Anda di halaman 1dari 49

Laringomalasia

Dibawakan oleh:
Ibnu Sina
1810029062

Dr. HJ SUKARTINI Sp.A


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI
DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2020
Latar Belakang dan tujuan

 Laringomalasia adalah kelainan kongenital pada laring berupa


flaksiditas dan inkoordinasi kartilago supraglotik dan mukosa
aritenoid, plika ariepiglotik dan epiglotis, sehingga terjadi kolaps
dan obstruksi saluran napas yang menimbulkan gejala utama
berupa stridor inspiratoris kronik pada bayi dan anak.
 Laringomalasia sembuh sendiri terjadi segera
setelah kelahiran dan memberat pada bulan keenam
membaik pada umur 12-18 bulan dan dapat bertahan sampai usia 4
tahun atau masa anak-anak
 fakta bahwa laringomalasia menempati urutan kelainan kongenital
tersering pada neonatus, bayi dan anak-anak.
LAPORAN KASUS

3
 Identitas pasien
 Nama : An. VB
 Usia: 5 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Berat Badan : 8,9 Kg
 Tinggi Badan : 85 centimeter
 Anak ke : Keempat dari empat bersaudara
 Agama : Islam
 Alamat : JL. Bung Tomo Sungai Keledang
Samarinda Seberang
Keluhan Utama
Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie pukul
17.47 WITA dengan keluhan sesak nafas sejak 2 hari lalu,
keluhan sesak nafas pada anak juga disertai demam
tinggi sejak 2 hari lalu, demam terus menerus dan
berkurang bila minum obat penurun demam. Ibu pasien
juga mengeluhkan anaknya batuk disertai dahak dan
pilek. Keluhan lain yaitu suara tambahan pada saat
bernafas berbunyi “grok-grok” sejak lahir namun sempat
berhenti dan kambuh lagi November 2019 lalu. Nafsu
makan dan minum menurun semenjak sakit. Mual dan
muntah tidak ada. Buang air besar dan kecil dalam batas
normal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien pernah terdiagnosis Laringomalasia
sejak lahir dan Cerebral palsy pada usia 7
bulan.
 Gizi buruk sejak usia 2 tahun

 Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada
 Riwayat Pengobatan
Vitamin
 Riwayat Persalinan
 Pasien lahir dari ibu G4P4A0, dilahirkan spontan presentasi kepala dibantu oleh bidan di
Rumah sakit , usia kehamilan kurang bulan, lahir tidak langsung menangis, warna
ketuban jernih, berat badan lahir 2050 gr dan panjang badan bayi 49 cm.
 Pertumbuhan dan Perkembangan
 Riwayat Pertumbuhan
 BB Lahir : 2050 gr
 BB saat ini : 8,9 kg
 Panjang Badan Saat Lahir : 49cm
 Panjang Badan saat ini : 85 cm
 Lingkar Kepala : 44 cm
 Lingkar Perut : 43 cm
 Lingkar Lengan : 13 cm

 Riwayat Perkembangan
 0 – 6 bulan : tidak mampu tengkurap dan mengangkat kepala
 6 – 9 bulan : hanya berbaring
 9 – 12 bulan : hanya berbaring
 1-4 tahun : hanya berbaring, tidak mampu berbicara
 Riwayat Imunisasi
 Riwayat imunisasi lengkap
(Hepatitis B, BCG, DPT, Polio,
Campak)

 Riwayat pemberian makan dan minum


 ASI : sampai usia 2 bulan
 Makanan Pendamping : usia 6
bulan
 Pemerikasaan Fisik Umum
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang, dan
lemah
 Kesadaran : compos mentis
 Vital Sign
 Frekuensi jantung : 130x/i
 Frekuensi Napas : 40x/i
 Suhu : 36,8oC
 Tekanan Darah : 100/60 mmHg
 Berat Badan : 8,9 kg
 Panjang Badan : 85 cm
Status Gizi :
Kesan : Gizi buruk
 Status Generalis
 Kepala : Mikrocephal, rambut tebal, tidak mudah dicabut,
UUB sudah menutup
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
mata cowong (-/-), refleks pupil (+/+)
 Telinga : Simetris, otorrhea (-/-), kemerahan (-/-)
 Hidung : Bentuk normal, nafas cuping (+/+), discharge
(+/+)
 Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-),
palatolabioskisis (-), hipersalivasi (+), perdarahan (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-)

