ANAMNESA PRIBADI
Nama : Tn. M
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : Cipto Mangunkusumo, RT.03/Harapan Baru, Loa Janan
Ilir- Samarinda
ANAMNESA PENYAKIT
Keluhan Utama : Demam
Telaah : Hal ini dialami os sejak lebih kurang 15 hari yang lalu. Demam
bersifat terus menerus dan subfebris. Mual tidak dijumpai, muntah
tidak dijumpai. Sesak nafas tidak dijumpai. Riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria disangkal. Nyeri kepala dijumpai, nyeri
sendi dijumpai, riwayat keluarga memiliki keluhan yang sama
disangkal. Benjolan pada tangan dan kaki dijumpai sejak 8 tahun
yang lalu, benjolan bersifat nyeri namun hilang timbul. BAB (+)
normal, BAK (+) normal.
alergi obat tidak ada.
RPT : Hiperurisemia
RPO : Tidak ada
18
PEMERIKSAAN FISIK
Mata : anemis +/+, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokor, edema palpebra -/-
THT
Telinga : sekret -/-, hiperemis -/-, topus (-)
Hidung : mukosa merah muda, dekongesti +/+, sekret (-)
Tenggorokan : Tonsil T1/T1, faring hiperemi (-)
Lidah : papil atrofi (-)
Leher : JVP ± 0 cmH2O, kelenjar tiroid normal, pembesaran kelenjar getah
bening (-)
Thorax: Simetris (+), retraksi otot napas (-)
Cor : Inspeksi : Tidak tampak pulsasi iktus cordis
Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V MCL S, kuat angkat (-)
Perkusi : Batas atas jantung ICS II kiri
Batas kanan jantung PSL kanan
Batas kiri jantung MCL kiri ICS V
Auskultasi : S1S2 tunggal, regular, murmur
Pulmo :Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : vocal fremitus N/N
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : Vesikuler +/+, Ronchi -/-,
Wheezing -/-
Abdomen
Inspeksi : Simetris, distensi (-)
Palpasi : Hepar/lien tidak teraba,
Nyeri tekan suprapubik (-),
balotement (-/-),
nyeri ketok CVA
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Ekstremitas : Oedem (+/+). Deformitas (+/+), Fraktur (-/-)
19
STATUS LOKALISATA
MCP Dextra MCP Sinistra
Inspeksi Bengkak (+) Bengkak (+)
Kemerahan (+) Kemerahan (+)
Nodul (+) Nodul (+)
Palpasi Hangat (+) Hangat (+)
Nyeri Tekan (+) VAS Nyeri Tekan (+) VAS
4/10 4/10
Gerakan Fleksi Aktif : ROM 450 Fleksi Aktif : ROM 00
Ekstensi Aktif : ROM Ekstensi Aktif : ROM
900 1800
Fleksi Pasif : ROM 300 Fleksi Pasif : ROM 00
Ekstensi Pasif : ROM Ekstensi Pasif : ROM
1350 1800
Auskultasi Krepitasi (-) Krepitasi (-)
MTP Pedis Dextra MTP Pedis Sinistra
Inspeksi Topus (+) Topus (+)
Kemerahan (+) Kemerahan (+)
Deformitas(+) Deformitas(+)
Palpasi Hangat (+) Hangat (+)
Nyeri Tekan (+) Nyeri Tekan (+)
Gerakan Fleksi Aktif : ROM 450 Fleksi Aktif : ROM 450
Ekstensi Aktif : ROM Ekstensi Aktif : ROM
300 300
Fleksi Pasif : ROM 450 Fleksi Pasif : ROM 450
Ekstensi Pasif : ROM Ekstensi Pasif : ROM
300 300
Auskultasi Krepitasi (-) Krepitasi (-)
20
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Eosinofil:1,4 % Sedimen
Basofil: 0,60 % Eritrosit: 0-1/lpb
Neutrofil : 72,10 % Leukosit:1-2/lpb
Limfosit: 18,30 % Epitel: 1-2/lpb
Monosit: 7,60 % Silinder:0/lpb:0/lpb
Kristal : (+)
72 x 6,60
DIAGNOSA SEMENTARA
Gout Arthritis + CKD Stage V ec. Urate Nefropati
21
PENATALAKSANAAN Aktivitas : Tirah baring
Diet MB rendah protein
Tindakan suportif : IVFD Nacl 0,9 % 10 gtt/I
Medikamentosa :
Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam IV
Inj. Santagesik 500 mg (extra)
Inj Ondansentron 4mg/12 jam IV
PCT 500 mg tablet 3 x 1
Allopurinol 300 mg 1 x 1
Asam Folat 1 x 1
Aminefron 2 x 1
Recolfar 1 x 1
PERENCANAAN
- Diagnostik: konsul ke penyakit dalam
- Monitoring: tanda vital, keluhan, cairan masuk-cairan keluar
KIE
- Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit dan terapinya
- Diet rendah purin, dengan menghindari makanan daging merah, jeroan,
alkohol, dan seafood.
- Minum obat dengan teratur untuk mencegah kambuhnya peradangan.
- Melakukan kontrol rutin ke Rumah Sakit untuk mengetahui perkembangan
penyakit.
22
BAB 4
KESIMPULAN
Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolisme yang sebagian besar
biasanya terjadi pada laki-laki usia paruh baya sampai lanjut dan perempuan dalam
masa post-menopause. Penyakit metabolik ini disebabkan oleh penumpukan
monosodium urate monohydrate crystals pada sendi dan jaringan ikat tophi.
Berdasarkan onsetnya, artritis gout dibagi menjadi dua, yaitu episode akut dan kronik.
Komplikasi dari gout meningkatkan morbiditas dan mortalitas penderitanya. Oleh karena
itu penanganan yang cepat dan tepat dapat mengurangi terjadinya resiko komplikasi
sehingga outcome epasien menjadi lebih optimal.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
11. Robert B. Salter, MD. Textbook of Disorders and Injuries of the
Musculoskeletal System. 3rd ed. Lippincott Williams & Wilkins.
USA:1999.p247-250.
25
26
27
28
29