BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah, yang dinyatakan dengan millimeter air raksa
(mmHg), tekanan darah terbagi atas dua yaitu sistol dan diastol.1
Tekanan sistolik adalah tekanan tertinggi saat otot jantung berkontraksi
untuk memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan diastolik adalah
tekanan yang terjadi saat otot jantung relaksasi sebelum kontraksi sebelumnya.2
Di dunia sedikitnya ditemukan 839 juta kasus hipertensi, di Cina sendiri
terdapat 14,1% kasus dan di USA terdapat 7,3% kasus yang sama, diperkirakan
menjadi 1,5 miliar pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.3
Di Indonesia, menurut data dari Riskesdas yaitu 5,3% prevalensi nasional.
Dan di Sulawesi tengah yaitu 28,7%.4
Angka kejadian hipertensi pada tahun 2016 di Puskesmas Kamonji Palu
meningkat setiap tahunnya, dari tahun 2015 mencapai 449 penderita dan di tahun
2014 dengan 298 penderita.
Tekanan darah yang terdiri dari sistol dan diastol dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah
dibagi menjadi dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat
dimodifidikasi. Faktor-faktor yang dapat dimodifikasi antara lain faktor umur,
jenis kelamin, sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi meliputi olahraga, status
gizi, rokok dan pola makan.
Hipertensi dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner, gagal jantung,
stroke, dan hipotensi yang lama dapat mengakibatkan penurunan kesadaran, gagal
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan
profil tekanan darah pada orang dewasa yang berobat di Puskesmas Kamonji Palu
mulai dari bulan September sampai Oktober 2017 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan profil tekanan pada
orang dewasa yang berobat di Puskesmas Kamonji Palu agar dapat dilakukan
pencegahan dan pengobatan yang lebih baik lagi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh faktor usia terhadap profil tekanan darah
b. Untuk mengetahui pengaruh status gizi terhadap profil tekanan darah
c. Untuk mengetahui pengaruh faktor kebiasaan rokok terhadap profil
tekanan darah
d. Untuk mengetahui pengaruh faktor kebiasaan Olahraga terhadap profil
tekanan darah
D. Manfaat penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka
1. Tekanan darah
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah, tekanan darah hampir selalu dinyatakan
dengan milimeter air raksa (Mmhg) karena manometer air raksa merupakan
rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah.1 Tekanan darah terbagi atas
dua yaitu tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadan dimana
tekanand arah sesorang berada diatas normal, atau optimal yaitu 120 Mmhg
untuk sistolik dan 80 Mmhg untuk diastolic, dan tekanan darah rendah
(hipotensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari
90/60.6 atau tekanan darah cukup rendah sehingga menyebabkan gejala-gejala
seperti pusing dan pingsan.
a. Anatomi sistem kardiovaskuler
Jantung terletak di rongga toraks di antara paru–paru. Lokasi ini
dinamakan mediastinum. Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in.),
lebar 9 cm (3,5 in.), dan tebal 6 cm (2,5 in.), dengan massa rata – rata 250 g
pada wanita dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Dua pertiga massa jantung
berada di sebelah kiri dari garis tengah tubuh. Pangkal jantung berada di
bagian paling atas, di belakang sternum, dan semua pembuluh darah besar
masuk dan keluar dari daerah ini. Apeks jantung yang dibentuk oleh ujung
ventrikel kiri menunjuk ke arah anterior, inferior, dan kiri, serta berada di atas
diafragma. 7
Membran yang membungkus dan melindungi jantung disebut perikardium.
Perikardium menahan posisi jantung agar tetap berada di dalam mediastinum,
namum tetap memberikan cukup kebebasan untuk kontraksi jantung yang
cepat dan kuat. Perikardium terdiri dari dua bagian, yaitu perikardium fibrosa
dan perikardium serosa. Perikardium fibrosa terdiri dari jaringan ikat yang
kuat, padat, dan tidak elastis. Sedangkan perikardium serosa lebih tipis dan
6
milimeter air raksa. Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada
sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan
mempengaruhi homeostasis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan
untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan
sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.8
Tekanan darah diatur melalui beberapa mekanisme fisiologis untuk menjamin
aliran darah ke jaringan yang memadai. Tekanan darah ditentukan oleh curah
jantung (cardiac output, CO) dan resistensi pembuluh darah terhadap darah.