 Thorax
 Paru : - Inspeksi : pergerakan dinding dada dextra dan sinistra
simetris,
 pernafasan Thoracoabdominal (+), retraksi suprasternal (+) massa (-
)
 Palpasi : fremitus raba kanan > kiri simetris, tidak ada dada
tertinggal
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : veskuler (+/+), rhonki (+/+), stridor (+/+) Wheezing (-/-)
 Jantung: - Inspeksi : iktus cordis tidak tampak
 Palpasi : iktus cordis teraba
 Perkusi : tidak dilakukan
 Auskultasi : S1 S2 tunggal regular
Abdomen
•Inspeksi : cembung, tidak tampak gerakan peristaltic
•Auskultasi: Bising usus (+), kesan normal
•Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
•Palpasi : soefl(+), Hepar dan spleen tidak teraba
Extremitas

Ekstremity Superior Inferior

Pergerakan Kurang aktif Kurang aktif

Oedem -/- -/-

Akral dingin -/- -/-

Capillary refill < 2” < 2”


Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal

Hematologi

1. Hemoglobin 12,1 13,4 -19,8 gr/dL

2. Leukosit 9,49 6,00 – 17,50 x10^3/L

Limfosit 54 19 – 48 %

4. Hematokrit 27,9 31,0 – 41,0 %

5. Trombosit 293 150 - 450 x10^3/L

Electrolyte
6. Natrium 142 135 – 155 mmol/L
7. Kalium 4,1 3,6 – 5,5 mmol/L
Foto Thorak AP

Efusi pleura dextra, atelektasis


sebagian lobus paru kanan, bercak
infiltrate pada paru dextra.
 Diagnosis Kerja IGD
 Bronkopneumonia virus
 Efusi pleura dextra
 Laringomalasia
 Cerebral palsy
 Marasmus

 Penatalaksanaan IGD
 Konsul ke dr. Sp.A
 IVFD D5 ½ NS 200 cc/24 jam
 Pasang NGT diet cair
 Nebu Ventolin 3x1
 Ampisilin 4x200 mg/IV
 Gentamisin 1x40 mg/IV
 Omeprazole 1x20 mg/IV
 Paracetamol 4x80 mg/IV
 NAC 50 mg dan salbutamol 0,35 mg puyer 3x1
Lembar Follow Up
Tanggal Pemeriksaan Terapi
Senin S: Sesak (+), batuk (+) A:
17/02/2020 O: -Bronkopneumonia virus
Pukul 08.00 WITA N: 120 x/menit, reguler,kuat angkat - Efusi pleura dextra
RR:40 x/Menit, -Laringomalasia
T:36,8 0C, -Cerebral palsy
BB : 8,9 kg - Marasmus
TB: 85 cm
K/L An (-/-) ik (-/-) pembesaran KGB (-) P:
Tho Whz (-/-), rho (+/+), stridor (+) retraksi  IVFD D5 ½ NS 200 cc/24 jam
suprasternal (+) S1 S2 tunggal reguler.  Pasang NGT diet cair
Abd BU (+) N,  Nebu Ventolin 3x1
Ext akral hangat, CRT < 2 detik,  Ampisilin 4x200 mg/IV
 Gentamisin 1x40 mg/IV
Pemeriksaan Penunjang :  Omeprazole 1x20 mg/IV
Leu : 9.490/uL  Paracetamol 4x80 mg/IV
Hb : 12,1 g/dL  NAC 50 mg dan salbutamol 0,35 mg puyer 3x1
PLT : 293.000/uL

GDS : 64 mg/dL

Na : 142 mmol/L

K : 4,1 mmol/L

Cl : 109 mmol/L

Foto Thorax :

