Anda di halaman 1dari 22

Case Report

VERTIGO
Oleh
dr. Lintang Vidyaningrum
Pendamping : dr. Sunario, MPH
dr. Dian Hidayati

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CURUP


KAB. REJANG LEBONG-2020
Pendahuluan
• Vertigo merupakan perasaan sensasi rasa gerak dari tubuh atau memutar tanpa adanya gerakan berputar secara nyata.
• Perasaan tersebut dapat berupa tubuh yang berputar atau lingkungan yang terasa berputar.

• Vertigo di Indonesia menempati urutan ke 5 kasus terbanyak yang dirawat di bangsal saraf berdasarkan data kasus di
RSUP Dr Kariadi.
• Menurut Kesser dan Gleason, sebesar 25% vertigo dialami usia lebih dari 25 tahun, 40% pada usia lebih dari 40 tahun,
dan 30% terjadi pada usia lebih dari 65 tahun.

• Vertigo salah satunya diakibatkan oleh terganggunya sistem vestibular yang terbagi menjadi vertigo perifer dan vertigo
sentral.
• Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai vertigo, diharapkan laporan kasus ini dapat bermanfaat untuk
memahami kasus seperti vertigo.
Identitas
• Nama : Ny. LI
• Umur : 33 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Banyumas
• Agama : Islam
• Masuk RS : 02 Juni 2020
Anamnesis
Keluhan Utama
Pusing berputar sejak + 6 jam SMRS.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD CURUP dengan keluhan pusing berputar sejak + 6 jam
SMRS secara mendadak ,sensasi pusing yang dirasakan seperti dunia yang
berputar sampai pasien menutup matanya karena tidak kuat melihat objek
(ruangan) yang seakan-akan berputar,dan pada saat serangan pasien menutup
mata, diluar serangan pasien tidak mengeluhkan adanya gangguan pengelihatan,
kemudian pasien banyak mengeluarkan keringat dingin disertai dengan mual
muntah, muntah sebanyak 3 kali. Durasi serangan pusing berputar yang
dirasakan pasien berkisar selama kurang dari 5 menit. Pusing juga diperberat oleh
perubahan posisi kepala atau badan, pusing terasa berkurang walaupun tidak
hilang sama sekali bila penderita tidur berbaring terlentang.
Tidak dijumpai gangguan pendengaran (telinga berdenging), gangguan kesadaran (-),
riwayat kelemahan, kesemutan dan baal pada lengan dan tungkai (-) Riwayat
kesemutan dan baal sekitar mulut (-), gangguan menelan, mencong, pelo,
gangguan berkomunikasi (-), riwayat demam, batuk, pilek sebelumnya (-), tidak
didapatkan keluhan dalam BAB & BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat keluhan yang sama (+) 1 tahun yang lalu
Riwayat penyakit hipertensi (-)
Riwayat penyakit diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat Sakit Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit di keluarga yang
berhubungan dengan keluhan pasien.
Riwayat Kebiasaan
Tidak ada riwayat kebiasaan tertentu yang berhubungan
dengan keluhan pasien saat ini.
PEMERIKSAAN FISIK Status Gizi
Status Present
KU: tampak sakit sedang
Berat badan : 60 kg
Kesadaran : compos mentis Tinggi badan : 160 cm
GCS : E4M6V5 IMT : 24,6
TD : 100/70 mmHg
(overweight)
Nadi : 98 x/menit
Frekuensi napas : 18 x/menit
Suhu : 36,3°C
Kepala Normocephali, rambut tidak mudah dicabut, pertumbuhan rambut merata, dan warna rambut hitam-putih.

Mata Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-

Hidung Deformitas (-), tidak ada sekret.

Telinga Deformitas (-), liang lapang, pengeluaran sekret (-).

Mulut Bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah

Leher Dalam batas normal


Thorax Tidak terdapat scar, simetris kiri dan kanan

Status Paru I

P
Pergerakan dinding dada saat statis dan dinamis simetris

Stem fremitus kanan dan kiri simetris

Internus
P Sonor

A Vesikuler, wheezing -/-, rhonki -/-

Jantung I Iktus kordis tidak terlihat


P Iktus kordis tak teraba

P Batas atas jantung ICS II, batas kanan jantung linea parasternalis dektra, batas kiri jantung ICS V LMC sinistra

A Bunyi jantung I,II regular, gallop (-), Murmur(-)

Abdomen I Datar, benjolan (-)


A Bising usus (+) normal

P Timpani (+) di seluruh regio abdomen

P Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Ektrimitas Pitting edema (-/-) pada ekstrimitas, akral teraba hangat.


