Anda di halaman 1dari 13

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D

Usia : 26 tahun

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Alamat :Jalan Tanggia, Desa Loru

Tanggal pemeriksaan : 25 November 2017

Rumah sakit : Torabelo

B. ANAMNESIS
Keluhan utama :

Nyeri perut

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 1 hari

sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut dirasakan muncul tiba-tiba. Pasien

tidak sedang haid dan riwayat haid teratur. Pasien juga mengeluhkan mual dan

muntah 1 kali. Keluhan pusing tidak ada, sakit kepala tidak ada. BAK lancar,

tidak merah dan tidak nyeri. BAB biasa. HPHT : 09-11-2017

Riwayat penyakit dahulu:

Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat

penyakit diabetes mellitus, hipertensi, asma, alergi di sangkal oleh pasien.


Riwayat obstetrik :

Belum memiliki anak.

C. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : baik

Kesadaran : kompos mentis

BB : 64 kg

TB : 155 cm

Tanda Vital :

TD : 120/80 mmHg

N : 88 x/menit

R : 20 x/menit

S : 36,7ºC

PEMERIKSAAN FISIK UMUM

Kepala leher

Konjuktiva : anemis (-/-)

Sclera : ikterik (-/-)

Edema palpebral : (-/-)

Pembesaran KGB : (-/-)

Pembesaran kel. Tiroid : (-/-)

Thoraks

Inspeksi : pergerakan toraks simetris bilateral

Palpasi : vocal fremitus ka=ki, nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru, pekak pada area jantung,

batas paru-hepar SIC VII, batas jantung dalam batas

normal

Auskultasi: bunyi pernapasan vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing

(-/-), bunyi jantung I/II murni regular

Abdomen :

Inspeksi : tampak datar

Auskultasi: peristaltik (+), kesan normal

Perkusi : timpani seluruh kuadran abdomen

Palpasi : nyeri tekan (+) perut kiri bawah, organomegali (-)

Pemeriksaan Obstetri

Leopold I-IV : Belum teraba

Pemeriksaan Genitalia : Tidak dilakukan

Ekstremitas

Atas : akral hangat (+/+), edema (-/-)

Bawah : akral hangat (+/+), edema (-/-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan USG Abdomen:

Sugestif kista adnexa sinistra (Lutein cyst?)

Organ-organ intraabdominal lainnya dalam batas normal

USG Ginekologi :

Tampak massa hipoechoic (+)

Cairan bebas (-)


HCG Test : Positif

Laboratorium :

Leukosit 14,63x103/μL(↑)

Eritrosit 4,5 x106/μL (N)

Hemoglobin 12,5 g/dL(N)

Platelet 236 x103/μL (N)

CT 8 menit

BT 4 menit

HbsAg Non-reaktif Rapid Test Negatif

E. RESUME

Pasien 26 tahun masuk dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri bawah

sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut dirasakan muncul tiba-

tiba. Pasien tidak sedang haid dan riwayat haid teratur. Pasien juga

mengeluhkan mual dan muntah 1 kali. Keluhan pusing tidak ada, sakit kepala

tidak ada. BAK lancar, tidak merah dan tidak nyeri. BAB biasa. HPHT : 09-11-

2017.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi

: 88 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu : 36,7ºC. Nyeri tekan abdomen

(+).Pada pemeriksaan penunjang didapatkan USG Abdomen : Sugestif kista

adnexa sinistra (Lutein cyst?). Laboratorium HCG Test (+).Leukosit : 14,63

x103/Μl. Hemoglobin : 12,5 g/dL (↓). Platelet : 236 x103/μL (N). CT : 8 menit.

BT : 4 menit. HbsAg : Non-reaktif. Rapid Test : Negatif


F. DIAGNOSIS

G1P0A0 gravid 2 minggu 2 hari + Susp. KET

G. PENATALAKSANAAN

IVFD RL : D5% 20 tpm

Amoxicilin 3 x 500 mg

Preabor 2 x 5 mg

Paracetamol 3 x 650 mg

FOLLOW UP

NO TANGGAL HASIL FOLLOW UP

1 26-11-2017 S : Nyeri area jahitan (+), ppv(+), nyeri


perut kanan bawah (+)pusing (-), sakit
kepala (-), mual (+), muntah (-), BAB (-),
BAK (+) lancar
O : KU: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos mentis
TD: 120/80 mmHg
N : 82x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5ºC
Konjungtiva : Anemis -/-
Laboratorium :
WBC : 9,95 x103/μL
RBC : 3,69 x106/μL
HGB : 10,4 g/dL
PLT : 202 x103/μL
A: P0A1 + KET
P:
Laparatomi Cito
Inj. Cefotaxime 1 g
Adona 1 amp
Vit K 1 amp
+ RL Drips
Asam Traneksamat
Konsul Anastesi