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa melalui jantung per menit,
yaitu isi sekuncup (stroke volume, SV) x laju denyut jantung (heart rate, HR).
Resistensi diproduksi terutama di arteriol dan dikenal sebagai resistensi
vaskular sistemik.9
Resistensi merupakan hambatan aliran darah dalam pembuluh, tetapi tidak
dapat diukur secara langsung dengan cara apapun. Resistensi harus dihitung
dari pengukuran aliran darah dan perbedaan tekanan antara dua titik di dalam
pembuluh. Resistensi bergantung pada tiga faktor, yaitu viskositas
(kekentalan) darah, panjang pembuluh, dan jari-jari pembuluh.10
Aliran darah yang mengalir di sirkulasi dalam periode waktu tertentu,
secara keseluruhan adalah 5000 ml/menit pada sirkulasi total orang dewasa
dalam keadaan istirahat. Aliran darah ini disebut curah jantung karena
merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.
Jantung memompa darah secara kontinyu ke dalam aorta, sehingga
tekanan rata-rata di aorta menjadi tinggi, rata-rata sekitar 100 mmHg.
Demikian juga, karena pemompaan oleh jantung bersifat pulsatil, sebagai
akibat pengosongan ritmik ventrikel kiri, tekanan arteri berganti-ganti antara
nilai tekanan sistolik 120 mmHg dan nilai tekanan diastolik 80 mmHg.
Pada orang dewasa sehat, tekanan pada puncak setiap pulsasi, yang disebut
tekanan sistolik, adalah sekitar 120 mmHg. Pada titik terendah setiap pulsasi,
yang disebut tekanan diastolik, nilainya sekitar 80 mmHg. Perbedaan nilai
antara kedua tekanan ini sekitar 40 mmHg, yang disebut tekanan nadi.Dua
faktor utama yang memengaruhi tekanan nadi:
9
c. Epidemiologi
Tabel 1. Epidemiologi tekanan darah di luar Negeri
No Penulis Tahun Lokasi Angka Kejadian Akibat
Angka kejadian tekanan darah tinggi di Cina pada usia 18-29 tahun sebesar
14,1 % dan di India sebesar 15,3 % pada wanita, 30,5% pada pria. Di Amerika
angka kejadian tekanan darah tinggi sebesar 7,3% pada usia 18-39 tahun.11.Angka
kejadian tekanan darah tinggi juga terjadi sebesar 6,4% pria dan 6,0% wanita di
seluruh dunia. 3
12
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
2013 2014 2015 2016
jumlah 449 268 196 298
menurun, pada 2014 menurun menjadi 268 penderita, pada tahun 2015 menurun
menjadi 196 penderita dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 298 penderita
d. Pengukuran tekanan darah
11) Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 30 mmHg diatas tekanan sistol
palpatoir
12) Secara perlahan turunkan tekanan manset, perhatikan saat dimana denyutan A,
brachialis terdengar, inilah tekanan sisitolik , lanjutkan penurunan tekanan
manset sampai suara denyutan melemah dan kemudian menghilang , tekanan
pada saat itu adalah tekanan diastolic
13) Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi monometer
selalu vertical dan pada waktu membaca hasilnya mata harus berada dengan
segaris horizontal dengan level air raksa
14) Melepas manset dan mengembalikan dan simpan selalu dalam keadaan
tertutup
15) Catat tekanan darah siastolik dan diastolic yang didapatkan
e. Klasifikasi tekanan darah
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
Darah (mmHg) (mmHg)
Hipotensi <90 <60
Normal < 120 < 80
Pre Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160 atau > 160 100 atau > 100
(Dikutip dari ESH 2013)
2. faktor-faktor yang ada hubungan dengan tekanan darah orang dewasa
Faktor-faktor yang berhubungan dengan profil tekanan darah dibagi
menjadi 2 yaitu yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.
