Anda di halaman 1dari 6

1.

Teori Kinetik Gas


a. Pengertian Teori Kenetik Gas
Teori kinetik gas adalah teori yang digunakan untuk menjelaskan sifat-sifat atau
kelakuan suatu gas. Teori kinetik gas tidak mengutamakan kelakuan sebuah partikel,
tetapi meninjau sifat zat secara kesluruhan sebagai hasil rata-rata kelakuan partikel
tersebut.

b. Sifat-sifat Gas
Berikut ini adalah beberapa sifat benda gas :
1. Mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya.
zat gas memnuhi seluruh ruangan yang ditempatinya contoh saat kita meniup
sebuah balon maka udara akan memenuhi seluruh ruangan di dalam ablon
tersebut.
2. Menekan ke semua arah.
jika kita mengisi balon dengan gas maka balon tersebut akan mengembang ke
semua arah karena tertekan oleh gas di dalam balon.
3. Jarak antar parikelnya berubah-ubah.
4. Bentuknya berubah-ubah.
5. Memiliki berat.
6. Susunan partikel tidak teratur.
7. Hampir tidak ada tarik-menarik antar partikelnya.
8. Gerakan partikel sangat bebas.

2. Hukum-hukum Dasar Teori Kinetik Gas


1. Hukum Boyle
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan Inggris yang bernama Robert
Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa apabila suhu gas yang berada
dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik
dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang
berbeda pada suhu konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

p1V1 = p2V2

Keterangan:
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada suhu konstan (isotermal).
Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan sebuah kurva yang disebut kurva
isotermal. Perhatikan gambar diatas. Kurva isotermal merupakan kurva yang bersuhu
sama.

2. Hukum Charles
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan Prancis bernama Jacques
Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)

Grafik hubungan volume dan suhu gas pada tekanan


konstan (isobarik)

Apabila hubungan antara volume dan suhu pada


hukum Charles kita lukiskan dalam grafik, maka
hasilnya tampak seperti pada gambar disamping.
Kurva yang terjadi disebut kurva isobarik yang
artinya bertekanan sama.
3. Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan Perancis bernama Joseph
Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas yang berada dalam
bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu
mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang berbeda
pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.

Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)

Grafik hubungan tekanan dan suhu


gas pada volume konstan (isokhorik).
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu
gas pada hukum Gay Lussac dilukiskan
dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti
pada gambar diatas. Kurva yang terjadi
disebut kurva isokhorik yang artinya volume
sama.

4. Hukum Boyle-Gay Lussac


Apabila hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum Gay Lussac digabungkan, maka
diperoleh persamaan sebagai berikut.

Persamaan di atas disebut hukum Boyle-Gay Lussac. Kita telah mempelajari hukum-
hukum tentang gas, yaitu hukum Boyle, Charles, dan Gay Lussac. Namun, dalam
setiap penyelesaian soal biasanya menggunakan hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini
disebabkan hukum ini merupakan gabungan setiap kondisi yang berlaku pada
hukum-hukum gas ideal.
3. Persamaan Keadaan Gas Ideal
Persamaan keadaan (Equation of State) adalah persamaan yang menghubungkan
antara tekanan, suhu dan volum jenis (spesific volume) dari suatu zat. Pada tulisan
sebelum ini, kita telah melihat bagaimana hubungan dari ketiga properti ini melalui tabel
yang berlaku untuk air.
Ada banyak jenis persamaan keadaan, namun yang paling sederhana diantaranya
adalah persamaan gas ideal.

R adalah konstanta proporsionalitas yang disebut dengan gas constant memiliki nilai
yang berbeda-beda tergantung jenis gas nya.

Persamaan diatas biasa ditulis dengan:

Karena

Dimana Ru merupakan konstanta gas universal (universal gas constant) dan M adalah
berat molekul. Dan, massa adalah jumlah molekul di kalikan dengan berat molekul,
yakni m = N.M, persamaan keadaan gas ideal dapat ditulis menjadi:

PV = N. Ru .T

P = tekanan gas ideal (N/m2)


V = volume gas ideal(m3)
N = jumlah molekul zat
R = konsanta gas umum (dimana R=8,31J/Mol K)
T = suhu gas ideal (K)
4. Tekanan Gas Ideal
Tekanan gas ideal berlaku hukum boyle yang menyatakan baha pada jumlah mol dan
sushu tetap, volume akan berbanding terbalik dengan tekanan gas. Persamaan tekanan gas
ideal dirumuskan sebagai berikut

Dimana :
N = banyaknya partikel gas = 6,02 x 1023
m = massa dari 1 partikel gas (Kg)
v = kecepatan gerak partikel gas (m/s)
V = volume gas (m3)
P = tekanan gas ideal (N/m2)

5. Hubungan Tekanan dan Energi Kinetik Gas Menurut Teori Kinetik Gas
Oleh karena kita tahu bahwa energi kinetik dirumuskan Ek = ½ mv2 maka persamaan
di atas dapat diubah menjadi

Dengan :
Ek = Energi kinetik gas (satuan joule).

6. Suhu Menurut Teori Kinetik Gas


Suhu gas ideal berdasarkan sudut pandang mikroskopis merupakan suatu ukuran
langsung dan energi kinetik molekul. Hal ini dapat dijelaskan dengan memperhatikan
kembali persamaan tekanan P = NEK dan persarnaan keadaan gas ideal PV

7. Kelajuan Efektif
Dari persamaan Vrms=√3kT/ mo , kita dapat mencari kelajuan efektif berbagai gas.
Dari persamaan mo = M/NA dan k=R/NA
kita dapat menyatakan kelajuan efektif dalam massa molekul gas.
Vrms = √3kT/mo = √3(R/NA)T /(M/NA)
Sehingga
Vrms = √3RT/M
Pada suhu tertentu molekul-molekul gas yang lebih ringan (massa molekul, M, lebihkecil)
secara rata-rata bergerak lebih cepat daripada molekul gas yang lebih berat
8. Energi Dalam dan Derajat Kebebasan
 Energi Dalam Kinetik Gas
Gas terdiri atas partikel-partikel gas, setiap partikel memiliki energi kinetik.
Kumpulan dari energi kinetik dari partikel-partikel gas merupakan energi dalam gas.
Besar energi dalam gas dirumuskan :

U = N Ek
Dimana :
U = energy dalam gas (J)
N = jumlah partikel

 Derajat Kebebasan
1. Pada molekul gas monoatomik atau beratom tunggal, molekul gas hanya melakukan
gerak translasi sehingga energi yang ada masing-masing digunakan untuk gerak translasi
pada arah sumbu x, y, dan z (½ mvx2, ½ mvy2dan ½ mvz2). Oleh karena itu, molekul gas
monoatomik dikatakan memiliki tiga derajat kebebasan.
2. Pada molekul gas diatomik atau beratom dua, di samping melakukan gerak translasi,
molekul juga melakukan gerak rotasi dan vibrasi.
Energi kinetic rotasi:
Untuk gas diatomik pada suhu rendah (± 250 K), hanya terjadi gerak translasi sehingga
hanya memiliki 3 derajat kebebasan. Pada suhu sedang (± 500 K), terjadi gerak translasi
dan rotasi sehingga memiliki 5 derajat kebebasan. Sedangkan pada suhu tinggi
(± 1000 K) terjadi gerak translasi, rotasi, dan vibrasi sehingga memiliki 7 derajat
kebebasan.

Anda mungkin juga menyukai