Efusi pleura dextra, atelektasis sebagian lobus


paru kanan, bercak infiltrate pada paru dextra.
Selasa S: Sesak (+) batuk berdahak berkurang A:
18/02/2020 O: -Bronkopneumonia virus
08.00 WITA N: 110 x/menit, reguler,kuat angkat - Efusi pleura dextra
RR:42 x/Menit, -Laringomalasia
T:36,6 0C, -Cerebral palsy
BB : 8,9 kg - Marasmus
TB : 85 cm
K/L An (-/-) ik (-/-) pembesaran KGB (-) P:
Tho Whz (-/-), rho (-/-), stridor (+) retraksi  IVFD D5 ½ NS 450 cc/24 jam
suprasternal (+) S1 S2 tunggal reguler.  Diet Pediasure komplit 6x60 ml
Abd BU (+) N,  Nebu Ventolin 3x1
Ext akral hangat, CRT < 2 detik,  Ampisilin 3x200 mg/IV
Pemeriksaan Penunjang :  Paracetamol sirup 3x3/4 cth
Leu : 9.490/uL  Salbutamol 0,35 mg puyer 3x1

Hb : 12,1 g/dL  NAC 3 x 75 mg


 Asam folat 2 x 5 mg
PLT : 293.000/uL
 Zinc 1 x 20 mg
GDS : 64 mg/dL
 Licurmin sirup 1 x ½ cth
Na : 142 mmol/L
 Calcium laktat 1 x 1/5 tab
K : 4,1 mmol/L

Cl : 109 mmol/L

Foto Thorax :

Efusi pleura dextra, atelektasis sebagian


lobus paru kanan, bercak infiltrate pada paru
dextra.
Kamis S: Sesak (+) batuk berdahak berkurang A:
20/02/2020 O: -Bronkopneumonia virus

08.00 WITA N: 110 x/menit, reguler,kuat angkat -Efusi pleura dextra

RR:42 x/Menit, -Laringomalasia DD Epiglotitis

T:36,6 0C, -Cerebral palsy

BB : 8,9 kg -Marasmus

TB : 85 cm
P:
K/L An (-/-) ik (-/-) pembesaran KGB (-)
 IVFD D5 ½ NS 450 cc/24 jam
Tho Whz (-/-), rho (-/-), stridor (+) retraksi
 Diet Pediasure komplit 6x60 ml
suprasternal (+) S1 S2 tunggal reguler.
 Nebu Ventolin 3x1
Abd BU (+) N,
 Ampisilin 3x200 mg/IV
Ext akral hangat, CRT < 2 detik,
 Paracetamol sirup 3x3/4 cth
Pemeriksaan Penunjang :
 Salbutamol 0,35 mg puyer 3x1
Leu : 9.490/uL  NAC 3 x 75 mg

Hb : 12,1 g/dL
 Asam folat 2 x 5 mg
 Zinc 1 x 20 mg
PLT : 293.000/uL
 Licurmin sirup 1 x ½ cth
GDS : 64 mg/dL  Calcium laktat 1 x 1/5 tab

Na : 142 mmol/L
• Konsul THT :
K : 4,1 mmol/L
• Metil prednisolone 1x2mg selama 5 hsri
Cl : 109 mmol/L

Konsul THT dan Foto Thorax :


Epigotitis
Tinjauan Pustaka
ANATOMI LARING
Laring:
 Merupakan bagian terbawah saluran nafas atas.
 Bentuk menyerupai limas segitiga yang terpancung
(bagian atas > bagian bawah).
Batas-batas:
 Superior : Aditus Laryngis
 Inferior : batas caudal Cartilago Cricoidea
Kerangka Laring tersusun dari:
 Os Hyoid yg bbtk huruf U
 Beberapa tulang rawan yakni :
 Cartilago Thyroidea
 Cartilago Cricoidea
 Cartilago Arythenoidea
 Cartilago Corniculata (Santorini)
 Cartilago Cuneiformis (Wrisbergi)
 Cartilago Epiglottica
Definisi

 Laringomalasia adalah kelainan kongenital


pada laring berupa flaksiditas dan
inkoordinasi kartilago supraglotik dan
mukosa aritenoid, plika ariepiglotik dan
epiglotis, sehingga terjadi kolaps dan
obstruksi saluran napas yang
menimbulkan gejala utama berupa stridor
inspiratoris kronik pada bayi dan anak
epidemiologi