Faktor- faktor yang tidak dapat dimodifikasi adalah umur dan jenis kelamin
sedangkan yang dapat dimodifikasi meliputi, pola makan, status gizi, rokok
dan pola makan.13
a. Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien
yang berumur di atas 60 tahun, 50 – 60 % mempunyai tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh
16
c. Status Gizi
Status Gizi merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur khususnya bagi orang obeistas.
tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30
(obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan
prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25
17 18
(statu gizi normal menurut standar internasional).
Obesitas berhubungan erat dengan kejadian hipertensi dan terdapat beberapa
mekanisme patofisiologi hipertensi pada penderita obesitas. Mekanisme tersebut
melibatkan aktivitas sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotensin
aldosteron. Selain mekanisme tersebut, disfungsi endotel dan abnormalitas fungsi
ginjal juga menjadi faktor yang perlu diperhitungkan dalam perkembangan
hipertensi pada penderita obesitas, 13 18 19
d. Pola Makan
Di Amerika penelitian intervensi mengenal siet DASH yang kaya akan sayur-
sayuran, buah dan produk rendah lemak ( rendah asam lemak jenuh dan
kolesterol dantinggi Ca,K,Mg, dan serta ) menunjukkan bahwa diet ini memiliki
efek hipotensi yang signifikan peningkatan konsumsi buah-buahan dan sayuran
meningkat antioksidan di plasma yang dpat mengurangi aterosklerosis dan
menurunkan tekanan darah , phytochemical ditemukan di buah dan sayuran yang
dapat menurunkan resiko aterosklerosis.
Potassium menghambat pembentukan radikal bebas dan oksidasi LDL
sehingga mencegah pembentukan lesi sel buih di dinding pembuluh darah , dan
juga menghambat agregasi platelet, pembentukan thrombus, migrasi dan
proliferase sel otot polos jantung yang berperan dalam proses pembentukan
aterosklerosis
Magnesium mempengaruhi tekanan darah melalui pengaturan tonus pembuluh
darah yaitu vasodilatasi otot polos, kadar magnesium di ekstrasel yang tinggi
dapat menghambat masuknya kalsium ke intrasel) karena kadar kalsium yang
ringgi di intrasel dapat menyebabkan vasokontriksi sehingga bila dihambat dapat
mengurangi resistensi pembuluh darah, sedangkan, kurangnya kadar magnesium
18
atau menaiki tangga dll. merekomendasikan bahwa orang –orang secara fisikn
memiliki level kolesterol HDl dan rasio HDL/ LDL, lebih tinggi dibandingkan
dengan orang-orang yang tidak aktif secara fisik. 24
B. Kerangka Teori
.
Modifikasi Tidak bias
dimodifikasi
nikotin
Obesitas
Mg K N Hormone
esterogen
Disfungsi
Penumpukan endotel
lemak Retensi Hambatan
Saraf Pompa
cairan pemb.
simpatiku Na &K
Nitrit oksida Radikal
s
Endothelin bebas &
oksidasi LDL
atherosklerosisi
Dilatasi Vaskontrik
otot polos si otot
polos
Diameter
lumen
vaskuler
Penumpukan
Cairan zat kolagen
ekstraseluler
Sistol Diastole
Tekanan darah
C. Kerangka konsep
Berdasarkan atas kerangka teori diatas maka disusun kerangka konsep
penelitian sebagai berikut :
Variabel bebas Variabel terikat
Dewasa
muda
Umur
Dewasa tua
Tidak merokok
ringan
Hipotensi
Rokok
sedang tekanan
Normotensi
darah
berat
Status Hipertensi
kurang
gizi
normal
obesitas
rutin
Olahraga
Tidak rutin
dibagi menjadi 2 yaitu yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat di
modifikasi. Faktor- faktor yang tidak dapat di modifikasi adalah umur dan jenis
kelamin sedangkan yang dapat dimodifikasi meliputi, pola makan, status gizi,
rokok dan pola makan.13
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur. Pasien
yang berumur di atas 60 tahun, 50 – 60 % mempunyai tekanan darah lebih besar
atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal ini merupakan pengaruh degenerasi yang
terjadi pada orang yang bertambah usianya. Hipertensi merupakan penyakit
multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. 14 15
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun
wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause.19 Wanita
yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang
berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. 16
Status Gizi merupakan faktor determinan pada tekanan darah pada
kebanyakan kelompok etnik di semua umur khususnya bagi orang obeistas .
tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30
(obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan
prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25
17 18
(statu gizi normal menurut standar internasional).
Merokok dapat menyebabkan naiknya tekanan darah karena zat-zat kimia
yang terkandung di dalam tembakau yang dapat merusak lapisan didalam dinding
arteri, sehingga arteri lebih rentan terjdi penumpukan plak ( aterosklerosis ).20 Hal
ini terutama disebabkan oelh nikotin yang dapat merangsang saraf simpatis
sehingga dapat memacu kerja jantung lebih keras dan menyebabkan penyempitan
pembuuh darah, serta peran karbonmonoksida dan yang dapat menggantikan
oksigen dalam darah dan memaksa jantung memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.21
23
E. Hipotesis Penelitian
HO: Tidak terdapat hubungan antara faktor umur,status gizi, kebiasaan merokok,
kebiasaan olahraga dengan profil tekanan darah pada orang dewasa yang
berobat di Puskesmas Kamonji Palu bulan September sampai Oktober 2017.
H1: Terdapat hubungan antara faktor umur,status gizi, kebiasaan merokok,
kebiasaan olahraga dengan profil tekanan darah pada orang dewasa yang
berobat di Puskesmas Kamonji Palu bulan September sampai Oktober 2017.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
E. Besar sampel
Zα+Zβ
Analitik Korelatif : 𝑛 = ( 1+r ) .2 + 3
0.51 n
1−r
Keterangan :
N = jumlah sampel minimal
Z𝛼 = kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%. Hipotesis satu arah sehingga
nilainya 1.64
Z𝛽 = kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 10%. Maka Z𝛽 = 1.28
r = korelasi yang dianggap bermakna sebesar 0.5
Zα+Zβ
rumus besar sampel 𝑛 = ( 1+r ) .2 + 3
0.51 n
1−r
1.64+1.28
𝑛 = (0.51 n (1+0.5)(1−0.5)) .2 + 3
2.92
𝑛 = (0.5 X ) .2 + 3
0.75
2.92
𝑛 = (0.37) .2 + 3
𝑛 = 62 + 3
𝑛 = 65 orang
1 = 31-60 tahun
2. Status Gizi Berat badan (BB) yang Ordinal 0 = < 17, 0 – 18,
diukur dengan timbangan 4 (kurang)
berat badan dengan 1 = 18,5- 24,9
satuan kilogram (Kg) (Normal)
berbanding tinggi badan
2 = >25 (obesitas)
(TB) atau tinggi dari
responden yang akan
diukur dengan
menggunakan hasil dari
perhitumgan IMT
2 =perokok
sedang
3 = perokok berat
28
L. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat digunakan untuk mendapatkan gambaran dan distribusi
karakteristik frekuensi yang dipakai untuk mendeskripsikan setiap variabel
yang diteliti
2. Analisa Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk melihat hubungan variabel dependen dan
independen. Uji statistik yang digunakan adalah chi-square. Keputusan
digunakan derajat kepercayaan 95% (𝛼 = 5%). Bila p-value <0,05 maka uji
statistik bermakna signifikan dan bila p-value lebih dari 0,05 maka
perhitungan statistiknya tidak bermakna.
