GRAVE’S DISEASE
Oleh : Annisa Shafira Nadya Kartikasari
Pembimbing : dr. Sieeny, Sp.A
Ekstremitas:
Akral hangat , CRT <2 detik, edema (-),
sianosis (-), eritema (-), tremor +/+
USULAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
■ DL
■ TSH
■ FT3
■ FT4
■ USG Leher
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Units Normal
WBC 24,8 103/µl 4,80– 10,8
Lym % 5,9 % 25,00 – 40,00
Neut % 85,6 % 50 – 70
Lym # 1,5 103/µl 0,8 – 4
Neut # 21,2 103/µl 2 - 7,7
RBC 4,8 106/µl 4,7 – 6,1
HGB 12,5 g/dL 14.0 – 18,0
HCT 37,5 % 42 – 52
MCH 25,9 pg 27,00 – 31,00
MCHC 33,3 g/dL 33,00 – 37,00
RDW 18,0 % 11,50 – 14,50
PLT 341 103/µl 150,00 – 450,00
MCV 77,8 fl 79 – 99
PDW 10,0 fl 9 – 17
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
■ Ukuran kedua lobus thyroid membesar yang
melibatkan isthmus dengan echo tekstur kasar dan
hipervaskularisasi. Tidak tampak echo nodul solid
maupun cyst.
Berat : 25 gram
NON
TOKSIK
TOKSIK
DIFUS NODULER
■ INTERNAL: GENETIK
■ EKSTERNAL:
– Stress
– merokok,
– radiasi leher,
– obat-obatan,
– infeksi virus
– asupan yodium tinggi
– kehamilan
GEJALA
PATOGENESIS
■ SEROLOGI
– TSH-R(Ab)
– TSH, FT3, FT4
■ IMAGING
– USG
– Skintigrafi
TSH-RAb
■ Pengukuran TSH-RAb
direkomendasikan untuk
diagnosis dan menyingkirkan
diagnosis banding yang
akurat.
■ TSH-R-Ab adalah biomarker
spesifik untuk GD
TSH
■ Pengukuran serum TSH memiliki
sensitivitas dan spesifisitas
tertinggi yang digunakan dalam
evaluasi dugaan hipertiroidisme
dan harus digunakan sebagai tes
skrining awal. Lebih sensitive
daripada pengukuran TH
■ Akurasi diagnostik meningkat
ketika serum TSH dan FT4 dinilai
bersamaan pada saat evaluasi
awal.
■ Konsentrasi FT4 dan FT3
meningkat, dan jumlah TSH
ditekan
FT3 & FT4
USG
• Terapi medikamentosa
• Radioaktif Iodin (RAI)
• Terapi pembedahan
TERAPI MEDIKAMENTOSA
■ INDIKASI:
– Pengobatan lini pertama terutama pada pasien yang lebih muda dan
kasus baru GD.
– Untuk pengobatan jangka pendek sebelum terapi RAI atau
tiroidektomi
■ Mencapai eutiroidisme dalam 3 – 4 minggu pengobatan
■ Relaps mungkin terjadi dalam 6 – 12 bulan pertama setelah penghentian
obat ATD.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
■ ANTI TIROID
– Terapi pilihan utama pada anak
– Methimazole (MMI): dosis 0,2 – 0,5 mg/kg hari dalam jangka waktu 1-2 tahun
– Sebelum pemberian obat anti-tiroid, periksa darah tepi lengkap, fungsi hepar (bilirubin,
transaminase dan alkali fosfatase).
– Apabila tidak mengalami remisi dalam 2 tahun lakukan dievaluasi terhadap kepatuhan
pengobatan, efek samping obat, dan dievaluasi kembali pengobatan yang diberikan. Dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan tiroidektomi.
– Jika dalam keadaan tidak tersedia MMI, maka bisa diberikan PTU dengan dosis awal
5-7mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis dengan pengawasan ketat terutama terkait dengan fungsi hati.
– PTU harus dihentikan jika kadar transaminase meningkat 2-3 kali lipat di atas kadar normal dan
gagal membaik dalam 1 minggu setelah diulang tes tersebut.
