Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Makmur Sirait, M.Si
Disusun Oleh :
Kelompok II
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kami kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmatnya sehingga kami masih diberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Thermodinamika. Tugas ini mengulas tentang Energi Dalam Gas (U) Tenaga Dakhil.
Dalam penulisan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Thermodinamika yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan tugas ini.
kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan segala kerendahan hati meminta maaf dan
mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan ke
depannya.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan semoga materi yang ada dalam tugas rutin ini
dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu energi dalam gas
2. Bagaimana proses energi dalam gas ideal
3. Bagaimana proses energi dalam gas van der waals
4. Bagaimana energi dalam gas pada proses adiabatik
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian energi dalam gas
2. Mengetahui bagaimana proses energi dalam gas ideal
3. Mengetahui bagaimana proses energi dalam gas van der waals
4. Mengetahui bagaimana energi dalam gas pada proses adiabatik
4
BAB II
ISI
5
T =¿ suhu mutlak (K)
R=¿ tetapan umum gas
Berdasarkan rumus diatas, besar energi dalam tergantung dari jumlah molekul, suhu gas,
serta jenis gas apakah monotamik, diatomik, atau triatomik.
Gas monoatomik (f =3) seperti He, Ne, dan Ar
3
u=N E=N E k¿ NkT
2
Gas diatomik seperti H2, O2, dan H2
Pada suhu rendah ( T =± 250 K ) , f =3 maka:
3
u=N E=N E k¿ NkT
2
Pada suhu sedang ( T =± 250 K ) , f =5 , maka :
5
u=N E=N E k¿ NkT
2
Pada suhu tinggi ( T =± 500 K ) , f =7 , maka :
7
u=N E=N E k¿ NkT
2
Gas ideal yang terkurung dalam sebuah wadah tertutup mengandung banyak sekali
molekul. Tiap molekul gas memiliki energi kinetik rata-rata
1
E=v ( kT )
2
( ∂∂VU ) =0
T
C v −dT q =−Pdvq
−RT
C v −dT q = dV q
V
6
dT −R dV
=
T Cv V
dT R dV
+ =0
T Cv V
Energi ini dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, termasuk energi kinetik translasi,
energi kinetik rotasi, dan energi potensial antara partikel-partikel gas.
Energi Kinetik Translasi: Ini adalah energi yang terkait dengan gerakan translasi (gerakan
maju-mundur) partikel gas. Energi kinetik translasi dari suatu partikel gas dihitung
dengan rumus:
E_kin_translasi = (1/2) * m * v^2
Di mana:
E_kin_translasi = energi kinetik translasi.
m = massa partikel gas.
V = kecepatan partikel gas.
Energi Kinetik Rotasi: Untuk gas yang dapat berputar (seperti molekul), ada juga energi
kinetik rotasi yang terkait dengan gerakan rotasi partikel. Energi kinetik rotasi dihitung
dengan rumus yang bergantung pada momen inersia (I) partikel dan kecepatan rotasi (ω):
E_kin_rotasi = (1/2) * I * ω^2
Di mana:
E_kin_rotasi = energi kinetik rotasi.
I = momen inersia partikel gas.
ω = kecepatan rotasi partikel gas.
Energi Potensial Antara Partikel: Energi potensial antara partikel gas tergantung pada
interaksi antara partikel-partikel tersebut. Dalam gas sempurna, asumsi utama adalah
bahwa partikel-partikel ini tidak berinteraksi secara potensial (tidak ada gaya tarik-
menarik antar partikel), sehingga energi potensialnya dianggap nol.
Jadi, total energi dalam gas sempurna dapat dihitung dengan menjumlahkan energi
kinetik translasi dan energi kinetik rotasi (jika berlaku) dari semua partikel dalam sistem:
7
Total Energi = Σ (E_kin_translasi + E_kin_rotasi)
Penting untuk diingat bahwa dalam model gas sempurna, tidak ada energi potensial
antara partikel, dan ini adalah asumsi yang sangat ideal. Sebagian besar gas di dunia
nyata tidak sepenuhnya mematuhi model gas sempurna, tetapi model ini sering digunakan
sebagai aproksimasi yang baik untuk banyak situasi fisika karena kemudahannya dalam
perhitungan.
( ∂∂VU ) = Va
T
2
C P−C V
( ∂∂VU ) =
T βV
−P
a C P −CV
2
= −P
V βV
C P −CV =βV P+
( a
V
2 )
2
RV ( V −b )
β=
RT V 3−2 a ( V −b )2
8
a RT
P+ =
V V −b
2
R
C P −CV = 2
Maka : 2 a ( V −b )
1− 3
RT V
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
10