Status Neurologis
Kesadaran : Compos Mentis / E4M6V5 GCS = 15
Sikap tubuh: Berbaring
Cara berjalan : Normal
Tes romberg : Badan menjauhi garis tengah saat mata
menutup
Tes Tandem: Jalan menyimpang pada saat mata
menutup
Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin: 14,0 g/dL
Hematokrit: 42 %
Leukosit: 13.000 sel/mm3
Trombosit: 292.000 sel/mm3
Gula darah sewaktu: 101 mg/dL
Ureum: 11 mg/dL
Kreatinin: 0,5 mg/dL
Diagnosis
• Diagnosis Klinis: vertigo perifer,
vomitus
• Diagnosis Etiologi: sistem vestibuler
kanalis semisirkularis
• Diagnosis Topis : BPPV
Terapi
• Kontrol Vital Sign dan neurologis
• IVFD RL xx gtt/menit
• Ondancetron 3x1 amp (IV)
• Ketorolac 3x1 amp (IV)
• Dexamethason 3x1 am (IV)
• Kapsul Nyeri Kepala 3x1 caps (PO)
• Betahistin 3x1 tab (PO)
Follow Up
Tanggal Perkembangan Penyakit Terapi

03-06-2020 S: pusing berputar berkurang, mual (+) muntah (+) 1 kali IVFD RL xx gtt/menit
  O: Ondancetron 3x1 amp (IV)
KU : TSS/ CM Ketorolac 3x1 amp (IV)
TD : 110/70 mmhg / N : 90 x/menit / P : 20 x/menit / S : 36,8 o C Dexamethason 3x1 am (IV)
Mata : CA (-/-), nistagmus (+) Betahistin 3x1 tab (PO)
Pupil : Isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+) Sukralfat syr 3x1 C
Leher : kaku kuduk (-) Flunarizin 3x1
Jantung: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)  
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-. Wheezing -/-
Abdomen: BU + normal, timpani
Ekstrimitas: akral hangat, CRT<2”
Refleks Fisiologis : DBN
Refleks Patologis : DBN
 
Assesment:
Diagnosis Klinis: vertigo perifer, vomitus
Diagnosis Etiologi: sistem vestibuler kanalis semisirkularis
Diagnosis Topis : BPPV
Follow Up
Tanggal Perkembangan Penyakit Terapi

04-06-2020 S: pusing berputar berkurang, mual (+) muntah (-) IVFD RL xx gtt/menit
  O: Ondancetron 3x1 amp (IV)
Ketorolac 3x1 amp (IV)
KU : TSR/ CM
Dexamethason 3x1 am (IV)
TD : 120/70 mmhg / N : 80 x/menit/ P : 18 x/menit/ S : 36,5 o C
Betahistin 3x1 tab (PO)
Mata : CA (-/-), nistagmus (+)
Sukralfat syr 3x1 C
Pupil : Isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+) Flunarizin 3x1
Leher : kaku kuduk (-)  
Jantung: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-. Wheezing -/-
Abdomen: BU + normal, timpani
Ekstrimitas: akral hangat, CRT<2”
Refleks Fisiologis : DBN
Refleks Patologis : DBN
 
Assesment:
Diagnosis Klinis: vertigo perifer, vomitus
Diagnosis Etiologi: sistem vestibuler kanalis semisirkularis
Diagnosis Topis : BPPV
Follow Up
Tanggal Perkembangan Penyakit Terapi

05-06-2020 S: pusing berputar (-), mual (-) muntah (-) BLPL


O:
  KU : TSR Betahistin 3x1 tab (PO)
Kes : CM
GCS : 15 Sukralfat syr 3x1 C
TD : 110/70 mmhg Flunarizin 3x1
N : 86 x/menit
P : 20 x/menit  
S : 36,7 o C
Mata : CA (-/-), nistagmus (+)
Pupil : Isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Leher : kaku kuduk (-)
Jantung: BJ I/II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru : Vesikuler +/+, Rhonki -/-. Wheezing -/-
Abdomen: BU + normal, timpani
Ekstrimitas: akral hangat, CRT<2”
Refleks Fisiologis : DBN
Refleks Patologis : DBN
 
Assesment:
Diagnosis Klinis: vertigo perifer, vomitus
Diagnosis Etiologi: sistem vestibuler kanalis semisirkularis
Diagnosis Topis : BPPV
Pembahasan
Pada pasien Ny. LI usia 33 tahun didiagnosis vertigo perifer
didasarkan pada anamnesis didapatkan rasa pusing berputar
yang timbul mendadak, terdapat serangan episodik, mual,
muntah, dan tidak ada gangguan pendengaran. Pusing juga
diperberat oleh perubahan posisi kepala atau badan, pusing
terasa berkurang walaupun tidak hilang sama sekali bila
penderita tidur berbaring terlentang. Dari pemeriksaan fisik
ditemukan adanya gangguan keseimbangan yang dinyatakan
dari hasil tes Romberg dan tes Tandem yang positif. Tes
Romberg positif dapat dilihat pada saat menutup mata badan
bergoyang menjauhi garis tengah ke kanan. Hasil ini
menunjukkan bahwa kelainan yang timbul letaknya di
vestibularis. Test Tandem positif terlihat bahwa pasien tidak
dapat berjalan lurus dengan tumit kaki diletakkan pada ujung
jari. Dapat dilihat dari adanya penyimpangan sesuai dengan
kelainan di vestibuler.
Pembahasan
• Timbulnya pusing yang hanya terjadi ketika kepala berubah posisi.
• Otoconia yang mungkin berpindah dari utricle dan bermigrasi ke bagian
lain dari telinga, hal ini yang menyebabkan pusing. Lepasnya debris
otolith dapat menempel pada cupula (cupulolithiasis) atau dapat
mengambang bebas di kanal semisirkular (canalolithiasis). Debris
otholith menyingkir dari cupula dan memberikan sensasi berputar
melalui efek gravitasi langsung pada cupula atau dengan menginduksi
aliran endolymph selama gerakan kepala di arah gravitasi. Menurut
teori cupulolithiasis, deposit cupula (heavy cupula) akan memicu efek
gravitasi pada krista. Namun, gerakan debris yang bebas mengambang
adalah mekanisme patofisiologi yang saat ini diterima sebagai ciri khas
BPPV.
• Gejala yang akan ditemukan pada BPPV berupa rasa berputar yang
episodik dan disertai mual atau muntah, gangguan pendengaran dapat
terjadi dan dipicu oleh adanya gerakan pada kepala. Bangkitan pada
BPPV terjadi lebih mendadak dan berat dan tidak ditemukan adanya
tanda fokal otak.
Pembahasan
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan nistagmus +/+
pada test dix hallpike, yang bertujuan untuk
mencari adanya vertigo/nistagmus posisional
paroksismal maka untuk membangkitkannya
diperlukan rangsangan perubahan posisi. Pada
pemeriksaan penunjang CT-Scan kepala tidak
ditemukan adanya kelainan, dimana hal ini dapat
menyingkirkan penyebab vertigo jenis sentral.
Penyebab vertigo jenis sentral adalah gangguan di
batang otak atau serebelum. Pada gangguan di
batang otak, harus diselidiki gejala khas, seperti
diplopia, paresteesia, perubahan sensibilitas serta
fungsi motorik.
Pembahasan
• Penatalaksanaan pada kasus ini digunakan
IVFD RL (untuk jalur pemberian nutrisi dan
maintenance cairan tubuh) betahistin dan
flunarizin (untuk mengurangi keluhan vertigo
dan pusing), ondancetron dan sukralfat ( untuk
mengurangi gejala mual dan muntah), terapi
rehabilitatif danistirahat yang cukup, terapi
BPPV bertujuan untuk melepaskan otokonia
dari dalam kanalis atau kupula, mengarahkan
agar keluar dari kanalis semisirkularis menuju
utrikulus melalui ujung non ampulatory kanal.
Penatalaksanaan vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama, yaitu :
• Terapi kausal, sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya
sehingga terapi lebih banyak bersifat simtomatik dan rehabilitatif.
• Terapi Simptomatis, pengobatan ini ditujukan pada dua gejala utama
yaitu rasa vertigo (berputar, melayang) dan gejala otonom (mual,
muntah). Gejala vestibular akut yang disebabkan oleh gangguan perifer
diterapi dengan antiemetik dan obat penekan vestibular, Antihistamin
(seperti obat betahistin). Senyawa betahistin (suatu analog histamin)
dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam sehingga dapat diberikan
untuk mengatasi gejala vertigo.
• Terapi rehabilitatif yang bertujuan untuk membangkitkan dan
meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan
gangguan vestibular. Timbulnya mekanisme bisa berasal baik dari sistem
saraf tepi maupun dari system saraf pusat, dalam usaha memperoleh
keseimbangan baru sehingga tanda kegawatan (alarm reaction) yang
merupakan sebab terjadinya vertigo akan dihilangkan.
Prognosis
• Ad Vitam → bonam (keadaan umum, tanda-
tanda vital & kesadaran pasien dalam keadaan
stabil).
• Ad Fungsionam → dubia ad bonam ( tidak
ditemukan defisit neurologis pada nervus
cranialisnya → kemungkinan fungsi organnya
dapat kembali seperti semula ).
• Ad Sanam → dubia ad bonam (pasien masih
mampu melakukan kebutuhan hidup dasar
sehari-hari & masih semangat latihan berjalan).
Kesimpulan
• Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan
vertigo sentral. Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di
saluran yang disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian
tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan. Gangguan
kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain
penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo,
penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering kali
menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan
pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian
dalam pendengaran). Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada
sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian
saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan
serebelum (otak kecil).

Anda mungkin juga menyukai