IDENTITAS PASIEN
Nama : An. I
Usia : 4 tahun
No.kamar :5
No.RM : 00 – 62 – 13 - 04
Keluhan Utama :
Demam 1 hari SMRS
Keluhan Tambahan :
Pusing ( + ), mual ( + ), muntah ( + ), pegal –
RPS :
1 hari SMRS orangtua OS mengeluh anaknya demam, demam timbul mendadak & tinggi ( 40 C),
demam naik turun, demam tidak turun bila diberi paracetamol, mual ( + ), muntah 1x, pusing
(+) , batuk ( - ), pilek ( - ), sesak ( - ), sakit perut ( + ), pegel-pegel di kaki ( + ), nafsu makan
menurun, tidak BAB, BAK sering.
Saat MRS orangtua OS mengeluh demam masih naik turun, mual ( + ), muntah 2x, pusing ( + ),
batuk ( -), pilek ( - ), sesak ( - ) sakit perut ( + ), pegel – pegel dikaki, nafsu mkn menurun, belum
BAB sejak 1 hari, BAK sering.
RPD :
1. DBD saat umur 3 ½ bulan
RPK :
Disangkal.
R. Pengobatan :
Paracetamol.
R. Kehamilan Ibu :
- ANC teratur
R. Kelahiran :
- Cukup bulan
- Lahir spontan
- BB : 3600 gram
- PB : 48 cm
- Langsung menangis
R. Makanan :
Nasi dan sayur – sayuran.
R. Imunisasi :
R. Tumbuh kembang :
- Tengkurap usia 3 bulan
Riwayat Alergi :
Disangkal.
Riwayat Psikososial :
Os sering jajan sembarangan.
PEMERIKSAN FISIK
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : CM
Tanda vital :
Suhu : 37,1 C
Tekanan Darah :-
Antropometri :
BB : 23 kg
TB/PB : 98 cm
LK : 41 cm
Status Gizi :
• BB/U : 23/17 x 100% = 135% ( Gizi lebih )
STATUS GENERALIS
Kepala :
Bentuk : Normocephal
Lingkar Kepala : 41 cm
Mata :
• Cahaya +/+
• Oedem palpebra ( + )
Hidung : Discharge ( - )
Telinga : Discharge ( - )
Mulut :
• Lidah kotor ( - )
• Lidah tremor ( - )
• Faring Hiperemis ( - )
• Tonsil T1 – T1
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Dada ( Paru ) :
Auskultasi : vesikuler + / +
Jantung :
Abdomen :
Inspeksi :Kembung ( + )
Ekstremitas atas :
- Akral : Hangat
- Edema :(-)
Ekstremitas bawah :
- Akral : Hangat
- Edema :(-)
Pemeriksaan Penunjang :
- DPL ( HHTL )
- Urin lengkap
- Elektrolit
Resume :
Assesment :
Planning :
Tanggal S O A P
Tanggal S O A P
I. DEFINISI
Demam Dengue & Demam Berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan
oleh virus Dengue . Yang membedakan Demam Dengue & Demam Berdarah Dengue adalah
pada DBD terdapat perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi.
II. EPIDEMIOLOGI
Istilah haemorrhagic fever di Asia tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada
tahun 1953. Pada tahun 1958 meletus epidemic penyakit serupa di Bangkok, Setelah tahun
1958 penyakit ini dilaporkan berjangkit dalam bentuk epidemic dibeberapa Negara lain di Asia
Tanggara, di antaranya di Hanoi ( 1958 ), Malaysia ( 1962 – 1964 ), Saigon ( 1965 ) yang
disebabkan virus dengue tipe 2, dan Calcutta ( 19 63 ) dengan virus dengue tipe-2 dan Chikungu
berhasil diisolasi dari beberapa kasus. Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada
tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. Di jakarta kasus
pertama dilaporkan pada tahun 1969. Kemudian DBD berturut – turut dilaporkan di Bandung (
1972 ), Yogyakarta ( 1972 ). Epidemi pertama di luar jawa dilaporkan pada tahun 1972 di
Sumatra Barat dan lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara & Bali ( 1973 ). Sejak tahun 1968
angka kesakitan rata – rata DBD id Indonesia terus meningkat dari 0,05 ( 1968 ) manjadi 8,14 (
1973 ), 8,65 ( 1983 ), & mencapai angka tertinggi pada tahun 1998 yaitu 35,19 per 100.000
penduduk dengan jumlah penderita sebanyak 72.133 orang.
