk istilah umum
yang hilang, Anda mugkin harus membuat beberapa tebakan yang masuk akal untuk suku
selanjutnya. Sudah pasti secara rumus, kita harus tahu salahsatu yang lebih baik atau
mempunyai rumus untuk suku-suku tersebut secara umum. Anda harus membuktikan
keempat suku tersebut pada (2.3b) adalah -×4/6.
Kita bisa juga menulis deret dengan mempersingkat dengan bentuk tanda ∑ diikuti
oleh rumus untuk n. Untuk contoh, (2.3b) harus ditulis :

(Dibaca “ jumlah dari n2 dari n = 1 untuk ∞”). Deret (2.3b) harus ditulis

Untuk penulisan yang sesuai, jumlah seperti (2.4) sering ditulis ∑n = 1 n2 .

MASALAH, BAGIAN 2
Gunakan ini untuk menulis deret keduanya dalam bentuk a1 + a2 + a3 + .... dan dalam

bentuk ∑n =1 an . Tuliskan beberapa suku membentuk deret ( tuliskan mereka dari


bentuk pertama ).

Tulislah deret dibawah ini secara singkat dalam bentuk ∑


3. APLIKASI DARI DERET

Pada contoh dari bola yang memntul pada bagian 1, kita lihat bahwa itu mungkin
untuk jumlah dari deret tak hingga menjadi hamper sama seperti jumlah dari bilangan
kecil dari istilah pada awal dari deret ( juga lihat masalah 1.1 ). Ini dasar untuk
menggunakan deret tak hingga pada aplikasi. Banyak masalah yang tidak dapat
dipecahkan dalam hal yang disebut fungsi dasar ( listrik dan akar, trigonometri dan fungsi
tirigonometri invers, logaritma dan kombinasi lainnya). Atau, bahkan jika mereka,
hasilnya mungkin terlalu rumit untuk dikerjakan dengan mudah. Dalam kasus ini, kita
menemukan jawaban dalam deret tak hingga, dan kemudian hanya menggunakan
banyaknya suku-suku yang diperlukan untuk memperoleh akurasi yang diingnkan. Kita
akan melihat banyak contoh dalam bab ini dan juga dibab berikutnya. Persamaan
diferensial sering diselesaikan dengan menggunakan deret. Kita akan belajar bagaimana
menemukan deret yang mewakili fungsi; sering fungsi yang rumit dapat diselesaikan

0,1


dengan deret ( lihat bagian 15) kemudian integral pasti, menyatakan 0 e-x2 dx, untuk
yang tidak bisa ditemukan dengan integral tak tentu dalam fungsi dasar, dapat dievaluasi
dengan memperluas dengan deret integral dan mengintegrasikan suku demi suku.

4. DERET KONVERGEN DAN DIVERGEN

Kita telah berbicara tentang deret yang memiliki jumlah yang terbatas. Kita juga telah
melihat bahwa deret yang tidak memiliki jumlah yang terbatas, untuk contoh (2.1a). Jika
deret memiliki jumlah terbatas, hal ini disebut konvergen. Selain itu disebut divergen. Hal
ini penting untuk diketahui apakah deret konvergen atau divergen. Beberapa hal bisa
terjadi jika kita mencoba menerapkan aljabar biasa untuk deret divergen. Misalnya kita
mencobanya dengan deret berikut ini

( 4.1 ) S = 1 + 2 + 4 + 8 + 16 +......
Kemudian
2S = 2 + 4 + 8 + 16 + ….. = 2S – 1
S = -1
Ini mungkin omong kosong yang jelas, dan mungkin Anda tertawa pada ide dan mencoba
untuk mengoperasikan dengan sebuah deret konvergen ( 4.1 ). Tapi hal yang sama bisa
terjadi dalam mode yang disembunyikan dan telah terjadi dan memberikan jawaban yang
salah kepada orang yang tidak cukup hati-hati tentang cara menggunakan deret tak hingga.
Pada titik ini, Anda mungkin tidak akan mengenal deret tersebut.

apakah berbeda , tetapi itu dan deret

Konvergen berdiri sendiri, tetapi dapat dibuat untuk memiliki jumlah yang Anda suka
dengan menata ulang! ( lihat bagian 8 ). Anda dapat melihat dari contoh bagaimana
pentingnya itu untuk mengetahui apakah deret konvergen, dan juga untuk mengetahui
bagaimana penerapan aljabar untuk deret yang benar. Bahkan ada kasus dimana deret
divergen dapat digunakan ( lihat bab 11), tetapi dalam bab ini kita akan berhubungan
dengan deret konvergen.

Sebelum kita mempertimbangkan, beberapa uji untuk konvergen, mari kita ulangi
definisi divergen dengan lebih hati-hati. Mari kita sebut deret an sehingga deret adalah

Ingat bahwa tiga titik berarti tidak pernah ada pada bagian lalu; deret berlangsung tanpa
akhir. Sekarang perhatikan jumlah Sn yang kita dapatkan dengan menambahkan lebih
banyak dan lebih banyak deret. Kita definisikan
Setiap Sn disebut jumlah parsial; itu adalah jumlah dari segi n pertama dari deret. Kami
memiliki contoh untuk deret ukur pada (1,4). Huruf n dapat bilangan bulat apapun; untuk
setiap n, Sn berhenti dengan suku ke-n. (Karena Sn bukan merupakan deret berhingga,
tidak ada pertanyaan konvergensi untuk itu). Sebagai n meningkat, jumlah parsial dapat
meningkat tanpa batas seperti pada deret (2.1a). Deret tersebut mungkin berosilasi seperti
pada deret 1 - 2 + 3 - 4 + 5 - .... (yang memiliki jumlah parsial 1, -1, 2, -2, 3 .... ) atau deret
mungkin memiliki beberapa bentuk yang lebih rumit. Salah satu kemungkinan adalah
bahwa Sn’s , setelah beberapa saat, tidak berubah lebih banyak lagi; an’s mungkin menjadi
sangat kecil, dan Sn’s dapat lebih dekat dan lebih dekat dengan beberapa nilai S. Kami
sangat tertarik dalam hal ini di mana Sn’s ini mendekati nilai batas, mengatakan

( pahami bahwa S adalah jumlah berhingga). Jika ini terjadi, kita dapat
mendefinisikannya sebagai berikut
a. Jika jumlah parsial Sn dari deret tak hingga dengan batas S, deret disebut
konvergen. Selain itu disebut divergen
b. Nilai batas S disebut jumlah dari deret.
c. Perbedaan Rn = S - Sn disebut sisa ( atau sisa setelah n ). Dari ( 4.6 ) kita lihat
bahwa

MASALAH, BAGIAN 4
Sebuah ketelitian mengenai definisi matematika dari konvergen deret tak hingga dengan
jumlah S ini adalah : diberikan angka positif kecil ( biasanya disebut ϵ oleh
matematikawan), itu mungkin utuk menemukan hitungan N sehinggga ‫׀‬S - Sn‫ < ׀‬ϵ untuk
setiap n ≧ N. Dengan kata ini berarti tidak ada seberapa kecil sebuah ϵ Anda pikirkan,
semua jumlah parsial Sn istilah n berbeda kurang dari ϵ dari jumlah akhir S jika Anda
menambahkan istilah N atau lebih. Pilih beberapa ϵ’s dan menemukan N’s sesuai untuk
deret berikut

5. UJI DERET KONVERGEN ; UJI PENDAHULUAN

Kita akan mempelajari uji sederhana untuk konvergensi. Uji ini akan menggambarkan
beberapa ide yang terlibat dalam pengujian deret untuk konvergensi dan akan bekerja
untuk yang banyak hal baik, tapi tidak semua, kasus. Ada uji yang lebih rumit yang dapat
Anda temukan dalam buku-buku lainnya. Dalam beberapa kasus mungkin cukup masalah
matematika yang sukar untuk menyelidiki konvergensi dari serangkaian yang rumit.
Namun, untuk tujuan kita uji sederhana yang kita akan berikan cukup.

Pertama kita membahas apa yang akan kita lakukan adalah tes awal. Dalam kebanyakan
kasus, Anda harus menerapkan ini untuk deret sebelum Anda menggunakan uji lainnya.

Uji pendahuluan. Jika deret berhingga tidak cenderung ke nol (yaitu, jika limn→∞ αn
≠ 0 ), deret ini divergen, kita harus menguji lebih lanjut

Ini bukan tes untuk konvergensi; apa yang dilakukan adalah untuk menyingkirkan
beberapa deret yang sangat buruk divergen yang kemudian tidak harus menghabiskan
waktu pengujian dengan metode lain. Catatan hati-hati: uji pendahuluan tidak pernah dapat
memberitahu Anda bahwa deret konvergen. Ia tidak mengatakan bahwa deret konvergen
jika αn → 0 dan, pada kenyataannya, sering tidak konvergen. Contoh sederhana adalah
deret harmonik; suku ke-n tentu cenderung nol tapi kami akan segera menunjukkan bahwa
deret adalah divergen. Di sisi lain, dalam seri.

Sama yang cenderung mendekati 1, sehingga dengan tes awal, deret ini divergen dan tidak
ada pengujian lebih lanjut diperlukan.

MASALAH, BAGIAN 5
Gunakan tes awal untuk memutuskan apakah deret berikut divergen atau memerlukan
pengujian lebih lanjut. Hati-hati: tidak mengatakan bahwa deret konvergen; tes awal tidak
bisa memutuskan ini.

11. Gunakan ( 4.6 ) memberikan bukti tes awal untuk konvergensi dari seri terbatas.
Petunjuk : Sn - Sn-1 = αn
6. UJI UNTUK KONVERGENSI DARI HAL POSITIF : KONVERGEN MUTLAK
Kita sekarang akan mempertimbangkan empat tes yang berguna untuk deret yang
semua positif. Jika beberapa istilah dari deret negatif, kita mungkin masih akan
mempertimbangkan deret terkait yang kita dapatkan dengan membuat semua hal positif;
yaitu, kita dapat mempertimbangkan deret yang suku-suku yang nilai mutlak dari deret
aslinya. Jika ini deret konvergen baru, kita sebut deret aslinya konvergen mutlak. Hal ini
dapat membuktikan bahwa jika deret konvergen mutlak, maka konvergen (masalah 7.9).
Ini berarti bahwa jika serangkaian nilai deret konvergen mutlak ini masih konvergen
ketika Anda meletakkan kembali tanda-tanda dikurangi asli. (Tentu saja, jumlahnya
berbeda). Empat tes berikut dapat digunakan, maka baik untuk menguji serangkaian hal
positif, atau untuk menguji deret manapun untuk konvergensi mutlak.
A. Uji Perbandingan
Uji ini memiliki dua bagian (a) dan (b)

(a) m1 + m2 + m3 + m4 + ....
Menjadi deret positif yang Anda tahu konvergen. Kemudian Anda menguji deret , yaitu
α1 + α2 + α3 + α4 + ....
Apakah benar-benar konvergen jika ‫׀‬αn‫ ≦ ׀‬mn (yaitu, jika nilai mutlak dari setiap suku dari
deret adalah tidak lebih besar dari suku yang sesuai dari deret m) untuk semua n dari
beberapa titik , sebutkan setelah ketiga (atau yang kesejuta ). Lihat contoh dan diskusikan
di bawah ini.
(b) d1 + d2 + d3 + d4 +.....
Menjadi deret positif yang Anda tahu konvergen. Lalu deret

Divergen jika ‫׀‬αn‫ ≧ ׀‬dn untuk semua n dari beberapa titik.


Peringatan: perhatikan dengan seksama bahwa ‫׀‬α‫׀‬n ≧ mn atau ‫׀‬α‫ ≦ ׀‬dn tidak menjelaskan
apa-apa. Artinya, jika deret memiliki hal yang lebih besar daripada deret konvergen, hal itu
mungkin masih berkumpul atau mungkin menyimpang - kita harus mengujinya lebih
lanjut. Demikian pula, jika deret memiliki tersebut yang lebih kecil daripada dari deret
yang berbeda, hal itu mungkin masih menyimpang, atau mungkin bertemu.

∑ 1 1 1 1
Contoh : Uji n=1 n! = 1 + 2 + 6 + 24 + ..... Untuk Konvergen
Sepertideret perbandingan, kita memilih deret geometris

Perhatikan bahwa kita tidak peduli dengan beberapa suku pertama (atau, pada
kenyataannya, setiap jumlah berhingga) dalam seri, karena dapat mempengaruhi jumlah
deret tetapi tidak apakah itu menyatu. Ketika kita bertanya apakah deret konvergen atau
tidak, kita meminta apa yang terjadi saat kita menambahkan lebih dan lebih untuk yang
lebih besar dan lebih besar n. Apakah jumlahnya meningkat tanpa batas, atau tidak
mendekati batas? Apa yang pertama, lima atau seratus atau juta yang tidak memiliki efek
pada jumlahnya akhirnya meningkatkan tanpa batas atau mendekati batas. Akibatnya
mengabaikan beberapa lekasistilah dalam pengujian deret untuk konvergensi.

Dalam contoh, masa dari ∑n=1 1/n! Lebih kecil dari ketentuan yang sesuai dari

∑n=1 1/n2 untuk semua n > 3 ( masalah 1). Kita tahu deret geometri konvergen karena

1 ∞

rasionya adalah 2 . Oleh karena itu ∑n=1 1/n! konvergen juga.

MASALAH, BAGIAN 6

1. Tunjukkan bahwa n! > 2n untuk semua n > 3. Petunjuk; Tuliskan beberapa suku,
kemudian pertimbangkan apa yang Anda kalikan , sebutkan 5! Ke 6! Dan dari 25 ke 26

2. Buktikan bahwa deret harmonik ∑n=1 1/n! adalah divergen dibandingkan dengan

1 1 1 1 1 1 1
deret 1 + 2 + ( 4 + 4 ) + ( 8 + 8 + 8 + 8 )+ ... ( 8 suku masing-masing

1 1 1 1 1
sama dengan 16 ) + ....adalah 1+ 2 + 2 + 2 + 2 +.....

3. Buktikan konvergen dari ∑n=1 1/n! dengan mengelompokkan seperti di masalah 2

4. Gunakan tes perbandingan untuk membuktikan konvergensi dari deret pada masalah
4.5 dan 4.6

5. Uji deret berikut ini untuk konvergen menggunakan uji perbandingan.



1

(a) n=1 √n petunjuk : yang besar adalah, n atau √n ?

∑ 1
(b) n=2 ln n
6. Ada 9 angka satu digit( 1 sampai 9 ), 90 dua digit( 10 sampai 99). Berapa banyak tiga

1 1
digit, empat digit, dll,. Nomor yang ada? Pertama 9 hal deret harmonik 1 + 2 + 3 +

1 1
....+ 9 semua lebih besar dari 10 , sama mempertimbangkan 90 hal berikutnya, dan
seterusnya. Dengan demikian buktikan divergensi dari deret harmonik menggunakan
uji perbandingan

Uji perbandingan benar-benar tes dasar dari pada tes lainnya. Ini mungkin adalah uji yang
paling berguna dari semua untuk matematikawan berpengalaman tetapi sering sulit untuk
memikirkan m deret memuaskan sampai Anda telah memiliki banyak pengalaman dengan
deret. Akibatnya, Anda mungkin tidak akan menggunakannya sesering tiga uji berikutnya.

B. UJI INTEGRAL
Kita dapat menggunakan uji integral ini ketika suku dari deret adalah positif dan tidak
meningkat, itu adalah , ketika an+1 ≤ an. (Ingat lagi bahwa kita dapat mengabaikan beberapa
angka berhingga dari batas deret; jadi, tes ini masih digunakan jika a n+1 ≤ an yang tidak
mengandung angka berhingga dari batasnya. Untuk mengaplikasikan tes ini kita dapat
berpikir an sebagai fungsi dari variable n , dan lupakan makna sebelumnya dari n, kita
memperhitungkan untuk mengambil semua nilai, tidak hanya integral saja. Tes ini
menyatakan bahwa:
∞ ∞
Jika 0 < an+1 < an untuk n > N, kemudian ∑ an konvergensi jika ∫ an dn adalah
❑ ❑

berhingga dan divergensi jika integral adalah tak terhingga, (integral digunakan adalah
untuk dievaluasi hanya pada batas atas; tidak dibutuhkan batas bawah.)

Untuk memahami uji integral ini, bayangkan sebuah grafik / sketsa dari a n sebagai


fungsi dari n . Sebagai contoh, pada uji integral kali ini adalah deret harmonic ∑ ❑1/n,
n =1

kita menganggap grafik dari fungsi y = 1/n (sama pada gambar 6.1. dan 6.2. ) biarkan n
memiliki semua nilai, tidak hanya integral. Kemudian nilai dari y di grafik pada n = 1, 2,
3,..., adalah suku-suku dari deret. Pada gambar 6.1. dan 6.2., area persegi panjang hanya
suku-suku dari deret. Perlu diingat bahwa pada gambar 6.1. tepi atas dari setiap persegi
panjang adalah kurva atas, jadi area tersebut dari persegi panjang adalah lebih besar dari
area dibawah kuva. Disamping itu pada gambar 6.2. persegi panjang terletak di bawah
kurva, jadi area tersebut kurang dari daerah yang sesuai di bawah kurva. Sekarang area
dari persegi panjang hanya suku-suku dari deret tersebut, dan area dibawah kurva adalah
integral dari y dn atau an dn. Batas di atas integral adalah ∞ dan batas bawah dapat dibuat
sesuai untuk batas dari deret yang ingin kita mulai.

Sebagai contoh (lihat gambar 6.1), ∫ andn adalah kurang dari jumlah deret a 3 , tapi ( lihat
3

gambar 6.2) lebih besar dari jumlah deret a 4. Jika integral adalah berhingga, lalu jumlah
dari deret a4 adalah berhingga, maka deret tersebut adalah konvergensi. Di samping itu,
jika integral adalah tak hingga, lalu jumlah dar a 3 adalah tak hingga dan deret adalah
divergen. Sejak semula batas adalah tak penting, tidak dibutuhkan untuk menggunakan


batas bawwah pada integral, dan kamu harus menguji sederhana ∫ andn (Lihat problem

16.)
Contoh : Uji konvergensi deret harmonic
Gunakan uji integral :

(Kita menggunakan simbol ln untuk mengartikan logaritma natural , bahwa logaritma


untuk dasar e ) Karena integral adalah tak hingga, maka deret divergen.
PROBLEMS, BAGIAN 6
Gunakan uji integral untuk menemukan apakah deret dibawah ini konvergensi atau
divergen.
petunjuk dan peringatan : Jangan gunakan batas bawah di integrlamu (lihat problem 16)

15. Gunakan uji integral untuk membuktikkan dibawah ini sehingga p-uji deret. Deret :


2
16. Pada uji ∑ 1 /n untuk konvergensi, seorang menyelesaikan ∫ n−2 dn = −n−1
0

= 0 + ∞ = ∞ dan disimpulkan bahwa deret adalah divergen. Apa yang salah ? Petunjuk
: area di bawah kurva pada diagram sepeti gambar 6.1 atau 6.2. Contoh menunjukkan
bahaya menggunakan batas bawah pada uji integral.

2

17. Gunakan uji integral untuk memperlihatkan bahwa ∑ en konvergen. Petunjuk :


n=0

Bagaimanapun kamu tidak dapat menyelesaikan integral tersebut, kamu dapat


memperlihatkan bahwa itu adalah berhingga (semua yang diperlukan) dengan

membandingkan dengan ∫ e−n dn .

C. UJI RASIO
Uji integral bergantung pada kemampuanmu mengintegrasikan a n dn ; ini tidak selalu
mudah. Kita mempertimbangkan uji lain yang akan menangani banyak hal yang kita tidak
dapat selesaikan dengan integral. Mengingat pada deret geometri setiap suku dapat di
dihasilkan dengan mengalikan dengan rasio r sehingga dapat hasil suku sebelumnya.
bahwa a n+1= r an atau a n+1/ a n = r . Untuk deret lainnya rasio a n+1/ a n tidak konstan tetapi
bergantung pada n; Mari kita sebut nilai mutlak dari rasio ini ρn . Mari juga kita temukan
batas (jika ada) dari ρn karena n → ∞ dan sebut batas ini ρ. Jadi kita mendefenisikan ρn
dan ρ dengan persamaan:

Jika kamu ingat bahwa deret geometri konvergen jika |r| < 1, itu mungkin masuk akal
bahwa deret dengan ρ < 1 akan konvergen dan ini benar. Pernyataan ini dapat dibuktikkan
(Problem 30) dengan membandingkan deret yang di uji dengan deret geometri. Seperti
deret geometri dengan |r| < 1, deret dengan ρ > 1 selalu divergen (problem 30).
Bagaimanapun jika ρ = 1, uji rasio tidak memberikan kita apapun; beberapa deret dengan
ρ = 1 konvergen dan beberapa divergen, jadi kita harus menemukan uji lain. Untuk
kesimpulan uji rasio :
ρ<1 deret konvergen
(6.3) if ρ=1 gunakan uji lain
ρ>1 deret divergen
Contoh 1: Uji konvergen deret :

Gunaka (6.2), kita punya


karena ρ < 1, deret konvergen

Contoh 2. Uji konvergen deret harmonic

Kita dapatkan

Disini , uji tes tidak memberikan kita apapun dan kita harus menggunakan beberapa uji
lainnya. Sebuah kata peringatan dari contoh ini: ingat ρn = n/(n+1) selalu kurang dari 1.
Hati-hati untuk tidak menghindari rasio ini dengan ρ dan menutup ketidakbenaran bahwa
deret ini adalah konvergensi. ( itu sebenarnya divergen jika kita buktikkan dengan uji
integral) Ingat bahwa ρ tidak sama karena rasio ρn = |a n+1 /an|, tapi batas dari rasio ini sama
dengan n → ∞.

PROBLEMS, BAGIAN 6
Gunakan uji rasio untuk temukan apakah deret dibawah ini konvergen atau divergen :
30. Buktikkan uji rasio. Petunjuk : jika a n+1 /an → ρ<1 , gunakan σ supaya ρ< σ < 1.
Kemudian |a n+1 / an ∨¿ σ jika n besar, gunakan n ≥ N. Ini artinya bahwa kita telah
¿ a N +1∨¿ an ∨¿ σ∨¿an|, a N +2∨¿ σ ¿ a N +1∨¿ < σ 2 |aN| dan seterusnya. Bandingkan dengan
deret geometri:

Buktikan pula bahwa deret dengan ρ > 1 divergen. Petunjuk : gunakan ρ> σ > 1 dan
gunakan uji pendahuluan.

D. UJI PERBANDINGAN KHUSUS


Uji ini ada dua bagian yaitu : (a) uji konvergen , dan (b) uji divergen. (Lihat problem 37.)

(a) Jika ∑ bn adalah deret positif konvergen dan a n ≥ 0 dan an/bn menuju limit
n =1


berhingga maka ∑ an konvergen
n =1


(b) Jika ∑ bn adalah deret positif divergen dan an ≥ 0 dan an/bn menuju limit tak
n =1


hingga maka ∑ an divergen
n =1

sebenarnya ada dua langkah dalam menggunakan salah satu dari tes ini, yaitu, untuk
menentukan deret perbandingan, dan kemudian untuk menghitung limit yang dibuuhkan.
Bagian pertama sangat penting; memberikan perbandingan deret yang baik sebagai proses
rutin untuk menemukan batas yang diperlukan. Metode ini dapat dilihat dari contoh.
Contoh 1. Uji Konvergen

Ingat bahwa apakah suatu deret konvergen atau divergen tergantung pada suku sebagai n
menjadi lebih besar dan besar. Diperhatikan bahwa pada suku ke-n dimana n → ∞.
Pikirkan n=1010 atau 10100, misalkan; perhitungan kecil harus meyakinkan anda bahwa
ketika n meningkat, 2n2 -5n +1 adalah 2n2 dengan akurasi cukup tinggi. Demikian,
penyebut pada contoh kita mendekati 4n3 untuk n terbesar. Pada Bagian 9, Fakta 1, kita
lihat bahwa faktor dari √ 2/4 di setiap suku tidak mempengaruhi konvergen. Jadi kita
pertimbangkan hanya sebagai deret perbandingan

yang kita kenal ( disebut uji integral ) sebagai deret konvergen. Karenanya kita gunakan
uji (a) untuk mencoba membuktikkan deret yang diberi adalah konvergen.

Ini adalah limit berhingga, sehingga deret yang diberi adalah konvergen
Contoh 2. Uji Konvergen

Disini pertama kita menentukan yang mana termasuk suku terpenting sebagai n → ∞ ;
apakah 3n atau n3? Kita dapat menyelidiki dengan perbandingan logaritmanya ketika ln N
dan N meningkat atau menurun . Kita punya ln 3n = n ln 3, dan ln n3 =3 ln n. Sekarang ln n
lebih kecil dari n, jadi untuk n lebih besar kita punya n ln 3 > 3 ln n, dan 3 n > n3 (Kamu
boleh menghitung 1003 = 106 dan 3100 > 5 x 1047.) Penyebut yang diberikan deret adalah


sekitar n5 seperti contoh 1. Dengan demikian deret perbandingan adalah ∑ 3 n /n5. Itu
n =2

membuktikkan divergen ini didapat dari uji rasio. Sekarang dengan uji (b)

yang mana lebih besar dari nol, sehingga deret yang diberi divergen.

PROBLEM, BAGIAN 6
Gunakan uji perbandingan khusus untuk menentukan apakah deret dibawah ini konvergen
atau divergen.

37. Buktikkan dengan uji perbandingan khusus. Petunjuk (bagian a): Jika an/bn → L dan

∞ ∞
M >L, lalu an < Mbn untuk n lebih besar. Bandingkan ∑ an dengan ∑ M bn
n =1 n =1

7. DERET ALTERNATIF
Sejauh yang telah kita bicarakan mengenai deret positif (termasuk deret nilai mutlak).
Sekarang kita ingin mempertimbangkan satu hal penting dari deret yang memiliki tanda
campuran. Sebuah deret alternative adalah deret yang tandanya berselang-seling tambah dan
kurang, untuk contoh

Kita memiliki dua pertanyaan mengenai deret alternatif. Apakah itu konvergen ? Apakah
mutlak konvergen( itu dilakukan ketika semua tanda positif)? Mari kita perhitungkan terlebih
dahulu pertanyaan kedua. Pada contoh ini deret memiliki nilai mutlak

deret harmonic (6.1) yang mana divergen. Kita sebut bahwa deret (7.1) bukan mutlak
konvergen. Selanjutnya kita harus memikirkan apakan (7.1) konvergen . Jika itu ternyata
benar konvergen, kita tidak akan memikirkan pertanyaan ini ketika sebuah deret mutlak
konvergen adalah juga konvergen (Problem 9) . Bagaimanapun, sebuah deret yang tidak
mutlak konvergen mungkin konvergen atau itu mungkin divergen; Kita harus mengujinya
lebih lanjut. Untuk uji deret alternative sangat sederhana:

Uji deret alternatif , sebuah deret alternatif konvergen jika nilai mutlak dari suku-sukunya
menurun menuju nol, itu adalah jika |an+1| ≤ |an| dan lim ¿n →∞ ¿ = 0
1 1 1
Di contoh kita < , dan lim = 0, jadi (7.1) konvergen.
n+1 n n→∞ n

PROBLEMS, BAGIAN 7
Uji deret dibawah ini untuk konvergen

9. Buktikkan bahwa deret konvergen mutlak ∑ an adalah konvergen. Petunjuk :
n =1

letakkan bn =an + |an|. Kemudian bn tidak negative; kita punya |bn| ≤ 2 |an| dan an = bn -
|an|
10. Deret alternatif dibawah ini adalah divergen (tapi kamu tidak diminta untuk
membuktikkan ini) Perlihatkan bahwa an → 0. Mengapa uji deret alternatif tidak
membuktikkan bahwa deret ini konvergen?

8. DERET KONVERGEN KONDISIONAL


Deret seperti (7.1) yag mana konvergen, tapi tidak mutlak konvergen, itu disebut
kovergen kondisional. Kamu harus menggunakan cara khusus deret konvergen kondisional
karena suku positif sendiri membentuk deret divergen dan begitu juga suku negative itu
sendiri. Jika anda menyusun kembali suku-suku tersebut anda mungkin mengubah jumlah
deret, dan anda mungkin bahkan membuat itu divergen! Itu mungkin saja untuk menyusun
kembali suku-suku untuk membuat jumlah beberapa angka yang kamu harapkan. Mari kita

1 1 1
lakukan ini dengan alternatif deret harmonic 1 – + − +. .
2 3 4

Perkiraan kita untuk membuat jumlah samadengan 1.5. Pertama kita cukup
mengambil suku positif untuk menambahkan untuk lebih dari1.5. Pertama tiga suku positif :
1 1 8
1 + + =1 >1.5
3 5 15
Kemudian kita cukup ambil suku negative untuk membawa sebagian menjadi kurang dari

1
1.5; kita lakukan pada suku pertama - . Lagi, kita tambahkan suku positif sampai kita miliki
2
kurang dari 1.5 dan seterusnya. Ketika suku-suku dari deret-deret berkurang di nilai mutlak,
kita dapat ( kita lanjutkan proses ini) untuk memperoleh bagian jumlah lebih atau kurang dari
1.5 tetapi selalu mendekati 1.5. Tapi, apakah ini konvergen dari deret untuk jumlah 1.5;
Jumlahnya mendekati 1.5. Anda harus melihat bahwa kita dapat memilih pada jumlah yang
kita inginkan, dan menyusun kembali suku-suku dari deret ini untuk memperoleh itu. Dengan
demikian, kita tidak harus menyusun kembali suku-suku dari deret konvergen kondisional
ketika itu konvergen dan jumlahnya tergantung pada fakta bahwa suku-suku yang
ditambahkan pada bagian tetentu.
Disini contoh fisika dari banyaknya deret yang menegaskan cara yang dibutuhkan
pada pengaplikasian pendekatan matematika di dalam masalah fisika. Hukum Coulomb pada
kelistrikan disebutkan bahwa kekuatan diantara dua muatan sama dengan hasil dari muatan
yang terbagi oleh kuadrat dari jarak diantara mereka ( Pada bagian listrik; digunakan bagian
lain, disebut mks, kita hanya perlu mengalikan dengan angka konstan). Misalkan ada muatan
positif pada x=0, √ 2, 4 , √6 , √ 8,....... dan muatan negative pada x= 1,√ 3, , √ 5 √7,....... Kita
ingin mengetahui gaya total di muatan positif pada x=0 karena untuk semua muatan lainnya.
Muatan negative menarik muatan pada x=0 dan coba untuk menarik itu ke kanan;Kita sebut
muatan diberikan oleh muatan positif, ketika mereka pada arah pada sumbu x positif. Karena
gaya untuk ,uatan positif adalah pada arah x negative dan kita sebut itu negative. Untuk

1
contoh, karena gaya untuk muatan positif pada x = ❑
√ 2 adalah – ( 1 . 1) / (√ 2)2 = - 2 . Total
gaya pada muatan x = 0, jadi,

Sekarang kita tahu bahwa deret konvergen ini berdiri sendiri (bagian 7). Tapi kita juga harus
melihat jumlahnya (sesuai dengan fakta bahwa itu konvergen0 dapat diubah dengan
menyusun kembali suku-suku tersebut. Secara fisika, ini artinya bahwa pada muatan asal
tidak bergantung hanya pada ukuran dan posisi dari muatan, tetapi juga pada lannya dimana
kita menempatkan mereka pada posisi mereka! Ini mungkin sangat baik untuk menguatkan
konsep anda mengenai fisika. Anda merasa bahwa masalah fisika seperti ini harus dijawab
dengan jawaban pasti. Pikirkan cara ini. Misalkan ada dua pekerja, satu pekerja ditempatkan
pada muatan positif dan satu lagi pada muatan negative. Jika salah satu pekerja lebih cepat
dari yang lainnya, itu jelas bahwa gaya di beberapa tempat mungkin jauh dari F seperti pada
persamaan (8.1) karena ada beberapa muatan ekstra dari suatu tanda . Pekerja tidak akan
pernah dapat menempati semua muatan karena ada angka tak terhingga dari mereka. Pada
beberapa tempat gaya yang akan timbul dari muatan positif yang belum ditempati, karena
deret divergen; seperti, gaya untuk bukan tempat muatan negative dari deret divergen dari
tanda yang berlawanan. Kita tidak dapat menghentikan beberapa point dan sebut bahwa sisa
dari deret tak perlu diperhatikan sebagaimana kita dapat pada pantulan bola pada Bagian 1.
Tetapi jika kita mengspesifikasi lainnya pada muatan yang ditempatkan, kemudian jumlah S
dari deret yang ditentukan (S adalah kemungkinan perbedaan dari F pada (8.1) kecuali kalau
muatan pada tempat alternatif). Secara fisika ini artinya bahwa nilai dari gaya seperti pekerja
terus menuju S, dan kita dapat menggunakan penjumlahan dari (diatur dengan benar) deret
tak hingga sebagai penaksiran gaya.

9. KEGUNAAN FAKTA TENTANG DERET


Kami tegaskan fakta-fakta dibawah ini untuk referensi :
1. Konvergen atau divergen dari deret tidak dipengaruhi oleh perkalian setiap suku dari
deret oleh konstanta yang sama. Juga tidak dipengaruhi oleh perubahan angka
berhingga dari suku-suku (untuk contoh, menghilangkan beberapa hal utama)
∞ ∞
2. Dua deret konvergen ∑ an dan ∑ bn mungkin ditambahkan (atau dikurangi) suku
n =1 n =1

oleh suku (menambahkan “suku oleh suku” artinya bahwa suku ke-n dari jumlaha n
dan bn) . Hasil deret adalah konvergen dan jumlahnya didapatkan dengan
menambahkan (mengurangi) jumlah dari dua deret yang diberikan
3. Suku-suku dari deret konvergen mutlak mungkin disusun kembali pada beberapa
lainnya tanpa mempengaruhi salah satu konvergen atau jumlah. Ini tidak benar dari
deret konvergen kondisional sebagaimana kita lihat pada bagian 8

PROBLEMS, SECTION 9
Uji deret dibawah ini konvergen atau divergen. Tentukan uji yang anda anggap mudah untuk
digunakan tetapi jangan lupa uji pendahuluan. Gunakan pernyataan fakta tentang kapan
mereka digunakan.
10. DERET PANGKAT; INTERVAL DARI KONVERGEN
Kita telah mendiskusikan deret yang suku-sukunya konstan. Bahkan lebih penting dan
berguna adalah deret yang suku-sukunya adalah fungsi dari-x . Ada banyak macam deret,
Tetapi di bab ini kita akan mempertimbangkan deret-deret yang suku ke-n adalah konstan
ketika xn atau konstan ketika (x-a)n dimana a adalah konstan. Ini disebut deret pangkat, karena
suku itu adalah perkalian dari pangkat dari x atau dari (x-a). Di bab selanjutnya kita akan
mempelajari deret fourier yang mana suku-sukunya termasuk sines dan cosines , dan deret
lainnya di suku-suku yang mungkin polynomial atau fungsi lainnya.

Sesuai defenisi, deret pangkat dibentuk dari :


Dimana koefisien an adalah konstan. Disini ada beberapa contoh :

Apakah deret pangkat konvergen atau tidak bergantung pada nilai x yang kita pelajari. Kita
sering menggunakan uji rasio untuk menemukan nilai x untuk deret yang konvergen. Kita
ilustrasikan ini dengan uji masing-masing dari empat deret (10.2). Ingat lagi, bahwa uji rasio
kita bagi suku n + 1 dengan suku n dan ambil nilai mutlak dari rasio ini untuk memperoleh ρn
, dan kemudian tentukan limit dari ρn sebagai n → ∞untuk memperoleh ρ
Contoh 1. Untuk (10.2), kita punya

Deret konvergen untuk ρ < 1, itu adalah |x/2| <1 atau |x| < 2, dan divergen itu untuk |x| > 2
(lihat problem 6.30). Secara grafik yang kita pelajari interval di atas x diantara x = -2 dan
x=2; untuk beberapa x di interval ini deret (10..2a) konvergen. Point akhir dari interval , x=2
dan x=-2, kita harus pelajari secara terpisah. Ketika x=2, (10.2a) adalah
1 – 1 + 1 - 1 +......,
ketika x=-2 (10.2a) adalah 1 + 1 +1 + 1 +..........., adalah divergen. Kemudian interval
konvergen dari (10.2a) dinyatakan sebagai -2 < x <2.
Contoh 2. Untuk (10.2b) kita temukan

deret konvergen untuk |x| < 1. Dan lagi kita harus mempertimbangkan poin terakhir dari

−1 1 1
interval konvergen, x=1 dan x=-1. Untuk x = 1, deret (10.2b) adalah 1 + − + …; ini
2 3 4
adalah deret alternatif harmonic dan adalah konvergen. Untuk x = - 1 (10.2b) adalah

−1 1 1
-1 − − −… ;ini adalah deret harmonic dan adalah divergen. Kemudian kita nyatakan
2 3 4
interval dari konvergen dari (10.2b) sebagai -1 < x ≤ 1. Ingat dengan teliti bagaimana ini
berbeda dengan hasil kita untuk (10.2a). Deret (10.2a) tidak konvergen di salah satu poin
akhir kita gunakan < tanda pada pernyataannya interval dari konvergen. Deret (10.2b)
konvergen pada x = 1, jadi kita gunakan tanda ≤ untuk memasukkan x = 1. Kamu harus selalu
menguji sebuah deret karena poin akhirnya dan termasuk hasil di pernyataanmu dari interval
konvergensi. Sebuah deret mungkin konvergen mungkin tidak, salah satu atau keduanya pada
poin akhir.
Contoh 3. Di (10.2c) nilai mutlak dari suku ke-n adalah |x2n-1/(2n-1)!|. Untuk memperoleh
suku n + 1 kita tempatkan n dengan n + 1; kemudian 2n – 1 ditempatkan oleh 2(n+1)–1=2n+1
dan nilai mutlak dari suku ke-n+1 adalah

Sehingga kita dapat


Ketika ρ<1 untuk semua nilai x, deret konvergen untuk semua x
Contoh 4. Di (10.2d), kita temukan

Deret konvergen untuk |x+2| < 1 itu adalah untuk -1<x+2<1, atau -3<x<-1. Jika x=-3 (10.2d)
adalah

Yang mana konvergen oleh uji deret alternatif . Untuk x = -1, deret adalah

Yang mana adalah divergen oleh uji integral. Dengan demikian deret konvergen untuk -3≤
x≤1.

PROBLEMS, BAGIAN 10
Temukan interval dari konvergen dari setiap deret pangkat dibawah ini pastikan untuk
menyelidiki poin akhir dari interval setiap kasus.
Deret dibawah ini bukanlah deret pangkat, tetapi kamu dapat transformasikan satu persatu
menjadi deret pangkat dengan mengubah variable dan cari tahu apakah itu konvergen
∞ ∞
−n 2 n −n n
19. ∑ 8 ( x −1) Cara: Biarkan y = x2 – 1. Deret power ∑ 8 y konvergen untuk |y|
0 0

< 8, lalu deret konvergen untuk |x2-1| < 8, yang artinya |x| < 3

11. TEOREMA TENTANG DERET PANGKAT



Kita tahu bahwa deret pangkat ∑ an x n konvergen pada interval yang sama dengan
n=0

garis awalnya. Untuk setiap nilai x (interval konvergen) deret mempunyai jumlah bilangan
batasan yang nilainya tergantung pada nilai x. Maka kita dapat menulis jumlah dari deretan


seperti S(x) = ∑ an x n. Kita lihat kemudian bahwa deret pangkat (didalam interval
n=0
konvergennya) menetapkan fungsi x yang disebut S(x). Dalam menjelaskan hubungan dari
deret dan fungsi S(x) kita bisa menyebut bahwa deret konvergen pada fungsi S(x) atau fungsi
S(x) di representasikan oleh deret, atau deret tersebut adalah deret pangkat dari fungsi
tersebut. Disini kita memperoleh fungsi dari deret tersebut. Kita juga (bagian 12) harus
menemukan deret pangkat yang konvergen pada hasil fungsi. Ketika kita mengerjakan deret
pangkat dan fungsi yang mereka hadirkan sebelumnya itu bisa diketahui teorema selanjutnya
(yang mana kita menyatakan dalam membuktikan; lihat teks kalkulus). Deret pangkat sangat
berguna dan meyakinkan karena didalm interval konvergennya mereka dapat diselesaikan
seperti polynomials.
1. Besaran deret dapat dibedakan atau diintegrasikan dari bentuk ke bentuk; deretan
yang dihasilkan konvergen pada asal atau integral dari fungsi yang di representasikan
oleh deret awal sehingga interval konvergen bisa sama seperti deret awal tersebut
(maka tidak diperlukan pada poin akhir pada interval tersebut).

2. Dua besaran deret bisa ditambah, dikurang atau dikali; hasil deret konvergen paling
tidak pada interval konvergen biasa. Anda bisa membagi dua deret jika agka sebutan
tidak sama dengan 0 pada x=0, atau jika itu adalah 0 dan nilai 0 dibatalkan oleh
pembilang [seperti pada contoh(sin x)/x; lihat (13.1)]. deret yang menghasilkan akan
memiliki beberapa interval konvergen (yang mana dapat ditemukan oleh tes rasio atau
lebih sederhana oleh teori variabel komplek lihat bab 2 bagian 7).

3. Satu deret dapat disubstitusi dalam deretan lainnya yang ditentukan bahwa nilai dari
deret yang di substitusi adalah pada interval konvergen dari deretan yang lain.

4. Besaran deret dari fungsi yang tidak biasa maka hanya ada satu besaran deretan dari


n
bentuk ∑ an x yang konvergen pada hasil fungsi.
n=0

12. FUNGSI EKSPANSI DALAM DERET PANGKAT


Semakin sering bekerja itu akan bermanfaat untuk menemukan deret pangkat yang
mewakili hasil fungsi. Kita ilustrasikan satu metode dari perolehan beberapa deret dalam
menemukan deret untuk sin x. Dalam metode ini kita anggap bahwa ada satu jenis deret (lihat
bagian 14 untuk mendiskusikan hal ini) dan lihat untuk menemukan berapa nilai deret
seharusnya. Maka kita tulis
(12.1) Sin x = a0 + a1x + a2x2 + . . . + anxn + . . .
Dan coba untuk menemukan nilai dari an untuk membuat (12.1) sebuah identitas (yang mana
didalam interval konvergen dari deret tersebut). Ketika interval konvergen dari besaran deret
berisi nilai asli, (12.1) harus selesai ketika x = 0 ketika kita mensubstitusi x = 0 kedalam
(12.1) kita memperoleh 0 = a0 ketika sin 0 = 0 dan semua bentuk kecuali a0 pada bagian
kanan dari persamaan berisi faktor x kemudian untuk membuat (12.1) sama pada x = 0, kita
harus memiliki a0 = 0 kemudian kita membedakan (12.1) dari setiap bentuk untuk
memperoleh
(12.2) cos x = a1 + 2a2x + 3a3x2 + . . .

(Ini dibenarkan dengan teorema 1 bagian 11) letakkan lagi x = 0, kita memperoleh 1 = a 1..
Kita diferensiasi lagi dan letakkan x = 0 untuk memperoleh
(12.3) ` -Sin x = 2a2 + 3 . 2a3x + 4 . 3a4x2 + . . . ,
0 = 2a2

Melanjutkan proses yang diambil secara berturut-turut dari (12.1) dan lettakkan x = 0, kita
memperoleh

Kita substitusi kembali nilai ini kedalam bentuk (12.1) dan memperoleh
(12.5)
Kamu juga bisa melihat bagaimana cara menuliskan lebih mengenai bentuk dari deret ini
tanpa perhitungan lebih jauh. Deret sin x konvergen untuk semua x; lihat contoh 3 bagian 10.
Deret yang dihasilkan dalam cara ini disebut maclaurin atau deret taylor tentang bentuk asli.
Deret taylor pada umumnya berarti deret dari besaran (x - a). Beberapa diantaranya adalah
konstan itu bisa ditemukan dalam penulisan x - a ataupun dari x di bagian kanan dari
persamaan seperti (12.1), yang membedakan ketika kita sudah menyelesaikannya tapi
mengganti x = a dari x = 0 pada setiap langkahnya. Kerjakan cara ini menurut fungsi f(x).
Seperti diatas kita anggap ada deret taylor untuk f(x) dan tulis:

f(n)(x) = n – (n – 1) (n – 2). . . . 1 . an + berisi besaran (x – a)


[simbol f(n)(x) berarti nth bentuk asli pada f(x).] Kita sekarang letakkan x = a disetiap
persamaan pada (12.6) dan memperoleh

[Mengingat kembali f’(a) berarti untuk diferensiasi f(x) dan kemudian letakkan x = a; f”(a)
berarti untuk menemukan f”(x) dan kemudian letakkan x = a, dan seterusnya]
Kita kemudian bisa menulis deret taylor untuk f(x) dengan x = a:

Deret Maclaurine untuk f(x) adalah deret Taylor yang asli. Letakkan a = 0 pada (12.8), kita
memperoleh deret Maclaurine untuk f(x):
Kita telah menulis hal ini dalam bentuk umum karena itu tepat untuk mendapatkan rumus
koefisien tetapi menemukan deret awal yang lebih tinggi dalam (12.9) untuk beberapa tapi
fungsi yang paling sederhana, tidak begitu sulit. (Coba ini untuk e tanx). Pada bagian 13, kita
mendiskusikan lebih mudah cara untuk mendapatkan deret Maclaurin dan Taylor dengan cara
mengkombinasikan beberapa deret dasar. Meskipun kamu harus memverifikasi (problem 1,
dibawah ini) deret dasar (13.1) sampai (13.5) dan menghafalkannya.

Problem, Bagian 12
1. Melalui metode yang digunakan untuk memperoleh (12.5) [yang mana deretan (13.1)
dibawah], verifikasikan setiap masing-masing dari deret lainnya (13.2) sampai (13.5)
dibawah ini.

13. TEKNIK UNTUK MENDAPATKAN EKSPANSI DERET PANGKAT


Ada beberapa cara yang lebih sederhana untuk menemukan deret pangkat dari sebuah
fungsi daripada proses pembedaan yang berturut-turut dalam bagian 12. Teorema 4 dalam
bagian 11 menjelaskan pada kita bahwa untuk fungsi yag diberikan hanya terdapat satu deret


pangkat maka deret dari bentuk ∑ an x nOleh karena itu kita bisa menghasilkannya melalui
n=0

berbagai metode yang benar dan bisa yakin bahwa itu adalah deret Maclaurin yang sama
yang bisa kita dapatakan melalui menggunakan metode dari bagian 12. Kita harus
mengilustrasikan satu jenis dari metode untuk mendapatkan besaran deret. Pertama, ini dapat
menghemat waktu untuk memeriksa (problem 12.1) dan menghafalkannya berdasarkan deret
dasar:
Kita mesti menggunakan deret-deret itu tanpa asal mula yang lebih jauh ketika kita
membutuhkannya pada contoh berikutnya. Sekarang kita garis dan beri contoh dari variasi
metode yang benar dalam mendapatkan deret ekspansi.

A. Perkalian Dari Sebuah Deret Oleh Polinomial Atau Deret Lainnya


Contoh 1. Untuk mencari deret (x + 1) sin x, kita kalikan (x + 1) dengan deretan
(13.1) dan kumpulkan bentuk:

Kamu bisa melihat ini lebih mudah untuk dikerjakan daripada mengambil hasil awal
dari (x + 1) sin x yang berturut-turut, dan teorema 4 meyakinkan kita bahwa hasilnya
adalah sama

Contoh 2. Untuk menemukan deret ex cos x, kita kalikan (13.2) dengan (13.3)
Ada dua catatan penting. Pertama ketika kamu mengalikan, garis bawahi bentuk yang
termasuk besaran x didalam kolom. Kedua perhatikan dalam memasukkan semua
bentuk dalam hasil akhir ke besaran yang akan kamu masukkan tapi jangan masukkan
deret yang lebih besar . pada contoh diatas catat bahwa kita tidak memasukkan bentuk
x3 . x2; jika kita menginginkan bentuk x5 didalam jawaban kita harus memasukkan
semua hasil yang memberi x5 (yakni, x . x4 , x3. X2 dan x5 . 1).

B. Pembagian Dua Deret Atau Satu Deret Melalui Polynomial


Contoh 1. Untuk mencari deret dari bentuk (1/x) ln (1 + x) kita bagi (13.4) dengan x:

Contoh 2. Carilah deret untuk 1 ( 1+x ) dengan metode panjang ( lihat contoh pada
metode C untuk cara berikutnya
Contoh 3. Carilah deret untuk tan x, kita terlebih dahulu untuk deret sin x kemudian
deret cos x.

C. Deret Binomial

Jika Anda mencari teorema Binomial, Anda sebaiknya melihat ( 13.5 ) mulai dengan
teorema Binomial pada ( a + b )n jika kita masukan a=1, b= x dan n=p yang
membedakan disini p untuk negatif atau fraksi dan pada kasus ini disebut deret
infinitif. Deret konvergen untuk ‫׀‬x1 < ‫ ׀‬kamu bisa digunakan tes rasio.

Contoh 1. Materi kita cari deret dengan metode seperti pada contoh 2 pada metode B
pada saat ini gunakanlah deret Binomial ( 13.5 )
D. Substitusikan polinomial atau deret sebagai variabel pada deret berikutnya
2
e−x
Contoh 1. Carilah deret untuk Kita tahu pada ( 13.3 ) untuk ex dengan mudah
kita letakkan kembali x pada -x2 untuk mendapatkan

Contoh 2. Carilah deret untuk etan x. Masukan x pada (13.3 ) seperti deret pada contoh
3 dalam cara B. Biarkan hanya untuk x4 hanya kita tulis deret untuk x ke 4 dan
mencari deret tertinggi.
E. Metode Kombinasi

Contoh : carilah deret untuk arc tan x

Pertama mari kita tulis deret ( deret binomial ) ( 1 + t 2 )-1 dan diintegralkan teorema
dalam teorema

Maka, kita dapat

Cara yang mudah untuk mendapatkan deret dengan metode pada bagian 12 dengan
mencari turunan dari arc tan x

F. Deret Taylor menggunakan Deret Maclaurin Dasar


Pada kasus yang sederhana mungkin deret Taylor pada deret Maclaurin untuk rumus
atau metode pada bagian 12
Contoh 1. Carilah deret taylor untuk ln x tentang x=1 ( artinya deret pangkat (x - 1)
untuk deret x ) kita tulis
Ln x = ln [1+ ( x - 1 )]
Dan gunakan ( 13.4 ) dengan x pada ( x - 1 )

Contoh 2. Cos x untuk x = 3 Π /2 . Kita tuliis

Gunakan ( 13.1 ) dengan x pada x - (3 Π /2)


PROBLEM BAGIAN 13
Gunakan metode ini untuk mencari teorema dari fungsi berikut

33. ln x petunjuk : metode 1 : cos x = 1 + (cos x - 1 ) = 1 + a : gunakan deret yang


Anda tahu untuk ln ( 1 + x ), replace u oleh deret maclaurin untuk ( cos x - 1 ).
x

Metode 2 : ln cos x = ∫0 tan u du . Gunakan deret dari contoh 3 pada metode B.


34. ecos x petunjuk : ecos x = e. ecos x - 1
Gunakan metode F, Carilah suku pertama dari deret taylor !
14. PERTANYAAN KONVERGEN DAN AKURASI PADA KOMPUTASI
Mahasiswa bijaksana mungkin akan terganggu tentang manipulasi matematika kita .
Bagaimana kita tahu proses ini kami telah menunjukkan benar-benar memberi kita dret
yang mendekati fungsi yang diperluas? Tentu beberapa fungsi tidak dapat diperluas dalam
serangkaian kekuasaan; karena serangkaian listrik menjadi hanya ao ketika x = o, tidak bisa
sama dengan fungsi apapun (seperti 1 / x atau ln x) yang tak terbatas pada titik asal. Jadi
kita mungkin bertanya apakah ada fungsi lain (selain mereka yang menjadi tak terbatas
pada titik asal) yang tidak dapat diperluas dalam serangkaian listrik. Semua kami lakukan
sejauh ini adalah untuk menunjukkan metode untuk menemukan untuk deret daya untuk
fungsi yang tidak memiliki ekspansi deret, tapi untuk yang metode formal kita akan
memberi kita serangkaian palsu? Sayangnya, jawabannya adalah "ya"; untungnya, ini
bukan kesulitan yang sangat umum dalam praktek. Namun, Anda harus tahu tentang
kemungkinan dan apa yang harus dilakukan tentang hal itu. Bagaimana mungkin berpikir
fakta bahwa, mengatakan, persamaan

Tidak berlaku untuk ‫׀‬x1 ≥ ‫׀‬. Ini adalah pembatasan cukup mudah untuk menentukan; dari
awal kita mengakui bahwa kita bisa menggunakan ekspansi deret kami hanya ketika
mereka berkumpul. Tapi ada kesulitan lain yang bisa muncul. Hal ini dimungkinkan untuk
serangkaian ditemukan oleh metode di atas untuk berkumpul dan masih tidak mewakili
−( 1/x 2
)
fungsi yang diperluas! Contoh sederhana ini adalah e yang deret formal 0 + 0 +0 +
0 + .... Dan semua turunannya adalah nol pada titik asal (masalah 15,26). Hal ini jelas
−( 1/x 2
)
bahwa e tidak nol untuk x2 > 0 sehingga seri ini tentu tidak benar. Anda dapat
mengajak temanmu dengan interpretasi fisik berikut ini. Misalkan pada t = 0 mobil sedang
beristirahat (kecepatan 0 ) dan memiliki nol percepatan, nol laju perubahan percepatan, dll
(semua turunan jarak terhadap waktu adalah nol pada t = 0). Maka menurut hukum kedua
newton (force sama kali percepatan massa)., Gaya sesaat yang bekerja pada mobil juga nol
(dan, pada kenyataannya, begitu juga semua turunan dari gaya). Sekarang kita bertanya
"mungkin fmobil akan bergerak setelah t = 0? Jawabannya adalah "ya"! Sebagai contoh,
−( 1/x 2
)
mari jarak dari asal sebagai fungsi waktu menjadi e
Perilaku aneh ini benar-benar kesalahan dari fungsi itu sendiri, bukan dari metode kami
menemukan deret. Cara yang paling memuaskan untuk menghindari kesulitan adalah
mengakui, dengan teori variabel kompleks, ketika fungsi dapat atau tidak dapat memiliki
daya deret. Kita akan membahas ini dalam bab 14, bagian 2. Sementara itu, marilah kita
mempertimbangkan dua pertanyaan penting: (1) apakah taylor atau deret Maclaurin di
(12,8) atau (12,9) sebenarnya konvergen ke fungsi yang diperluas? (2) dalam masalah
perhitungan, jika kita tahu bahwa a deret konvergen ke fungsi yang diberikan, seberapa
cepat apakah itu bertemu? Artinya, berapa banyak hal kita harus gunakan untuk
mendapatkan akurasi yang kita butuhkan? Kami mengambil pertanyaan ini dalam rangka.

Sisa ( Rn (x) dalam serangkaian deret Taylor adalah perbedaan antara nilai fungsi dan
jumlah n + 1 hal seri.

Mengatakan bahwa deret konvergen ke fungsi bahwa lim n→∞ ‫׀‬Rn (x)0 = ‫ ׀‬. Ada banyak
formula yang berbeda untuk 1234 yang berguna untuk tujuan khusus; Anda dapat
menemukan ini dalam buku-buku kalkulus. Salah satu rumus tersebut adalah

Di mana c adalah beberapa titik antara a dan x. Anda dapat menggunakan rumus ini
dalam beberapa kasus sederhana untuk membuktikan bahwa deret taylor atau Maclaurin
untuk fungsi yang konvergen ke fungsi (masalah 11 sampai 13).
Deret compulation. Sekarang misalkan kita tahu sebelumnya bahwa deret kekuatan
fungsi yang konvergen ke fungsi (dalam interval konvergensi) dan kami ingin
menggunakan deret untuk menghitung nilai fungsi. Kami ingin, jika mungkin, untuk
memperkirakan kesalahan yang disebabkan oleh hanya menggunakan beberapa istilah dari
deret. (Meskipun pada prinsipnya kita bisa menggunakan 14,2), ada metode sederhana
yang akan kita bahas). Ada cara mudah untuk memperkirakan kesalahan ini ketika seri ini
bolak dan memenuhi uji derer bolak untuk konvergensi (bagian 7). Dalam hal ini kesalahan
adalah (dalam nilai absolut) kurang dari nilai absolut dari istilah diabaikan pertama
(melihat masalah 1).
Disebutkan bahwa deret konvergen untuk fungsi yang berarti nlim
→∞
|Rn ( x )|=0. Ada banyak
formula yang berbeda untuk Rn ( x ) yang berguna untuk tujuan khusus ;Anda dapat
menemukan ini dalam buku-buku kalkulus . Salah satu rumus tersebut adalah:

di mana c adalah beberapa titik antara a dan x . Anda dapat menggunakan formula ini dalam
beberapa kasus sederhana untuk membuktikan bahwa deret Taylor atau Maclaurin untuk
fungsi yang konvergen kefungsi ( Masalah 11-13)Deret Komputasi Sekarang misalkan kita
tahu sebelumnya bahwa fungsi deret pangkat yang konvergen ke fungsi (dalam interval
konvergensi ) , dan kita ingin menggunakan deret untuk menghitung nilai dari sebuah fungsi.
kita ingin memperkirakan kesalahan yang disebabkan oleh hanya menggunakan beberapa
suku dari deret . Ada cara mudah untuk memperkirakan kesalahan ini ketika deret ini bolak-
balik danmemenuhi uji deret bolak-balik untuk konvergensi ( Bagian 7 ) . Dalam hal ini
kesalahan adalah ( dalam nilai absolut ) kurang dari nilai absolut dari suku yang diabaikan
pertama (lihat Masalah 1 ) .


(14.3) Jika ∑ an adalah deret alternatif dengan |a n+1| < |a n|,
n =1

dan lim
n→ 0
an = 0, maka |S – (a +a + …+a )| ≤ |a |
1 2 n n+1

Sebagai contoh, perhatikan deret ini

Penjumlahan dari deret berikut .


Penjumlahan sampai batas -1/32 adalah 0,.... yang berbeda dari S sekitar 0,01. Ini lebih kecil
dari batas berikutnya = 1/64= 0,015+.
Estimasi untuk kesalahan mungkin benar-benar menyesatkan untuk deret konvergen
yang tidak bolak-balik. Contohnya,

Tetapi membutuhkan 200 suku untuk mendapatkan dua desimal dengan benar,
meskipun suku ke-200 adalah

(Lihat soal no.9 dan 10)


Catatan bahwa dalam contoh terakhir kita menemukan jumlah dari deret pangkat

dimana x yang paling besar untuk deret konvergennya. Terkadang, kita menjumlahkan deret

1
ini ketika, x = maka dapat ditemukan
2

Jumlah lima suku pertama dari deret tersebut adalah 0,5815+, maka kesalahan (error) sebesar
0,0007. Suku selanjutnya adalah (1/6)2/62 = 0,0004, dimana kesalahan terkecilnya tapi masih
dari urutan yang sama besarnya. Kita dapat menyatakan teorema dibawah ini (Problem 2)
yang meliputi banyak masalah praktis.

n
Jika S = ∑ an x konvergen untuk |x| < 1, dan jika
n=0

(14.4) ¿ a n+1∨¿ < |a n∨¿ untuk n > N , maka



n
|S - ∑ an x | < ¿ a n+1 x N+1 | ÷ (1-|x|)
n=0

Seperti pada (14.3), kesalahan dapat diperkirakan dengan pengabaian deret pertama, tapi di
sini mungkin beberapa kali lebih besar suku pertama yang diabaikan bukan suku terkecil.
Sebagai contoh dari ∑ x n/n
2
dengan x = ½, sehingga didapatkan 1-x = ½, pada (14.4)
menyatakan bahwa kesalahan lebih kecil dari dua kali suku berikutnya. Kita amati bahwa
kesalahan 0,0007 lebih kecil dari 2(0,0004) lihat pada (14.4).
Untuk nilai |x| lebih kecil dari 1, 1 - |x| adalah 1, maka suku berikutnya memberikan
perkiraan yang baik dalam hal ini. Jika interval konvergen bukan |x| < 1, tetapi untuk contoh, |
x| < 2 sebagai berikut
Kita dapat dengan mudah menentukan x/2 = y, dan mengaplikasikan teorema pada suku ke y.

PROBLEM, BAGIAN 14
1. Buktikan teorema (14.3). Petunjuk : Kelompokkan deret sebagai berikut (a n+1 + an+2) +
(an+3 + an+4) + .... untuk menunjukkan bahwa kesalahan memiliki tanda yang sama
seperti an+1. Kemudian kelompokkan suku tersebut seperti an+1 + (an-2 + an+3) + (an+4 +
an+5) + .... untuk menunjukkan bahwa kesalahan memiliki magnitude kurang dari |an+|.

2. Buktika teorema (14.4). Petunjuk : kesalahannya adalah Gunakan fakta


bahwa nilai absolut dari penjumlahan kurang dari atau sama dengan jumlah dari nilai

absolut. Kemudian gunakan fakta bahwa untuk mengganti semua an by


an+1. Tulis ketidaksetaraan dengan tepat. Jumlahkan deret geometris untuk
mendapatkan hasilnya.

Dalam soal ke 3 -7, gunakan deret konvergen Maclaurin untuk fungsi.

3. Jika 0 < x < ½, tunjukkan (menggunakan teorema 14.3) bahwa dengan


kesalahan kurang dari 0,032. Petunjuk : catatan bahwa seri ini bolak setelah jangka
pertama.
4. Tunjukkan bahwa sin x = x kesalahan kurang dari 0,021 untuk 0 < x < 0,1. Petunjuk :
gunakan teorema 14.3 dan catatan bahwa deret selanjutnya adalah deret x3.

5. Tunjukkan bahwa 1- cos x = x2/2 dengan kesalahan lebih kecil dari 0,003 untuk |x| <
½.
6. Tunjukkan bahwa ln (1 – x) dengan kesalahan terkecil adalah 0,0056 untuk |x| < 0,1.
Petunjuk : gunakan teorema 14.4.

7. Tunjukkan bahwa dengan kesalahan lebih kecil dari 1/32 untuk 0 <
x < 1. Petunjuk : x = 4y, dan gunakan teorema 14.4.

8. Perkirakan kesalahan jika mendekati dengan jumlah dari tiga hal pertama
untuk
9. Tentukan penjumlahan dari deret

Petunjuk :

Tunjukkan bahwa sisa setelah deret n adalah 1/(n+1). maka tunjukkan bahwa sekitar
200 deret yang diperlukan untuk dua akurasi desimal. Bandingkan sisanya dengan
nilai istilah 200 dan tunjukkan bahwa dalam perhitungan menggunakan serangkaian
istilah positif nilai jangka dihilangkan pertama mungkin perkiraan-benar tidak dapat
diandalkan dari kesalahan.

10. Tunjukkan interval dari deret konvergen (Untuk x = 1, ini


deret dari problem 9.) gunakan teorema (14.4), tunjukkan bahwa x = 1/2, empat suku
akan memberikan dua akurasi desimal.

11. Tunjukkan bahwa deret Maclaurin untuk sin x konvergen ke sin x. Petunjuk : jika

atau dan maka untuk semua


x dan semua n. Dengan n → ~ pada (14.2).
12. Tunjukkan pada soal 11 dengan menggunakan deret Maclaurin untuk ex konvergen ke
ex.

13. Tunjukkan bahwa deret Maclaurin untuk (1+x)p konvergen ke (1+x)p ketika 0 < x < 1.

15. BEBERAPA KEGUNAAN DERET


Dalam bab ini kita akan mempertimbangkan beberapa kegunaan lebih mudah dari
deret. Di bab berikutnya juga akan ada banyak kasus lain dimana kita membutuhkan
kegunaan deret.
Komputasi Numerik Jika kamu tidak mempunyai kalkulator atau tabel berguna,
atau jika kamu ingin mendapatkan perhitungan akurat, kamu boleh menggunakan nilai deret
dari fungsi. Karena kalkulator sekarang begitu mudah tersedia, untuk masalah pemecahan
deret khusus .. using series problem dimana tidak dapat dengan mudah dihitung
menggunakan kalkulator.
Mari kita pecahkan beberapa masalah numerik untuk menggambarkan perhitungan
menggunakan deret untuk membuat perhitungan seperti bernilai, deret harus bernilai
konvergen. Jika kita harus menambahkan 200 suku untuk mendapatkan akurasi yang
dibutuhkan, cara itu jelas lebih baik untuk menemukan metode lain. Di setiap masalah
dibawah ini, perhatikan bahwa angka yang diberikan membuat deret konvergen cepat; dengan
angka yang berbeda, metode yang digunakan mungkin belum baik. Hati-hati dalam
menyelesaikan soal, jangan hanya menghitung secara cepat
Contoh 1.

Ln pada x = 0,0015
Pada bagian 13B, contoh 3, kita menemukan deret untuk tan x dan kita menemukan
deret ln dari problem 13.19, maka

Dengan kesalahan dari urutan x2 atau 10-21. Catatan bahwa kita tidak bisa melakukan
perhitungan dengan kalkulator. Kita perlu kurangi dua nomor masing-masing hampir sama
dengan 0,0015, sebenarnya tidak berbeda dari satu sama lain sampai tempat desimal 16.
Dengan demikian, kalkulator membawa 8 -10 tempat desimal kehilangan semua akurasi
dalam pengurangan tersebut. Deret pengurangan sepele - kita hanya membatalkan suku x dan
x3.
Contoh 2.

Adalah mungkin untuk menemukan 4 derivatif kemudian menghitung hasilnya (gunakan


kalkulator). Namun, lebih mudah untuk menulis deret sin x, divide x, dan kemudian
diferensial :
Kita turunkan ini empat kali dan evaluasi pada x = 0,1

Atau tentang -2 dengan sebuah kesalahan dari perintah dari 10-4

Penjumlahan deret Jika kamu dapat mengenali rangkaian deret angka sebagai rangkaian
dari beberapa fungsi untuk nilai tertentu dari x, kemudian kamu bisa menemukan
penjumlahan dari deret tersebut.
Contoh. Temukan penjumlahan dari deret berikut.

Mulai dengan ....

Dan ganti nilai x dengan 1 (x=1). Kemudian didapatkan

Dan jumlahkan deret ln 2. Kita bisa menggunakan kalkulator atau tabel logaritma untuk
menemukan penjumlahan.

Evaluasi Integral Banyak integral yang timbul dalam masalah terapan tidak dapat
dievaluasi dalam hal fungsi dasar. Salah satu cara yang berguna untuk menemukan nilai
integral tentu ketika integral tak tentu tidak dapat ditemukan adalah untuk memperluas
terintegrasi dalam serangkaian kekuatan dan mengintegrasikan suku demi suku.

Contoh. Integral Fresnel (Integral dari sin x2 dan cos x2) terjadi pada masalah difraksi Fresnel
di optik. Dapat ditentukan
Dari teorema 14.3, kesalahan kurang dari 1/(15.7!) atau 10-5.

Evaluasi Bentuk Tak Tentu

Jika kita mencoba mensubstitusikan x=0, kita dapat0.0. Ungkapan yang membawa
mudah dievaluasi dengan menggunakan suku. Untuk contoh.

Kamu mungkin ingat Hukum L’Hopital’s yang menyatakan bahwa

Ketika f (a) dan bernilai 0, dan mendekati limit atau cenderung tak hingga, tidak
berosilasi sebagai x → a. Mari kita menggunakan deret kekuatan untuk melihat bahwa ini
adalah benar dalam kasus khusus sederhana. Kita mempertimbangkan fungsi f(x) dan
yang diperluas dalam serangkaian daya tentang asal (a=0) dan anggap bahwa (lihat
problems 22 sampai 44). Gunakan 12.9,

Jika ini menjadi


Seperti dalam hukum L’Hopital. Disetiap soal yang diberikan, anda harus memutuskan
apakah lebih mudah dengan cara differensial dan menggunakan aturan L’Hopital (contoh, jika
kamu tidak tahu deret untuk fungsi dalam pembilang dan penyebut) atau menggunakan deret
(contoh, jika derivatif yang sangat rumit).
Ada bentuk-bentuk tak tentu lain disamping 0/0, contoh dan lainnya.
Aturan L’Hopital berlaku untuk bentuk serta bentuk 0/0. Deret yang paling sering
digunakan untuk bentuk 0/0 atau yang lain dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam bentuk
0/0. Untuk contoh, adalah bentuk , tapi itu lebih mudah ditulis dengan

dimana bentuk 0/0. Catatan peringatan : deret (kekuatan dari x) berguna


terutama dalam mencari batas sebagai x → 0, karena x = 0 maka deret menuju konstan.
Untuk beberapa nilai x, kita memiliki deret yang tidak terbatas jumlahnya yang mungkin
tidak kita ketahui (lihat Problem 25)

Deret Perkiraan Persamaan diferensial atau fisika terlalu sulit dalam bentuk tertentu, kita
biasanya mendapatkan jawaban perkiraan dengan mengganti salah satu atau lebih fungsi
dalam masalah dengan beberapa deret tak hingga. Kita akan mengilustrasikan ide ini dengan
2 contoh.

Contoh 1. Di fisika dasar, kita temukan bahwa persamaan gerak bandul sederhana adalah
(Lihat Chapter 11, Section 8 atau buku fisika) :

Persamaan diferensial ini tidak dapat diselesaikan untuk dalam hal fungsi dasar (lihat
Chapter 11), dan kamu mungkin ingat apa yang biasanya dilakukan adalah mendekati sin
oleh . Ingat, deret tak hingga untuk sin ; hanyalah istilah pertama dri deret untuk sin
. (Ingat bahwa dalam radian, lihat pada Chapter 2, akhir Section 3). Untuk nilai terkecil

dari ( radian atau 30o), ini merupakan deret konvergen, dan menggunakan suku
pertama yang memberikan pendekatan yang baik (lihat Problem 14.4). Solusi dari persamaan

diferensial adalah ketika (A dan B konstan) anda dapat


memverifikasi bahwa pendulum mengeksekusi gerak harmonik sederhana.

Contoh 2. Mari kita perhatikan zat radioaktif yang mengandung atom N 0 saat t=0. Diketahui
bahwa jumlah atom yang tersisa pada waktu t kemudian diberikan oleh rumus (lihat Chapter
8, Section 3).

(15.1)

Dimana adalah konstan, yang merupakan karakteristik dari zat radioaktif. Untuk
menemukan nilai untuk zat tertentu, riset seorang fisikawan di laboratorium jumlah
peluruhan selama interval waktu untuk suksesi dari interval. Itu adalah cara untuk
merencanakan setiap nilai dari pada titik tengah waktu yang sesuai interval Jika
bernilai kecil, grafik ini adalah pendekatan yang baik ke grafik dN/dt. Pendekatan yang
baik dapat diperoleh dengan memplot sedikit di sebelah kiri titik tengah. Mari kita
tunjukkan bahwa titik tengah memberikan pendekatan yang baik dan juga lebih akurat
menemukan nilai t. ( Pendekatan nilai , cukup baik untuk menghitung koreksi, yang
diasumsikan diketahui dari grafik awal).
Apa yang harus dilakukan untuk memplot grafik yaitu grafik kemiringan
kurva pada gambar 15.1. Yang akan kita ukur adalah nilai untuk setiap interval
Pertimbangkan satu interval pada gambar 15.1, dari t1 ke t2. Untuk mendapatkan grafik
yang akurat kita harus memplot nilai yang diukur dari hasil bagi pada titik antara t1
dan t2 dimana = dN/dt. Tuliskan hal tersebut dan temukan t yang memenuhi itu.
Banyaknya adalah perubahan pada N, dimana N(t2) – N(t1); nilai dari dN/dt kita dapat
dari (15.1). Karena dN/dt = maka
(15.2)

Kalikan persamaan ini dengan maka didapatkan


(15.3)
Karena t2-t1 = . Kita asumsikan menjadi kecil. Kita dapat memperluas eksponensial
disisi kanan dari (15.3)
(15.4)

Atau, coret (- )
(15.5)

Karena nilai kecil maka kita dapat mengabaikan suku Kemudian (15.5)
masukkan ke

Dengan demikian, kita telah benar melakukan praktik yang biasa merencanakan
pada titik tengah interval .
Selanjutnya mempertimbangkan pendekatan yang lebih akurat. Dari (15.5) kita
dapatkan

Karena , kita bisa mengeluarkan logaritmanya dengan persamaan (13.4)

Kemudian kita dapatkan

sehingga diukur harus diplot sedikit di sebelah kiri titik tengah seperti yang
kita diklaim.

Problem, SECTION 15
Pada soal 1 sampai 7, gunakan deret pangkat untuk mengevaluasi fungsi pada titik. Amati
dalam setiap kasus, bahkan dengan kalkulator jika tersedia., itu lebih memudahkan atau
dibutuhkan penggunaannya.

1. e arc sin x + ln pada saat x = 0,0012


Petunjuk :gunakan Problem 13.20

2. e-x2/2 – 1 – ln cos x saat x = 0,0024

3. saat x = 0,005

4. saat x = 0,1

5. saat x = 0,2

6. saat x = 0,1 Petunjuk : gunakan problem 13.6

7. saat x = 0, Petunjuk : gunakan problem 13.3

Pada soal 8-11, evaluasi integral tertentu dengan memperluas integran dalam deret
Maclaurin.

8.

9.

10.

11.
Gunakan deret Maclaurin untuk menghitung limit pada soal 12-21.

12. 17.
13. 18.

14. 19.

15. 20.

16. 21.
Untuk no.12-21, evaluasi limit pada soal no. 12-21 dengan menggunakan aturan L’Hopital.
Peringatan : aturan L’Hopital mengaplikasikan fraksi tunggal ; lihat petunjuk setelah Problem
18.
22. berasal aturan L’Hopital (terapkan halaman 1) untuk kasus a = 0 dengan
menggunakan serangkaian deret pangkat taylor dari (x-a) bukannya seri Maclaurin.
23. Evaluasi bentuk tak tentu dengan menggunakan aturan L’Hopital. (catatan bahwa
deret maclaurin tidak bisa digunakan disini, karena x tidak terdiri dari 0).

a)

b)

c)

d)
24. meskipun aturan L’Hopital yang paling sering dinyatakan dan digunakan untuk
mengevaluasi bentuk tak tentu dari jenis 0/0, itu juga berlaku untuk jenis , yaitu,

jika f(x) dan baik cenderung sebagai x cenderung dan rasio mendekati
batas atau cenderung tak terbatas (yaitu, tidak berosilasi). Menggunakan aturan L'Hopital
untuk mengevaluasi berikut dalam bentuk tak tentu. (Jika perlu menulis ulang mereka
sehingga adalah bentuk ).

a)

b)
c)

d)

e) (n belum tentu integral)


25. Secara umum, kita tidak bisa memperkirakan deret Maclaurin untuk digunakan
mengvaluasi bentuk tak tentu kecuali ketika x terdiri dari 0 (lihat Problem 23). Walaupun
Problem 24e bisa diselesaikan dengan menuliskan dan menggunakan
deret(13.3) untuk ex. Petunjuk : bagi pembilang dan penyebut dengan xn sebelum Anda
mengambil batas. apa yang khusus tentang seri ex yang memungkinkan untuk
mengetahui apakah batas seri tak terbatas?

26. Temukan nilai beberapa turunan dari saat t = 0. Petunjuk : kalkulasikan turunan
sebagai fungsi t; kemudian masukkan ke dalam substitusi x = 1/t 2, dan gunakan hasil dari
Problem 24e atau 25.

27. Dari akselerator energi tinggi sangat dekat c kecepatan cahaya. Diberikan tegangan V dari
pedal gas, kita sering ingin menghitung rasio v / c. Rumus relativistik untuk perhitungan
ini :

Menggunakan dua istilah dari seri binomial (13,5) untuk menemukan 1 - v / c dalam hal
V. Gunakan hasil Anda untuk menemukan 1 - v / c untuk nilai berikut V. Perhatian: V =
jumlah juta volt.
a) V = 100 juta volt
b) V = 500 juta volt
c) V = 2500 juta volt
d) V = 100 giga volt ( 100 x 109 volt = 105 juta volt)

28. Energi dari sebuah elektron dengan kecepatan V dalam teori relativitas khusus adalah
dimana m adalah massa elektron dan c adalah kecepatan cahaya. Faktor mc2 disebut
energi massa diam (energi saat v = 0). Cari dua hal ekspansi seri (1-v2/c2)-1/2, dan kalikan
dengan mc2 untuk mendapatkan energi dengan kecepatan v. Berapakah suku kedua dalam
deret energi? (jika v / c sangat kecil, sisa deret dapat diabaikan, ini berlaku untuk
kecepatan sehari-hari.

29. Angka menunjukkan berat ditangguhkan oleh kabel dan menarik ke satu sisi dengan
kekuatan F. Kami ingin tahu berapa banyak kekuatan F diperlukan untuk menahan berat
dalam ekuilibrium pada jarak tertentu x ke satu sisi (katakan untuk menempatkan
landasan sebuah benar. Dari fisika dasar, T cos = W, Dan T sin = F.
a) Tentukan F/W sebagai deret pangkat dari .
b) Biasanya dalam soal seperti ini kita mengetahui bukan , tapi x dan I dalam diagran.
Tentukan F, W sebagai deret pangkat dari x/l.

30. Diberi rantai yang kuat dan pohon nyaman, bisa Anda menarik mobil Anda keluar dari
parit dengan cara berikut? Kencangkan rantai untuk mobil dan pohon. Tarik dengan gaya
F di pusat rantai seperti yang ditunjukkan pada gambar. Dari mekanika, kita memiliki F =
2T sin , atau T = F / (2 sin ), di mana T adalah ketegangan dalam rantai, yaitu, gaya
yang bekerja pada mobil.
a) Tentukan T sebagai x-1
b) Tentukan T sbagai 0-1

31. Menara tinggi dari penampang lingkaran diperkuat oleh disk horisontal melingkar (seperti
koin besar), satu meter terpisah dan ketebalan diabaikan. Jari-jari disk pada ketinggian n
adalah 1 / (n ln n) (n>2).
Dengan asumsi bahwa menara ini tinggi tak terbatas.
a) Akankah total luas disk menjadi terbatas atau tidak? Petunjuk: Anda dapat
membandingkan seri dengan sederhana?
b) jika disk diperkuat oleh kabel yang terjadi di sekitar lingkar mereka seperti ban, akan
total panjang kawat yang dibutuhkan menjadi terbatas atau tidak?
c) Jelaskan mengapa tidak ada kontradiksi antara jawaban Anda di (a) dan (b). Itulah
bagaimana mungkin untuk memulai dengan satu set lingkaran daerah terbatas,
menghapus strip kecil di sekitar lingkar masing-masing dan mendapatkan total
panjang tak terbatas strip ini?
32. Tunjukkan bahwa "Waktu penggandaan" (waktu untuk menggandakan uang anda) adalah
periode n dengan tingkat bunga i% per periode dengan ni = 69, sekitar. Menunjukkan
bahwa kesalahan dalam pendekatan ini kurang dari 10% jika i% <20%. (perhatikan
bahwa n tidak harus menjadi beberapa tahun, bisa jumlah bulan dengan i = suku bunga
per bulan, dll). Petunjuk: Anda ingin (1 = i / 100) n = 2; mengambil di kedua sisi
persamaan dan penggunaan ini persamaan (13.4). Juga lihat Teorema (14.3).

16 MASALAH LAINNYA
1. Menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk stack tumpukan buku identik sehingga buku
atas adalah sejauh yang Anda suka ke kanan buku bawah. Anda dapat menggunakan
buku sebanyak yang Anda butuhkan, tetapi untuk setiap jarak yang diinginkan itu akan
ada beberapa jumlah terbatas. Petunjuk: mulai dari bagian atas tumpukan untuk melihat
bagaimana mereka menumpuk Setiap tempat waktu tumpukan sudah selesai di atas buku
lain sehingga tumpukan hanya pada titik kritis. (dalam praktek, tentu saja, Anda dapat
membiarkan mereka emperan cukup banyak ini tanpa harus stack menggulingkan). Cari
jarak dari ujung kanan setiap buku ke ujung kanan yang di bawahnya. (Untuk
menemukan rumus umum untuk jarak ini, pertimbangkan tiga kekuatan actingon buku n,
dan menulis persamaan untuk torsi sekitar ujung kanan nya). Menunjukkan bahwa
jumlah jarak ini adalah seri divergen. (Dikatakan bahwa beberapa mahasiswa yang
belajar di perpustakaan mencoba percobaan ini satu malam dan meninggalkan hasilnya,
dengan kekhawatiran dari ibraria keesokan harinya. Disarankan Anda mencobanya bukan
dengan satu atau lebih deck kartu. Lihat Learning of the Physical Reviews.
AMERICAN Journal of Physics, vol 27, no.2 p. 121)

2. The picture is a mobile constructed of dowels (or soda straws) connected by thin threads.
Each thread goes from the left-hand end of a rod to a point on the rod below. Number the
rods from the bottom and fine, for rod n, the distance from its left end to the thread so
that all rods of the mobile will be horizontal. Hint : can you see the relation between this
problem and problem 1?

3. Tunjukkan bahwa ∑ 1 /n 3/ 2adalah konvergen. Apa yang salah dengan bukti berikut yang
n =2

divergen?

1 1 1 1 1 1 1 1
+ + + + …> + + + +…
√ 8 √ 27 √ 64 √ 125 √ 9 √ 36 √ 81 √ 114
Dimana,
1 1 1 1 1 1 1 1
+ + + + …= (1+ + + + …)
3 6 9 12 3 2 3 4

Uji untuk konvergensi


∞ ∞

2n ( n−1)2 √ n−1
4. ∑ 5.∑ 6. ∑
n =1 n ! n =2 1+ n
2
n =2 −1+( n+1)2
∞ ∞
1 2 n3
7. ∑ ¿ 8.∑ 4
n =2 n ln ¿ ¿ ¿ ¿ n =2 −2+n

Temukan interval dan konvergen


∞ ∞
(n! )2 x n ∞
xn (−1)n x 2n−1
9.∑ 10.∑ 11. ∑
n =1 ln ( n+1) n =1 ( 2 n ) ! n =1 2 n−1

xn ❑

12. ∑ 2
n =1 1+n


( x+2)n
13. ∑ n
n =1 (−3) √ n

Tentukan deret Maclaurin dari fungsi berikut


sin x 1
14. cos [ln (1+x)] 15. ln (¿ )¿ 16.
n √1+sin x
x
1− √1− x 2 du
17. e 18. arc tan x ∫
0 1+u 2
Tentukan suku pertama dari deret Taylor
19. sin x, a = π 20. √3 x , a=8 21. ex , a = 1
Gunakan deret yang kamu ketahui untuk menghitung:
1 1 1 π
22. 1− + − +…= Petunjuk : Lihat Problem 18
3 5 7 4
π2 π 4 π6
23. − + −…=1
3! 5 ! 7 !
24. ln 3+¿ ¿ ¿ ¿
25. Evalusi limit x→ 0 x2/ln cos x dengan aturan L’Hopital

Gunakan deret Maclaurin untuk mngevaluasi :


1 1 1
26.lim ( − ) 27.lim ( −cot 2 x)
x 1−cos 2 x
2 2
x →0 x →0 x
1+ x 1
28. lim ( ❑ − ) 29. 1- √ 1−x 2∨x=10−e
x →0 x sin x
2 x
30. e− x /2 −cos x∨x=10−3 31. −ln (2−e−x ¿)∨x=0,0012 ¿
1+ x
− x/ 6 1 d6 ( 4 x ) 2

32. e − sin √ x∨¿ ¿x=0,0001 33. 6 x e ∨x=0


√x dx
0,1
dx 1 1 1
34. ∫ 35. 1+ + + …
0 √1+ x 3 3! 5 ! 7 !

Anda mungkin juga menyukai