M. Aspek etika
1. Pasien diminta untuk menjadi subyek penelitian tanpa adanya paksaan dari
pihak peneliti karena diberikan informed consent terlebih dahulu
2. Pasien hanya akan diminta melakukan pemeriksaan kesehatan yang tidak
membahayakan nyawanya.
3. Penelitian ini tidak dipungut biaya dan akan bermanfaat.
4. Semua data yang didapat akan disimpan secara rahasia dan tanpa nama guna
menjaga kerahasiaan data medis subyek.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kamonji Palu pada tahun 2017, subjek
pada penelitian ini diambil dari pasien dewasa yang datang berobat di Puskesmas,
jumlah subjek yang memenuhi kriteria sebanyak 65 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara melakukan pengukuran tekanan darah secara langsung
terhadap responden. Pengukuran tinggi dan berat badan serta dengan pengisian
kuesioner dan case report, Hasil analisa statistik ditampilkan dengan sistematika
sebagai berikut.
1. Analisis sampel
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kamonji Palu. Data yang diambil
adalah data pasien yang berobat di wilayah kerja puskesmas kamonj.
Pengambilan data dilakukan di Puskesmas Kamonji Palu dengan
memperhatikan kriteria inklusi dan eksklusi.
2. Analisis Univariat
Dari 65 subjek penelitian,yang menderita hipotensi (9.2%), normal
(72.3%) dan yang hipertensi (28.5%). Dari 65 data subjek penelitian terdapat
dua kelompok umur yaitu kelompok umur dewasa muda dan dewasa tua,
dewasa muda yaitu (26,2 %) sedangkan dewasa tua yaitu (73, 8 %). Dari 65
subjek penelitian terdapat yang kurang gizi yaitu (1.5%). Normal (70.8%) dan
obesitas (27.7 %). Dari 65 subjek penelitian didapatkan yang tidak merokok
yaitu 73.8%, perokok ringan (7,7%), perokok sedang (4.6%) dan perokok
berat (13.8%). Dari 65 data subjek penelitian didapatkan yang rutin
berolahraga (27,7%) dan yang tidak rutin berolahraga (72,3%) sehingga total
(100%)
31
BAB V
PEMBAHASAN
tekanan darah. Namun pada penelitian ini jumlah orang dewasa tua (30-60
tahun) lebih dominan di dibawah <45 tahun. Dimana umur seperti ini secara
fisiologi elastisitas pembuluh darah dan pompa jantung masih secara normal.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dikemukakan oleh Anggara
D,(2011) probabilitas untuk terjadinya hipertensi pada kelompok usia ≥45
tahun sekitar 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok usia <45
tahun. Selanjutnya Population Attributable Risk (PAR) diperoleh nilai sebesar
0.29, artinya sekitar 29% kejadian hipertensi dapat dicegah dengan
menghilangkan faktor risiko usia.13
Dilihat secara teori usia bisa berhubungan dengan tekanan darah karena
semakin tua seseorang akan menyebabkan elastisitas pembuluh darah juga
akan berkurang sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah.
jika aktifitas fisik dilakukan secara teratur, baik pada seseorang yang
mengalami hipertensi atau obesitas. Sebaliknya tingkat aktifitas yang rendah
di hubungkan dengan peningkatan resiko hipertensi, baik pada orang yang
kurus maupun yang gemuk masing-masing 1,3 kali dan 2,6 kali.
Secara teori Olahraga rutin dapat membuat sistem kardiovaskuler lebih
efisien memompa darah dan menyalurkan oksigen ke otot-otot yang bekerja.
Pelepasan adrenalin dan asam laktat ke darah akan meningkatkan denyut
jantung. Olahraga meningkatkan kerja beberapa komponen berbeda-beda pada
sistem kardiovaskuler, seperti stroke volume (SV). Hal ini sejalan dengan
Tjekyan S. (2014) yang melakukan penelitian pada 266 orang dewasa dan
didapatkan 91 yang olahraga dan 175 yang tidak pernah Olahraga 24
39
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Kamonji palu tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan profil tekanan darah pada orang dewasa
yang berobat di Puskesmas Kamonji Palu dari bulan September sampai oktober
tahun 2017, dengan kesimpulan :
1. Faktor usia merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi di Puskesmas
Kamonji dengan nilai p pada variabel usia adalah 0,156. Secara statistik
hubungan antara usia terhadap profil tekanan darah di Puskesmas Kamonji
belum dapat dikatakan tidak memiliki hubungan yang bermakna atau
signifikan.
2. Faktor status gizi merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi di Puskesmas
Kamonji dengan nilai p pada variabel status gizi adalah 0,045. Secara statistik
hubungan antara status gizi terhadap profil tekanan darah di Puskesmas
Kamonji dapat dikatakan memiliki hubungan yang bermakna atau signifikan.
3. Faktor merokok merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi di Puskesmas
Kamonji dengan nilai p pada variabel merokok adalah 0,015. Secara statistic
hubungan antara merokok terhadap profil tekanan darah di Puskesmas
Kamonji dapat dikatakan memiliki hubungan yang bermakna atau signifikan.
4. Faktor olahraga merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi di Puskesmas
Kamonji dengan nilai p pada variabel olahraga adalah 0,052. Secara statistik
hubungan antara faktor resiko olahraga terhadap profil tekanan darah di
Puskesmas Kamonji belum dapat dikatakan tidak memiliki hubungan yang
bermakna atau signifikan.
40
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
13. Anggara Dwi, priyitno N. 2012. Faktor – faktor yang berhubungan dengan
tekanan darah di Puskesmas Telaga murni. Jakarta timur : jurnal Ilmiah
kesehatan
14. Martingsih. 2016. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya
Hipertensi primer pasa pasieb di poliklinik penyakit dalam RSUD. Bima.
Jakarta : FK. Universitas Indonesia
15. Hengli. 2013. Hubungan rokok dengan aktifitas fisik dengan kejadian
hipertensi pada pria wilayah kerja puskesmas siantan hulu. Kec. Pontianak
utara. Potianak : FK. Universitas tanjungpura
16. Stephen R. 2012 management of high blood pressure in children and
adolescents. Rochester : University of Rochester medical center
17. Selvia D. 2012. Kejadian Indeks masa tubuh terhadap tekanan darah perawat
di RS. Kediri. Kediri : jurnal kesehatan RS. Baptis Kediri
18. Natalia D. 2015, hubungan obesitas dengan kejadian hipertensi di kec.
Sintang. Pontianak. FK. Universitas tanjungpura
19. Sulastri D.(2013). Hubungan Obesitas dengan kejadian Hipertensi pada
masyarakaat etnik minangkabau di kota padang. Padang . Padang : bagian
GIzi FK. Andalas
20. ACS (action on smoking and health). 2013. Fact sheet on smooking , the heart
and circulation
21. Setyanda Y. 2015. Hubungan merokok dengan kejadian hipertensi pada laki-
laki usia 35-65 tahun dikota padang, padang : jurnal kesehatan Andalas
22. Yoki M. Sugiantoro. 2014. Hubungan kebiasaan merokok dengan kejadian
hipertensi . Jember : FK. Universitas Jember
23. WHO south-East Asia Region. 2013. Global adult tobacco survey : Indoensia
report . Jakarta : Kementrian kesehatan republik Indonesia
24. Syatria A. (2016). Pengaruh Olahraga Terprogram Terhadap Tekanan Darah
Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Yang
Mengikuti Ekstrakurikuler Basket, semarang : FK. Universitas diponegoro
43
Lampiran 1. Formulir-formulir
a. Kuesioner
KUESIONER PENELITIAN
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Profil Tekanan Darah Orang
Dewasa yang Berobat di Puskesmas Kamonji Palu
Tanggal :
Pewawancara :
No responden :
1 Apakah bapak/ibu 1. Ya
merokok? 2. Tidak