III. ETIOLOGI
Virus dengue termasuk group B aerthropod borne virus ( arboviruses ) dan sekarang
dikenal sebagai genus flavirus, family flaviviridae, yang mempunyai 4 jenis seroptipr yaitu den-
1, den-2, den-3, den-4. Infeksi dengan salah satu serotype akan menimbulkan antibody seumur
hidup terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotype
yang lain. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat terinfeksi dengan 3 atau
bahkan 4 serotipe selama hidupnya. Keempat jenis serotype virus dengue dapat ditemukan
diberbagai daerah di Indonesia. Di Indonesia, pengamataan virus dengue yang dilakukan sejak
tahun 1975 di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa keempat seroptipe ditemukan &
bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe den-3 merupakan serotype yang dominan & banyak
berhubungan dengan kasus berat.
IV. PATOGENESIS
Kompleks virus-antibodi
Aktifasi komplemen
Komplemen menurun
Anafilatoksin (C3a, C5a)
Histamin dalam urin
Permeabilitas kapiler meningkat
Ht meningkat
30% kasus Perembesan plasma Natrium turun
syok
Cairan dalam
Hipovolemia rongga serosa
Anoksia Syok Asidosis
Meninggal
V. MANIFESTASI KLINIS
Masa tunas berkisar antara 3 – 5 hari ( pada umumnya 5 – 8 hari ). Awal penyakit biasanya
mendadak, disertai gejalaprodormal seperti nyeri kepala, nyeri berbagai bagian tubuh,
anoreksia, rasa mengigil & malise. Dijumpai trias sindrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada
anggota badan, dan timbulnya ruam ( rash ). Ruam timbul pada 6 – 12 jam sebelum suhu naik
pertama kali, yaitu pada hari sakit ke 3 – 5 berlangsung selama 3 – 4 hari. Ruam bersifat
makulopapular yang menghilang pada tekanan.
Pada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai kenaikan
suhu, nyeri kepala hebat, nyeri dibelakang bola mata, punggung, otot, sendi dan disertai rasa
mengigil. Pada beberapa penderita dpat dilihat bentuk kurva suhu yang menyerupai pelana
kuda atau bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk kurva ini tidak ditemukan pada
semua pasien sehingga tidak dapat dianggap patognomonik.
Kelainan darah tepi demam dengue ialah leucopenia selama periode pra – demam dan
demam, neutrofilia relative dan limfopenia, disusul oleh neutropenia relative dan limfositosis
pada periode puncak penyakit dan pada masa konvalesens. Eosinofil menurun atau menghilang
pada permulaan dan pada puncak penyakit, hitung jenis neutrofil bergeser ke kiri selama
periode demam, sel plasma meningkat pada periode memuncaknya penyakit dengan
terdapatnya trombositopenia. Darah tepi menjadi normal kembali dalam waktu 1 minggu.
Komplikasi demam dengue walaupun jarang dilaporkan ialah orkhitis atau ovaritis,
keratitis, dan retinitis. Berbagai kelainan neurologis dilaporkan, diantaranya menurunnya
kesadaran, paralisis sensorium yang bersifat sementara, meningismus, dan ensefalopati.
Diagnosis banding mencakup berbagai infeksi virus ( termasuk chicungunya ), bacteria dan
parasit yang memperlihatkan sindrim serupa. Menegakkan diagnosis klinis infeksi virus dengue
rinagn adalah mustahil, terutrama pada kasus – kasus sporadis.
V.II. DEMAM BERDARAH DENGUE
Demam berdarah dengue ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,
perdarahan terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah (
circulatory failure ).Fenomena patofisiologi utama yang menetukan derajat penyakit dan
membedakan DBD & DD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah,
menurunnya volume plasma, trombositopenia & diathesis hemoragik.
Patokan diagnosis DBD ( WHO, 1975 ) berdasarkan gejala klinis & laboraturium.
KLINIS
1. Manifestasi perdarahan, minimal uji turniket positif dan salah satu bentuk perdarahan
lain ( petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi ), hemetemesis dan atau
melena.
2. Pembesaran hati.
3. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi menurun ( ≤ 20
mmHg ), tekanan darah menurun ( tekanan sistolik ≤ 80 mmHg ) disertai kulit yang
teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi
gelisah, dan timbul sianosis di sekitar mulut.
LABORATORIUM
Trombositopenia ( ≤ 100.000 / ul ) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan
nilai Ht ≥ 20% dibandingkan dengan nilai hematokritpada masa sebelum sakit atau masa
konvalesen. Ditemukannya 2 atau 3 patokan klinis pertamai disertai trombositopenia dan
hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DBD.
WHO ( 1975 ) membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat :
Derajat I
demam tidak khas, uji Tourniquet positif
Derajat II
derajat I + perdarahan spontan
Derajat III
kegagalan sirkulasi (gelisah, nadi cepat & lembut, tek.drh turun ≥ 20mmHg,
hipotensi, sianosis, akral dingin & lembab)
Derajat IV
syok berat, nadi tak teraba, tek.darah tak terukur
Pada DBD syok, setelah demam berlangsung selama beberapa hari keadaan umum tiba –
tiba memburuk, hal ini biasanya terjadi pada saat atau setalah demam menurun, yaitu diantara
hari sakit ke 3 – 7 hari. Hal ini dapat diterangkan dengan hipotesis peningkatan reaksi
imunologis ( the immunological enchancement hypothesis ). Pada sebagian besar kasus
ditemukan tanda kegagalan peredaran darah, kulit teraba lembab, dan dingin, sianosis sekitar
mulut, nadi menjadi cepat dan lembut. Anak tampak lesu, gelisah, dan secara cepat masuk
dalam fase syok. Pasien seringkali mengelug nyeri di daerah perut sesaat sebelum syok.
Demam fase akut mencakup spectrum infeksi bakteri dan virus yang luas. Pada hari – hari
pertama diagnosis DBD sulit dibedakan dari morbili dan idiopathic thrombocytopenic purpura (
ITP ) ayng disertai demam. PAda hari demam ke 3 – 4, kemungkinan diagnosis DBD akan lebih
besar, apabila gejala klinis seperti manifestasi perdarahan dan pembesaran hati menjad nyata.
Kesulitan kadang – kadang dialami dalam membedakan syok pada DBD dengan sepsis ; dalam
hal ini trombositopenis dan hmokonsentrasi disamping penilaian gejala klinis lain seperti tipe
dan lama demam dapat membantu.
VII. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu mengatasi kehilangan cairan
plasma sebagai akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien
DD dapat berobat jalan sedangkan pasien DBD dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada
ksus DBD dengan komplikasi diperlukan perawatan intensif.
DEMAM DENGUE
Pasien DD dapat berobat jalan. Pada fase demam pasien dianjutkan tirah baring, selama
masih demam, obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Pada pasien
dewasa, analgerik atau sedative ringan kadang – kadang diperlukan untuk mengurangi rasa
nyeri kepala, nyeri otot, atau nyeri sendi. Dianjrkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus
buah, sirop, susu, selain air putih, dianjurkan paling sedikit diberikan selam 2 hari. Tidak boleh
dilupakan monitor suhu, jumlah trombosit serta kadar hematokrit sampai normal kembali.
Trombosit Trombosit
≤100.000/ul >100.000/ul
Rawat inap Rawat jalan
kontrol tiap hari
sp demam reda
Nasehat orang tua
Demam menetap >3 hari
Periksa Hb, Ht, leukosit, trombosit
Tatalaksana
DBD derajat I & II
Dapat minum Tidak dapat minum
Muntah terus menerus
O2 2-4 l/menit
Penggantian Vol cairan plasma :
RL/NaCL 0,9% : 20ml/kgbb/jam
DBD syok secepatnya (bolus dalam 30 menit)
1. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak, Prof. Dr. T. H. Rampengan, Sp. A (K)