 Laringomalasia dan trakeomalasia


merupakan dua kelainan kongenital
tersering pada laring (59,8%) dan trakea
(45,7%) neonatus,bayi,dan anak yang
sering menyebabkan stridor
Laringomalasia :

Teori model embriologi

 Teori anatomi

 Teori neurogenik
Teori model embriologi
Perbedaan kecepatan pertumbuhan
lengkung brakial ke 3 dan ke 4
sehingga epiglotis melengkung
ke dalam
Teori Anatomi
Abnormalitas kelenturan tulang rawan
laring yang menyebabkan kolapsnya
struktur supraglotis

Teori Neuromuskuler
Terlambatnya perkembangan kontrol
neuromuskuler sehingga terjadi kolaps
struktur supraglotis
Tipe Laringomalasia :

Tipe 1 : Prolaps mukosa kartilago aritenoid


yang tumpang tindih
Tipe 2 : Memendeknya plika ariepiglotika
Tipe 3 : Melekuknya epiglotis ke arah
posterior
Laringomalasia
 Stridor inspirasi
 Retraksi suprasternal
 Makan lambat, kadang-kadang muntah
Laringomalasia
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
Laringomalasia
 Anamnesis
Riwayat stridor inspirasi, tanpa adanya
sekret nasal, bertambah jika terlentang
dan menangis ,bayi kadang tersedak atau batuk
ketika diberi makan jika ada refluks pada bayi.
Laringomalasia
 Pemeriksaan fisik
Bayi dapat berinteraksi normal, takipneu,
stridor terdengar jelas di sekitar angulus
sternalis, retraksi suprasternalis
Laringomalasia
 Pemeriksaan penunjang
Laringoskopi fleksibel
Radiologi
Laryngomalacia.
(a) Radiografi dalam kasus ringan menunjukkan posisi epiglotis (E) yang mendekati
normal tetapi sedikit tertekuk pada lipatan aryepiglottic (panah).
(b) Perubahan lebih jelas menunjukkan di mana epiglotis (E) mulai melipat ke bawah
dan terjadi lipatan aryepiglottic (panah).
Steeple Sign
Laringomalasia didiagnosis banding dengan penyebab
stridor inspiratoris lain pada anak-anak. Antara lain
yaitu, hemangioma supraglotik, massa atau adanya
jaringan intraluminal seperti laryngeal web dan kista
laring, kelainan akibat trauma seperti edema dan
stenosis supraglotik, maupun kelainan pada pita suara.
Laringomalasia
 Hampir 90 % bersifat ringan dan tidak
memerlukan tindakan bedah
 Informasi kepada orang tua
 Pada laringomalasia berat diperlukan
tindakan operasi  supraglotoplasti
Supraglotoplasti :
• Tipe 1 : eksisi jaringan mukosa yang
berlebihan pada bagian postolateral
• Tipe 2 : memotong plika ariepiglotika
yang pendek.
• Tipe 3 : eksisi melewati ligamen
glosoepiglotika untuk menarik epiglotis
ke depan