TERAPI MEDIKAMENTOSA
TERAPI MEDIKAMENTOSA
■ Terapi simtomatik
– Beta adrenergic blocker direkomendasikan untuk anak dengan hipertiroid yang
heart rate > 100x/menit.
– Beta adrenergic blocker bisa dihentikan ketika kadar hormon tiroid sudah
mencapai normal.
– Dosis propanolol: 0.5 – 2 mg/kg/hari.
RAI
■ Memberikan efek berupa kerusakan genetic, mutase atau kematian sel. Kerusakan DNA secara
langsung menyebabkan penurunan fungsi tiroid atau pengurangan ukuran tiroid.
■ INDIKASI:
– Pasien yang memiliki efek samping dengan pengobatan medikamentosa
– Pasien kambuh setelah pengobatan ATD
– Pasien dengan aritmia
■ Fungsi Tiroid dapat mencapai normal dalam 3 – 12 bulan setelah terapi RAI
■ Ukuran tiroid dapat normal dalam satu tahun.
RAI
EFEK SAMPING
■ Nyeri tiroid
■ Pembengkakan
■ Sialoadenitis
TERAPI PEMBEDAHAN
■ Tiroidektomi jarang dipilih untuk terapi kasus baru.
■ INDIKASI:
– Merupakan pengobatan yang efektif pada goiter yang besar,
– Hiperparatiroidisme
– Kecurigaan nodul ganas
TERAPI PEMBEDAHAN
■ KELEBIHAN
– Tidak terpapar radiasi
– Kontrol cepat hipertiroid
– Tingkat hipertiroidisme berulang rendah
■ KEKURANGAN
– Biaya
– Butuh rawat inap
– Resiko anestesi dan bedah
– Bekas luka permanen
– komplikasi (hipoparatiroidisme, kelumpihan saraf laring, infeksi luka, perdarahan)
PEMANTAUAN
■ Pemeriksaan laboratorium dilakukan 4-6 minggu sesudah terapi awal dan setiap pergantian
dosis. Ulang tiap 2-3 bulan jika dosis sudah sesuai.
■ Sesudah terapi obat antitiroid selama 2 tahun dan anak masih melanjutkan terapi, maka
pemantauan laboratorium dilakukan tiap 6-12 bulan.
■ Pemantauan jangka panjang hingga dewasa diperlukan meskipun telah terjadi remisi atau telah
menjalani pembedahan dan terapi iodine radioaktif.
■ Prognosis :
– - 30% anak yang diobati obat antitiroid mencapai remisi dalam 2 tahun.
– - 75% pasien relaps dalam 6 bulan setelah henti obat, sedangkan hanya 10% relaps
setelah 18 bulan.
KOMPLIKASI
■ Penurunan berat badan
■ Osteoporosis
■ Fraktur tulang
■ Atrium fibrilasi
■ Disfungsi kardiovaskular
PROGNOSIS
■ 30% anak yang diobati obat antitiroid mencapai remisi dalam 2 tahun
■ 75% pasien relaps dalam 6 bulan setelah henti obat, sedangkan hanya 10% relaps setelah 18
bulan
PEMBAHASAN KASUS
KASUS TEORI
ANAMNESIS:
■ BAB cair lebih dari 10 kali
■ Nyeri perut (+)
■ Dada berdebar-debar
■ Sesak nafas
■ Kedua tangan gemetar
■ Sering berkeringat
■ Mata terlihat lebih menonjol
■ Benjolan di leher yang semakin lama
semakin membesar dan tidak nyeri
KASUS TEORI
ANAMNESIS:
■ BAB cair lebih dari 10 kali
■ Nyeri perut (+) √ √
√
√
■ Dada berdebar-debar √
√
■ Sesak nafas √ √
■ Kedua tangan gemetar √
√
■ Sering berkeringat √
■ Mata terlihat lebih menonjol √
■ Benjolan di leher yang semakin lama
semakin membesar dan tidak nyeri
KASUS TEORI
√ √
■ Mata : eksoftalmus +/+ √
√
√
■ Leher √
: Tampak benjolan bilateral, √ √
simetris kiri dan kanan, permukaan rata, √
√
nyeri tekan (-), konsistensi kenyal, difus √
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
FT3: 3.38