Instruksi Post Op
IVFD RL : D5% 28 tpm
Cefotaxime 1 g/12 jam
Farbion 1 amp/24 jam
Levofloxacin 1 fl/12 jam
Ranitidin 1 amp/12 jam
Metoclopramide 1 amp/12 jam
Asam traneksamat 500 mg/8 jam
Ketorolac 1 amp/12 jam
Pronalges supp/12 jam
Observasi Tanda-tanda vital

2 27-11-2017 S : Nyeri perut bekas operasi (-), nyeri


perut bagian bawah (-), pusing (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-), Flatus (+),
BAB (-), BAK (+) lancar
O : KU: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos mentis
TD: 130/90 mmHg
N : 84x/menit
P : 20x/menit
S : 37ºC
Konjungtiva : Anemis -/-
A: P0A1 Post Laparatomi H1 atas indikasi +
KET Ovarial
P:IVFD RL : D5% 28 tpm
Cefotaxime 1 g/12 jam
Farbion 1 amp/24 jam
Ranitidin 1 amp/12 jam
Metoclopramide 1 amp/12 jam
Asam traneksamat 500 mg/8 jam
Ketorolac 1 amp/12 jam
Pronalges supp/12 jam
3 28-11-2017 S : Nyeri perut bekas operasi (-), nyeri
perut bagian bawah (-), pusing (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-), Flatus (+),
BAB (-), BAK (+) lancar
O : KU: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos mentis
TD: 110/70 mmHg
N : 80x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5ºC
Konjungtiva : Anemis -/-
A: P0A1 Post Laparatomi H2 atas indikasi +
KET Ovarial
P:
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Paracetamol 325 mg
3x1
Tramadol 37,5 mg
Hemafort 1 x 1 tab
Vit. C 1 x 1 tab
4 29-11-2017 S : Nyeri perut bekas operasi (-), nyeri
perut bagian bawah (-), pusing (-), sakit
kepala (-), mual (-), muntah (-), BAB (-),
BAK (+) lancar
O : KU: Sakit Sedang
Kesadaran: Compos mentis
TD: 120/80 mmHg
N : 82x/menit
P : 20x/menit
S : 36,5ºC
Konjungtiva : Anemis -/-
A: P0A1 Post Laparatomi H2 atas indikasi +
KET Ovarial
P:
Cefadroxyl 2 x 500 mg
Paracetamol 325 mg
3x1
Tramadol 37,5 mg
Hemafort 1 x 1 tab
Vit. C 1 x 1 tab
Asam Traneksamat 3 x 500 mg
Rawat Jalan
LAPORAN OPERASI LAPARATOMI

1. Pasien dibaringkan posisi supinasi dalam pengaruh anastesi spinal.

2. Desinfeksi area operasi dan sekitarnya

3. Pasang duk steril

4. Insisi abdomen dengan metode Pfannenstiel secara lapis demi lapis.

5. Eksplorasi cavum abdomen tampak peritonium kebiruan.

6. Melakukan insisi pada peritonium. Keluar darah kurang lebih 1000 cc.

Tampak uterus sedikit membesar. Kedua adnexa sulit diidentifikasi karena

perlengketan.

7. Dilakukan adhesiolisis tampak ruptur kehamilan ovarium kiri.

8. Tuba kanan dan kiri normal. Ovarium kanan normal.

9. Dilakukan partial oophorectomy sinistra. Kontrol perdarahan.

10. Cavum abdomen dibersihkan, dibilas dengan NaCl 0,9%

11. Jahit peritoneum, pengawasan dan pengendalian perdarahan, yakin tidak

ada perdarahan dilanjutkan menjahit facia

12. Jahit facia,pengawasan dan pengendalian perdarahan, yakin tidak ada

perdarahan dilanjutkan menjahit Subkutis

13. Jahit subkutis, pengawasan dan pengendalian perdarahan, yakin tidak ada

perdarahan dilanjutkan menjahit kulit

14. Jahit kulit secara subkutikuler

15. Bersihkan lapangan operasi, kemudian tutup luka dengan kasa steril dan

betadine

16. Operasi selesai


BAB II
PEMBAHASAN

Pasien ini didiagnosis dengan kehamilan ektopik terganggu. Adapun

diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis

ditegakkan berdasarkan anamnesis dimana diketahui bahwa pasien 26 tahun

masuk dengan keluhan nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 1 hari sebelum masuk

rumah sakit. Nyeri perut dirasakan muncul tiba-tiba. Pasien tidak sedang haid dan

riwayat haid teratur. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah 1 kali. Keluhan

pusing tidak ada, sakit kepala tidak ada. BAK lancar, tidak merah dan tidak nyeri.

BAB biasa. HPHT : 09-11-2017.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah : 120/80 mmHg, nadi

: 88 x/menit, respirasi : 20 x/menit, suhu : 36,7ºC. Nyeri tekan abdomen (+).Pada

pemeriksaan penunjang didapatkan USG Abdomen : Sugestif kista adnexa sinistra

(Lutein cyst?). Laboratorium HCG Test (+).Leukosit : 14,63 x103/Μl.

Hemoglobin : 12,5 g/dL (↓). Platelet : 236 x103/μL (N). CT : 8 menit. BT : 4

menit. HbsAg : Non-reaktif. Rapid Test : Negatif

Kehamilan ovarial merupakan bentuk yang jarang (0,5%) dari seluruh

kehamilan ektopik. Kehamilan ovarial dapat terjadi apabila spermatozoa

memasuki folikel de Graaf yang belum pecah dan membuahi sel telur yang masih

tinggal dalam folikel,atau apabila sel telur yang dibuahi bernidasi di daerah

endometriosis di ovarium.

Diagnosis yang pasti diperoleh bila kantong janin kecil dikelilingi oleh

jaringan ovarium dengan trofoblas memasuki alat tersebut. Pada kehamilan


ovarial biasanya terjadi rupture pada kehamilan muda dengan akibat perdarahan

dalam perut. Hasil konsepsi dapat pula mengalami kematian sebelumnya sehingga

tidak terjadi rupture, ditemukan benjolan dengan berbagai ukuran yang terdiri atas

ovarium yang mengandung darah, vili korialis dan mungkin juga selaput mudigah.

Sering terjadi keterlambatan dalam mendiagnosis kehamilan ovarial.

Diagnosis kehamilan ektopik interstitial sering terlewatkan pada USG dan CT

Scanpelvis. Kehamilan ovarial terjadi pada sebagian vaskularisasi dari pelvis

wanita,cabang uterin dan arteri ovarian. Perdarahan meternal yang signifikan

mengarahkepada hipovolemia dan syok merupakan akibat tercepat pada

kehamilan ovarial. Seringnya penggunaan prosedur ART, dokter seharusnya dapat

mendiagnosis cepatkehamilan ektopik. Diagnosis kehamilan ovarian dibuat

berdasarkan evaluasi klinisdari semua kriteria yang digunakan untuk tipe lain dari

kehamilan ektopik. Gejalanyeri abdomen akut, perdarahan intraperitoneal, dan

hematokrit rendah, dan serumpositif atau tes urin kehamilan. Uji diagnistik

termasuk beta HCG, kuldosentesis, dan USG. Kehamilan ovarial didiagnosis

dengan kriteria ulrasonografi yang ada darikadar HCG positif mengindikasikan

kehamilan.

Kriteria ultrasound transvaginal untuk kehamilan ovarial cincin putih

echogenic pada ovarium dibandingkan dengan lapisan ovarium. Kantung telur

atau bagian janin mngkin terlihat tapi embrionik jarang terlihat. Korpus luteum

memiliki tekstur anekoik dan lebih tipis ekogenisitas dindingnya dibandingkan

dengan endometrium. Ultrasound transvaginal tiga dimensi dapat menghasilkan


korona dari uterus. Diagnosis lain dapat digunakan laparoskospi, yang dapat

digunakan untuk mendiagnosis sekaligus penatalaksanaan.

Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan

diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup. Akan tetapi bila pertolongan

terlambat angka kematian dapat tinggi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, FG. Leveno, KJ. Bloom, SL. Hauth, JC. Rouse, DJ. Spong,

CY.Obstetri Williams. Jakarta : EGC, 2013: 50-66

2. Winjosastro, H. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, 2009 : 130-36
3. Suryasaputra, M. Dewi, SK. Buku Ajar Ginekologi Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006: 200-23

Anda mungkin juga menyukai