1 2 3
• Prognosis laringomalasia umumnya baik
dan dapat sembuh sendiri
• Sebagian besar gajala hilang pada usia
2 tahun
• Beberapa kasus gejala sdh menghilang
tapi kalainan tetap ada, biasanya stridor
muncul saat beraktifitas
Pembahasan
anamnesis
Fakta Teori
 keluhan sesak nafas sejak 2 hari  Obstruksi jalan napas
lalu, keluhan sesak nafas pada anak  Tangis abnormal yang dapat berupa tangis tanpa
juga disertai demam tinggi sejak 2 suara (muffle)
hari lalu, demam terus menerus dan  Stridor inspiratoar
berkurang bila minum obat penurun  Masalah makan sering terjadi akibat obstruksi
demam. Ibu pasien juga napas yang berat
mengeluhkan anaknya batuk disertai  Dipresipitasi oleh infeksi saluran nafas
dahak dan pilek. Keluhan lain yaitu
suara tambahan pada saat bernafas
berbunyi “grok-grok” sejak lahir.
Nafsu makan dan minum menurun
semenjak sakit. Mual dan muntah
tidak ada. Buang air besar dan kecil
dalam batas normal.
Pemeriksaan Fisik
Fakta Teori
TTV:  Stridor
N: 110 x/menit, reguler,kuat angkat  Dapat terlihat takipneu ringan
RR:40 x/Menit,  Biasanya terdengar aliran udara nasal, suara ini
T:36,6 0C, meningkat jika posisi bayi terlentang
BB : 8,9 kg  Retraksi suprasternal, interkosta, dan
TB : 85 cm epigastrium
K/L An (-/-) ik (-/-) pembesaran KGB (-)
Tho Whz (-/-), rho (+/+), stridor (+)
retraksi suprasternal (+) S1 S2 tunggal
reguler.
Abd BU (+) N,
Ext akral hangat, CRT < 2 detik,
Pemeriksaan penunjang
Fakta Teori
 Pemeriksaan laring dengan menggunakan laringoskop serat fiber
Pemeriksaan Penunjang : fleksibel selama periode pernapasan spontan. Penemuan
endoskopik yang paling sering adalah kolapsnya plika ariepiglotik
Leu : 9.490/uL dan kartilago kuneiform ke sebelah dalam
 Visualisasi langsung memperlihatkan epiglotis berbentuk omega
selama inspirasi
Hb : 12,1 g/dL

PLT : 293.000/uL

GDS : 64 mg/dL

Na : 142 mmol/L

K : 4,1 mmol/L

Cl : 109 mmol/L

Foto Thorax :

Efusi pleura dextra, atelektasis sebagian lobus paru


kanan, bercak infiltrate pada paru dextra.
Diagnosis

Fakta Teori

 Demam  Stridor inspiratoar


 Stridor inspiratoar  Tanda klinis berupa retraksi intercostal dan suprasternal
 Sesak napas  Terlihat takipneu ringan
 Retraksi suprasternal  Bayi kadang tersedak atau batuk ketika diberi makan
 Kesulitan saat diberi makan jika ada refluks pada bayi
Penatalaksanaan
Fakta Teori
 IVFD D5 ½ NS 450 cc/24 jam  Jika bayi mengeluarkan stridor yang lebih
 Diet Pediasure komplit 6x60 ml keras dan mengganggu tidur, hal ini dapat
 Nebu Ventolin 3x1 diatasi dengan menghindari tempat tidur,
 Ampisilin 3x200 mg/IV bantal atau selimut yang terlalu lembut,
 Paracetamol sirup 3x3/4 cth sehingga akan memperbaiki posisi bayi
 Salbutamol 0,35 mg puyer 3x1 sehingga dapat mengurangi bunyi
 NAC 3 x 75 mg  Jika terjadi hipoksemia berat (saturasi
 Asam folat 2 x 5 mg oksigen <90%) diberikan tambahan oksigen
 Zinc 1 x 20 mg  Sebagian besar anak dengan kelainan ini
 Licurmin sirup 1 x ½ cth dapat ditangani secara konservatif
 Calcium laktat 1 x 1/5 tab  Trakeostomi merupakan prosedur pilihan
untuk laringomalasia berat
 Supraglotoplasti dapat dilakukan pada
kasus-kasus yang lebih ringan
kesimpulan

 Telah dilakukan pemeriksaan anak peremuan berusia 5 tahun. Pasien


datang ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie dibawa oleh ibunya dengan
keluhan sesak nafas sejak 2 hari lalu, keluhan sesak nafas pada anak
juga disertai demam tinggi sejak 2 hari lalu, demam terus menerus dan
berkurang bila minum obat penurun demam. Ibu pasien juga
mengeluhkan anaknya batuk disertai dahak dan pilek. Keluhan lain yaitu
suara tambahan pada saat bernafas berbunyi “grok-grok” sejak lahir.
Nafsu makan dan minum menurun semenjak sakit. Mual dan muntah
tidak ada. Buang air besar dan kecil dalam batas normal.sejak Dari
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang didapatkan
penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan yang telah sesuai dengan
literatur yang mendukung pada kasus tersebut.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai