Anda di halaman 1dari 7

RESUME FISIKA

NAMA: Glenn Andhika Yapardhana


KELAS: XI MIPA 5
A. Menjelaskan teori kinetik gas dan karakteristik gas pada ruang tertutup

 Teori kinetik gas, merupakan teori yang menggunakan tinjauan tentanggerak


dan energi partikel-partikel gas untuk menyelidiki sifat-sifatnya secara
keseluruhan sebagai hasil ratarata kelakuan partikel-partikel gas tersebut.
Karakteristik gas,
 1. Hukum Boyle, menyatakan bahwa gas yang berada dalam bejana tertutup
dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan
volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang
berbeda pada suhu konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:
PV = Konstanta
P1 V 1= P2 V 2
Keterangan:
P1= Tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
P2= Tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1= Volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2= Volume gas pada keadaan 2 (m3)

2. Hukum Charles, menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam
bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan
suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang
berbeda pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut:

V1 V2
=
T1 T1
Keterangan:
V1 = Volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 = Volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 = Suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 = Suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
3. Hukum Guy Lussac, menyatakan bahwa jika volume gas yang berada
dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding
dengan suhu mutlaknya.Berikut persamaan nya:

P1 P2
=
T1 T1

Keterangan:

P1= Tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)

P2= Tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

T1 = Suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)

T2 = Suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

 Gas ideal dan persamaanya, Gas ideal merupakan gas-gas yang


memenuhiasumsi-asumsi sebagai berikut.
A. Gas ideal terdiri atas partikel-partikel (atom-atom atau molekul-molekul) yang
jumlahnya banyak sekali dan antarpartikelnya tidak terjadi gaya tarik-menarik.
B. Partikel-partikel gas bergerak dalam lintasan lurus dengan kelajuan tetap dan
arah geraknya acak/sembarang.
C. Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan atau wadah yang
ditempatinya.
D. Setiap tumbukan yang terjadi, baik antara partikel-partikel gas maupun antara
partikel dengan dinding wadahnya merupakan tumbukan lenting sempurna,
sehingga tidak ada energi yang hilang.
E. Untuk semua partikel gas berlaku hukum-hukum Newton tentang gerak.

Persamaan gas ideal, Temperature gas merupakan ukuran dari energi kinetik rata-rata
molekul gas.

A. Untuk gas ideal pada kesetimbangan termal, energy kinetic translasi rata-rata per
molekul tetap. Bila temperatur gas berubah maka energi kinetik translasi rata-
rata per molekul berubah.
B. Bila dalam suatu ruangan berisi dua jenis gas yang massanya berbeda energi
kinetik translasi rata-rata per molekul sama besar.

Menurut hukum Boyle-Gay Lussac, hubungan antara tekanan (p), volume (V),
dan suhu mutlak (T) dari suatu gas ideal dapat dinyatakan sebagai berikut.
PV
= Konstan
T

*Jika jumlah partikel adalah N, maka persamaan keadaan gas dapat dituliskan

pV = NkT

N
Menggunakan hubungan n = dan R = N A K
NA
dengan K = konstanta Boltzman (1,38 x 103 J/K)

NA
pV = NkT
NA

N
pV = N kT
NA A

pV = nRT

Keterangan:

n = jumlah mol gas (mol)

R = tetapan gas = 8,314 x 103J/K atau 0,082 L atm/mol K

N A = bilangan Avogadro = 6,02 x 1022 (Partikel/mol)

T = suhu mutlak (K)

Maka persamaan gas ideal dapat ditulis sebagai berikut

m
pV = RT
M

Keterangan:

m = massa total gas (kg)

M = massa relatif partikel (gram/mol)

 Contoh soal dan penyelesaian

1. Suatu gas dengan volume 2 m3 berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) yang
suhunya dijaga tetap, tekanan mula-mula gas tersebut adalah 2 Pa. Jika tekanannya
dinaikkan menjadi 4 Pa, tentukanlah besar volumenya?

Penyelesaian:
Diketahui:

V1 = 2 m3

P1 = 2 Pa

P2 = 4 Pa

Ditanyakan: V2 = ….?

Penyelesaian:

Jadi besar volumenya menjadi 1m3

B. Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum

termodinamika

 Perubahan keadaan gas ideal, ada 4 yaitu:

a. Proses Isobarik, transformasi dari gas pada tekanan yang konstan atau tetap.

Sederhananya, apabila kalor didistribusikan pada sistem yang diiringi

dengan tekanan yang tetap, maka volume akan bertambah selaras dengan

jumlah kalor yang masuk.

Dari proses isobarik juga dikenal istilah memori internal, yaitu memori

yang dapat diakses secara langsung oleh prosesor berupa data dan program

terkait. Hal ini yang menyebabkan proses isobarik berjalan secara konstan

pada perubahan suatu gas.

b. Proses Isometrik, transformasi keadaan sistem pada suhu yang konstanta atau tetap.

Atau dalam kata lain, pada termodinamika, gas ideal mengalami proses isotermik jika
perubahan keadaan gas suhunya selalu tetap.
Dalam proses ini, persamaan pada transformasi energi dalam (ΔU = Q - W)
adalah kegiatan yang linier dengan jumlah kalor yang diberikan. Mengapa? Karena
suhunya konstan yang berarti tidak memperlihatkan adanya transformasi energi.

c. Proses Adiabatik, yang berbeda dari proses-proses lainnya. Di mana proses adiabatik
memperlihatkan proses transformasi pada sistem dengan tidak adanya kalor yang masuk
atau keluar.

Perlu diingat, meskipun mengalami perubahan tanpa keluar dan masuknya


kalor tetapi suhu tersebut tidak tetap. Mekanisme dalam melakukan proses adiabatik
adalah dengan melakukan penutupan pada sistem yang berdampak pada terhentinya
distribusi kalor dengan lingkungan.

d. Proses Isokohorik, dimana proses yang sistem tidak mengalami transformasi volume
meskipun kalor telah didistribusikan. Dengan kata lain, sistem tersebut tidak bergerak
dan menerima rangsangan dari jumlah kalor yang masuk ataupun keluar.
Kesimpulannya, gerakan atau usaha yang dilakukan oleh sistem dan lingkungan dalam
system adalah nol (W=0).

 Hukum termodinamika, hukum termodinamika dapat dibagi menjadi 4…


A. Hukum awal (zeroth law), hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam
keadaan setimbang dengan sistem ketiganya, maka sistem ketiga dalam keadaan
yang juga setimbang dengan satu dengan yang lainnya, artinya semua zat/materi
benda akan memiliki kesetimbangan termal dengan satu dan lainnya/berlaku
secara universal.
B. Hukum termodinamika I (kekekalan energi), semua energi tidak dapat
dihancurkan tetapi hanya berubah bentuk energi, maka didaptkan persamaan:
ΔU = Q-W, yang berarti energi dalam sistem (U)
merupakan jumlah energi kalor (Q) dalam sistem yang dikurangi
dengan kerja (W) yang dilakukan oleh sistem,
tetapi perlu diperhatikan!
Q bertanda positif (+) jika sistem menyerap kalor
Q bertanda negatif (-) jika sistem melepas kalor
W bertanda positif (+) jika sistem melakukan kerja
W bertanda negatif (-) jika sistem diberikan kerja
ΔU bertanda positif (+) jika sistem mengalami kenaikan suhu
ΔU bertanda negatif (-) jika sistem mengalami penurunan suhu
C. Hukum termodinamika II (arah reaksi sistem), Hukum ini menyatakan
pembatasan perubahan energi dinamika alur kalor suatu objek dengan sistem
sifat alami, yaitu… “Kalor mengalir secara alamiatau spontan dari benda yang
panas (bersuhu tinggi) ke benda yang dingin (bersuhu rendah); dan sebaliknya
kalor tidak akan mengalir secara alami atau spontan dari benda dingin (bersuhu
rendah) ke benda panas (bersuhu tinggi) tanpa dilakukan usaha.”
D. Hukum termodinamika III, suatu sistem yang mencapai temperatur
absolut nol (abseoute zero) atau -273 K, maka semua prosesnya akan berhenti
dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum dan bagi temperatur
abseloute zero akan bernilai nol.

 Contoh soal dan penyelesaian


1. Sejumlah kalor yang sama dengan 4000 Joule, kemudian ditambahkan ke
sistem dan dilakukan kerja 3000 Joule pada sistemm, berapa besar
perubahan energi dalam sistem?
Penyelesaian
dik: Q = 4000 J
W = 3000 J
dit: ∆U ….?
penyelesaian:
∆U = Q − W
∆U = 4000 J − ( − 3000 J)
∆U = 7000 J

Anda mungkin juga menyukai